Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehDjaja Kurnia Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
Oleh : Direktur Industri Minuman Dan Tembakau Nusa Tenggara Barat, 6 Maret 2014
2
I.PENDAHULUAN Industri minuman dan tembakau merupakan industri yang mengolah bahan baku hasil pertanian/perkebunan menjadi bahan jadi yang siap dikonsumsi. Oleh karena itu kelompok industri ini mempunyai nilai tambah yang cukup tinggi. Sub sektor industri makanan, minuman dan Tembakau pada tahun tumbuh sebesar 3,34 %, menurun dibandingkan pertumbuhan pada periode yang sama pada tahun 2012 sebesar 7,74%. Kontribusi PDB industri makanan, minuman dan tembakau terhadap PDB industri non-migas pada tahun 2013 mencapai 35,76% turun dibanding tahun 2012 sebesar 36,33%. Nilai Ekspor Industri Minuman dan Tembakau tahun 2013 mencapai US$ 1,39 Miliar, atau turun 14,32% dibanding tahun 2012 sebesar US$ 1,39 Miliar. Penurunan juga terjadi untuk nilai impor yang mana pada tahun 2013 diperkirakan mencapai US$ 1,98 Miliar atau turun sebesar 11,74% dibandingkan tahun 2012 yang mencapai US$ 2,24 Miliar. Perdagangan internasional produk industri minuman dan tembakau Indonesia mengalami defisit USD 588,60 juta. Melalui industri pengolahan tembakau, industri ini memberikan kontribusi yang sangat besar pada sisi penerimaan cukai negara yaitu pada tahun 2013 sekitar Rp. 100 Triliun. Acuan pengembangan industri minuman dan tembakau : UU No.3 Tahun 2014 tentang Perindustrian Perpres No.28 Tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional Permenperin No.115 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi Permenperin No.117 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Hasil Tembakau Permenperin No.118 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Buah Permenperin No.122 Tahun 2009 tentang Peta Panduan Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Susu 2
3
II.TUGAS POKOK DAN FUNGSI DIT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
Melaksanakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang industri minuman dan tembakau. Fungsi : Penyusunan program, evaluasi, dan pelaporan di bidang industri minuman dan tembakau; Penyiapan perumusan kebijakan termasuk penyusunan peta panduan pengembangan klaster industri pengolahan kopi, industri hasil tembakau, industri pengolahan buah, industri pengolahan susu, dan pengembangan klaster industri minuman dan tembakau lainnya; Penyiapan pelaksanaan kebijakan termasuk pengembangan klaster industri pengolahan kopi, industri hasil tembakau, industri pengolahan buah, industri pengolahan susu, dan pengembangan klaster industri minuman dan tembakau lainnya; Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang industri minuman dan tembakau; Penyiapan pemberian bimbingan teknis di bidang industri minuman dan tembakau, dan Pelaksanaan urusan tata usaha dan manajemen kinerja direktorat.
4
III.STRUKTUR DIT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
Direktur Industri Minuman dan Tembakau Kasubag Tata Usaha dan Manajemen Kinerja Kepala Subdit Program, Evaluasi dan Pelaporan Kepala Subdit Industri Hasil Hortikultura dan Minuman Ringan Kepala Subdit Industri Hasil Susu dan Minuman Lainnya Kepala Subdit Industri Hasil Tembakau Kepala Seksi Program Kepala Seksi Iklim Usaha dan Kerjasama Kepala Seksi Iklim Usaha dan Kerjasama Kepala Seksi Iklim Usaha dan Kerjasama Kepala Seksi Evaluasi dan Pelaporan Kepala Seksi Standardisasi dan Teknologi Kepala Seksi Standardisasi dan Teknologi Kepala Seksi Standardisasi dan Teknologi
5
III. KBLI DIT.INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
