Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit"— Transcript presentasi:

1 Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Eka Tarwaca Susila P Laboratorium Ilmu Tanaman Fakultas Pertanian

2 Perencanaan Kebun Kelapa Sawit

3 Survey Tinjau Informasi mengenai: Jalan masuk ke areal baru
Sumber air yang cukup untuk pembibitan, pemukiman, dan pabrik kelapa sawit (PKS) Taksiran luas lahan yang mempunyai potensi masalah sosial

4 Survey Kesesuaian Lahan
Mencakup: Peta dan data luas berdasarkan kelas kesesuaian lahan Peta luas kerangka berdasarkan tahapan penanaman disertai tanda batas di lapangan Peta kondisi vegetasi dan data taksiran luas hutan primer, sekunder, semak belukar, dan lalang Lokasi quari material penimbunan dan pengerasan jalan di areal konsesia baru

5 Master Plan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit
Pembentukan unit kebun berdasarkan luas areal konsesi baru yang akan dikelola Waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk proyek pembangunan seluruh areal konsesi baru tersebut sampai tanaman menghasilkan Proyek produksi 10 tahun

6 Perencanaan Lokasi Sarana Penunjang
Identifikasi terhadap lokasi yang sesuai untuk kantor, gudang dan tempat tinggal (emplasemen) Identifikasi terhadap lokasi yang akan digunakan untuk pembibitan: mempertimbangkan persyaratan lokasi pembibitan --- penyusunan rencana kerja dan biaya pembibitan Penentuan lokasi jalan masuk dengan mempertimbangkan hasil survey tinjau --- lahan jalan masuk dibebaskan (≥ 50 m) --- pembuatan parit pembatas di sepanjang sisi kiri dan kanan searah jalan

7 Peninjauan Lapangan dan Tata Batas
Mempertimbangkan keperluan konservasi lahan, air, dan tingkat kesuburan lahan Pencapaian pertumbuhan dan produktifitas tanaman yang optimal

8 Tanah Mineral Pada areal miring dibuat teras
Kemiringan curam (> 250) tidak direkomendasikan untuk ditanami Kemiringan Keterangan < 5 derajad Ditanam dengan jarak standar, tidak perlu teras atau tapak kuda 5 – 8 derajad Mekanika teras lebar minimal 2 m, dengan interval 35 m, tidak perlu tapak kuda, tanaman ditanam sesuai standar > 8 – 12 derajad Solum tanah dalam: lebar teras 4,5 m Solum tanah dangkal: lebar teras 4 m > 12 – 25 derajad Lebar teras minimal 3,5 m tergantung kondisi tanah serta kedalam solum tanah > 25 derajad Tidak direkomendasikan untuk ditanami

9 Tanah Mineral lanjutan …
Kepastian kemiringan lahan harus diukur (clinometer) Pada areal teras, jalan dibuat terlebih dahulu sebelum pembuatan teras Keuntungan: Perbedaan level antara jalan dan teras dapat diminimalkan, memudahkan operasioanal dari jalan ke teras Level jalan dibuat lebih tinggi dari backslope teras agar air dari permukaan jalan mengalir dengan efektif ke bagian belakang teras supaya dapat dimanfaatkan oleh tanaman Mengurangi aliran permukaan di jalan, meminimalkan erosi sehingga biaya perawatan jalan dapat ditekan

10 Gambut dalam tidak direkomendasikan untuk ditanami
Tanah Gambut Berdasarkan kedalam: gambut dangkal ( 0 – 1 m), sedang (1 – 3 m), dan dalam (> 3 m) Gambut dalam tidak direkomendasikan untuk ditanami Yang terpenting: saluran drainase Sistem drainase: main drain, collection drain, field drain Jenis Parit Lebar Atas (m) Lebar Bawah (m) Kedalaman Main drain 4 3 Collection drain 2,5 Field drain 1 0,75

11 Sistem Drainase

12 Pembukaan Lahan

13 Penyusunan Tata Ruang Jaringan jalan terutama penghubung ke luar dan masuk lokasi kebun Batas kebun Lokasi pembibitan Kondisi lahan: darat, rawa, bukit, sungai Rencana pembagian blok Penetuan main road dan collection road Rencana lokasi emplasemen dan bangunan lainnya Rencana lokasi PKS dan kantor

14 Rintisan Jalan di Tanah Mineral
Desain jalan dibuat bersamaan dengan pembuatan blok Pembuatan jalan dengan buldozer (minimal tipe D 06) Pada main road (lebar 7 m) dan collection road (lebar 5 m) dibuat parit pada satu sisi badan jalan Pembentukan badan jalan dengan road greader Jalan yang dibentuk cembung pada bagian tengah badan jalan agar air cepat teratus Pemadatan badan jalan dengan road roller (compactor)

