Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Nursery Management Strategies
Nursery Management Strategies Pedoman bagi pengguna benih unggul Mekarsari PT. Sasaran Ehsan Mekarsari
2
Nursery Management Strategies
Pre Nursery Main Nursery Siap Tanam Mekarsari Research Station melalui PT. Sasaran Ehsan Mekarsari adalah pemulia dan penghasil benih unggul kelapa sawit di Indonesia yang resmi berdasarkan SK Menteri Pertanian No tahun Koleksi Pohon induk jantan dan betina kelapa sawit diperoleh melalui kerjasama dengan sebuah perusahaan penghasil benih Malaysia yang memperoleh pengesahan lembaga SIRIM di Malaysia dan melalui eksplorasi di Afrika dan Amerika Latin. Mutu benih Mekarsari telah diakui dan disahkan oleh Pemerintah Indonesia cq Kementrian Pertanian Republik Indonesia, Direktorat Jenderal Perkebunan dan juga diakui oleh praktisi perkebunan karena memiliki karakteristik Yield yang tinggi dan stabil, Pertumbuhan vertikal yang lambat dan seragam, Toleran terhadap cekaman cuaca yang akstrim dan lain lain. Menggunakan benih unggul Mekarsari, berarti mendapat benefit dari kehandalan yang terdepan pada program penyempurnaan genetik oleh Mekarsari Research Station yang telah memiliki pengalaman kelas dunia dalam pemuliaan tanaman hortikultura dan tanaman keras di Indonesia. Nursery Management Strategies
3
Pembibitan Awal (Pre-Nursery)
4
Penerimaan Kecambah Semua kecambah yang berasal dari Mekarsari telah dipersiapkan dengan matang untuk mempertahankan mutu fisiologisnya dan kemampuannya untuk pulih serta tumbuh dengan baik ketika dikecambahkan dilapangan. Saat Penerimaan Kecambah. Periksa kondisi segel pada boks kemasan dan kondisi kecambah dengan seksama. Bila memungkinkan gunakan termometer untuk mengetahui suhu kecambah dan dicatat. Pada prinsipnya setiap kecambah yang diterima harus sesegera mungkin ditanam di prenursery.
5
Penerimaan Kecambah Apabila tidak memungkinkan untuk segera ditanam di prenursery, maka lakukan langkah langkah sebagai berikut : Pengangkutan dan Penyimpanan: Biarkan semua kecambah tetap berada dalam kemasan dari Mekarsari dengan maksud agar menghindarkan variasi suhu, akibat penyinaran matahari atau sirkulasi udara ruang penyimpanan yang buruk atau ruangan yang terlalu dingin oleh penggunaan AC. Perlindungan dan Pengamanan : Bila tersedia ruang gelap untuk penyimpanan, maka sebaiknya boks dibuka dan semua kantong kecambah dikeluarkan (tanpa dibuka) lalu diletakan pada rak rak yang khusus dibuat. Temperatur ruang diatur sesuai dengan suhu lingkungan (ambient temperature). Selama 2 – 3 hari dalam penyimpanan, aerasi (kantong dibuka) dan penyemprotan halus dengan air (hand sprayer) perlu dilakukan. Hati hati menutup kembali kantong tadi. Lama Penyimpanan : Waktu penyimpanan tidak boleh lebih dari satu minggu. Apabila pertumbuhan kecambah tidak memuaskan (artinya plumule dan radicle belum mencapai 8 – 15 mm), maka kecambah sebaiknya disimpan kembali beberapa hari dalam kontong aslinya dan bila perlu dibiarkan hingga 2 minggu pada tempat teduh dengan ambient temperature. Setiap kantong harus selalu dijaga kelembabannya namun jangan sampai basah hingga terlalu lembab. Lakukan seleksi kecambah dengan seksama dan hanya dengan ijin pimpinan kebun kecambah yang sudah tidak terpakai segera dimusnahkan. Demi menjaga keseragaman, maka setiap label pada kantong kecambah harus diperhatikan dan dikelompokan pada penanaman di prenursery.
