Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Rekayasa Ekologi SYAFRIANI.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Rekayasa Ekologi SYAFRIANI."— Transcript presentasi:

1 Rekayasa Ekologi SYAFRIANI

2 1. PENDAHULUAN Persfektif Pengembangan Teknologi Bersih Didalam konteks pengembangan teknologi pengolahan limbah cair, ada beberapa faktor yang harus diantisipasi oleh para peneliti dan pengembang teknologi dimasa depan yaitu pertama antisipasi terhadap perubahan karakteristik limbah cair.

3 PENDAHULUAN Beban limbah perkapitanya akan meningkat seiring dengan meningkatnya produksi (permintaan konsumen) dan pendapatan. Disini peraturan-peraturan pemerintah juga berperan dalam mengubah komposisi limbah, misalnya perlarangan ABS (Alkali Benzen Sulfat) dalam deterjen Faktor kedua adalah kebutuhan pengembangan teknologi bersih.

4 PENDAHULUAN Penggunaan teknologi bersih, hinga saat ini hanya terpaku pada proses produksi, sehingga banyak sekali unit pengolahan limbah yang seharusnya membersihkan lingkungan tetapi malahan menjadi sumber pencemaran seperti melalui udara (bau) yang dilepaskan dan penggunaan bahan-bahan kimia seperti penggunaan logam berat yang justru juga menjadi pencemar pada limbah

5 Menurut Undang-undang Nomor 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup,
pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar terencana, yang memadukan lingkungan hidup, termasuk sumberdaya, ke dalam proses pembangunan untuk menjamin kemampuan, kesejahteraan dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan.

6 LANJUTAN.. Secara umum prinsip pembangunan berkelanjutan dapat diartikan sebagai pelaksanaan pembangunan masa kini tanpa mengorbankan kemampuan membangun generasi mendatang dalam memenuhi kebutuhan mereka. Hal ini biasa juga diistilahkan sebagai inter-generation commitment of development.

7 Kendala lain yang dihadapi oleh pendekatan pengolahan limbah (end of pipe approach) adalah (Djajadiningrat, 2001) 1. Pendekatan ini sifatnya reaktif yaitu bereaksi setelah limbah terbentuk. 2. Tidak efektif dalam memecahkan masalah pencemaran lingkungan karena pada kenyataannya pengolahan limbah hanyalah mengubah bentuk limbah dan memindahkannya dari satu media ke media lain. Limbah tetap terbentuk, hanya medianya berubah dan seringkali tidak aman untuk dibuang ke lingkungan, karena tetap akan mencemari dan merupakan ancaman lebih lanjut bagi lingkungan dan manusia.

8 LANJUTAN 3. Biaya investasi dan operasi pengolahan dan pembuangan limbah relatif mahal, sehingga mengakibatkan tingginya biaya produksi dan harga jual produk. 4. Peraturan perundangan yang berlaku tidak didukung oleh penegakan hukum yang memadai, sehingga sering ditemukan pelanggaran.

9 2. KONSEP DASAR PRODUKSI BERSIH
Produksi Bersih merupakan salah satu sistem pengelolaan lingkungan yang dilaksanakan secara sukarela (Voluntary) sebab penerapannya bersifat tidak wajib. Konsep Produksi Bersih merupakan pemikiran baru untuk lebih meningkatkan kualitas lingkungan dengan lebih bersifat proaktif.

10 skala prioritas pelaksanaan Produksi Bersih adalah sebagai berikut (Overcash, 1986) :
· Eliminasi : Strategi ini dimasukkan sebagai metode pengurangan limbah secara total. Bila perlu tidak mengeluarkan limbah sama sekali (zero discharge).

11 LANJUTAN.. · Mengurangi sumber limbah : Strategi pengurangan limbah yang terbaik adalah strategi yang menjaga agar limbah tidak terbentuk pada tahap awal. Pencegahan limbah mungkin memerlukan beberapa perubahan penting dalam proses produksi, tetapi dapat meningkatkan efisiensi ekonomi yang besar dan menekan pencemaran lingkungan.

