Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KONSEP GANGGUAN ELIMINASI URINE

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KONSEP GANGGUAN ELIMINASI URINE"— Transcript presentasi:

1 KONSEP GANGGUAN ELIMINASI URINE
By: Fajri Andi R, S.Kep., Ns

2 ELIMINASI URINE Fungsi-fungsi organ eliminasi urine seperti ginjal, ureter, bladder, dan uretra Anatomi dan Fisiologi Ginjal Nephron Ureter Bladder Uretra

3

4

5 Ginjal Sepasang organ yg berbentuk spt kacang buncis, berwarna coklat agak kemerahan Terdapat dikedua sisi kolumna vertebral posterior, terbentang dari vertebra thorakalis ke-12 sampai lumbalis ke-3 Ginjal kiri lebih tinggi 1,5-2 cm dari ginjal kanan Ginjal berukuran 12 cm x 7, berat gr Darah masuk ginjal 21 % dari CO (1200 ml/ menit)  1 % menjadi urine

6 Susunan fungsional ginjal
Glomerolus  filtrasi Tubulus proksimal  penyerapan dan sekresi Ansa henle Tubulus distal Ductus koligentes

7

8

9 URETER Urine dari tubulus  duktus pengumpul  pelvis renalis  ureter
Ureter : struktur tubular, panjang cm, diameter 1,25 cm Membentang pada posisi retroperitoneum dalam rongga panggul (pelvis) Dinding ureter terdiri 3 lapis :lapisan membran mukosa (dlm), serabut otot polos, jaringan penyambung fibrosa Masuknya urine kedlm kandung kemih : gerakan peristaltik dari serabut otot polos bentuk semburan ; mencegah refluks Apabila terjadi obstruksi (kalkulus renalis)  gerakan peristaltik kuat  nyeri (kolik ginjal)

10 KANDUNG KEMIH Merupakan organ cekung yang dapat berdistensi dan tersusun atas jaringan otot, tempat penampung urine  organ eksresi Dlm keadaan kosong terletak dlm rongga panggul (dibelakang simfisis pubis), pria : rectum bag posterior, wanita : dinding anterior uterus & vagina Dlm keadaan penuh dpt membesar & membentang sampai ketas simfisis pubis Mampu menampung 600 ml urine, pengeluaran urine normal 300 ml. Dinding kandung kemih terdiri atas 4 lapisan ; lapisan mukosa, lapisan sub mukosa,, lapisan otot, lapisan serosa Lapisan otot memiliki berkas-berkas serabut otot yg membentuk otot detrusor. Serabut saraf parasimpatis menstimulasi otot detrusor selama proses berkemih.

11

12 URETRA Membran mukosa yg melapisi uretra & kelenjar uretra mensekresi lendir kedlm saluran uretra Lendir bersifat bakteriostatis & membentuk plak mukosa  mencegah masuknya bakteri. Panjang uretra wanita : 4-6,5 cm ; laki-laki : 20 cm

13 KERJA PERKEMIHAN Struktur otak yg mempengaruhi fungsi kandung kemih : korteks serebri, thalamus, hipotalamus, & batang otak  bersama-sama menekan kontraksi otot destrusor kandung kemih  keinginan berkemih. Pada saat berkemih : respon kontraksi kandung kemih & relaksasi otot pada dasar panggul yang terkordinasi. Rangsangan kencing : (anak-anak) atau (dewasa) Peningkatan volume urine pengiriman impuls sensorik kepusatmiksi di medulla spinalis pars sakralis  impuls saraf parasimpatis dari pusat mikturisi menstimulasi otot destrusor untuk berkontraksi secara teratur, spinter uretra interna berkontraksi & relaksasi  urine masuk uretra. Kandung kemih berkontraksi  impuls saraf naik ke medulla spinalis sampai ke pons dan & korteks serebri  menyadari untuk berkemih  berkemih (dibawah kontrol volunter)

14

15 PROSES BERKEMIH Urine terbentuk oleh nefron sebagai hasil dari filtrasi glomerolus Urine yang terbentuk  blandder ≥ ml (dewasa) atau ≥ (anak)  merangsang ujung saraf sensoris pada dinding bladder (reseptor regang)  impuls dikirim ke spinal cord (pusat reflek berkemih pada S2-S4) dan ke pengendali kencing di cortek cerebri Jika saat sesuai, otak mengirim impuls melalui spinal cord  perangsangan saraf parasimpatis  merangsang M. detrusor & spinter uretra internal  kontraksi m. detrusor dan relaksasi spinter uretra internal Urine dikeluarkan oleh blader jika secara disadari m spinter eksternal relaxasi