6
Menghitung Kebutuhan Kecambah
Mekarsari Research Station merekomendasikan SPH sebanyak 143 pohon. Guna memperoleh sebanyak 143 bibit siap salur per hektar, yaitu setelah melalui proses seleksi (culling) di prenursery dan main nursery serta untuk cadangan, maka perhitungannya adalah : Kebutuhan kecambah : = 100/97,5 x 100/90 x 100/85 x 100/95 = 1,40 x Kerapatan pohon/ha. Kerapatan 143 ph/ha (9,0 m) diperlukan kecambah 200/ha Kebutuhan penyediaan kecambah sebanyak 140% dari jumlah kerapatan yang akan ditanam per hektar. Jumlah kecambah yang perlu ditanam di prenursery adalah sebanyak 200 kecambah. Sedangkan di main nursery sebanyak 170 bibit yang terpilih. Seleksi Kecambah : 2,5 % Seleksi di Pembibitan Awal 10 % Seleksi di Pembibitan Utama 15 % Cadangan untuk Penyisipan 5 %
7
Menghitung Kebutuhan Kecambah
Kebutuhan penyediaan kecambah sebanyak 140% dari jumlah kerapatan yang akan ditanam per hektar, artinya : Jumlah kecambah yang perlu ditanam di prenursery adalah sebanyak 200 kecambah. Sedangkan di main nursery sebanyak 170 bibit yang terpilih. Menghitung Kebutuhan Kecambah
8
Perkecambahan di Pre Nursery
Kecambah Sehat harus Bebas Parasit (jamur) Ketika dalam proses perkecambahan, terindikasi haustarium berkembang dengan cepat (morphologi akar berubah bentuk akibat terkena parasit). Berarti parasit secara bertahap mulai akan menguras nutrisi dari albumen biji dan bila haustarium sudah mengisi seluruh biji, kehidupan biji berakhir. Hanya kecambah yang sudah lengkap memiliki radicle dan plumule yang siap dan boleh ditanam dalam polybag. Dalam 1 bulan di prenursery, muncul helai daun pertama yang bersamaan dengan munculnya akar primer yang pertama.
9
Perkecambahan di Pre Nursery
4 bulan setelah tanam, akan muncul tiga hingga empat helai daun terbuka dan sistim perakaran yang lengkap, akar primer, sekunder dan akar tersier. Dengan kondisi seperti ini, maka bibit sudah siap di pindahkan ke polybag besar di main nursery.
10
Penyiapan Areal Pre Nursery
Setiap pekebunan besar akan selalu mengupayakan lokasi pembibitannya sedekat mungkin dengan rencana pengembangan perkebunan itu sendiri. Area pembibitan harus bersih dan terbebas dari gulma. Pembersihan area dapat dilakkan manual atau dengan cara kimia menggunakan herbisida. Areal yang sudah di buka (LC) dibersihkan dan dirataka Kebutuhan bahan/tenaga : Manual 20 HK/Ha dan mekanis 6 JKT (Jam Kerja Traktor) per ha Kebutuhan areal 1 m2 untuk 70 bibit pada pembibitan awal Keterangan : Perhitungan tersebut menggunakan standar seleksi di pembibitan awal 10% dan pembibitan utama 15% Untuk areal seluas 1 ha dapat digunakan untuk pembibitan awal sebanyak polibag dan pembibitan utama ± polibag
11
Penyiapan Areal Pre Nursery
Bedengan Satu Bed (satu kelompok kecambah di baby polybag) umumnya untuk menempatkan 840 kecambah. Bed berukuran : lebar bedengan 1,5 m ; jarak antar bedengan 0,8 m Panjang 20 meter Jumlah bibit dalam satu bedengan : 840 bibit Kebutuhan tenaga untuk membuat bedengan : 1,5 HK/bed Tepi bedengan diberi batas dengan bambu atau papan Jumlah bahan digunakan : 4 6 m dan 5 papan/bed Menabur Pasir Bedengan ditaburi pasir secara merata sampai setebal 2 cm Jumlah kebutuhan pasir : 0,3 m3/bed Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 0,2 HK/bed
12
Penyiapan Areal Pembibitan
Naungan Penaungan diperlukan untuk memicu perkecambahan dan melindungi benih dari dehidrasi bila penyinaran matahari terlalu panas. Naungan dapat dibuat selebar bedengan sebagai berikut : Pada tahap awal bibit harus diletakkan di bawah naungan, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan. Luas naungan minimal sebesar bedengan dengan tinggi ± 2 Bentuk naungan : tiang dibuat dari bambu atau besi siku setinggi 2 m, dan jarak antar tiang 3 m. Atap dari pelepah kelapa sawit atau dari shadownet. Jumlah bahan yang digunakan : 7 6 m dan 10 pelepah/bed Jumlah kebutuhan tenaga kerja membuat naungan : 1 HK/bed