URAIAN 10312 INDUSTRI PELUMATAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN 10313 INDUSTRI PENGERINGAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN 10314 INDUSTRI PEMBEKUAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN 10320 INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN DALAM KALENG 10330 INDUSTRI PENGOLAHAN SARI BUAH DAN SAYURAN 10399 INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PENGAWETAN LAINNYA BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN 10510 INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU SEGAR DAN KRIM 10520 INDUSTRI PENGOLAHAN SUSU BUBUK DAN SUSU KENTAL 10531 INDUSTRI PENGOLAHAN ES KRIM 10532 INDUSTRI PENGOLAHAN ES SEJENISNYA YANG DAPAT DIMAKAN (BUKAN ES BATU DAN ES BALOK) 10590 INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK DARI SUSU LAINNYA 10612 INDUSTRI PENGUPASAN, PEMBERSIHAN DAN SORTASI KOPI 10723 INDUSTRI SIROP 10733 INDUSTRI MANISAN BUAH-BUAHAN DAN SAYURAN KERING 10761 INDUSTRI PENGOLAHAN TEH DAN KOPI 10762 INDUSTRI PENGOLAHAN HERBAL (HERB INFUSION) 5
6
III. KBLI DIT.INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU (Lanjutan)
URAIAN 10791 INDUSTRI MAKANAN BAYI * 11010 INDUSTRI MINUMAN KERAS * 11020 INDUSTRI MINUMAN ANGGUR (WINE) * 11030 INDUSTRI MINUMAN KERAS DARI MALT DAN MALT * 11040 INDUSTRI MINUMAN RINGAN 11050 INDUSTRI AIR MINUM DAN AIR MINERAL 11090 INDUSTRI MINUMAN LAINNYA 12011 INDUSTRI ROKOK KRETEK 12012 INDUSTRI ROKOK PUTIH 12019 INDUSTRI ROKOK DAN CERUTU LAINNYA 12091 INDUSTRI PENGERINGAN DAN PENGOLAHAN TEMBAKAU 12099 INDUSTRI BUMBU ROKOK SERTA KELENGKAPAN ROKOK LAINNYA 35302 PRODUKSI ES 71209 JASA ANALISIS DAN UJI TEKNIS LAINNYA ** 74100 JASA PERANCANGAN KHUSUS ** 82920 JASA PENGEPAKAN ** Ket : * : Jenis Industri yang kewenangan sepenuhnya berada pada Direktorat Jenderal Industri Agro tanpa batasan nilai investasi. ** : Pembinaan atas jasa untuk industri sesuai dengan pembinaan masing-masing. 6
7
IV. PERKEMBANGAN INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU TAHUN 2009 - 2012
No Indikator 2009 2010 2011 2012 1 Unit Usaha 1.648 1.584 1.476 1.382 2 Kapasitas (Ton) 3 Produksi (Ton) 4 Nilai Produksi (Juta Rupiah) 5 Utilisasi (%) 69,77 72,43 73,73 74,21 6 Berat Ekspor (Ton) 7 Nilai Ekspor (Ribu US$) 8 Berat Impor (Ton) 9 Nilai Impor (Ribu US$) 10 Tenaga Kerja (Orang) 11 Investasi (Juta Rupiah) Sumber : Pusdatin, BKPM Diolah 7
8
V. PENETAPAN KINERJA DIT INDUSTRI MINTEM TA 2014
No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Perspektif Pemangku Kepentingan / Stakeholder (S) 1 Tingginya nilai tambah industri Laju pertumbuhan industri minuman dan tembakau 4 persen Kontribusi industri minuman dan tembakau terhadap PDB nasional 3,25 persen 2 Tingginya penguasaan pasar dalam dan luar negeri Kontribusi ekspor produk industri minuman dan tembakau terhadap ekspor nasional 2,5 persen Pangsa pasar produk industri minuman dan tembakau nasional terhadap total permintaan di pasar dalam negeri 3 Meningkatnya Produktivitas SDM Industri Tingkat produktivitas dan kemampuan SDM industri rupiah per tenaga kerja 5 Kuat, lengkap dan dalamnya struktur industri Pertumbuhan investasi di industri minuman dan tembakau hulu dan antara 25 jumlah Perspektif Proses Pelaksanaan Tugas Pokok (T) Tersusunnya insentif yang mendukung pengembangan industri Perusahaan industri yang memperoleh insentif 2 perusahaan Berkembangnya R & D di instansi dan industri Kerjasama R&D instansi dengan industri 1 kerjasama Meningkatnya akses pembiayaan dan bahan baku untuk meningkatkan kapasitas produksi Tingkat utilisasi kapasitas produksi 80 persen Perusahaan yang mendapat akses ke sumber pembiayaan 1 perusahaan Perusahaan yang mendapat akses ke sumber bahan baku 3 perusahaan 4 Meningkatnya promosi industri Perusahaan mengikuti seminar/konferensi, pameran, misi dagang/investasi, promosi produk/jasa dan investasi industri 50 perusahaan Meningkatnya kualitas lembaga pendidikan dan pelatihan serta kewirausahaan Sertifikasi Asessor 3 Orang Jumlah Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) di Sektor Industri Minuman dan tembakau 1 SKKNI per tahun 6 Meningkatnya budaya pengawasan pada unsur pimpinan dan staf Terbangunnya Sistem Pengendalian Intern di unit kerja 1 satker 8
