Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2)"— Transcript presentasi:

1 Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2)
FAKULTAS KEHUTANAN UGM (S1) MATA KULIAH PENGELOLAAN LANSKAP Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2) Siti Nurul Rofiqo Irwan, S.P., M.Agr., PhD.

2 PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36)
Perubahan Lanskap pada Lingkungan Binaan Ketidakharmonisan Bentang Alam Pemanasan Global Pencemaran Gas Pencemaran Bising Pencemaran Debu

3 PERMASALAHAN PADA LANSKAP
Perubahan Lanskap pada Lingkungan Binaan Lingkungan binaan (built enviroment) : Kota dan sekitarnya. Besarnya urbanisasi Menurunnya kualitas lingkungan Perlunya Ruang Hijau yang mampu mengendalikan kualitas lingkungan dan meningkatkan kenyamanan. Untuk menentukan kenyamanan digunakan THI (Temperature-Humidity Index) cocok untuk daerah-daerah subtropis (4 musim)

4 SOLUSI Ruang Hijau dan Hutan kota
Masalah lanskap pada lingkungan binaan (kota)

5 PERMASALAHAN PADA LANSKAP
2. Ketidakharmonisan Bentang Alam Secara alam akan terjadi bentukan alam yang serasi / harmonis sehingga akan membentuk keindahan dan keseimbangan fungsi-fungsinya. Keterlibatan manusia dalam pembangunan / pemanfaatan alam mendorong terjadi penyimpangan/kerusakan alam yang mengakibatkan ketidakharmonisan bentang alam. Faktor pendorong ketidakharmonisan bentang alam: perkembangan sosial budaya masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi, perkembangan ekonomi, dan kelangkaan suatu sumber daya alam dalam suatu lanskap Ketidakharmonisan tsb yang berkelanjutan akan menyebabkan bencana, kerusakan ekosistem dalam jangka pendek dan jangka panjang,

6 Ketidakharmonisan Bentang Alam
Penambangan yang tidak berwawasan lingkungan Illegal logging yang merusak lingkungan/hutan Pembangunan perkotaan Ketidakharmonisan Bentang Alam

7 PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36)
3. Pemanasan Global Berasal dari kegiatasn manusia: industri, transportasi, pembangkitan energi dari bahan fosil, kebakaran hutan, Meningkatkan konsentrasi gas rumah kaca di atmosfir. Gas rumah kaca: CFC, metan, Ox, COx, NOx, SOx, dalam konsentrasi tinggi berpotensi bereaksi dengan lapisan ozon sehingga lapisan ini berlubang dan berbahaya bagi kehidupan manusia.

8 Global warming

9 PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36)
4. Pencemaran Gas (Polusi udara) Sumber terbesar dari alat transportasi dan mesin industri. Kondisi lingkungan sangat tergantung pada ada tidaknya vegetasi, kekuatan dan kecepatan angin, arah angin. Sumber polusi udara sangan besar kontribusinya dalam penurunan kualitas lingkungan. Pohon dan hutan kota sangat penting dan besar perannya dalam menyerap dan meredan polusi

10 Sumber polusi dapat dikendalikan dengan
Perencanaan dan pengelolaan lanskap Dengan ruang hijau dan hutan kota

11 PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36)
5. Pencemaran Bising (Polusi suara) Pencemaran lingkungan akibat bising dapat digambarkan dengan noise countour yang merupakan titik-titik dengan tingkat kebisingan sama. Sumber kebisingan: bersifat statik, tidak bergerak (dari pabrik, pemukiman) dan dinamik, bergerak (dari kendaraan, aktivitas manusia). Penambangan dengan peledakkan dengan teknik blasting, suara mesin pesawat di sekitar bandara (tidak kontinu/discontinue). Sumber suara dari mesin pabrik, kendaraan merupakan sumber suara menerus (continue) Polusi suara memberi ketidaknyamanan baik pada manusia maupun satwa di sekitar sumber suara. Polusi suara dapat mengganggu kesehatan jika di atas 50 db (lihat tabel 1.5 hal 28)

12 Sumber suara: aktivitas manusia,
Kendaraan bermotor, Pabrik pemukiman Pohon dan hutan kota berperan Meredam suara

13 PERMASALAHAN PADA LANSKAP (Tugas: Baca buku hal.13-36)
6. Pencemaran Debu (Polusi udara) Debu yang melampaui ambang batas emisi gas buang kendaraan bermotor (batas maksimal zat atau bahan pencemar yang yang boleh dikeluarkan kendaraan bermotor) dapat membahayakan dikontrol sesuati dengan SK Meneg LH: Kep-35/Men. KLH/10/1993 (baca hal 30). Debu merupakan problem serius, dapat menyebabkan kanker paru-paru (silikosis) dan dapat menurunkan estetika kota. Berbagai upaya penanaman pohon dengan kerapatan tajuk tinggi (berdaun lebat) dan penanaman rapat dapat meredam dan menyerap debu.

