Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Dikompilasi oleh Anton Rahmadi
Metode Penelitian III: Perancangan Penelitian dan Metode Analisis Data (Bagian 1) Dikompilasi oleh Anton Rahmadi
2
KLASIFIKASI RANCANGAN RISET
Penjajagan Inferensi (Exploratory) (Conclusive) Deskriptif Sebab-Akibat Seksi Silang (Cross-sectional design) Longitudinal Tunggal Jamak (Single cross (Multiple cross- sectional design) sectional design)
3
Penggolongan penelitian berdasarkan maksud
Prediktif: menentukan operasi masa depan untuk peubah yang diselidiki dengan tujuan mengendalikan atau mengarahkan agar lebih baik Direktif: menentukan apa yang perlu dikerjakan berdasarkan temuan; upaya perbaikan jika ada kekurangan atau kelemahan Iluminatif: berkenaan dengan berbagai interaksi komponen yang sedang diselidiki
4
Penggolongan penelitian berdasarkan tujuan
Dasar atau murni: untuk pengembangan teori atau prinsip; untuk kesenangan intelektual atau pembelajaran Terapan: penerapan hasil penelitian murni; menguji keampuhan teori dan prinsip
5
Penggolongan penelitian berdasarkan tingkat penyelidikan
Eksploratori: kajian peubah yang berkenaan dengan situasi spesifik Deskriptif: kajian hubungan antarpeubah Eksperimental: kajian efek peubah pada peubah lain
6
Penggolongan penelitian berdasarkan jenis analisis
Analitis: mencoba mengidentifikasi dan mengisolasi komponen dari situasi penelitian Holistik: dimulai dengan situasi total, lalu difokuskan pada sistem tertentu, dilanjutkan dengan hubungan-hubungan internal
7
Penggolongan penelitian berdasarkan pemilihan jawaban atas masalah
Evaluasi: semua tindakan yang mungkin ditentukan dan diidentifikasi, dan peneliti mencari yang terbaik Pengembangan: mencari atau mengembangkan instrumen atau proses yang sekarang ada
8
Penggolongan penelitian berdasarkan kadar statistik
Kuantitatif atau statistis: menggunakan berbagai metode statistik untuk menguji hipotesis; a.l. dalam pembandingan, mencari hubungan sebab-akibat Non-kuantitatif: mengumpulkan data deskriptif
9
Penggolongan penelitian berdasarkan kewaktuan
Historis: memerikan apa yang telah terjadi Deskriptif: menjelaskan apa yang sekarang Eksperimental: menjelaskan apa yang akan terjadi
10
Tahapan Dalam Riset Perumusan Masalah Pendesainan Riset
Penyimpulan dan Pelaporan Perencanaan Sampel Pengolahan Data Pengumpulan Data
11
Tahapan dalam Riset Eksplorasi
Mencari Permasalahan Menentukan Pilihan Teknik Eksplorasi Data sekunder (historical) Pilot Study Experience Survey Case Study Pendefinisian Masalah (Statement of research objectives) Survey (Interview, Questionnaire) Experiment (Laboratory, Field) Secondary Data Study Observation Memililih Metode Riset Dasar
12
Tahapan dalam Riset Eksplorasi (lanjutan)
Survey (Interview, Questionnaire) Experiment (Laboratory, Field) Secondary Data Study Observation Pengumpulan Data Pengkodean Data Mendesain Sampel Pengolahan Data Teknik Probabilitas Teknik Non-probabilitas Penerjemahan hasil analisis Pelaporan
13
Merumuskan Masalah
14
Prinsip metode ilmiah Pengendalian secara ketat Objektivitas
Pengaturan sistematik Standar cermat
15
Cara Merumuskan Masalah
Langkah 1 – Tentukan bidang/tema/area yang akan diriset Langkah 2 – Petakan tematersebut ke dalam sub yang lebih kecil Langkah 3 – Pilih salah satu sub bidang yang menarik Langkah 4 – Buat satu atau beberapa pertanyaan Langkah 5 – Buat satu atau beberapa objektif (tujuan) Langkah 6 – Cek/konsultasikan kelayakan objektif tersebut Langkah 7 – Periksa sekali lagi kelayakan objektif tersebut
16
Masalah penelitian adalah ...