9
V. PENETAPAN KINERJA DIT INDUSTRI MINTEM TA 2014
(Lanjutan) No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target Perspektif Peningkatan Kapasitas Kelembagaan (L) 1 Terbangunnya organisasi yang profesional dan pro bisnis Penerapan sistem manajemen mutu 1 Satker 2 Meningkatnya kualitas perencanaan dan Pelaporan Tingkat kesesuaian pelaksanaan kegiatan dengan dokumen perencanaan 90 persen Tingkat ketepatan waktu pelaksanaan kegiatan 85 persen Nilai SAKIP Ditjen Industri Minuman dan tembakau 70 nilai 3 Meningkatnya sistem tata kelola keuangan dan BMN yang profesional Tingkat penyerapan anggaran Kegiatan Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau (Rp ,-) 9
10
VI. KEGIATAN DIT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
No. URAIAN 1 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Tembakau 2 Monitoring dan Koordinasi Pelaksanaan Sertifikasi Mesin Pelinting Sigaret dan Pemanfaatan DBHCHT Mendukung Roadmap IHT 3 Peningkatan Efisiensi Pengolahan Tembakau Virginia Flue Cured Dengan Bahan Bakar Selain Minyak Tanah 4 Bantuan Mesin Perajang Tembakau di Jawa Tengah dan Jawa Timur (Dana Optimalisasi) 5 Pengadaan Mesin/Peralatan Cooling Mobile Buah di Cirebon 6 Penyusunan Studi Potensi Hortikultura Untuk Memenuhi Kebutuhan Bahan Baku Industri Pangan Olahan 7 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Buah 8 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Kopi 9 Penyusunan Roadmap Industri Pengolahan Kopi 10 Pelatihan Uji Cita Rasa Kopi di Provinsi Aceh (Dana Optimalisasi) 11 Peningkatan Mutu Produk Industri Pengolahan Kopi 12 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Klaster Industri Pengolahan Susu 13 Fasilitasi Bahan Baku Susu Dalam Negeri Di Jawa Barat dan Jawa Tengah (Dana Optimalisasi) 14 Peningkatan Mutu Susu Olahan Berbasis Susu Segar Dalam Negeri (Dukungan Klaster Susu) 15 Fasilitasi Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) Industri Makanan dan Minuman 16 Peningkatan Teknologi Proses Es Balok Dalam Rangka Meningkatkan Daya Simpan Produk Hasil Laut 17 Fasilitasi dan Koordinasi Kegiatan MP3EI Koridor Ekonomi Jawa Lokus Industri Makanan dan Minuman 18 Peningkatan Teknologi Proses Pengolahan Air Minum dalam Kemasan 19 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan Teh 20 Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Pada Industri Minuman dan Tembakau 10
11
VI. KEGIATAN DIT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
TA 2014 (Lanjutan) No. URAIAN 21 Pelatihan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik di Kota Medan (Dana Optimalisasi) 22 Pelatihan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik di Kab. Bogor (Dana Optimalisasi) 23 Bantuan Alat Pengolahan AMDK di Kota Payakumbuh (Dana Optimalisasi) 24 Fasilitasi dan Koordinasi Dalam Penerapan SKKNI Industri Minuman dan Tembakau 25 Pengawasan dan Pengendalian Industri Minuman Beralkohol 26 Penyusunan/Revisi dan Pemberlakuan SNI di Iingkungan industri Hasil Tembakau 27 Penyusunan/Revisi dan Pemberlakuan SNI di Iingkungan industri Hasil Susu dan Minuman Lainnya 28 Peningkatan Kemampuan SDM dan Pengawasan Dalam Rangka Penerapan SNI Wajib Industri Minuman dan Tembakau 29 Bimbingan Teknis Penerapan SPPT SNI Produk AMDK 30 Penyusunan/Revisi dan Pemberlakuan SNI di Lingkungan Industri Hasil Hortikultura dan Minuman Ringan 31 Partisipasi Industri Minuman dan Tembakau Dalam Kegiatan ACCSQ dan CODEX 32 Promosi Investasi dan Partisipasi Produk Industri Minuman dan Tembakau Pada Pameran Dalam Negeri dan Luar Negeri 33 Partisipasi Industri Minuman dan Tembakau Dalam Dalam Forum Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri 34 Capacity Building Industri Makanan dan Minuman Dalam Implementasi Kerjasama Indonesia - Jepang 35 Penyusunan dan Evaluasi Kinerja Industri Minuman dan Tembakau 36 Kaji Tindak Pelaksanaan Program Kegiatan Industri Minuman dan Tembakau 37 Sinkronisasi Program Pengembangan Industri Minuman dan Tembakau 11