15 Rintisan Jalan di Tanah Mineral

16 Collection road Main road

17 Rintisan Jalan di Gambut
Jalan dibuat dengan sistem tanggulan dengan membuat parit pada satu sisi jalan Design jalan dibuat bersamaan dengan pembuatan blok Penentuan sisi badan jalan yang akan dibuat parit harus ditetapkan satu arah berdasarkan pertimbangan lokasi rendahan yang dominan agar parit mampu mengalirkan air dengan lancar Pembukaan jalan dengan cara menggali parit pada satu sisi jalan menggunakan excavator dan tanah hasil galian ditimbunkan pada badan jalan Setelah timbunan tanah mengering, diratakan dengan buldozer dan selanjutnya dilakukan penimbunan dengan tanah mineral

18 Collection road Main drain = main road
Collection drain = collection road

19 Pembuatan Parit di Blok Kebun Lahan Gambut
Dibuat dengan perbandingan 1:4, 1 parit setiap 4 jalur tanaman Ukuran: 1 x 1 m, dibuat menggunakan excavator Tujuan: memperbaiki drainase lahan (water management) sehingga dapat tercipta kondisi yang idial bagi pertumbuhan dan produksi kelapa sawit Dibuat di gawangan mati tepat ditengah antara 2 jalur tanaman

20 Pembuatan Parit di Blok Kebun Tanah Gambut

21 Pemadatan Jalur Tanam di Lahan Gambut (Compaction)
Tujuan: pemadatan lahan agar lebih mampu menopang pertumbuhan tanaman kelapa sawit Pemadatan jalur tanam dilakukan dengan menggunakan trek excavator dan dilalui beberapa kali sampai padat Trek excavator diarahkan untuk melintas di jalur tanam dengan titik tanam sebagai as lintasannya Jalur tanam dilintasi sebanyak 2 x, dengan lebar 1 m

22 Pertanaman muda di gambut
Pertanaman dewasa di gambut

23 Macam Lahan yang Dibuka
Hutan Alang-alang Kebun tua Replanting

24 Hutan, Kebun Tua, dan Replanting
Ekosistem stabil Daun gugur – menutup tanah – menahan pukulan hujan Akar – menahan tanah BO – humus – nutrisi tanaman Kebun BO dimasukkan rorak

25 Alang-alang Hutan ditebang – tidak dipelihara – tumbuh alang-alang
Tanah kurus

26 Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan Replanting
Cara : manual, mekanis, kombinasi mekanis-manual Alat - manual : gergaji, kapak, parang, cangkul, bajak, garu Alat - mekanis : chainsaw, bulldozer, traktor

27 Pembukaan Lahan Hutan, Kebun Tua, dan Replanting Secara Manual
Pembabatan semak : parang Penebangan pohon: gergaji & kampak, dipilih pohon ekonomis lebih dahulu kemudian yang lain, arah tebang memperhatikan topografi Pembongkaran tonggak : kampak Pembakaran : daun, ranting dibiarkan mengering dibakar pada musim kemarau Pengendalian ilalang : manual, mekanis, kimia Pengolahan tanah : bajak,garu, cangkul Pembuatan lobang tanam : cangkul

28 Lanjutan ….. Pada lahan bekas kebun tua atau replanting, akar harus lebih bersih – mengurangi penyakit akar Pada lahan miring dibuat teras, saluran air, rorak atau penanaman menurut garis kontur Dilakukan penanamn tanaman penutup tanah dan pohon pelindung Jalan harus segera dibuat untuk akses ke dalam kebun

29 Pembukaan Hutan Cara Manual

30 Pembukaan Hutan Cara Mekanis
Pembuatan jalan rintisan : bulldozer Penebangan pohon : chainsaw Perobohan pohon-pengumpulan kayu : bulldozer Pemotongan-perencekan : chainsaw Merumpuk cabang & ranting yang dipotong : traktor Pembakaran sisa-pohon Pegolahan tanah : traktor

31 Penebangan pohon dengan diameter diatas 10 cm menggunakan kampak atau chainsaw. Tinggi penebangan tergantung pada diameter batang Diameter batang (cm) Maksimum tinggi penebangan (cm) > > 150 15 25 50 100 Ditebang pada batas antara akar penguat dengan batang utama

32 ARAH PENUMBANGAN & ARAH TUMBANG KAYU
Arah tumbangan kayu

33 Cabang dan ranting yang dipotong dirumpuk memanjang arah Utara-Selatan (agar mendapat cahaya matahari maksimal→cepat kering). Jarak antar Rumpukan m Secara periodik harus dikontrol dari gulma dan sumber hama seperti tikus dan oryctes serta penyakit seperti Ganoderma Alat yang digunakan : Traktor dan Gergaji

34 Pembukaan Hutan dengan Bulldozer

35 Pemotongan dengan Chainsaw

36 Pembakaran Hutan

37 Pembukaan Lahan Alang-Alang
Dilakukan satu tahun sebelum tanam dengan cara : Manual : dibabat menggunakan parang Mekanis : dibajak dan digaru dengan menggunakan traktor atau buldozer Kimia : disemprot bahan kimia (sistemik) dengan konsentrasi 0,12%