situasi yang penting, membingungkan, menantang, baik yang nyata atau artifisial, yang pemecahannya memerlukan pemikiran penuh situasi yang membingungkan sesudah situasi itu diterjemahkan menjadi satu atau beberapa pertanyaan yang membantu menentukan arah pertanyaan berikutnya
17
Unsur-unsur masalah penelitian
why – tujuan atau maksud meneliti suatu masalah what – materi atau topik yang akan diteliti where – tempat penelitian akan dilakukan when – jangka waktu untuk mengumpulkan data who atau from whom – populasi atau semesta dari mana data akan dikumpulkan
18
Masalah dapat diriset vs tidak dapat diriset
Masalah dapat diriset bersifat sangat spesifik dimana objektif/tujuan riset dapat didefinisikan secara empiris (kuantitatif/kualitatif) Apabila satu masalah memiliki dimensi permasalahan yang sangat lebar/umum maka disebut sebagai kondisi problematis, belum menjadi masalah yang dapat diriset dengan baik. Contoh kondisi problematis : Kondisi ketahanan pangan nasional dipengaruhi oleh kenaikan populasi yang cepat, pendidikan yang rendah, pengangguran, krisis ekonomi, dan kebijakan perdagangan yang kurang tepat.
19
Penyataan masalah Pada umumnya setiap masalah yang diriset mengacu pada pencarian solusi atas kondisi problematis (kondisi umum), sehingga penyataan masalah dapat dilakukan dengan dua tahapan: Kondisi umum (kondisi problematis) Masalah yang diriset Contoh: Kondisi ketahanan pangan nasional dipengaruhi oleh kenaikan populasi yang cepat, pendidikan yang rendah, pengangguran, krisis ekonomi, dan kebijakan perdagangan yang kurang tepat. (Kondisi Umum) Kebijakan perdagangan yang kurang bersahabat terhadap peningkatan produksi padi petani telah mempengaruhi ketahanan pangan nasional
20
Contoh masalah penelitian
tujuan – menentukan status materi – gizi buruk balita tempat – di Samarinda jangka – selama kelesuan ekonomi populasi – (sudah terjelaskan) Perumusan masalah menjadi: Status Gizi Buruk Balita Selama Kelesuan Ekonomi di Samarinda
21
Panduan dalam merumuskan masalah umum dan masalah spesifik (1)
Harus dirumuskan sebelum melakukan penelitian Dapat menyatakan dalam bentuk pertanyaan Hanya mengandung satu makna Jawaban atas setiap pertanyaan spesifik dapat dicari tanpa mempertimbangkan pertanyaan lain Setiap pertanyaan spesifik harus didasarkan pada fakta dan gejala
22
Panduan dalam merumuskan masalah umum dan masalah spesifik (2)
Jawaban untuk setiap pertanyaan dapat ditafsirkan sendiri dan tidak bergantung pada jawaban pertanyaan spesifik lainnya Jawaban setiap pertanyaan spesifik harus berkontribusi pada pengembangan masalah penelitian secara keseluruhan Gabungan semua jawaban dari pertanyaan spesifik akan memberi gambaran keseluruhan kajian
23
Menyusun Hipotesis
24
Hipotesis Artinya adalah simpulan tentatif atas pertanyaan spesifik
25
Fungsi Hipotesis Formulasi hipotesis diperlukan untuk memfokuskan suatu riset. Secara spesifik menjelaskan aspek-aspek (misal hubungan antara parameter-parameter yang diamati dalam observasi) Hipotesis menentukan data apa yang hendak dikumpulkan dan data apa yang tidak perlu dikumpulkan. Hipotesis diperlukan untuk menunjang objektivitas studi. Suatu hipotesis yang baik boleh jadi akan menjadi dasar dari formulasi teori (baru atau lanjutan).
26
Pentingnya hipotesis atau pertanyaan spesifik
membantu peneliti merancang penelitian: metode apa, instrumen, penarikan sampel, pengolahan statistik, data yang harus dicari, dll. sebagai dasar untuk menentukan asumsi sebagai dasar untuk menentukan relevansi data sebagai dasar untuk menjelaskan atau membahas data yang dikumpulkan membantu mengkonsolidasikan temuan dan merumuskan simpulan
27
Karakteristik Hipotesis
Simpel, Jelas, Spesifik Contoh: Rerata total kalori makan siang mahasiswa di kelas ini lebih tinggi dari kalori makan siang mahasiswi. Hipotesis yang dirumuskan harus dapat diverifikasi keabsahannya – Ada metode analisis yang mampu digunakan untuk hal tersebut Hipotesis harus berelasi dengan pengetahuan yang ada – Hipotesis dibangun dari riset-riset yang telah ada Hipotesis harus dapat dioperasionalkan – Harus disusun dari parameter- parameter yang dapat diuji secara empiris Contoh hipotesis kurang detail dan salah parameter): Perbedaan mutu kue brownies ditentukan oleh ukuran oven yang digunakan untuk memanggang.