12
VI. KEGIATAN DIT INDUSTRI MINUMAN DAN TEMBAKAU
TA 2014 (Lanjutan) Kegiatan Bantuan Mesin/Peralatan Industri Minuman dan Tembakau Tahun Anggaran 2014 NO. KEGIATAN 1 Bantuan Tungku Omprongan Tembakau Virginia Flue-Cured (Prov.NTB) 2 Bantuan Mesin Perajang Tembakau di Jawa Timur –Dana Optimalisasi (Kab.Pamekasan dan Kab.Bojonegoro) 3 Bantuan Mesin Perajang Tembakau di Jawa Tengah – Dana Optimalisasi (Kab.Temanggung) 4 Bantuan Alat Guna Pengadaan Mesin/Peralatan Cooling Mobile Buah di Cirebon 5 Bantuan Alat Dalam Rangka Peningkatan Mutu Produk Industri Pengolahan Kopi di NAD 6 Bantuan Alat Dalam Rangka Peningkatan Mutu Produk Industri Pengolahan Kopi di Jawa Barat (Kab.Bandung) 7 Bantuan Alat Dalam Rangka Peningkatan Mutu Produk Industri Pengolahan Kopi di NTB 8 Bantuan Mesin Cooling Unit Susu dan Pendukungnya di Jawa Tengah 9 Bantuan Mesin Cooling Unit Susu dan Pendukungnya di Jawa Barat 10 Bantuan Mesin/Peralatan Cooling Unit Susu di Jawa Barat (Dana Optimalisasi) 11 Bantuan Mesin/Peralatan Cooling Unit Susu di Jawa Timur (Dana Optimalisasi) 12 Bantuan Alat Peningkatan Teknologi Es Balok Dalam Rangka Meningkatkan DayaS impan Produk Hasil Laut Di Ambon 13 Bantuan Alat Peningkatan Teknologi Es Balok Dalam Rangka Meningkatkan DayaSimpan Produk Hasil Laut Di Sulawesi Utara (Kab.Minahasa Selatan) 14 Bantuan Alat Guna Peningkatan Proses Industri Air Minum (Kab. Lamongan) 15 Bantuan Alat Guna Peningkatan Proses Industri Air Minum Dalam Kemasan di Payakumbuh 12
13
VII. Standar Nasional Indonesia Produk Industri Minuman dan Tembakau
No. Nomor SNI Judul (Indonesia) Judul (Inggris) Keterangan 1 Air kelapa dalam kemasan Packaged coconut water 2 Air mineral alami Natural mineral water revisi th 2013-wajib 3 Air minum dalam kemasan Packaged drinking water 4 7812:2013 Air minum embun Dew drinking water Wajib 5 Air soda Soda water revisi th 2013 6 Anggur Wine 7 Anggur beras ketan Sticky rice wine 8 Anggur fortifikasi Fortified wine 9 Koktail anggur Wine cocktail 10 Anggur buah Fruit wine 11 Anggur brem Bali Bali wine 12 Anggur rendah alkohol Low-alcoholic wine 13 Arak Rice wine 14 Bir Beer 15 Bir hitam Black beer (Stout) 16 Brendi Brandy 17 Buah kering Dried fruits 18 Cerutu Cigar 19 Es batu Ice cube 20 Es krim Ice cream 21 Jeruk dalam kaleng Canned orange 22 4444:2009 Krimer nabati bubuk Vegetable creamer powder 23 Koktil buah dalam kaleng Canned fruit cocktail 24 Kolang-kaling dalam kaleng Canned kolang-kaling 25 Kopi bubuk Powdered coffee 13
14
VII. Standar Nasional Indonesia Produk
Industri Minuman dan Tembakau (lanjutan) No. Nomor SNI Judul (Indonesia) Judul (Inggris) Keterangan 26 Kopi celup Coffee bags 27 Kopi instan Instant coffee revisi th 2012 (RSNI3 2983:2013) 28 Kopi mix Coffee mix 29 6685:2009 Kopi gula susu dalam kemasan Packaged coffee sugar milk 30 7708:2011 Kopi gula krimer dalam kemasan Packaged coffee sugar creamer 31 Limun Lemonade 32 Limun diet diabetes Diabetes diet lemonade 33 Madu Honey 34 Marmalade 35 Minuman beralkohol beras kencur Drink of kamferia galanga root and rice 36 Minuman energi Energy drinks 37 Minuman isotonik Isotonic drinks 38 Minuman kopi dalam kemasan Packaged coffee drinks 39 Minuman ringan beralkohol Alcoholic soft drinks 40 Minuman sari buah Fruit juice drinks revisi th 2012 (RSNI3 3719:2013) 41 Minuman squash Squash drinks 42 7552:2009 Minuman susu fermentasi berperisa Flavored fermented milk drinks 43 - Minuman berperisa Flavored drinks baru (RSNI3 7936:2013) 44 Minuman teh dalam kemasan Packaged tea drinks 45 Nanas dalam kaleng Canned pineapple 14