38 Manual pada alang-alang

39 Mekanis pada alang-alang

40 PERSIAPAN LAHAN

41 Yang perlu diperhatikan?
Konservasi : lahan dengan kemiringan > 100 Mekanis : teras (sengkedan), rorak (lobang penampung air hujan), saluran drainase, tanggul, cek dam Biologis : barisan tanaman (Vetiver grass), penutup tanah, pohon pelindung

42 Kenapa lahan dengan kemiringan > 100 ?
Tidak seluruh curah hujan dapat berinfiltrasi masuk ke dalam tanah Terjadi aliran permukaan, agar tidak merusak – konservasi lahan

43 Fungsi konservasi lahan
Membantu pertumbuhan, pemeliharaan, dan panen yang efektif Meminimalkan erosi dan aliran permukaan Miningkatkan infiltrasi Menjaga dan mempertahankan kelembaban tanah Mengupayakan agar tanaman memperoleh cahaya secara cukup

44 Infiltrasi

45 Daur Hidrologi air permukaan aliran air tanah lapisan kedap air
recharge air permukaan aliran air tanah lapisan kedap air

46 Tanpa Konservasi Lahan - Erosi

47 Akibat erosi Erosi = pengangkutan tanah ke tempat yang lebih rendah karena aliran air (daerah tropis) Erosi menghilangkan lapisan tanah atas yang subur, tersisa tanah lapisan bawah yang kurang subur Hasil tanaman lebih rendah Bencana alam (Banjir, tanah longsor)

48 Fungsi Pembuatan Teras
Mengurangi aliran permukaan air (Run-off) yang akan mengurangi bahaya erosi Memperbesar daya infiltrasi dan penyimpanan air tanah (meningkatkan efektivitas pemupukan) Memudahkan pemeliharaan tanaman Sebagai tempat penaburan pupuk

49 Macam teras Ada tiga macam teras : teras bangku, teras gulud dan teras individu Teras bangku : teras yang dibuat memotong lereng dan meratakan tanah di bagian bawah membentuk susunan seperti tangga, dibuat sedikit miring ke dalam agar air lebih banyak meresap. Tebing teras ditanami rumput, bibir tebing ditanami tanaman penguat teras. Teras bangku tidak cocok untuk tanah mudah longsor, jeluk dangkal dan lapisan bawah mengandung unsur racun tanaman

50 Teras Bangku Lokasi saluran drainasi Bagian teras sebelah dalam
Bibir teras Tebing teras Lereng asli

51 Teras Gulud Dibuat dengan memotong lereng sesuai dengan kontur, dilengkapi dengan guludan dan saluran pembuangan Jeluk tanah dangkal, teras bangku tidak cocok Kemiringan < 150 Saluran drainasi di pinggir, sebelah dalam guludan

52 Teras Gulud Gulud Saluran drainasi Lereng asli

53 Teras Individu Teras yang dibuat dengan meratakan tanah di sekitar tanaman dengan garis tengah 1 – 1,5 m Dapat dibuat pada lereng > 45o Piringan teras dibuat sedikit miring ke dalam

54 Teras Individu Kemiringan asli Teras individu

55 Pembuatan Teras

56 Rorak: Galian yang dibuat di sebelah pokok tanaman untuk drainasi, menampung erosi dan menempatkan bahan/pupuk organik

57 Saluran dengan Rumput

58 Cek dam

59 Penentuan garis kontur
Dengan theodolit Dengan selang berisi air dengan prinsip bejana berhubungan Dengan ondol-ondol (frame A) Dengan alat-alat tersebut ditentukan titik-ttik dengan tinggi tempat yang sama Dengan menghubungkan titik tersebut diperoleh garis kontur untuk membuat teras

60 Theodolit

61 Ondol-ondol

62 Produksi Benih dan Pembibitan Kelapa Sawit

63 Macam Perbanyakan Generatif: biji kelapa sawit hasil persilangan Dura x Pisifera Vegetatif: teknik kultur jaringan, sampai saat ini banyak kelemahannya yaitu terjadinya variasi somaklonal, bibit hasil kultur jaringan memiliki potensi membentuk buah mantel cukup tinggi (partenokarpi) per TBS, potensi buah tidak jadi juga cukup tinggi per TBS, sehingga randemen CPO per TBS rendah Sampai saat ini, teknik perbanyakan yang banyak diterapkan adalah secara generatif menggunakan biji kelapa sawit