16

17 Komposisi Urine Air (90 %) Larutan ( 4 %)
Larutan Organik. Urea,ammonia,kreatin dan uric acid Larutan anorganik. Natrium(sodium),klorida,kalium (potasium),Sulfat,magnesium dan fosfor,Natrium Klorida merupakan garam anorganik yang paling banyak

18 Ciri urine normal Jumlah : sesuai intake Warna : kuning, pucat jernih
Konsistensi ; cair, jernih Bau : khas, aromatik Ph : 4,5 – 8 BJ : gr/ ml Komposisi : 96 % air, urea, amoniak, kreatinin, asam urat, Na, K, sulfat, Mg, dan Phosfat Tidak terdapat glukosa, darah dan aseton

19 Urine merah gelap  perdarahan dari ginjal atau ureter
Merah terang  perdarahan dari kandung kemih atau uretra Kuning cokat gelap  peningkatan konsentrali bilirubin akibat disfungsi hepar

20 Obat-obatan yg mengubah warna urine
Urine kuning  vitamin B2, piridium (dlm urine yg bersifat basa) Orange sampai berwarna karat  sulfonamid, piridium, warfarin natrium, azo-gantrisin Merah muda sampai merah  torazin, Ex-lax, fenitoin (dilantin), cascara (dlm urine yg bersifat basa) Hijau sampai biru  amitriptilin (elavil), Mitelin biru, dyrenium Coklat sampai hitam  senyawa besi yag diinjeksikan, levodopa (L-dopa), nitrofurantoin, metronidazol (flagyl)

21 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI URINASI
Pertumbuhan dan perkembangan Sosiokultural (privacy) Psikologis (kecemasan) Kebiasaan pribadi Tonus otot Status volume Kondisi penyakit (DM, CKD) Prosedur bedah Obat-obatan (diuretik) Pemeriksaan diagnostik

22 PERTUMBUHAN & PERKEMBANGAN
Bayi & anak-anak tdk dapat memekatkan urine secara efektif Bayi & anak-anak mengeksresikan urine lebih besar Seorang anak tdk dapat mengontrol mikturisi scr volunter sampai usia bulan Dewasa mengeksresikan urine 1-2 cc/kg BB/ jam ( ml) Lansia kehilangan kontrol berkemih

23 PERUBAHAN DALAM ELIMINASI URINE
Retensi urine (akumulasi urine) Infeksi saluran kemih bawah Inkonstinensia urine (kehilangan kontrol berkemih) Diversi urinarius

24 RETENSI URINE Akumulasi urine yg nyata didalam kandung kemih akibat ketidakmampuan mengosongkan kandung kemih Retensi  kandung kemih tidak mampu untuk mengosongkan diri  overflow retensi  tekanan kandung kemih meningkat Akumulasi  dinding kemih teregang  perasaan tegang, tidak nyaman, nyeri tekan pd simfisis pubis, gelisah, diaforesis Retensi terjadi akibat : obstruksi uretra, trauma bedah, perubahan stimulasi saraf sensorik & motorik kandung kemih, efek samping obat, ansietas.

25 INFEKSI SALURAN KEMIH BAWAH
ISK  infeksi nosokomial Mikroorganisme masuk melalui rute uretra asenden yaitu melalui meatus uretra Penyebab : pemasangan kateter, kebersihan perinium kurang, Bakteri menempati uretra distal, genetalia eksterna & vagina

26 INKONTINENSIA URINE Kehilangan kontrol berkemih  klien tdk mampu mengontrol sfingter uretra eksterna Bersifat sementara/ menetap Type : inkontinensia fungsional, refleks (overflow),

27 PENGKAJIAN Riwayat keperawatan ;
* pola eliminasi (frekuensi & waktu, volume, perubahan yang terjadi), * gejala-gejala perubahan . Urgensi : sering berkemih,takut inkontenisia . Disuria : Rasa sakit/kesulitan saat berkemih et : striktur/infeksi . Frekuensi : brp kali berkemih , Poliuria : DM,DI,efek medikasi . Oliguria : ml/hari Et : Gagal ginjal,decomp,combutio dan syok . Anuria : 100ml/hari . Nokturia : sering bak malam hari . hematuria : urine campur darah . Retensi : BPH ? At lainya . Residu : tidak lampias