13
Penyiapan Areal Pre Nursery
Drainase Drainase atau Parit keliling prenursery harus dibuat sedalam cm untuk mencegah terjadinya genangan pada proses perkecambahan. Pemeliharaan Drainase Mengalirkan air yang tergenang di areal pembibitan Diperiksa agar air jangan tergenang di polybag Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK Rotasi yang diperlukan 1 x /minggu
14
Media Tanah untuk Perkecambahan
Media tanah menggunakan top soil (kedalaman cm) tanah mineral dengan tekstur lempung, kecuali di areal gambut dapat menggunakan tanah gambut Tanah diayak dengan saringan kawat 2 cm agar bersih dari akar, rumputan, batuan dan sampah lainnya. Hasil pengayakan ± 60% (dari 1m3 diperoleh ± kg tanah) Bila tanah terlalu padat/liat dicampur dengan pasir perbandingan 3:1 Media tanam harus dicampur dengan 50 kg pupuk RP per ± 2 m3 tanah (± polybag kecil) Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengumpulkan tanah secara manual 1,5 m3/HK sedangkan secara mekanis 8 JKA/Ha Jumlah kebutuhan tenaga kerja untuk mengayak 3 m3/HK
15
Polybag dan Pengisian Tanah
Polybag Ukuran polybag kecil 0,75 mm x 15 cm x 23 cm lay flat, warna hitam Setelah diisi berukuran : diameter ± 10 cm dan tinggi ± 17,5 cm Lubang polybag berjumlah dengan diameter 0,5 cm 1 kg Plb ± 200 lembar polybag kecil Mengisi Tanah kedalam Polybag Empat minggu sebelum penanaman kecambah, polybag harus sudah diisi tanah dalam jumlah cukup Guncang polybag pada saat pengisian untuk memadatkan tanah dan diisi sampai mencapai ketinggian 1 cm dari bibir polybag Polybag disiram air setiap hari sampai tampak jenuh sebelum dilakukan penanaman dan diisi kembali dengan tanah bila diperlukan Jumlah tanah adalah 1 kg per polybag Jumlah kebutuhan tenaga kerja pengisian polybag 400 unit/HK Pencegahan Hama secara Kimia Dua hari sebelum digunakan bedengan disemprot dengan insektisida, contoh Sevin atau Thiodan Jumlah dan jenis bahan digunakan : Sevin 85 EC dosis : 5 cc/l air/bed Jumlah kebutuhan tenaga kerja : 1 HK/30 bed
16
Menata Polybag Polybag yang sudah diisi tanah harus diletakkan secara tegak dan tertata rapat di bedengan. Tiap 1 m2 dapat memuat 70 polibag atau 840 polybag/bedengan Diusahakan air tidak akan menggenangi di bedengan dengan mengikis permukaan tanah yang tidak datar Jumlah tenaga kerja untuk menyusun polybag adalah unit/HK Persiapan Menanam Kecambah Setelah semua polybag terisi tanah, kecambah sebaiknya sesegera mungkin ditanam. Kecambah yang akan ditanam harus direndam terlebih dahulu dengan larutan fungisida dengan konsentrasi 0,2%. Kecambah yang ditanam hanya kecambah terpilih dan telah muncul plumule dan radicle, tumbuh lurus dan berlawanan arah. Panjangnya tidak boleh lebih dari mm. Langkah langkah persiapan adalah sebagai berikut : Siram tanah di polybag sampai jenuh sebelum kecambah ditanam Kantong plastik kecambah dibuka dengan hati-hati dan letakkan kecambah di baki yang beralaskan goni basah yang telah direndam dalam larutan fungisida Thiram dengan konsentrasi 0,2% Kecambah diseleksi dan dihitung (% seleksi)
17
Seleksi Kecambah Kecambah normal : calon akar (radicule) dan calon batang (plumule) terlihat jelas, panjangnya mm. Radicule berujung tumpul seperti bertudung, agak kasar Plumule ujungnya tajam seperti tombak Ciri ciri kecambah yang abnormal : Calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Brown germ) Calon akar dan batang (radicle dan plumule) patah (Broken) Berkecambah lanjut, Calon akar sudah terlalu panjang (radicle). Seharusnya cukup 1,5 cm saat yang tepat untuk ditanam. (Overgrown) Pada ujung calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Chill Damage) Calon akar dan batang (radicle dan plumule) terserang cendawan (Rotting) Jumlah kebutuhan untuk seleksi kecambah kecambah/HK Pada saat diterima peti harus diletakkan di tempat yang terlindung dari sinar matahari Setiap kantong kecambah harus dibiarkan terbuka selama beberapa menit untuk pergantian udara