28
Bentuk-bentuk Hipotesis
Hipotesis Riset Hipotesis Alternatif Formulasi hipotesis alternative berdasarkan atas konvensi saintifik: berfungsi secara eksplisit untuk menyatakan hubungan yang diduga benar apabila suatu hipotesis terbukti salah. Hipotesis Alternatif merupakan lawan dari hipotesis riset. Hipotesis NULL atau hipotesis (tidak berpengaruh nyata) dapat diformulasikan sebagai hipotesis alternatif.
29
Bentuk-bentuk Hipotesis (lanjutan)
Hipotesis NULL – Hipotesis menyebutkan “tidak ada perbedaan nyata” untuk dua kondisi, grup, kelompok atau fenomena yang diamati. Hipotesis PERBEDAAN – Hipotesis menyebutkan “ada perbedaan” antara dua atau lebih kondisi, grup, kelompok, atau fenomena yang diamati. Hipotesis POIN / PREVALENSI – Hipotesis yang menyatakan bahwa “secara kuantitatif” terdapat perbedaan dua atau lebih kondisi, grup, kelompok, atau fenomena yang diamati. Misal: Proporsi dari perokok laki-laki adalah dua kali lebih banyak dari perokok perempuan. Hipotesis ASOSIASI – Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh antara perbedaan kombinasi variable terikat/prevalensi/fenomena dalam populasi.
30
Contoh hipotesis Mis. pertanyaan: Apakah ada perbedaan nyata status gizi buruk sebelum dan setelah kelesuan ekonomi ? Hipotesis operasional: Ada perbedaan nyata antara ... dan ... Hipotesis nol: Tidak ada perbedaan nyata antara ... dan ...
31
Panduan dalam merumuskan hipotesis eksplisit
Dalam penelitian eksperimental (mis. kajian pembandingan dan korelasi), hipotesis harus dinyatakan Dalam penelitian deskripstif dan historis, jarang atau tak pernah dinyatakan; pernyataan spesifik berfungsi sebagai hipotesis Hipotesis harus diuji lewat pengumpulan data Hipotesis dirumuskan dari pertanyaan spesifik yang mendasarinya
32
Mendesain Metode
33
Metode Pengumpulan Data
Method of data collection Secondary sources Primary sources Documents Observation Interviewing Questionnaire -Govmt publications -Earlier research -Census -Personal records -Client histories -Service records Participant Structured Mailed Questionnaire Non- Participant Unstructured Collective Questionnaire
34
Tipikal Pengelompokan Penelitian di THP
Uji Kimiawi Uji Mikrobiologis Uji Biokimia Uji Sensoris Uji Fisik Desain Produk Formulasi
35
Validitas Asal kata “ validity”
Arti ; sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam mengukur data Apakah kita benar-benar mengukur apa (konsep) yang hendak kita ukur? Kecermatan dan ketepatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu mengukur apa yang hendak diukur.
36
Menghitung Validitas Korelasi antar skor masing – masing variabel dengan skor totalnya. Suatu variabel dikatakan valid bila skor variabel tersebut berkorelasi secara signifikan dengan skor totalnya. Tehnik yang digunakan “korelasi pearson product moment (r) Keputusan uji: Bila r hitung ≥ r table maka Ho di tolak ( artinya valid) Bila r hitung ≤ r table maka Ho di terima ( artinya tidak valid) r table dengan mengunakan df=n-2 r hasil perhitungan dapat dilihat pada colom “corected item – total correlation”
37
Jenis-jenis Validitas
Face and content validity – Each question or item on the scale must have a logical link with an objective. Establishment of this link is called “Face validity” Concurrent and predictive validity – Predictive validity is judged by the degree to which an instrument can forecast an outcome. Concurrent validity is judged by Howell an instrument compares with a second assessment concurrently done. Construct validity – Construct validity is a more sophisticated technique for establishing the validity of n instrument. It is I based upon statistical procedures. It is determined by ascertaining the contribution of each construct to the total variance observed in a phenomenon.
38
Reliabilitas Reliability is the degree of accuracy or precision in the measurement made by a research instrument. The concept of reliability in relation to research can be looked at from two sides: How reliable is an instrument ? : focus on the ability of an instrument to produce consistent measurement How unreliable is it ? : focus on the degree of inconsistency in the measurement made by an instrument.