64 Produksi Benih Kelapa Sawit

65 Tahapan Kegiatan Produksi benih
Kegiatan di lapangan Kegiatan di pabrik Analisa tandan

66 Kegiatan di lapangan Persiapan polen

67 Serah terima polen

68 Bagging (penyungkupan)

69 Crossing (persilangan)

70 Bag removal

71 Panen/harvesting

72 Pengangkutan hasil panen ke SPU

73 Kegiatan di SPU Penerimaan tandan benih dari lapangan

74 Chopping

75 detaching

76 scrapping

77 Pencucian benih

78 Penghitungan jumlah benih per tandan dan sortasi

79 Cold storage Tujuan: untuk menunda proses perkecambahan (optimum hari)

80 Hot room (T = 39-41oC ) Tujuan: untuk mematahkan dormansi benih setelah disimpan dalam cold storage

81 Germinasi

82 Dark room Tujuan: untuk memperlambat pertumbuhan kecambah sebelum kecambah tersebut dikirim

83 packing Kecambah dalam kantong-kantong plastik ditempatkan pada kardus berukuran sedang (isi 18 kantong), 1 kantong plastik berisi 200 kecambah

84 PEMBIBITAN KELAPA SAWIT

85 Tujuan Pembibitan Untuk menghasilkan bibit kelapa sawit berkualitas tinggi yang harus tersedia sesuai dengan kebutuhan tahapan penanaman

86 Syarat Lokasi Pembibitan
Air tersedia cukup, bermutu baik, bersih, pH minimum 4 (cukup untuk mengairi minimal l/ha/hari) Lokasi datar, berdrainase baik, tidak terkena banjir Tersedia top soil dalam jumlah yang cukup untuk pengisian polibag Aman dari segala macam gangguan, termasuk pohon tinggi di sekitar lokasi pembibitan

87 Penghitungan Luas Lokasi Pembibitan
Umur bibit siap tanam yang optimum 11 – 13 bulan Jarak tanam antar polibag 90 x 90 x 90 cm, segitiga sama sisi 1 ha tempat pembibitan dapat menampung bibit

88 Persiapan Lahan dan Kegiatan Pembibitan
Pembersihan lahan Lahan dilengkapi dengan instalasi air dan irigasi Jaringan jalan untuk pengangkutan benih ke tempat pembibitan maupun bibit ke lokasi penanaman Sistem pembibitan yang dipakai: 2 tahap (pre nursery dan main nursery)

89 PEMBIBITAN Persiapan pembibitan Pembibitan Awal Pembibitan Utama

90 Sistem irigasi Tujuan: untuk menjamin bahwa masing-masing polibag bibit memperoleh air yang cukup setiap hari untuk mendapatkan pertumbuhan optimal Penyiraman bibit menggunakan sistem pengairan berkabut (mist irrigation) Untuk keperluan pengabutan air irigasi diperlukan tekanan yang berasal dari pompa air ( rpm untuk luasan pembibitan sampai dengan 15 Ha; rpm untuk luasan > 15 Ha s/d 25 Ha)

91 Kebutuhan Kecambah per Ha
Kerapatan Tanam per Ha Kebutuhan Kecambah per Ha 128 – 130 182 136 190 148 207 160 224

92 Lanjutan Permintaan kecambah/kebutuhan kecambah disesuaikan dengan kerapatan tanam, perkiraan afkir selama pembibitan sebanyak 30%, dan ditambah kebutuhan bibit untuk keperluan penyisipan sebanyak 10% dari total kebutuhan bibit

93 Pre-Nursery

94

95 Tujuan Memberikan waktu lebih longgar untuk membuat persiapan areal pembibitan dan mempersempit tempat pemeliharaan bibit selama 3 bulan pertama atau memiliki 4-5 helai daun untuk memudahkan pemeliharaan yang optimal

96 Ukuran Polibag 0.075 mm x 15 cm x 23 cm lay flat (setelah diisi akan berdiameter 10 cm dan tinggi 17,5 cm) Berwarna hitam Diberi lubang perforasi, jarak antar lubang 5 cm x 5 cm Letak lubang dimulai dari tengah kantong plastik bagian bawah

97 Media Tanam Top soil dari tanah mineral (kedalaman cm) dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut Media diayak dengan saringan 1 cm x 1 cm untuk mencegah masuknya gumpalan-gumpalan tanah, bersih dari sampah dan kotoran lainnya Media dicampur dengan rock phospate (50 kg untuk setiap 2 m3 tanah atau 1000 polibag)

98 Cara Pengisian Polibag
Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polibag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup Guncang polibag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai ketinggian 1 cm dari bibir polibag Polibag disiram air setiap hari sampai tanah jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah apabila diperlukan

99 Penempatan dan Penyusunan Polybag
Persiapan bedengan dengan lebar 120 cm dan panjang menyesuaikan dengan kondisi areal (10-15 m), jarak antar bedengan 70 cm Tanah bedengan ditinggikan 5 cm dengan mengikis tanah dari area antar bedengan, sehingga air tidak menggenangi bedengan saat hujan Dipasang papan lebar 10 cm atau bambu di sepanjang pinggir bedengan untuk menahan agar polibag tidak tumbang Polibag disusun secara rapat pada bedengan Dalam 1 bedeng, bisa diisi oleh 1200 s/d 1800 polibag