18
Kecambah Abnormal Calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Brown germ) Calon akar dan batang (radicle dan plumule) patah (Broken) Berkecambah lanjut, Calon akar sudah terlalu panjang (radicle). Seharusnya cukup 1,5 cm saat yang tepat untuk ditanam. (Overgrown) Pada ujung calon akar dan batang (radicle dan plumule) berwarna coklat (Chill Damage) Calon akar dan batang (radicle dan plumule) terserang cendawan (Rotting)
19
Tanam Kecambah Dengan ibu jari buat lubang tanam sedalam 2-3 cm ditengah setiap polybag. Penanaman kecambah harus memperhatikan posisi radikula yang akan diposisikan arah ke bawah dan plumula yang akan diposisikan ke atas Kecambah diletakan didasar lubang dengan radicle dibawah dan tutup dengan tanah maksimum 1 cm. Basahi polybag dengan perlahan, agar tidak mengganggu kecambah yang baru ditanam. Polybag dibasahi sampai jenuh
20
Tanam Kecambah Kecambah yang muncul lebih dari satu (doubleton) dapat ditanam dengan normal dan baru dipisahkan ketika akan di pindahkan ke Large polybag. Plumula Setiap Bed yang sudah ditanami kecambah harus di beri tanda dengan plang yang ditempatkan dikedua ujung Bed. Plang memuat nomor boks, tanggal tanam ke polybag, kode identitas kecambah dan jumlah bibit yang ditanam.
21
Tahap Perkembangan Kecambah
Benih pada ada umur 1 – 2 hari. Embryo baru mulai berkecambah yang muncul dari functional spore (germspore), namun belum dapat diketahui yang mana Plumule atau Radicle. Pada tahap ini disebut ‘White Point’ Benih pada ada umur 3 – 5 hari. Plumule dan Radicle mulai terlihat walau belum terlalu jelas. Benih sudah bisa ditanam namun baru akan ketahuan terbalik bila bibit tumbuh melintir atau kerdil. Benih pada ada umur 5 – 7 hari. Plumule dan Radicle mulai jelas terlihat walau masih sulit dibedakan bila dalam jumlah banyak. Benih yang ditanam pada tahap ini seringkali banyak yang terbalik atau radicle yang patah Benih pada ada umur 12 – 16 hari. Plumule dan Radicle sudah cukup panjang dan sangat ideal untuk ditanam. Liwat beberapa haridari umur 12 – 16 hari. Plumule dan Radicle sudah terlalu panjang dan sangat berisiko patah ketika di angkat untuk ditanam.
22
Pemeliharaan Bibit Penyiraman Kebutuhan Air per Bibit
Pembibitan awal, kebutuhan air per pokok : 0,1 – 0,3 liter/hari Apabila tidak turun hujan, maka penyiraman perlu dilakukan sebanyak 4 mm air per polybag setiap 2 hari sekali. Penyiraman dengan mesin pompa tidak boleh dilakukan agar akar muda tidak terganggu. Penyiraman harus dilakukan dengan dengan semprotan yang halus, akan lebih baik bila menggunakan gembor secara manual. Bibit disiram 2 x sehari Jam penyiraman : wib – selesai paling lambat jam wib; sore hari jam wib – selesai Bila malam sebelumnya turun hujan (> 8 mm) dan tanah di polybag masih basah maka penyiraman hanya dilakukan sore hari saja. Bila pagi harinya hujan turun (> 10 mm) maka tidak perlu penyiraman pagi dan sore. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan bbt/HK (16 bed/HK) Pengendalian Gulma Di area pre nursery, penyiangan lorong antar bed dan penyiangan gulma pada polybag dilakukan secara manual. Dilakukan 1 x tiap 2 minggu Cara pelaksanaan adalah manual tidak boleh dengan herbisida Pengendalian dengan mencabut rumput dan gulma lain di dalam polybag dan yang berada di antara polibag Sekaligus melakukan konsolidasi dengan menambah tanah pada polibag apabila kekurangan. Jumlah tenaga kerja yang diperlukan bibit/HK atau 16 bed/HK
23
Pemeliharaan Bibit Pemupukan
