Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Neonatus dengan Kelainan Bawaan dan Penatalaksanaannya

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Neonatus dengan Kelainan Bawaan dan Penatalaksanaannya"— Transcript presentasi:

1 Neonatus dengan Kelainan Bawaan dan Penatalaksanaannya

2 Definisi Kelainan bawaan (keiainan kongenital) adalah suatu keiainan pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Sekitar 3-4% bayi baru lahir memiliki kelainan bawaan yang berat

3 Penyebab Teratogenik Faktor gizi Faktor Genetik dan Kromosom
Radiasi, obat tertentu dan racun. Faktor gizi Faktor Genetik dan Kromosom Penyakit keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua

4 Labioskizis dan Labiopalatoskizis (Pengertian)
Labioskizis dan labiopalatoskizis adalah anomali perkembangan pada 1 dari kelahiran. Kelainan bawaan ini berkaitan dengan riwayat keluarga, infeksi virus pada ibu hamil trimester I. Pengertian : merupakan kelainan bawaan berupa bibir belah / palatum belah akibat dari kegagalan proses penutupan maxilla selama masa embryo. Celah bibir dan celah langit-langit adalah suatu kelainan bawaan yang terjadi pada bibir bagian atas serta langit-langit lunak dan langit-langit keras mulut. Celah bibir (labioskizis) adaiah suatu ketidaksempurnaan pada penyambungan bibir bagian atas, yang biasanya berlokasi tepat dibawah hidung. Celah langit-langit (palatoskizis) adalah suatu saluran abnormal yang melewati langit-langit mulut dan menuju ke saluran udara di hidung.

5 Manifestasi klinik : labio skisis yaitu distorsi pada hidung, tampak sebagian atau keduanya dan adanya celah pada bibir. Palato skisis yaitu tampak ada celah pada palatum, ada rongga pada hidung, distorsi hidung, teraba ada celah atau terbukanya langit-langit saat diperiksa dengan jari, kesukaran dalam mengisap atau makan. Komplikasi: Gangguan bicara dan pendengaran, terjadinya otitis media, aspirasi, distress pernapasan.

6 Penatalaksanaan: Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan posisi bayi kepala sedikit ditegakan, berikan minum dengan menggunakan sendok/pipet, cegah bayi tersedak, tepuk punggung bayi setiap 15 ml sampai 30 ml minuman yang diminum, tetapl jangan diangkat dot selama bayi masih menghisap. Penutupan celah langit-langit biasanya ditunda sampai terjadi perubahan langit-langit yang biasanya berjalan seiring dengan pertumbuhan anak (maksimal sampai anak berumur 1 tahim). Sebelum pembedahan dilakukan, bisa dipasang alat tiruan pada langit-langit mulut untuk membantu pemberian makan/susu.

7

8 Apabila bidan menemukan kasus bayi dengan celah bibir dan/atau celah langit-langit, maka pertolongan pertama yang harus diberikan, antara lain memberi dukungan dan keyakinan ibu, menjelaskan ibu, hal terpen ting saat ini adalah memberi bayi cukup minum untuk memastikan pertumbuhan sampai operasi dapat dilakukan. Apabila hanya labioskizis saja, menganjurkan ibu untuk tetap menyusui. Bila bayi bisa menyusu dengan baik, bayi boleh pulang, kontrol 1 minggu lagi. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras. Untuk kasus labiopalatoskizis, pemberian ASI peras untuk memenuhi kebutuhan nutrisinya. Bila masalah minum teratasi, beratbadan naik, rujuk bayi untuk operasi.

9 Atresia esofagus adalah gangguan kontinuitas esofagus dengan/tanpa hubungan dengan trachea atau esofagus (kerongkongan) yang tidak terbentuk secara sempurna.

10 Gambaran klinik hipersaliva dan saliva selalu mengalir dalam bentuk buih; setiap pemberian makan, bayi batuk dan ada sumbatan, sesak naf as dan sianosis. Kelainan bawaan ini biasanya terjadi pada bayi yang baru lahir dengan kurang bulan. Pemeriksaan diagnostik dapat pula dilakukan untuk menegakkan diagnosis, dengan cara memasukkan cateter radiopag/larutan kontras lipiodol lewat hidung ke esofagus Komplikasi kasus atresia esofagus di antaranya adalah dismotilitas esophagus, gastroesofagus refluks, fistula trakeaesofagus berulang, disfagia, kesulitan bernafas dan tersedak, batuk kronis, serta infeksi saluran nafas.

11 penatalaksanaan Pembedahan pada kasus atresia esofagus berupa torakotomi kanan, yang bertujuan untuk memisahkan fistula trakheaesofagus, menutup trachea dan menyatukan dua segmen esofagus. Pembedahan ditunda, apabila bayi dengan BBLR, pneumonia dan anomali mayor lain. Asuhan yang diberikan selama penundaan tindakan pembedahan, antara lain pemberian nutrisi parenteral, gastronomi, serta melakukan suction kontinu. Penundaan dilakukan sampai usia bayi 6 bulan-1 tahun.