100 Perlakuan terhadap Kecambah
Pada waktu penerimaan kecambah, peti diletakkan di tempat terlidung dari sinar matahari langsung Peti dibuka, setiap kantong berisi kecambah diperiksa Kantong dibiarkan terbuka selama beberpa menit untuk memungkinkan terjadinya pergantian udara Kecambah harus segera ditanam pada hari itu juga (saat penerimaan kecambah) Pada saat akan dilakukan penanaman kecambah, setiap kecambah harus diperiksa dan kecambah abnormal tidak boleh ditanam

101 Kecambah Siap Tanam Plumula Radikula Kecambah Normal

102 Lanjutan …. Kriteria Kecambah Abnormal:
Belum jelas radicula (berwarna putih) dan atau plumula (berwarna kuning) Radicula atau plumula busuk Radicula dan plumula searah Adanya jamur Bentuk yang tidak normal atau rusak

103 Lanjutan Embrio yang sedang berkembang pada kecambah masih lemah dan harus diperlakukan dengan hati-hati Kecambah selalu ditempatkan dilokasi yang terlindungi dari sinar matahari langsung Apabila ditemukan kecambah yang plumulanya kembar, maka yang lemah harus dibuang dan kecambah dapat ditanam seperti biasa

104 Penanaman Kecambah Tanah pada polibag disiram sampai jenuh
Kantong plastik berisi kecambah dibuka dengan hati-hati dan kecambah diletakkan di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Kecambah diseleksi dan dihitung Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radicula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan arah ke atas Kecambah ditanam pada kedalaman sekitar 2 cm di bawah permukaan tanah polibag Hindarkan penanaman kecambah yang terlalu dalam dan terbalik Polibag disiram sampai jenuh setelah penanaman kecambah Pemberian naungan di atas bedengan pre-nursery

105 Naungan Pada tahap awal pembibitan, harus diberi naungan
Bibit dengan 2 daun, naungan dapat dikurangi 50% Bibit dengan 3 daun, naungan dihilangkan Luas naungan sebesar bedengan dengan tinggi 2 m

106 Penyiraman Penyiraman dilakukan setiap pagi dan sore, selama 30 menit atau setara dengan 6 mm curah hujan untuk setiap penyiraman Bila pada malam hari ada curah hujan > 10 mm, tidak perlu penyiraman pada keesokan harinya, dan penyiraman sore hari bergantung pada kelembaban tanah di polibag Bila pagi hari ada hujan > 10 mm, tidak perlu penyiraman pada pagi dan sore Bila ada genangan air yang bertahan di polibag setelah penyiraman, maka dibuat tambahan lubang polibag dengan cara menusuk polibag menggunakan bambu berdiameter 5 mm

107 Seleksi Bibit di Pre-Nursery
Dilakukan pada umur 2 bulan dan pada saat transplanting Bibit yang diafkir harus dimusnahkan Bibit yang dipindahkan ke main nursery harus bibit yang benar-benar sehat Jumlah bibit afkir di pre nursery 8-10 % dari total bibit yang ditanam

108 Tata Cara Pelaksanaan Seleksi Bibit
Mengangkat dan menyingkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke main nursery Memusnahkan semua bibit afkir Mencatat dan melaporkan semua bibit yang diafkir

109 Ciri Fisik Bibit yang Diafkir
Pucuk bengkok atau daun berputar: diakibatkan oleh penanaman kecambah yang dilakukan terbalik dan karena faktor genetik, dapat diketahui dari daun-daun yang tumbuhnya melengkung membentuk setengah lingkaran Daun lalang atau daun sempit: bibit tumbuh dengan bentuk daun yang sempit memanjang dan tegak menyerupai daun lalang, karena genetik Daun kerdil dan sempit: perkembangan helai daun tampak kerdil dan sempit Daun menyempit dan tegak: bibit dengan daun menyempit dan tegak Daun yang menggulung: helaian daun tidak membuka secara normal tetapi tergulung di sepanjang batang daun menyerupai bentuk tombak, disebabkan genetik

110 Lanjutan…. Daun berkerut/keriput: memperlihatkan berbagai tingkat kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang, faktor genetik Daun melipat: helaian daun tidak membuka secara normal, tetapi menciut lengket seperti melipat dan bergulung, akibat kekurangan air Bibit kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya, faktor genetik Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang normal Bibit dengan serangan penyakit berat: bercak daun dan antracnose (daun membusuk mulai dari pinggir)

111 Main-Nursery

112

113 Kapan Dilakukan Pemindahan dari pre menuju main nursery dilakukan pada bibit yang berumur 3-4 bulan atau telah memiliki 4-5 helai daun