28 * faktor-faktor yang mempengaruhi eliminasi urine
Usia Diet Gaya hidup Aktivitas Stres Psikologis lingkungan riwayatpengobatan

29 Volume Urine : Usia Jumlah/hari No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 - 2 hari
10 hari - 2 bulan 2 bulan - 1 tahun 1 - 3 tahun 3 - 5 tahun 5 - 8 tahun tahun 4 tahun - dewasa Dewasa tua 15 – 60 ml 100 – 300 ml 250 – 400 ml 400 – 500 ml 500 – 600 ml 600 – 700 ml 700 – 1000 ml 800 – 1400 ml 1500 ml ≤ 1500 ml

30 Pengkajian Fisik : * Kulit (turgor kulit, mukosa mulut) * Ginjal (nyeri daerah pinggul) * Kandung kemih * Meatus uretra

31 Pengkajian urine : * Asupan & haluaran * Karakteristik urine (warna, kejernihan, bau) Pemeriksaan urine : * pengumpula spesimen * Spesimen acak * Spesimen midstream atau pengeluaran bersih * Spesimen steril * Spesimen urine pada waktu tertentu * Pengumpulan urine pada anak-anak * Pemeriksaan umum urine ; urinalisis, ` pengukuran BJ, kultur urine

32 DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b.d inflamasi uretra, obstruksi pada uretra
Defisit perawatan diri (toileting) b.d gangguan kognitif, keterbatasan mobilitas Perubahan eliminasi urine b.d gangguan sensorik motorik Gangguan citra diri b.d perasaan yg tidak dirasakan akibat diversi urinarius, perasaan yg tdk dirsakan akibat inkonstinensia Resiko infeksi b.d hygiene personal yg buruk, insersi kateter urine

33 Inkonstinensia fungsional b.d terapi diuretik, keterbatasan mobilitas
Inkonstinensia refleks b.d kerusakan neurologis, penggunaan anestesi Inkonstinensia stres b.d peningkatan tekanan intraabdomen, kelemhan otot panggul Inkonstinensia urgensi b.d iritasi mukosa kandung kemih, penurunan daya tampung/ kapasitas kandung kemih Inkonstinensia total b.d adanya fistula, kerusakan neurologis Retensi urine b.d obstruksi leher kandung kemih, terhambatnya lengkung refleks.

34 Nyeri b.d inflamasi uretra, obstruksi pada uretra
Kolaborasi pemberian analgesik/anti inflmasi Intervensi untuk mengatasi penyebab obstruktif Kolaborasi untuk pungsi kandung kemih Relaksasi

35 Defisit perawatan diri (toileting) b
Defisit perawatan diri (toileting) b.d gangguan kognitif, keterbatasan mobilitas Membantu perawatan diri dengan jadwal terstruktur Bantu memenuhi kebutuhan perawatan diri selama klien tdk mampu mandiri

36 Perubahan eliminasi urine b.d gangguan sensorik motorik
Kolaborasi untuk pemasangan kateter Lakukan perawatan kateter secara adekuat (1-2 kali/hari dengan cairan fisiologis) Lakukan bledder retraining Lakukan latihan kegel exercise

37 Bantu untuk pemakaian pampers
Gangguan citra diri b.d perasaan yg tidak dirasakan akibat diversi urinarius, perasaan yg tdk dirasakan akibat inkonstinensia Bantu untuk pemakaian pampers Motivasi untuk perawatan diri secara teratur Lakukan latihan kegel exercise Beri support psikologis

38 Resiko infeksi b.d hygiene personal yg buruk, insersi kateter urine
Lakukan perawatan kateter secara teratur (1-2x/hari) Ganti kateter setelah 2 minggu pemakaian Kolaborasi untuk pemberian antibiotik (Jika diperlukan)

39 TUJUAN ASUHAN KEPERAWATAN
Memahami eliminasi urine yang normal Meningkatkan pengeluaran kemih yang normal Mencapai pengosongan kandung kemih yang lengkap Mencegah infeksi Mempertahankan integritas kulit Mendapatkan rasa nyaman Mengembalikan kandung kemih Memberikan asupan cairan secara tepat Memulihkan self esteem atau mencegah tekanan emosional

40

41 Terima Kasih


Download ppt "KONSEP GANGGUAN ELIMINASI URINE"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google