14 Pada malam hari banyak kendaraan polusi tinggi,
Penanaman pohon di tas gedung (roof garden) Manjadi solusi Lokasi Namba park, Osaka Jepang Perencananaan lanskap hutan kota dan pengelolaannya Sangat efektif untuk mengendalikan polusi udara, suara dan debu Urban forestry in USA

15 1. PENDEKATAN PROSES ALAM
Pada masyarakat tradisional dengan kearifan lokalnya mereka memanfaatkan alam dengan arif. Setiap pemanfaatan lanskap dikontrol dan dievaluasi perubahan dan kerusakan yang terjadi. Gunung meletus, kebakaran hutan, gempa bumi, tsunami, kebakaran PLTNuklir merupakan proses alam yang mengakibatkan perubahan lanskap. Bisa mengakibatkan kerusakan atau bisa memberi hikmah secara jangka pendek dan jangka panjang.

16 Letusan Gn Merapi

17 Perubahan Alam akibat bencana Gempa, Tsunami, Ledakan PLT Nuklir Jepang, 11 Mar 2011

18 Perubahan Lanskap berdasar Proses Alam (gempa, tsunami Jpg 11 Mar 2011)

19 2. PENATAGUNAAN LAHAN Merupakan peruntukan lahan dialokasikan berdasar atas potensi dan kesesuaiannya. Penataan lahan (land use) merupakan pengaturan penggunaan lahan untuk suatu fungsi tertentu dan besarnya volume kegiatan yang diizinkan di atas suatu lahan. Akan berbeda-beda pada setiap lahan berdasar karakteristik kegiatan dan masalah terkait. Misalnya kawasan preservasi budaya, industri, komersial, permukiman, area hijau, dll. Penggunaan Lahan secara Mikro Pengaturan intensitas bangunan Cara dan tujuan mewujudkan zonasi Penggunaan lahan dalam kota LIHAT GB 2.1 Hal 40

20 3. KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan yang sesuai dengan potensi lanskap Baca H. 50 Mempertimbangkan penggunaan lahan tidak menimbulkan masalah Kualitas lanskap tetap terjaga dengan mempertimbangkan 2 faktor: 1. Pemanfaatan lahan yang sesuai dengan potensinya (on site). 2. Pemanfaatan lahan yang tidak mempengaruhi peluang pemanfaatan di luarnya (off site) Pengembangan lanskap dengan memperhatikan potensi utama dan peluang potensi lain. Lihat Gb 2.4 dan 2.5 H 52

21 Lanskap Kota dengan Maksimal Pohon di Ruang Hijau
Hutan dalam Kota tetap dipertanahkan untuk aktifitas dan keindahan kota

22 3. KESESUAIAN PENGGUNAAN LAHAN
2. Penggunaan Menyimpang dari Potensi Lanskap Perkombangan perkotaan tidak terkendali dengan bertambahnya urbanisasi. Mengakibatkan degradasi ekosistem kota Ada nya banjir, polusi, alih fungsi lahan hijau menjadi infrastruktur dan bangunan. Potensi lanskap tidak mempertimbangkan ekologi kota dianggap menyimpang dari potensi lanskap. Penyimpangan mengakibatkan ketidaknyamanan dan pada akhirnya bisa berakibat bencana. Pembangunan di hutan Indonesia tidak ditunjang dengan organisasi yang baik di lap menyebabkan tidak terkendalinya deforestasi dan degradasi hutan.

23 Banjir Wasior Diduga Akibat Pembalakan Liar Tempo Interaktif Kamis, 07 Oktober 2010 | 19:58 WIB

24 BERBAGAI KONSEP DALAM PENGELOLAAN LANSKAP Baca hal:37-79
Pendekatan Proses Alam Penatagunaan lahan Kesesuaian penggunaan lahan Kesesuaian lanskap u pariwisataan alam Komponen produk dalam suatu unit lahan untuk wisata Daya dukung Lingkungan Pariwisata Perencanaan Area pariwisata alam Perencananaan Kebutuhan Akomodasi di Kawasan wisata Baca SELANJUTNYA di buku “Mengkonservasi Lanskap” (Chafid Fandeli)


Download ppt "Pertemuan 2 Bab I PENGANTAR PENGELOLAAN LANSKAP KEHUTANAN (2)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google