114 Ukuran Polibag 0.15 mm x 35 cm x 50 cm lay flat (setelah diisi tanah berdiameter 23 cm dan tinggi 39 cm) Berwarna hitam dengan 4 baris lubang perforasi berjarak 5 cm x 5 cm, letak lubang dimulai dari tengah kantong plastik bagian bawah Untuk bibit cadangan sisipan sebanyak 5% ditanam pada polibag ukuran 0.18 mm x 50 cm x 60 cm Ketebalan polibag merata, kelenturan polibag harus cukup agar tidak rusak atau mudah robek akibat terik matahari Harus dipastikan bahwa polibag tersebut bukan merupakan hasil daur ulang

115 Media Tanam Persyaratannya sama dengan media tanam pada pre nursery
Tanah di polibag besar diberi lubang untuk tempat menempatkan rock phospate (100 g/polibag) sebelum bibit ditanam

116 Pengisian Polibag Polibag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum pemindahan bibit dari pre-nursery, dengan tujuan untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil setelah dilakukan penyiraman setiap hari

117 Cara Pengisian Polibag
Polibag dibalik sebelum diisi tanah agar dapat berdiri tegak dan silindris Media tanam disaring melalui saringan 1,5 cm x 1,5 cm untuk menghindari adanya gumpalan-gumpalan tanah, sampah, akar tanaman, dll Persiapkan media tanam dan isikan ke dalam polibag Jangan dilakukan pemadatan tanah dalam polibag dengan cara menekan kuat ke arah bawah Guncang polibag pada waktu pengisian untuk mendapatkan tanah dan mencegah agar tidak ada bagian yang mengherut/terlipat Polibag diisi tanah sampai ketinggian 2,5 cm dari bibir polibag

118 Penempatan Polibag Dari 100% bibit:
95% akan digunakan dalam penanaman serempak (pada main nursery jarak tanamnya 90 cm x 90 cm x 90 cm) 5% akan digunakan dalam penyisipan (jarak tanamnya 150 cm x 150 cm x 150 cm) Penempatan polibag dilakukan dengan rapi: Terlebih dahulu dilakukan pemancangan di dua sisi petak memakai alat meteran dan kawat licin atau tali rami, dengan menggunakan bahan cat dan anak pancang Pada saat menyusun polibag di main nursery, kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polibag

119 Pemindahan ke Main-Nursery
Tata caranya: Untuk tempat pemindahan bibit polibag kecil dibuat beberapa kotak kayu, dan dibutuhkan pisau silet/cutter untuk menyayat polibag kecil Dibutuhkan juga kereta sorong atau trailer mini tractor untuk memindahkan kotak berisi bibit kecil dari pre-nursery Pastikan polibag besar sudah tersusun benar dengan posisi tegak dan telah diisi tanah Satu hari sebelum transplanting, siram tanah di polibag besar sampai jenuh air, guna memudahan pembuatan lubang tanam pada keesokan harinya Buat lubang tanam di tengak polibag dengan menggunakan alat pelubang yang sudah dipersiapkan

120 Lanjutan …. Kedalaman lubang tanam 20 cm atau disesuaikan dengan tinggi tanah di polibag kecil Siram bibit di pre-nursery sebelum dipindahkan Angkat bibit pre-nursery secara hati-hati dan disusun ke atas masing-masing kotak kayu sebagai tempat pengangkutannya dan diangkut ke lokasi polibag besar Turunkan bibit dilokasi polibag besar dan letakkan dengan hati-hati satu demi satu di samping masing-masing polibag besar Sayat polibag kecil secara vertikal disepanjang sisi polibag, keluarkan bibit lengkap dengan tanahnya dari polibag kecil, masukkan ke dalam lubang tanam di polibag besar Tekan sedikit untuk memadatkan tanah dan lakukan penambahan tanah sehingga permukaan tanah dari polibag kecil sama dengan permukaan tanah polibag besar atau 5 cm di bawah bibir polibag besar Sesudah pemindahan, dilakukan penyiraman secukupnya

121 Peyiraman Setiap polibag memerlukan air sebanyak 2 l/hari atau setara dengan penyiraman sistem kabut (memakai pompa) selama 60 menit

122 Penambahan Tanah Pemberian Mulsa
Penambahan tanah di dalam polibag dilakukan seperlunya untuk mempertahankan permukaan tanah sekitar 5 cm di bawah bibir polibag Pemberian Mulsa Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polibag segera setelah penanaman Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, fiber, atau potongan lalang kering

123 Seleksi Bibit di MN Dilakukan 4 kali yaitu:
Pada umur 6 bulan, 9 bulan, 12 bulan, dan pada saat persiapan pengiriman bibit ke lapangan Tata cara seleksi bibit: Berikan tanda dengan cat warna putih di polibag setiap bibit afkir/abnormal Catat semua bibit yang diafkir Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan Jumlah bibit afkir selama di MN 10-15%