15
VII. Standar Nasional Indonesia Produk
Industri Minuman dan Tembakau (lanjutan) No. Nomor SNI Judul (Indonesia) Judul (Inggris) Keterangan 46 Persik dalam kaleng Canned peach 47 7841:2013 Puree buah Fruit puree 48 Rambutan dalam kaleng Canned rambutan 49 Rebung bambu dalam kaleng Canned bamboo shoots 50 Salak dalam kaleng Canned salak 51 Sari buah anggur Grape juice 52 Sari buah apel Apple juice 53 7382:2009 Sari buah mangga Mango juice 54 Sari buah tomat Tomato juice 55 3746:2008 Selai buah Fruit jam 56 Serbuk minuman rasa jeruk Orange flavor drink powder 57 Serbuk minuman tradisional Traditional drink powder 58 7612:2011 Serbuk minuman kedelai Soybean drink powder 59 Sirop Syrup 60 Sirup diet diabetes Diabetes diet syrup 61 Sirup fruktosa (HFS) Fructose syrup (HFS) 62 Sirup glukosa Glucose syrup 63 Sirup maltosa Maltose syrup 64 Susu bubuk Milk powder revisi th 2013 65 Susu bubuk diet diabetes Diabetes diet milk powder 66 3752:2009 Susu coklat bubuk Cocoa milk powder 67 Susu evaporasi Evaporated milk 68 Susu kedelai Soybean milk 69 Susu kental manis Sweetened condensed milk 70 Susu pasteurisasi Pasteurized milk 71 Susu sereal Cereal milk 72 Susu UHT (ultra high temperature) UHT milk revisi th 2011 (RSNI4 3950:2013) 15
16
VII. Standar Nasional Indonesia Produk
Industri Minuman dan Tembakau (lanjutan) No. Nomor SNI Judul (Indonesia) Judul (Inggris) Keterangan 73 Teh hijau Green tea Kementan 74 Teh hijau bubuk Powdered green tea 75 Teh hijau celup Green tea bags revisi th 2012 (RSNI3 4324:2013) 76 Teh hitam Black tea 77 Teh hitam celup Black tea bags revisi th 2012 (RSNI3 3753:2013) 78 3836:2013 Teh kering dalam kemasan Packaged dried tea 79 Teh wangi Scented/fragrant tea 80 7707:2011 Teh instan Instant tea 81 Vodka 82 2981:2009 Yogurt Yoghurt 83 Rokok putih White cigarette 84 Rokok kretek Clove cigarette/Kretek revisi th 2013 16
17
IX. Pengembangan Industri Minuman dan Tembakau di Daerah
Pada tahun 2014, pengembangan industri minuman dan tembakau melalui pendekatan klaster (dana dekonsentrasi) adalah : No. Provinsi Klaster Industri Yang Dikembangkan Pagu Dekonsentrasi (Rp Juta) 1. Aceh Kopi 500 2. Sumatera Selatan 3. Lampung 4. Bali 5. Jawa Barat Buah 6. Jawa Tengah Susu 7. Nusa Tenggara Barat Tembakau Potensi pengembangan industri makanan dan minuman yang dapat di-dekonsentrasikan ke Dinas yang menangani bidang Perindustrian di daerah (provinsi dan kota/kabupaten) : Bimbingan teknis penerapan SNI wajib dan CPPOB bidang makanan dan minuman Pengawasan penerapan SNI wajib Sertifikasi penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) Dan-lain-lain. 17
18
IX. Pengembangan Industri Minuman dan Tembakau di Daerah (Lanjutan)
Target Pengembangan Klaster Industri Minuman Dan Tembakau Tahun 2014 (berdasarkan rapat evaluasi tanggal 17 Desember 2013 adalah sebagai berikut : No. Klaster Provinsi Hasil Rapat Dan Tindak Lanjut Tahun 2014 1. Industri Pengolahan Kopi Lampung Perlunya mengevaluasi peran setiap stakeholder pokja klaster dan dimungkinkan untuk melakukan reorganisasi pokja klaster Fokus pada pengembangan industri bahan baku kopi (green bean) robusta 2. Aceh Telah dilakukan pembentukan pokja melalui SK Gubernur Aceh Fokus pada pengembangan industri bahan baku kopi (green bean) arabika Pengembangan roadmap industri pengolahan kopi di Prov. Aceh Meningkatkan kapasitas tenaga ahli untuk mendukung pengembangan industri bahan baku kopi (peningkatan produktivitas dan kualitas produk) 3. Sumatera Selatan Sosialisasi konsep klaster industri Pembentukan pokja klaster dan penentuan produk klaster yang akan dikembangkan 4. Bali Tidak ada wakil Dinas Perindag Provinsi yang hadir dalam rapat Sosialisasi konsep klaster industri kepada stakeholder industri pengolahan kopi 18