12 meliputi orofaring dibersihkan, memasang french tube untuk suction esofagus secara kontinu, kepala bayi elevasi, pemberian infus dextrose 10%, merawat bayi di inkubator di NICU, bayi sering dirangsang untuk menangis agar paru-paru berkembang, pemberian 02, bila perlu memasang endotracheal tube serta pemberian antibiotika. Perawatan preoperasi, pascaperbaikan primer atresia esofagus dan pemisahan fistula trakeaesofagel, meliputi perawatan rutin pasca bedah, klem cateter thoraks dibuka dan hubungkan dengan botol, observasi cairan, setiap jam, ventiiasi mekanik 24 jam pascaoperasi, dilanjutkan pemberian 02 lewat headbox dengan kelembaban tingkat tinggi, merawat bayi di inkubator, observasi vital sign setiap jam selama 8 jam dan setiap 2 jam selama 4 jam, melakukan aspirasi cairan lambung secara oral, nasal dan endotrakeal setiap jam. Perawatan pascaoperasi

13 Atresia Rekti dan Anus (Pengertian)
Atresia anus (anus imperforatus) adalah suatu keadaan dimana lubang anus tidak terbentuk. Kebanyakan bayi yang menderita atresia anus juga memiliki fistula (hubungan abnormal) antara anus dengan uretra, perineum maupun kandung kemih.

14 Penyebab Atresia anus adalah suatu kelainan bawaan.
keadaan ini terjadi akibat ketidaksempurnaan proses pemisahan septum morektal. Insiden dari atresia anus ini adalah 1:5000 kelahiran.

15 Gejala Mekonium (tinja pertama pada bayi baru lahir) tidak keluar dalam waktu jam setelah lahir. Tinja keluar dari vagina atau uretra, perut menggembung, jika disusui, bayi akan muntah. Bayi cepat kembung 4-8 jam setelah lahir. Tidak ditemukan anus, kemungkinan ada fistula. Bila ada fistula rektovestibuler dan mekonium keluar dari fistula tersebut, berarti terjadi atresia anus letak rendah

16 Pemeriksaan diagnostik
yaitu pemeriksaan fisik rectum kepatenan rectum dan dapat dilakukan celok dubur dengan menggunakan jari atau thermometer yang dimasukkan sepanjang 2 cm kedalam anus, kalau ada kelainan termometer dan jari tidak dapat masuk. Bila anus terlihat normal dan penyumbatan terdapat lebih tinggi dari perineum, gejala akan timbul dalam jam setelah lahir

17 Pengobatan Pengobatan kasus atresia anus adalah dengan dilakukan pembedahan untuk membentuk lubang anus. Jika terdapat fistula, juga dilakukan penutupan fistula. Pertolongan pertama apabila menemukan kasus atresia anus, di antaranya adalah Memberikan dukungan emosional dan keyakinan pada ibu, tidak memberikan apapun lewat mulut, Menutup organ yang menonjol dengan kasa steril yang dibasahi salin normal, menjaga kasa tetap basah dan memastikan bayi tetap hangat, Memasang infus, pipa lambung untuk membiarkan cairan lambung mengalir bebas, serta persiapan melakukan rujukan ke rumah sakit.

18 Hirchsprug Pengertian : Suatu kelainan bawaan tidak terbentuknya sel ganglion parasimpatis dari plebsus mesentrikus / aurebach padakolon bagian dista.

19 Hirchsprug terbagi dua yaitu segmen pendek : dari anus sampai sigmoid, segmen panjang : kelainan melebihi sigmoid, bahkan dapat mengenai seluruh kolon atau usus halus,

20 Gambaran klinik : Trias yang sering dtemukan ialah mekonium yang lambat keluar (lebih dari 24 jam ), perut kembung, dan muntah berwarna hijau. Pemeriksaan colok anus yaitu jari akan merasakan jepitan, dan pada waktu ditarik akan diikuti dengan keluarnya dara dan mekonium atau tinja yang menyemprot.

21 Penatalaksanaan Hanya dengan operasi, atau biasanya pipa rektum ( merupakan tindakan sementara) dan dilakukan pembilasan dengan air garam fisiologis ( blla ada instruksi dokter ), memberikan yang bergizi serta mencegah terjadinya infeksi. Masalah utama yang terjadi adalah gangguan defekasi (obstipasi).

22 Fimosis A. Pengertian Fimosis adalah penyempitan pada preposium, kelainan yang menyebabkan bayi atau anak sukar berkemih. B. Penyebab Adanya smegma pada ujung propusium yang menyulitkan bayi berkemih

23 C. Tanda dan gejala Kulit prepusium menggelembung seperti balon dan bayi/anak menangis keras sebelum urine keluar. D. Penanganan Untuk menolongnya dapat dicoba dengan melebarkan lobang preposium dengan cara mendorong ke belakang kulit prepesium tersebut dan biasanya akan terjadi luka. Untuk mencegah infeksi dan agar luka tidak merapat lagi.pada luka tersebut dioleskan salep antibiotik.

24 Tindakan ini mula-mula dilakukan oleh dokter selanjutnya dirumah orang tua sendiri diminta melakukannya seperti dilakukan dobter (pada orang barat sunat dilakukan pada seorang laki-laki ketika masih dirawat/ ketika baru lahir. Tindakan ini dimaksudkan untuk kebersihan/mencegah infeksi karena adanya spegma bukan karena keagamaan. Setiap memandikan bayi hendaknya preposium didorong kebelakang kemudian ujungnya dibersihkan dengan kapas. 


Download ppt "Neonatus dengan Kelainan Bawaan dan Penatalaksanaannya"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google