124 Ciri Bibit Afkir di MN Kerdil: bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya Bibit erect: akibat faktor genetik, daun tumbuh dengan sudut sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga terlihat tumbuh tegak Bibit yang layu dan lemah: pelepah dan helai daun terlihat lemah/layu, penampilan bibit secara keseluruhan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya Bibit flat top: daun yang baru tumbuh memiliki ukuran yang makin pendek dibandingkan daun yang lebih tua sehingga tajuk bibit terlihat rata Short internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat sangat dekat dan pelepahnya tampak pendek Wide internode: jarak antar anak daun pada pelepah terlihat sangat lebar, bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal

125 Lanjutan Anak daun sempit: bentuk helai anak daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya sehingga berbentuk seperti jarum, anak daun tumbuh membentuk sudut yang tajam dengan pelepah daun Anak daun tidak pecah: helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah setelah pelepahnya dewasa Daun berkerut:bentuk daun memperlihatkan berbagai tingkatan kerutan dan pada tingkat yang lebih berat akan terlihat kerutan tersebut pecah menyilang Chimaera: sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dari jaringan yang normal Bibit terserang crown disease: pelepah membengkok, melintir, mudah patah Blast: bibit biasanya berubah secara progresif ke arah coklat dan mati perlahan-lahan dimulai dari daun yang lebih tua dan bergerak ke atas ke daun yang lebih muda Bibit yang terserang berat oleh hama dan penyakit

126 Persiapan Pemindahan bibit Ke Lapangan
Pemutaran Bibit (rotating): Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim ke lapangan Setelah diputar, bibit disiram air dengan cukup setiap hari sampai waktu pengiriman ke lapangan Perlakuan untuk persiapan pengangkutan: Bibit diangkut dengan menempatkan satu tangan di dasar polibag dan satunya lagi menggenggam pangkal batang Tidak boleh mengangkat bibit dengan cara menarik daunnya Bibit tidak boleh dilemparkan atau dibanting, polibag bisa pecah Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum berangkat ke lapangan

127 Cover Crop di Pertanaman Kelapa Sawit

128 Tanaman Penutup Tanah Legume (LCC=legume cover crop)
Syarat : mudah diperbanyak (biji, stek), perakaran dangkal, pertumbuhan cepat daun banyak, tahan : pangkas, kering, naungan, OPT,mudah diatur-tidak membelit, tidak berduri, menyuburkan tanah

129 Macam Penutup Tanah Menjalar : diantara barisan tanaman, pelindung tebing, bersifat permanen Pelindung perdu : di antara barisan TBM, sebagai pagar, pupuk hijau, sementara

130 Jenis LCC Tipe Menjalar pada Perkebunan Kelapa Sawit
Centrosema pubescens Pueraria javanica Calopoginium mucunoides Psopocarphus polustris Calopogonium caeruleum Desmodium ovalifolium Mucuna conchinchinensis Pueraria phascoloides

131 Calopogonium sp

132 Centrosema pubescens

133 Pueraria javanica

134 Jenis LCC Tipe Pelindung Perdu pada Perkebunan Kelapa Sawit
Flemingia congesta Crotalaria anagyroides Tephrosia vogelii Caliandra callothyrsus (putih) C. tetragona (merah)

135 Tephrosia vogelii

136 Flemingia congesta

137 Crotalaria anagyroides

138 Calliandra calothyrsus

139 Penanaman LCC secara campuran dari berbagai jenis lebih menguntungkan dari pada hanya menggunakan 1 jenis LCC Seleksi LCC: perlu dilakukan sebelum dilakukan penanaman, seleksi dilakukan melalui pengujian daya kecambah Tujuan seleksi LCC: mengetahui kemurnian dan persentase pertumbuhan dari LCC sehingga akan didapatkan pertumbuhan di lahan yang baik Tingkat pertumbuhan minimum beberapa jenis kacangan: Calopoginium mucunoides (40%), Calopogonium caeruleum (30%), Pueraria javanica (60%), Mucuna conchinchinensis (75%) Apabila persentase pertumbuhan di bawah standar, kebutuhan benih dapat ditambah secara proporsional

140 Contoh Kebutuhan Benih LCC
Pada penanaman LCC secara campuran kebutuhan benihnya sebagai berikut: Calopoginium mucunoides (6 kg/ha), Pueraria javanica (3 kg/ha), Mucuna conchinchinensis (2 kg/ha), dan Calopogonium caeruleum (0,5 kg/ha)

141 Kegunaan LCC Menahan pukulan hujan Menahan laju air limpasan
Menambah N Menambah BO (memperbaiki sifat fisik, kimia, biologi tanah) Melindungi permukaan tanah dari erosi Mengurangi pencucian unsur hara Mempercepat pelapukan barang sisa LC/replanting Menekan pertumbuhan gulma