19
IX. Pengembangan Industri Minuman dan Tembakau di Daerah (Lanjutan)
Target Pengembangan Klaster Industri Minuman Dan Tembakau Tahun 2014 (berdasarkan rapat evaluasi tanggal 17 Desember 2013 adalah sebagai berikut : No. Klaster Provinsi Hasil Rapat Dan Tindak Lanjut Tahun 2014 1. Industri Pengolahan Kopi Lampung Perlunya mengevaluasi peran setiap stakeholder pokja klaster dan dimungkinkan untuk melakukan reorganisasi pokja klaster Fokus pada pengembangan industri bahan baku kopi (green bean) robusta 2. Aceh Telah dilakukan pembentukan pokja melalui SK Gubernur Aceh Fokus pada pengembangan industri bahan baku kopi (green bean) arabika Pengembangan roadmap industri pengolahan kopi di Prov. Aceh Meningkatkan kapasitas tenaga ahli untuk mendukung pengembangan industri bahan baku kopi (peningkatan produktivitas dan kualitas produk) 3. Sumatera Selatan Sosialisasi konsep klaster industri Pembentukan pokja klaster dan penentuan produk klaster yang akan dikembangkan 4. Bali Tidak ada wakil Dinas Perindag Provinsi yang hadir dalam rapat Sosialisasi konsep klaster industri kepada stakeholder industri pengolahan kopi 19
20
IX. Pengembangan Industri Minuman dan Tembakau di Daerah (Lanjutan)
Target Pengembangan Klaster Industri Makanan dan Minuman Tahun 2014 (berdasarkan rapat evaluasi tanggal 17 Desember 2013 adalah sebagai berikut : No. Klaster Provinsi Hasil Rapat Dan Tindak Lanjut Tahun 2014 5. Industri Pengolahan Buah Jawa Barat Pengembangan klaster industri pengolahan buah ditujukan untuk mengurangi impor puree. Fokus pada pengembangan industri pengolahan puree Perlunya mengevaluasi peran setiap stakeholder pokja klaster dan dimungkinkan untuk melakukan reorganisasi pokja klaster 6. Industri Pengolahan Susu Jawa Tengah Telah dilakukan kajian industri champion oleh Dinas Perindag Prov. Jawa Tengah dan mendapatkan hasil kajian bahwa produk industri champion adalah produk keju indrakila, susu pasteurisasi di Wonosobo dan es krim Hongkong Pengembangan produk klaster difokuskan pada produk keju, susu pasteurisasi, dan es krim. Diantara ketiga produk tersebut bisa lebih difokuskan ke pengembangan produk keju mengingat kontribusi bahan baku susu Jateng di tingkat nasional kecil dan angka TPC masih tinggi. Perlunya penentuan target pasar untuk ketiga produk utama klaster industri susu di Jawa Tengah dan standardisasi mutu produk. 7. Industri Pengolahan Tembakau Nusa Tenggara Barat Tidak ada wakil Dinas Perindag Provinsi yang hadir dalam rapat Pengembangan selanjutnya difokuskan dalam pengembangan bahan bakar alternatif untuk mengomprong tembakau 20
21
X. Kebijakan Pentahapan Industri Prioritas
No Kelompok Jenis Industri Jenis Produk Rencana Aksi Kebijakan Operasional 1 Industri Pangan Industri pengolahan ikan (Ikan awet (beku, asap, kering), ikan olahan (fillet, bakso, surimi), aneka olahan ikan dan hasil laut ) Industri pengolahan susu (Susu bubuk (formula, makanan bayi), susu cair (pasteurisasi, UHT dan kental, yogurt), keju, ice cream, confectionary, Industri pengolahan minyak nabati (Minyak kasar (minyak makan) dari nabati (non sawit) dan hewani, VCO, kelapa parut kering, tepung/cairan santan.) Industri pengolahan buah-buahan dan sayuran (Manisan buah & sayuran, Buah & sayuran dalam kaleng, sari buah & sayuran ) Industri Minuman (Minuman ringan, AMDK) Industri tepung (Pati ubi kayu, Pati lainnya) Industri gula berbasis tebu (Gula pasir, Gula dan pemanis lainnya) Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir. Meningkatkan perbaikan proses pengolahan melalui penerapan CPPOB dan HACCP, serta bantuan mesin/peralatan pengolahan produk pangan; Meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk melalui sertifikasi Halal, SNI, serta peningkatan kemampuan dan kualifikasi laboratorium uji