Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pertemuan ke 13-14 Dynamic Routing.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pertemuan ke 13-14 Dynamic Routing."— Transcript presentasi:

1 Pertemuan ke 13-14 Dynamic Routing

2 Routing Dynamic Routing dynamis adalah teknik mengirimkan paket data antar network melalui rute yang dipilih oleh router dengan mempertimbangkan best path.

3 Dynamic Routing Protocols
Function(s) of Dynamic Routing Protocols: Dynamically share information between routers. Automatically update routing table when topology changes. Determine best path to a destination.

4 The purpose of a dynamic routing protocol is to:
Discover remote networks Maintaining up-to-date routing information Choosing the best path to destination networks Ability to find a new best path if the current path is no longer available

5 Components of a routing protocol
Algorithm In the case of a routing protocol algorithms are used for facilitating routing information and best path determination Routing protocol messages These are messages for discovering neighbors and exchange of routing information

6 Classifying Routing Protocols
Dynamic routing protocols are grouped according to characteristics. Examples include: RIP IGRP EIGRP OSPF IS-IS BGP BGP ospf IS IS RIP 1 RIP 2 IGRP EIGRP

7 BGP ospf IS IS RIP 1 RIP 2 IGRP EIGRP

8 Exterior Gateway Protocol (BGP)
BGP (border gateway protocol) > BGP adalah protokol routing yang digunakan diujung sebuah autonomos system (AS) > AS : sebuah jaringan atau satu set jaringan (bbrp jaringan) yang berada dalam satu kendali administrative > setiap AS memiliki nomor

9

10 Interior Gateway Protocols
IGP dibagi 2 bagian : Link state Routing protocol Distance Vector Routing protocol

11 Link state (OSPF – IS IS)
Link state adalah proses routing yang membangun topologi databasenya sendiri. Konsep dasar dari link state routing adalah setiap router menerima peta (map) dari router tetangga. Walaupun proses pengumpulan informasi routingnya lebih rumit dan berat dari distance vector, namun link state lebih realible, lebih skalabel dalam melayani jaringan besar, lebih terstruktur dan juga lebih menghemat bandwith.

12 Kelebihan / kekurangan Link state
1. menggunakan cost metric untuk memilih jalurnya di dalam jaringan 2. Masing-masing router sudah meiliki gambaran sendiri tentang jaringan yang akan digunakan 3. Router selalu menggunakan informasi yang paling akhir, karena selalu mengupdate informasinya saat terjadi perubahan jaringan 4. Semua router memiliki kemampuan untuk meng-copy peta (mapping) selama masih dalam satu jaringan 5. Didukung oleh Classless Interdomain Routing (CIDR) dan Variable-lenght Subnetmasking (VLSM) 1. Membutuhkan banyak memory dan processor 2. Membutuhkan bentuk jaringan yang pasti 3. Membutuhkan seorang administrator yang paham akan routing link state  4. Saat terjadi perubahan jaringan, maka LSA akan membanjiri jaringan. Hal ini bisa mengganggu proses pengiriman data

13 Distance Vector Distance vector adalah proses routing berdasarkan arah dan jarak. Algoritma distance vector memiliki informasi yang tidak spesifik tentang jaringan tujuan dan tidak mengetahui jarak router. Pada distance vector protokol akan mempelajari router yang tersambung langsung dengan dirinya.

14 Routing RIP Routing Information Protocol (RIP) adalah sebuah protokol routing dinamis yang digunakan dalam jaringan LAN (Local Area Network) dan WAN (Wide Area Network). Oleh karena itu protokol ini diklasifikasikan sebagai Interior Gateway Protocol (IGP). Protokol ini menggunakan algoritma Distance-Vector Routing. Protokol ini telah dikembangkan beberapa kali, sehingga terciptalah RIP Versi 2 (RFC 2453). Kedua versi ini masih digunakan sampai sekarang, meskipun begitu secara teknis mereka telah dianggap usang oleh teknik-teknik yang lebih maju, seperti Open Shortest Path First (OSPF) dan protokol OSI IS-IS.

15 Distance vector routing protocol
Hop count sebagi metric untuk memilih rute, Maximum hop count 15, hop ke 16 dianggap unreachable Secara default routing update 30 detik sekali RIPv1 (classfull routing protocol) tidak mengirimkan subnet mask pada update RIPv2 (classless routing protocol) mengirimkan subnet mask pada update

16 RIP v1 dan RIP v2 RIP v1 tidak mendukung vlsm
RIP v1 tidak mengirimkan update routing dan netmask RIP v1 perbaikan broadcast (one to one) RIP v2 mendukung vlsm RIP v2 mengirimkan update routing serta netmask RIP v2 perbaikan multicast (one to many/many to many?

17 Syntax Router (config-router)#passive interface fastethernet directly connected

18 Studi kasus : RIP v1

19 RIP v2 Syntax : Untuk masing-masing router berlaku :
Router(config)#router rip Router(config-router)#version 2 Router(config-router)#network directly connect Router(config-router)#no auto summary (bebas looping)

20 Studi kasus : RIP v2


Download ppt "Pertemuan ke 13-14 Dynamic Routing."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google