Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
UROLITHIASIS DIANA IR
3
Keluhan pasien dengan batu saluran kemih bisa tanpa keluhan, sakit pegal pegal di pinggang sampai dengan kolik dengan gejala kesakitan hebat disertai dengan gejala gejala mual muntah dan keringat dingin. Berat ringannya penyakit tidak sebanding dengan beratnya keluhan, batu staghorn sering tanpa gejala, sementara batu ureter kecil (<5mm) menimbulkan keluhan yang hebat, sementara batu kecil (>5mm) dapat keluar spontan.
4
TEORI PEMBENTUKAN BATU
Super saturation theory: This theory is based on the binding of salts, which occurs after a certain concentration is obtained. If the salt concentration is less, the compound remains in solution. However if salt concentration exceeds, the compound precipitates. Temperature and the pH of a solution also affect solubility.
5
TEORI PEMBENTUKAN BATU
Crystallization or Nucleation Theory: The crystallization or nucleation theory states that when ions or molecules in a dissociated state bind, crystals form. These crystals cluster to form lattice structures. Crystals are nucleated and grow by aggregation.
6
TEORI PEMBENTUKAN BATU
The Inhibitors deficiency theory Inhibitors are substances that modify or alter crystal growth, thus preventing stone formation. Although urine may be supersaturated with a salt, these inhibitors can prevent stone formation. These molecules work by forming complexes with active surface compounds, which reduces their binding of calcium to oxidant. Citrate is the most important urinary stone inhibitor, Magnesium, pyrophosphate, nephrocalcin, glycosamine, RNA fragments are other important stone inhibitors. The absence or reduction of these inhibitors can aid in the production of stone formation.
7
TEORI PEMBENTUKAN BATU
Anatomical abnormalities An anatomic or functional abnormality can cause an obstruction on the flow of urine and the retention of urinary crystals. These crystals anchor to epithelium and cause further crystals to aggregate into stones. The clinically evident stone has gone through several processes, beginning as an ion in solution. These ions initially become supersaturated in solution. Once their concentration exceeds their solubility, they form crystals and become a nidus for nucleation, aggregation and further growth. If inhibitors are present, stone formation may be prevented, conversely, if there is an absence or reduction in key inhibitors in the urine
8
PATOPHISIOLOGY
9
Patofisiologi dan Gejala klinik
Adanya sumbatan yang terjadi dapat menimbulkan kolik, yaitu pasien merasakan kesakitan hebat didaerah pinggang dan menjalar ke abdomen depan sepanjang ureter. Nyeri pada laki laki dirasakan pada scrotum, kandung kemih manjalar ke testis. Pada wanita menjalar sampai ke vulva. Nyeri yang hebat ini disebabkan karena peregangan kapsul ginjal dan hiperperistatik ureter yang disebabkan karena pelepasan prostaglandin oleh ureter yang tersumbat.
10
Patofisiologi dan Gejala klinik
Gejala lain yang dapat dirasakan pasien diantaranya mual, muntah dan keringat dingin Lokasi batu di ureter 1/3 atas, kolik menjalar ke testis, batu 1/3 tengah menjalar ke titik McBurney’s, batu 1/3 distal kolik disertai dengan gejala gejala iritasi seperti frekuensi urgensi dan dysuri.
11
Patofisiologi dan Gejala klinik
Infeksi terjadi jikalau urine mengandung kuman , akibat tekanan yang tinggi didalam lumen saluran kemih melebihi tekanan osmosis jaringan, urine masuk ke jaringan intersisial didalam maupun diluar ginjal sehingga kuman kuman ikut terbawa keluar dan masuk dalam sirkulasi darah, maka terjadilah urosepsis
12
Etiology dan Genetic Risk
Penyebab yang pasti saat ini belum jelas, 90 % pasien dengan batu,kemungkinan terdapat gangguan metabolik. Diit tinggi kalsium, Urinary stasis, Urinary retention, Immobilisasi dan dehidrasi juga dapat mendukung timbulnya batu. Penggunaan obat – obatan seperti Thiazid resiko timbulnya batu oksalat, diuretik menyebabkan ↓ volume caiaran tubuh
14
INSIDEN Diit tinggi kalsium, Urinary stasis, Urinary retention, Immobilisasi dan dehidrasi juga dapat mendukung timbulnya batu. Penggunaan obat – obatan seperti Thiazid resiko timbulnya batu oksalat, diuretik menyebabkan ↓ volume caiaran tubuh
17
LABORATORY ASSESSMENT
Urinalysis → Hematuria, Kristal batu, Perubahan karakteristik urin Kultur urin → Identifikasi kemungkinan ISK Darah perifer lengkap → Identifikasi anemia, mencegah urosepsis
22
PENGKAJIAN Riwayat Keluarga dengan batu Diit Intake Cairan
Penyakit batu sebelumnya Operasi batu Penggunaan obat-obatan
23
PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK
Nyeri dapat dirasakan pada daerah abdomen sampai ke skrotum ataupun vulva, kemungkinan batu terdapat pada ureter atau bladder. Nyeri semakain bertambah saat timbul obstruksi Nyeri dapat disertai dengan mual, muntah dan keringat dingin Frequency , anuri, oliguri dan dysuria dapat terjadi saat obstruksi terdapat bladder
24
PENGKAJIAN PEMERIKSAAN FISIK Periksa adanya distensi bladder.
Observasi adanya perubahan pada vital sign, kemungkinan terjadi peningkatan saat nyeri muncul, peningkatan pada suhu bila infeksi, TD akan menurun saat nyeri tidak teratasi ( Shock).
25
DIAGNOSA KEP Nyeri r/t adanya batu pada sal kemih
Resiko infeksi r/t adanya trauma pada sal kemih Resiko injuri ( renal ) r/t obstruksi Kurang pengetahuan Etc
26
INTERVENSI KOLABORATIF
Untuk menghilangkan rasa nyeri dianjurkan memakai NSAID (Non Steroid Anti inflamatory Drugs) Intravena yang dapat menghambat pelepasan prostaglandin oleh ureter secara cepat. Pemakaian ketorolac sebaiknya dihindari karena bisa menyebabkan penurunan renal blood flow pada ginjal yang sama, demikian juga pemakaian morfin seperti petidin yang sering menyebabkan efek samping bradycardi dan apnoe. Pemakaian antispasmodik sering menyebabkan perut kembung
27
INTERVENSI KOLABORATIF
Antibiotika tidak secara rutin diberikan. Antibiotika hanya diberikan apabila terdapat tanda tanda infeksi/urosepsis dengan ditandai dengan panas tinggi dan syok septic Pada infeksi/urosepsis diberikan antibiotika golongan broad spektum secara intravena Setelah ada kultur urin dan darah, antibiotik diberikan sesuai dengan kultur dan resistensi test.
28
INTERVENSI KOLABORATIF
Batu ureter < 5 mm obstruksi ringan lokasi di distal konservatif terapi dengan minum banyak sehingga jumlah urinnya lebih dari 2 liter/24 jam selama minggu, kalau tidak mau turun sebaiknya dilakukan pengeluaran batu secara aktif Batu ureter > 5 mm obstruksi sedang berat sebaiknya di keluarkan secara aktif dengan ESWL, URS maupun operasi.
30
INTERVENSI KEPERAWATAN
Intervensi keperawatan berfokus pada penanganan nyeri, mencegah infeksi dan obstruksi . Terapi diit yang dilakukan tergantung jenis batu yang terbentuk
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.