mutu; Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri pangan melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi Meningkatkan kerjasama industri internasional (teknologi dan investasi). Mengembangkan sentra industri pengolahan kelapa terpadu. Meningkatkan pemanfaatan tepung sebagai bahan baku produk makanan berbasis tepung non gandum. Mempercepat penyediaan lahan untuk ekstensifikasi lahan perkebunan tebu dan pembangunan PG baru. Promosi dan perluasan pasar produk industri pangan Penyediaan insentif fiskal (Tax Allowance) Pengenaan Bea Keluar dalam rangka penjaminan ketersediaan bahan baku. Pemberian insentif PPN Ditanggung Pemerintah untuk produk antara (intermediate goods) tepung non gandum produksi dalam negeri. Penggabungan pabrik gula yang berkapasitas kecil (tidak masuk skala keekonomian). Pengaturan tata niaga impor gula melalui pemberlakuan Importir Produsen, dan penetapan gula sebagai produk yang masuk kategori High Sensitive List (HSL) Pengaturan investasi PG Baru yang terintegrasi dengan perkebunan tebu Penjaminan resiko atas pemanfaatan teknologi industri Pemberlakuan HPP gula Menerapkan prinsip-prinsip industri hijau Meningkatkan kualitas dan kapasitas sistem logistik 21
22
X. Kebijakan Pentahapan Industri Prioritas (Lanjutan)
No Kelompok Jenis Industri Jenis Produk Rencana Aksi Kebijakan Operasional 2 Industri Bahan Penyegar Industri Pengolahan Kakao (Bubuk Coklat, Makanan dari coklat, Lemak coklat) Industri Pengolahan Kopi (Minuman kopi dalam kemasan, kopi bubuk) Menjamin ketersediaan bahan baku (kualitas, kuantitas dan kontinuitas) melalui koordinasi dengan instansi terkait dan kemitraan serta integrasi antara sisi hulu dan sisi hilir. Meningkatkan mutu biji kakao melalui fermentasi Meningkatkan perbaikan proses pengolahan melalui penerapan CPPOB dan HACCP, serta bantuan mesin/peralatan pengolahan produk pangan; Meningkatkan jaminan mutu dan keamanan produk melalui sertifikasi Halal, SNI, serta peningkatan kemampuan dan kualifikasi laboratorium uji mutu; Menyiapkan SDM yang berkompeten di bidang industri bahan penyegar (cupper, roaster, barista) Meningkatkan kemampuan penguasaan teknologi proses dan rekayasa produk industri bahan penyegar melalui penelitian dan pengembangan yang terintegrasi Meningkatkan kerjasama industri internasional (teknologi dan investasi). Promosi dan perluasan pasar produk industri kopi dan kakao di dalam dan luar negeri. Pencabutan PP No 2/1996 dan Kepmenperindag No 11/1996 Penyediaan insentif fiskal (Tax Allowance) Pengenaan Bea Keluar untuk biji kakao dalam rangka penjaminan ketersediaan bahan baku. Penjaminan resiko atas pemanfaatan teknologi industri Meningkatkan kualitas dan kapasitas sistem logistik Pemberlakuan SNI wajib untuk produk kopi 22
23
XI. Rencana Kegiatan Dit.Industri Minuman dan Tembakau TA 2015
OUTPUT SUBOUTPUT KOMPONEN 1834 Revitalisasi dan Penumbuhan Industri Minuman dan Tembakau 001 Berkembangnya Industri Pangan Industri Pengolahan Buah 1 Peningkatan Mutu Industri Pengolahan Buah 2 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan Buah 3 Pengembagan Industri Pengolahan Buah di Jawa Barat 4 Pengembangan Industri Pengolahan Buah di Jawa Timur 002 Industri Pengolahan Susu 5 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan Susu 6 Pengembangan Kompetensi SDM Industri Pengolahan Susu 7 Peningkatan Mutu Susu Olahan Berbasis Susu Segar Dalam Negeri (Dukungan Susu) 8 Pengembangan Industri Pengolahan Susu di Jawa Tengah Berkembangnya Industri Bahan Penyegar Industri Pengolahan Kopi 9 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan Kopi 10 Fasilitasi Peningkatan Konsumsi Kopi Indonesia di dalam negeri dan luar negeri 11 Pengembangan SDM Industri Pengolahan Kopi 12 Peningkatan Mutu Produk dan Proses Pengolahan Kopi 13 Pengembangan Industri Pengolahan Kopi di Prov. Lampung 14 Pengembangan Industri Pengolahan Kopi di Prov. Aceh 15 Pengembangan Industri Pengolahan Kopi di Prov. Sumatera Selatan 16 Pengembangan Industri Pengolahan Kopi di Prov. Bali 23