142 Dampak Negatif LCC Persaingan dengan tanaman pokok
Mengganggu tanaman pokok Sebagai tempat bersarang tikus Kadang menjadi inang dari bakteri, virus, dan jamur

143 Beberapa Perlakuan Sebelum Penanaman Benih LCC
Perendaman benih dalam air hangat: dilakukan selama 2 jam pada suhu 750C Direndam dalam larutan glycerin: selama 2 jam pada suhu 600C Direndam dalam larutan asam (asam sulfat): selama 8-15 menit Penipisan kulit benih (skarifikasi) Supaya pertumbuhan dan perkembangan LCC berlangsung dengan baik, sebelum benih di tanam perlu diinokulasi menggunakan Rhizobium

144 Pohon Pelindung Ada beberapa jenis tanaman perkebunan yang habitat aslinya di dalam hutan untuk memberikan hasil yang tinggi perlu naungan sebagian, dengan pohon pelindung Pohon pelindung : dalam barisan, melindungi tanaman pokok atau tebing, pematah angin, bersifat tetap, Albizzia falcata (sengon laut), Leucaena glauca, L. leucocephala Pohon pelindung mengurangi intensitas cahaya dan suhu, meningkatkan kelembaban udara dan mempertahankan lengas tanah, menambah bahan organik

145 Kriteria tanaman yang akan digunakan
sebagai pohon pelindung Morfologi daun, tipe percabangan, ketahanan hama penyakit Tumbuh cepat & mampu tumbuh pada tanah kurang subur Tidak mengalami gugur daun pada musim tertentu Tidak bersaing dalam kebutuhan air dan hara dengan tanaman pokok Tidak menjadi inang penyakit, tahan akan angin dan mudah dimusnahkan Sebaiknya dapat bernilai ekonomis

146 Lamtoro

147 Gleriside

148 Kaliandra

149 Albizia

150 Penanaman Kelapa Sawit

151 Penanaman Penanaman : tidak teratur atau teratur
Penanaman teratur menggunakan jarak tanam Jarak tanam ditentukan berdasarkan ukuran tanaman terutama diameter tajuk, tanaman dapat menengkap cahaya matahari optimal perlu juga mempertimbangkan diameter perakaran Kelapa sawit ditanam dengan jarak tanam 9 m x 9 m

152 lanjutan Jarak tanam ideal berbentuk segitiga samasisi, penangkapan cahaya maksimal, populasi lebih tinggi (jumlah tanaman 15% lebih banyak), kelemahannya: sulit untuk penerapan mekanisasi dalam kegiatan penanaman, pemeliharaan, maupun pemanenan Tidak selalu operasional yang terbaik, bisa bujur sangkar,untuk memudahkan pemeliharaan atau segi empat, misalnya untuk mekanisasi

153 Jarak tanam

154 ruang kosong Segi tiga Segi empat

155 Tabel . Hubungan jarak tanam, bentuk jarak tanam, dan populasi tanaman
Jarak tanam segi empat segi tiga 6m 7m 8m 9m

156 Lubang Tanam Ukuran lubang tergantung ukuran tanaman terutama daerah perakaran Pada kelapa sawit ukurannya adalah: 60 cm x 60 cm x 40 cm Lubang dapat dibuat beberapa bulan sebelum penanaman agar tanah dalam lubang mengalami perbaikan. Untuk daerah dengan curah hujan tinggi sering tidak dapat karena tergenang Beberapa minggu sebelum penanaman lubang diisi campuran tanah atas dan pupuk organik Saat penanaman tanah digali seukuran perakaran

157 Lubang Tanam Lapisan Lapisan tanah atas tanah bawah Pupuk Organik

158 Kegiatan Setelah Penanaman
Umpan tikus Pemberian mulsa dengan janjangan kosong Penyisipan Konsolidasi

159 Umpan tikus Sebagai tindakan pencegahan terhadap serangan tikus
Per pokok bibit diberi 2 butir umpan tikus, 1 butir diletakkan disebelah kiri pokok dan 1 butir lagi diletakkan di sebelah kanan pokok Pemberian umpan tikus selanjutnya disesuaikan dengan kebutuhan

160 Pemberian mulsa dengan janjangan kosong
Semua bibit yang baru ditanam di lahan harus diberikan janjangan kosong (dosis 25 ton/ha) Janjangan kosong diletakkan disekitar piringan bibit, dalam bentuk lingkaran Janjangan kosong yang digunakan haruslah yang masih segar, yang diproduksi dalam kurun waktu 2 minggu sebelum digunakan

161 Penyisipan Konsolidasi
Penyisipan dilakukan secepat mungkin, tidak boleh lebih dari 2 tahun setelah tanam Menggunakan bibit advaced planting material Konsolidasi Pemeriksaan rutin terhadap tanaman sawit yang miring atau roboh, kemudian ditegakkan kembali


Download ppt "Perencanaan dan Pembangunan Kebun Kelapa Sawit"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google