Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSuparman Hardja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG DAN EKUITAS
Aris Munandar, SE,.M.Si
2
AKUNTANSI INVESTASI JANGKA PENDEK & JANGKA PANJANG
Tujuan Pembelajaran; Pengertian Investasi Jk. Pendek dan Investasi Jk. Panjang Konsep atau pencatatan terhadap Investasi Jk. Pendek dan Investasi Jk. Panjang Akuntansi Pajak bagi Investasi Jk. Pendek dan Investasi Jk. Panjang
3
Pendahuluan Investasi jangka pendek
investasi yang dapat segera dicairkan atau didanai dari kelebihan dana yang bersifat sementara yang dimiliki oleh perusahaan yang dimaksudkan untuk dimiliki selama dua belas bulan atau kurang Tujuan investasi jangka pendek 1. Memanfaatkan kelebihan cash flow untuk sementara waktu 2. Memperoleh tambahan dana Karakteristik investasi jangka pendek adalah : 1. Dapat segera diperjualbelikan/dicairkan 2. Investasi tersebut ditujukan dalam rangka manajemen kas 3. Tidak menguasai perusahaan lain Sarana investasi jangka pendek : 1. Jasa Giro 2. Tabungan 3. Deposito
4
INVESTASI JANGKA PENDEK Bentuk investasi jangka pendek
EFEK BERSIFAT HUTANG EFEK BERSIFAT EKUITAS Pengaturan akutansi dan pelaporan investasi dalam PSAK No. 50 aktiva lancar aktiva lancar atau tidak lancar Bentuk investasi jangka pendek saham obligasi
5
Pendahuluan Investasi Jangka Panjang
investasi dimana dana yang Anda masukkan akan diputar dan baru dapat dicairkan setelah jangka waktu minimal 1 tahun atau Investasi jangka panjang sebagai penanaman sebagian kekayaan suatu perusahaan pada perusahaan lain dengan maksud untuk memperoleh pendapatan tetap dan atau untuk menguasai atau mengendalikan perusahaan tersebut. Tujuan Investasi Jangka Panjang: 1. Untuk memperoleh pendapatan yang tetap dalam setiap periode, antara lain seperti bunga, royalti, deviden, atau uang sewa dan lain-lainnya. 2. Untuk mengontrol atau mengendalikan perusahaan lain, melalui pemilikan sebagian ekuitas perusahaan tersebut.
7
Peranan pasar modal dapat dilihat dari beberapa aspek, yaitu;
Memberi kesempatan kepada investor untuk memperoleh hasil yang diharapkan Memberikan kesempatan partisipasi masyarakat dalam kepemilikan saham perusahaan Sebagai sarana interaksi antara investor dengan perusahaan yang membutuhkan dana Menyediakan informasi akurat bagi investor
8
Instrumen yang diperdagangkan dipasar modal sbb;
Saham Obligasi
9
POSISI LAPORAN KEUANGAN
PT. ANUGERAH POSISI LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 2015 KODE URAIAN JUMLAH AKTIVA LANCAR Kas Bank Efek dimiliki dan jatuh tempo INVESTASI Saham – PT. A Saham – PT. B
10
INVESTASI SAHAM Pencatatan investasi jangka pendek didasarkan pada nilai perolehannya yaitu harga pembelian ditambah biaya yang dikeluarkan sehubungan dengan pembelian. Contoh; PT. XYZ membeli obligasi PT. ABC seharga Rp dengan tingkat bunga 10% / tahun, jasa perantara Rp besarnya nilai investasi jangka pendek; Nilai Nominal Obligasi Rp Jasa Perantara Rp Nilai Investasi Jk. Pendek Rp
11
1 Januari 2016 dibeli 2000 lembar saham preferen 20% dari PT
1 Januari 2016 dibeli 2000 lembar saham preferen 20% dari PT. W dgn nominal Rp , perlembar kurs 112. provisi dan materai Rp dividen dibayar setiap akhir tahun. 1 Januari 2017 perusahaan menjual kembali saham dengan kurs 120 dan biaya penjualan Rp Perhitungan harga perolehan; Harga kurs saham 112/100 x x Rp = Rp Provisi dan materai = Rp Harga perolehan = Rp Dividen 31 Desember 2016 (20% x Rp ) = Rp Perhitungan Penjualan saham; Harga kurs saham 120/100 x Rp = Rp Biaya Penjualan = Rp Harga Penjualan = Rp Laba/Rugi penjualan ( – ) = Rp
12
Jurnal; Akun Debit Kredit 1 Saham Preferen PT. W 15.730.000 Kas
(Pembelian Saham Preferen) 2 Penghasilan Dividen (Penerimaan Dividen Saham Preferen) 3 Keuntungan Penjualan saham (Penjualan Saham Preferen)
13
AKUNTANSI PAJAK Prinsip yang berlaku dalam akuntansi komersial berlaku juga terhadap akuntansi pajak. Pasal 4 ayat (3) huruf f UU Pajak Penghasilan menyatakan bahwa dividen yang diterima perseroan sebagai WP dalam negeri, koperasi, BUMN/BUMD, dari penyertaan modal pada badan usaha yang didirikan dan berkedudukan di indonesia tidak dikategorikan sebagai objek untuk dikenakan pajak penghasilan, dengan syarat; Dividen berasal dari cadangan laba yang ditahan Bagi PT, BUMN/BUMD yang menerima dividen kepemilikan saham paling rendah 25% dari jumlah modal yg disetor.