39
Prinsip reliabilitas Kesamaan (pada tingkat kepercayaan tertentu) bila dilakukan berulang-ulang dalam waktu yang berbeda. Ekuivalen, artinya pengukuran memberikan hasil yang sama pada kejadian yang sama. Homogenitas (kesamaan), artinya instrumen yang dipergunakan harus mempunyai isi yang sama.
40
Contoh Validitas dan Reliabilitas
Reference Curve (Promega, Jun/09) Similar curves obtained from Three independent experiments, at least 4 repetitions Result in week-2,3,4 of November 2009
41
Contoh-contoh
42
Title, Hypothesis, & Aims
Lipopolysaccharides and Interferon-gamma Induced Nitric Oxide Production Reduces Cell Viability of GFP tagged Murine Neuroblastoma Cells Hypothesis: Neuronal deaths are due to accumulated NO in induced inflammation. Aims: To observe Murine Neuro2A-GFP NO production and cell viability during activation after being induced by LPS and IFN-γ.
43
Experiment Design Cell lines: Total cell number: 90,000 cells/100µL
Neuro2A-GFP Murine Neuroblastoma Total cell number: 90,000 cells/100µL Activating agent: LPS (100ug/mL)+IFN(100U/mL) Oberservation parameters: NO production (via Griess method), Cell viability (via Alamar blue), and Observation period: 3hr, 24hr, 48hr, and 72hr. 2 experiments, each in duplicate
44
Results
45
Contoh Perumusan Masalah
JUDUL OPTIMASI WAKTU DEODORISASI TERHADAP KADAR KAROTENOID DAN AROMA FRAKSI OLEIN MINYAK SAWIT MERAH PERUMUSAN MASALAH Fraksi olein minyak sawit merah, selain memiliki kadar karotenoid yang tinggi, juga memiliki aroma menyengat yang tidak disukai untuk dapat digunakan langsung. Deodorisasi fraksi olein minyak sawit merah diharapkan dapat mengurangi aroma yang tidak disukai tersebut. Penelitian ini berfokus pada optimasi waktu deodorisasi dari 1 hingga 5 jam pada suhu 100 °C dan tekanan vakum mm Hg untuk menghasilkan kombinasi kadar karotenoid tertinggi dan aroma yang paling baik.
46
Contoh Judul dan Hipotesis
OPTIMASI WAKTU DEODORISASI TERHADAP KADAR KAROTENOID DAN AROMA FRAKSI OLEIN MINYAK SAWIT MERAH HIPOTESIS NULL Tidak terdapat perbedaan nyata antar waktu deodorisasi terhadap kadar karotenoid dan aroma fraksi olein minyak sawit merah pada suhu 100°C dan tekanan vakum mm Hg. HIPOTESIS PERBEDAAN Terdapat perbedaan antar waktu deodorisasi terhadap kadar karotenoid dan aroma fraksi olein minyak sawit merah pada suhu 100°C dan tekanan vakum mm Hg.
47
Contoh Metode Deodorisasi (modifikasi dari Rismawati, 2009)
Deodorisasi minyak sawit merah dilakukan dengan memasukkan minyak ke dalam alat vacuum evaporator. Teknik deodorisasi Rismawati (2009) menggunakan suhu disekitar titik didih air (100⁰C) dibantu dengan kondisi tekanan yang rendah (60mmHg) dengan lama waktu deodorisasi 6 jam. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi parameter vacuum evaporator yaitu pada tekanan mmHg vakum dengan lama waktu 1-5 jam dengan rentang waktu 1 jam pada setiap satuan percobaan. Penentuan Karotenoid Total (PORIM 1995) Minyak yang akan diuji ditimbang sebanyak 0,1 gram ke dalam labu takar 25 ml, kemudian sampel dilarutkan dengan n-hexan sampai tanda tera, dengan cara dikocok hingga benar-benar homogen. Sampel diukur absorbansinya pada 446 nm. 𝑇= 25 𝑥 𝐴 𝑥 𝑥 𝑊 Dimana: T = karotenoid total, A = Absorbansi pada λ 446 nm, W = bobot sampel (g)
48
Tugas: Buatlah yang relevan dengan topik yang telah Anda pilih:
(1) Perumusan Masalah (2) Hipotesis Hipotesis Riset Hipotesis NULL Hipotesis PERBEDAAN dan (3) Metode Pengumpulan Data
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.