12 LANJUTAN.. Daur Ulang : Jika timbulnya limbah tidak dapat dihindarkan dalam suatu proses, maka harus dicari strategi-strategi untuk meminimumkan limbah tersebut sampai batas tertinggi yang mungkin dilaku­kan, seperti misalnya daur ulang (recycle) dan/atau penggunaan kembali (reuse).

13 LANJUTAN Jika limbah tidak dapat dicegah atau di­minimumkan melalui penggunaan kembali atau daur ulang, strate­gi-strategi yang mengurangi volume atau kadar racunnya melalui pengolahan limbah dapat dilakukan. Walaupun strategi ini kadang-kadang dapat mengurangi jumlah limbah, tetapi tidak sama efektifnya dengan mencegah limbah di tahap awal.

14 LANJUTAN.. · Pengolahan Limbah : Strategi yang terpaksa dilakukan mengingat pada proses perancangan produksi perusahaan belum mengantisipasi adanya teknologi baru yang sudah bebas limbah. Artinya limbah memang sudah terjadi dan ada dalam sistem produksinya, namun kualitas dan kuantitas limbah yang ada dikendalikan agar tidak melebihi baku mutu yang disyaratkan.

15 LANJUTAN.. · Pembuangan Limbah : Strategi terakhir yang perlu dipertimbangkan adalah metode-metode pembuangan alternatif. Pembuangan limbah yang tepat merupakan suatu komponen penting dari keseluruhan program manajemen lingkungan, meskipun ini adalah teknik yang paling tidak efektif.

16 LANJUTAN.. · Remediasi : Strategi penggunaan kembali bahan-bahan yang terbuang bersama limbah. Hal ini dilakukan untuk mengurangi kadar racun dan kuantitas limbah yang ada.

17 3. Peluang dan Tantangan Penerapan Produksi Bersih :
Peluang penerapan Produksi Bersih adalah (Djajadiningrat, 2001) : 1. Memberi keuntungan ekonomi, sebab didalam Produksi Bersih terdapat strategi pencegahan pencemaran pada sumbernya (source reduction dan in-process recycling) yaitu pencegahan terbentuknya limbah secara dini dengan demikian dapat mengurangi biaya investasi yang harus dikeluarkan untuk pengolahan dan pembuangan limbah atau upaya perbaikan lingkungan.

18 2. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan. 3
2. Mencegah terjadinya pencemaran dan perusakan lingkungan. 3. Memelihara dan memperkuat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang melalui konservasi sumber daya, bahan baku dan energi.

19 4. Mendorong pengembangan teknologi baru yang lebih efisien dan akrab lingkungan 5. Mendukung prinsip ‘environmental equity’ dalam rangka pembangunan berkelanjutan. 6. Mencegah atau memperlambat terjadinya proses degradasi lingkungan dan pemanfaatan sumberdaya alam. 7. Memelihara ekosistem lingkungan. 8. Memperkuat daya saing produk di pasar internasional

20 Tantangan Penerapan Produksi Bersih, antara lain : 1
Tantangan Penerapan Produksi Bersih, antara lain : 1. Tercapainya efisiensi produksi yang optimal 2. Diperolehnya penghargaan masyarakat terhadap sistem produksi yang akrab lingkungan

21 . Mendapatkan insentif. Pengembangan pelaksanaan dan penerapan Produksi Bersih intinya adalah merubah pola pikir tradisional ‘end-of-pipe’ dengan paradima baru dalam pengelolaan pencemaran lingkunan, yaitu penerapan Produksi Bersih, yang dapat meningkatkan efisiensi produksi sehingga akan memberikan peningkatan keuntungan baik secara finansial, teknik maupun regulasi.

22 Hambatan pada aspek ekonomi dan teknis antara lain adalah (Djajadiningrat, 2001) :
1. Keperluan biaya tambahan peralatan 2. Tingginya modal/investasi dibanding kontrol pencemaran secara konvensional sekaligus penerapan Produksi Bersih 3. Penghematan proses Produksi Bersih yang belum nyata realisasinya

23 4. Kurangnya informasi Produksi Bersih
5. Sistem yang baru ada kemungkinan tidak sesuai dengan yang diharapkan atau malah menyebabkan gangguan 6. Fasilitas produksi ada kemungkinan sudah penuh tidak ada tempat lagi untuk tambahan peralatan.