14
Untuk akuntansi investasi yang dikenal secara umum adalah;
metode biaya metode ekuitas dimana kedua metode tersebut memiliki aturan yang berbeda dan tentunya akan mempengaruhi pelaporan pajak atas investasi yang dilakukan oleh investor.
15
Kajian Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas dalam Kaitannya dengan Perpajakan “ Sering terjadi kesalahpahaman antara Wajib Pajak (WP) dan aparatur pajak (fiskus) berkaitan dengan adanya penghasilan dari investasi, yang oleh WP dilaporkan dalam SPT Tahunan PPh sebagai bukan obyek Pajak Penghasilan (PPh) karena semata-mata pengakuan penghasilan tersebut sebagai akibat menerapkan akuntansi metode ekuitas. Sedangkan disisi lain fiskus berpendapat bahwa penghasilan tersebut adalah obyek pajak penghasilan (dividen) karena memenuhi Pasal 4 ayat 1 UU PPh.”
16
Metode biaya adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investasi, investor mencatat investasi sebesar biayanya (historical cost accounting), dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai penghasilan. Metode ekuitas adalah metode pencatatan investasi yang pada awal perolehan investor mencatat investasi sebesar biayanya, dividen maupun distribusi laba dicatat sebagai pengurang akun investasi. Nilai investasi ditambah atau dikurangi dengan bagian laba/rugi investor pada perusahaan asosiasi setelah tanggal perolehan.
17
Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas
PT. A (investor) membeli Rp untuk lembar saham (15%) saham berhak suara PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan (umumnya tgl 31 des) PT B memperoleh laba Rp dan PT. B membagikan dividen sebesar Rp Dengan kepemilikan 15% (kurang dari 20%), maka secara akuntansi PT. A wajib menggunakan metode biaya untuk mempertanggungjawabkan investasinya, jurnal yang dibuat investor (PT.A) adalah sebagai berikut :
18
Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas
Metode Biaya (lanjutan) Pada saat perolehan investasi Investasi pada PT.B Rp Kas/bank Rp (jurnal untuk mencatat investasi 15% saham PT.B) Pada saat PT.B memperoleh laba -tidak ada jurnal- Pada saat PT. B membagikan dividen Kas/Bank Rp. Penghasilan Dividen Rp. (jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B, (15% X Rp = Rp ))
19
Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas
PT. A (investor) membeli Rp ,- untuk lembar saham (30%) saham berhak suara PT. B (investee). Pada tangal pelaporan keuangan (umumnya tgl.31 des) PT B memperoleh laba Rp dan PT. B membagikan dividen sebesar Rp Dengan kepemilikan 30% (lebih dari 20%), maka secara akuntansi PT. A wajib menggunakan metode ekuitas untuk mempertanggungjawabkan investasinya. Jurnal yang dibuat oleh investor (PT.A) adalah sebagai berikut :
20
Penerapan Metode Biaya dan Metode Ekuitas
Metode Ekuitas (lanjutan) Pada saat perolehan investasi Investasi pada PT.B Rp. Kas/bank Rp. (jurnal untuk mencatat investasi 30% saham PT.B) Pada saat PT.B memperoleh laba Investasi pada PT.B Rp. Penghasilan Investasi dari PT.B Rp. (jurnal untuk mengakui bagian PT.A atas laba PT.B (30% X Rp = Rp )) Pada saat PT. B membagikan dividen Kas/Bank Rp. Investasi pada PT.B Rp. (jurnal untuk mengakui penerimaan dividen dari PT.B (30% X Rp ))
21
Pajak atas Dividen Pemberi dividen akan memotong jenis PPh dan tarif yang berbeda- beda tergantung siapa penerima dividennya. Jenis objek pajak penghasilan yang dikenakan penerima dividen adalah sebagai berikut:
22
Saat terutang Berdasarkan PP No. 94 Tahun 2010 dalam penjelasan pasal 15 ayat 3 dijelaskan bahwa saat terutangnya Pajak Penghasilan Pasal 23 Undang- Undang Pajak Penghasilan adalah pada saat pembayaran, saat disediakan untuk dibayarkan (seperti: dividen) dan jatuh tempo (seperti: bunga dan sewa), saat yang ditentukan dalam kontrak atau perjanjian atau faktur (seperti: royalti, imbalan jasa teknik atau jasa manajemen atau jasa lainnya).