24
XI. Rencana Kegiatan Dit
XI. Rencana Kegiatan Dit.Industri Minuman dan Tembakau TA 2015 (Lanjutan) KEGIATAN OUTPUT SUBOUTPUT KOMPONEN 002 Industri Pengolahan Tembakau 17 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan Tembakau 18 Monitoring dan Koordinasi Pelaksanaan Sertifikasi Mesin Pelinting Sigaret dan Pemanfaatan DBHCHT Mendukung Roadmap IHT 19 Peningkatan Efisiensi Pengolahan Tembakau Virginia Flue Cured Dengan Bahan Bakar Selain Minyak Tanah 20 Peningkatan teknologi proses pengolahan bahan baku tembakau rajangan 21 Pengembangan Industri Pengolahan Tembakau di NTB 003 Industri Pengolahan Teh 22 Fasilitasi dan Koordinasi Pengembangan Industri Pengolahan Teh 23 Peningkatan Mutu Industri Pengolahan Teh 24 Pengembangan SDM Industri Pengolahan Teh Berkembangnya Industri Minuman Lainnya 25 Fasilitasi Penerapan Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) Industri Makanan dan Minuman 26 Peningkatan Teknologi Proses Es Balok Dalam Rangka Meningkatkan Daya Simpan Produk Hasil Laut 27 Fasilitasi dan Koordinasi Kegiatan MP3EI Koridor Ekonomi Jawa Lokus Industri Makanan dan Minuman 28 Peningkatan Teknologi Proses Pengolahan Air Minum dalam Kemasan 29 Pengawasan dan Pengendalian Industri Minuman Beralkohol 30 Fasilitasi Pengembangan Industri Minuman Ringan 004 Standardisasi 31 Penyusunan/Revisi dan Pemberlakuan SNI di Iingkungan industri Hasil Tembakau 32 Penyusunan/Revisi dan Pemberlakuan SNI di Iingkungan industri Hasil Susu dan Minuman Lainnya 33 Peningkatan Kemampuan SDM dan Pengawasan Dalam Rangka Penerapan SNI Wajib Industri Minuman dan Tembakau 34 Bimbingan Teknis Penerapan SPPT SNI Produk AMDK 35 Penyusunan/Revisi dan Pemberlakuan SNI di Lingkungan Industri Hasil Hortikultura dan Minuman Ringan 36 Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Pada Industri Minuman dan Tembakau 37 Fasilitasi dan Koordinasi Dalam Penerapan SKKNI Industri Minuman dan Tembakau 24
25
XI. Rencana Kegiatan Dit
XI. Rencana Kegiatan Dit.Industri Minuman dan Tembakau TA 2015 (Lanjutan) KEGIATAN OUTPUT SUBOUTPUT KOMPONEN 005 Partisipasi Dit. MINTEM dalam kerjasama dan pameran di Dalam Negeri (DN) maupun Luar Negeri (LN) 38 Partisipasi Industri Minuman dan Tembakau Dalam Kegiatan ACCSQ dan CODEX 39 Promosi Investasi dan Partisipasi Produk Industri Minuman dan Tembakau Pada Pameran Dalam Negeri dan Luar Negeri 40 Partisipasi Industri Minuman dan Tembakau Dalam Dalam Forum Kerjasama Dalam Negeri dan Luar Negeri 41 Capacity Building Industri Makanan dan Minuman Dalam Implementasi Kerjasama Indonesia - Jepang 006 Rumusan Perencanaan, Evaluasi dan Laporan 42 Penyusunan Profil dan Evaluasi Kinerja Industri Minuman dan Tembakau 43 Kaji Tindak Pelaksanaan Program Kegiatan Industri Minuman dan Tembakau 44 Sinkronisasi Program Pengembangan Industri Minuman dan Tembakau 25
26
XII. Rekomendasi Rekomendasi Tindak Lanjut Pengembangan Industri Agro Di Daerah : Perlunya mekanisme penetapan kinerja untuk tiap provinsi terkait target pengembangan industri minuman dan tembakau di daerah Evaluasi dilakukan setiap semester Pelaporan kinerja dibuat per triwulan/semester dan mencakup pencapaian target kinerja dan laporan keuangan. Perlunya integrasi target pengembangan industri minuman dan tembakau dari Kementerian dengan RPJMD pengembangan sektor industri dimaksudKoordinasi dengan Kemendagri pada saat penganggaran APBD di daerah. Dalam pengembangan industri agro di daerah, dana dekonsentrasi hanya bersifat stimulus, diharapkan dapat didukung oleh APBD Provinsi dan Kota/Kabupaten 26
27
Terima Kasih 27
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.