24 4. STRATEGI PENERAPAN PRODUKSI BERSIH
Komitmen Nasional Produksi Bersih merupakan upaya penggalangan penerapan Produksi Bersih secara sukarela oleh berbagai kalangan, baik itu pemerintah, kalangan industri dan jasa, bahkan para peneliti dan konsultan yang terlibat. Komitmen Nasional ini antara lain adalah dengan melaksanakan :

25 1. Produksi Bersih dipertimbangkan pada tahap sedini mungkin dalam pengembangan proyek-proyek baru, atau pada saat mengkaji proses dan/atau aktivitas yang sedang berlangsung 2. Semua pihak turut bertanggung jawab dan terlibat dalam program dan rencana tindakan Produksi Bersih dan bekerjasama untuk mengharmonisasikan pendekatan-pendekatan Produksi Bersih.

26 3. Agar Produksi Bersih dapat dilaksanakan secara efektif, semua pendekatan melalui peraturan perundang-undangan, instrumen ekonomi maupun upaya sukarela harus dipertimbangkan. 4. Program Produksi Bersih menekankan pada upaya perbaikan yang berlanjut. 5. Produksi Bersih hendaknya melibatkan pertimbangan daur hidup suatu produk

27 6. Produksi Bersih menjadi salah satu elemen inti dari sistem manajemen lingkungan, seperti pada ISO 7. Produksi Bersih dilaksanakan agar tercapai daya saing yang lebih besar di pasar domestik maupun internasional melalui peningkatan efisiensi dan perbaikan struktur biaya.

28 PRINSIP-PRINSIP PRODUKSI BERSIH
dituangkan dalam 5R (Re-think, Re-use, Reduction, Recovery and Recycle). Re-think (berpikir ulang), adalah suatu konsep pemikiaran yang harus dimiliki pada saat awal kegiatan akan beroperasi, dengan implikasi : Perubahan dalam pola produksi dan konsumsi berlaku baik pada proses maupun produk yang dihasilkan, sehingga harus dipahami betul analisis daur hidup produk Upaya produksi bersih tidak dapat berhasil dilaksanakan tanpa adanya perubahan dalam pola pikir, sikap dan tingkah laku dari semua pihak terkait pemerintah, masyarakat maupun kalangan usaha  

29 Reduce (pengurangan) adalah upaya untuk menurunkan atau mengurangi timbulan limbah pada sumbernya.
Reuse (pakai ulang/penggunaan kembali) adalah upaya yang memungkinkan suatu limbah dapat digunakan kembali tanpa perlakuan fisika, kimia atau biologi.

30 Recycle (daur ulang) adalah upaya mendaur ulang limbah untuk memanfaatkan limbah dengan memrosesnya kembali ke proses semula melalui perlakuakn fisika, kimia dan biologi. Recovery/ Reclaim (pungut ulang, ambil ulang) adalah upaya mengambil bahan-bahan yang masih mempunyai nilai ekonomi tinggi dari suatu limbah, kemudian dikembalikan ke dalam proses produksi dengan atau tanpa perlakuakn fisika, kimia dan biologi.

31 Tingkatan terakhir dalam pengelolaan lingkungan adalah pengolahan dan pembuangan limbah apabila upaya produksi bersih sudah tidak dapat dilakukan : Treatment (pengolahan) dilakukan apabila seluruh tingkatan produksi bersih telah dikerjakan, sehingga limbah yang masih ditimbulkan perlu untuk dilakukan pengolahan agar buanagn memenuhi baku mutu lingkungan. Disposal (pembuangan) limbah bagi limbah yang telah diolah. Beberapa limbah yang termasuk dalam ketegori berbahaya dan beracun perlu dilakukan penanganan khusus.

32 TQ


Download ppt "Rekayasa Ekologi SYAFRIANI."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google