23
PT. ABC (tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia) pada tanggal 4 Mei mengumumkan pembagian dividen dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Pada tanggal 13 Agustus 2014 perusahaan membagikan dividen tunai kepada para pemegang sahamnya, yang mana dividen tersebut berasal dari cadangan laba yang ditahan. Total jumlah dividen yang dibagikan adalah sebesar Rp ,-. Susunan pemegang saham beserta prosentase kepemilikan sahamnya adalah sbb : PEMEGANG SAHAM % KEPEMILIKAN SAHAM PT. X 35% PT. Y 25% PT. C 10% Budi 5% ABC Corp
24
JUMLAH DEVIDEN YANG DITERIMA
PEMEGANG SAHAM % KEPEMILIKAN SAHAM JUMLAH DEVIDEN YANG DITERIMA PPh PASAL 23/26/4(2) PT. X 35% Tidak terhutang PPh 23 karena kepemilikan >=25% PT. Y 25% PPh 23, 15% X Rp. 240 jt = Rp. 36 jt PT. C 10% PPh 23, 200% X 15% X Rp. 110 jt = 33 jt Budi 5% PPh 4(2), 10% X Rp. 50 jt = Rp. 5 jt ABC Corp PPh 26, 20% X 250 jt = 50 jt
25
EKUITAS TUJUAN; Tata cara mencatat transaksi saham
Perlakuan pencatatan menurut akuntansi dan kaitannya dengan akuntansi perpajakan
26
EKUITAS SAHAM Dalam hal pengungkapannya dalam ekuitas tersebut dengan terbatas dan jelas mengelompokannya; Ekuitas disetor Saldo laba Selisih penilaian kembali aset tetap Ekuitas sumbangan
27
EKUITAS SAHAM Secara umum ekuitas saham untuk badan usaha berbentuk PT meliputi; Saham preferen Saham biasa Tambahan ekuitas disetor Ekuitas yg berasal dari sumbangan disajikan sebagai bagian tambahan ekuitas disetor.
28
EKUITAS SAHAM Saham preferen memberikan hak kepada pemegangnya berupa;
Pembagian aset terlebih dahulu pada saat berdiri Pembagian diuraikan dalam pembagian laba yang dapat berbentuk kumulatif dan tidak kumulatif
29
Contoh; 23 januari 2016 PT. X mengeluarkan saham lembar saham biasa dengan nominal Rp / lembar. Sejumlah lembar terjual seharga Rp tunai Nilai nominal tidak ditetapkan Tgl Akun Debit Kredit Kas Ekuitas Saham Tambahan Ekuitas Disetor / Agio Tgl Akun Debit Kredit Kas Ekuitas Saham
30
Contoh; Penjualan saham dibayar berupa tanah yg seharga Rp Apabila harga pasar tanah ditetapkan sebesar Rp dan harga saham tidak ditetapkan; Tgl Akun Debit Kredit Tanah Ekuitas Saham Tambahan Ekuitas Saham Tgl Akun Debit Kredit Tanah Ekuitas Saham
31
Contoh; PT. X mengeluarkan saham biasa dengan nilai Rp / lbr. 1 Februari dijual lembar dengan harga Rp / lbr. Dengan pembayaran awal 50%, sedangkan kekurangannya akan dibayar dalam waktu 90 hari. a. Saat penempatan Tgl Akun Debit Kredit Piutang atas perusahaan saham Saham yang dipesan Tambahan ekuitas disetor b. Saat penerimaan 50% pertama Kas / Bank
32
c. Saat menerima kekurangan ke-2 dan pengeluaran 3.750
Tgl Akun Debit Kredit Kas / Bank Piutang atas perusahaan saham Berdasarkan data diatas; Saham yang telah beredar (7.500 X ) Rp Tambahan ekuitas disetor Rp Piutang atas penambahan saham Rp. ( ) + Rp
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.