Tanah yang digunakan dalam polybag harus gembur dan subur agar memudahkan biji berkecambah disaat awal. Di akhir bulan pertama, secara mingguan lakukan dengan gembor agar tidak membakar daun. Aplikasi Pemupukan di Pre-nursery (gram/bibit/minggu ) (NPK); MOP 60% (K) and kieserite (Mg) Konsolidasi Bibit Dilakukan 1 kali/minggu meliputi : Menambah tanah yang kurang Menegakkan polibag yang miring Menukar bibit yang mati dengan bibit pada bedengan terakhir yang biasanya tidak penuh Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bibit/HK atau 5 bed/HK Minggu Ke NPK MOP Kieserite
24
Pemeliharaan Bibit Perlindungan Tanaman
Pengamatan hama ataupun penyakit dilakukan setiap hari Pengendalian dilakukan dengan cara manual Apabila gangguan hama/penyakit sudah pada tingkat yang lebih berat maka dilakukan dengan penyemprotan insektisida, fungisida dengan rotasi 1 kali/minggu Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bibit/HK atau 10 bed/HK Kerusakan dan kematian bibit di pre nursery dapat terjadi oleh berbagai penyebab, antara lain akibat serangan hama serangga dan penyakit atau penyebab lain, seperti berikut : Biji tidak berkembang – bisa karena mutu tanah yang digunakan tidak baik, salah tanam, penyiraman yang berlebihan atau kekurangan, dan bisa juga karena adanya serangan hama atau penyakit tanaman. Daun kelihatan mengering – bisa disebabkan oleh kurangnya penyiraman setelah aplikasi pupuk, dosis pupuk yang digunakan salah, atau salah penggunaan herbisida. Bisa juga karena tidak diberi naungan diterik matahari yang kuat. Daun Menguning – sering disebabkan oleh penaungan yang buruk, defisiensi nitrogen setelah 3 bulan, atau terlalu basah. Brown necrosis – muncul bila kekurangan sinar matahari.
25
Hama & Penyakit Hama dan Penyakit Utama di Pre Nursery
Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed. Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di disekeliling tanaman. Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed. Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing masing bed. Serangan Tikus, dikendalikan dengan racun anticoagulant.
26
Hama & Penyakit Penyakit utama di pre nursery yang sering timbul adalah serangan fungi sebagai akibat kelembaban yang terlalu tinggi. Aerasi yang baik akan mengurangi risiko serangan fungi. Namun, bagaimanapun aplikasi fungisida untuk pencegahan perlu dilakukan dua kali sebulan dengan larutan mancozeb atau chlorothalonil sebanyak 2 gram per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed. Bibit muda harus dilindungi dari semut, rayap dan jangkrik. Untuk pencegahannya, taburkan tepung deltametrin di disekeliling tanaman. Serangga pemakan daun yang merusak bibit muda dapat dikendalikan dengan penyemprotan 0,8 hingga 1,0 gram carbaryl atau 0,024 gram deltamethrin per liter air bersih yang cukup untuk setiap satu bed. Keong atau siput dikontrol dengan pellet metaldehyde yang ditabur secara acak di sekitar masing masing bed. Serangan Tikus, dikendalikan dengan racun anticoagulant. Membuka Naungan Untuk tujuan aklimatisasi, kecambah perlu mendapat penyinaran matahari penuh, oleh karenanya, setelah dua daun keluar (1,5 bulan) naungan dapat dikurangi sebesar 50% dan setelah daun ketiga keluar (2,5 bulan) naungan harus sudah dihilangkan total.
27
Hanya Bibit Normal yang boleh dipindahkan ke Polybag besar.
Seleksi Bibit (Culling) Seleksi di Prenursery (Culling ) Diakhir tahap prenursery, bibit normal ditunjukkan dengan munculnya helai daun sebanyak tiga hingga empat lembar. Masing masing helai daun memiliki ukuran yang berbeda dan yang lebih dulu muncul akan selalu lebih besar dari yang terakhir muncul.Tinggi bibit dengan daun yang sudah membuka secara penuh adalah sekitar 20 – 25 cm. Sebelum memindahkan bibit ke main nursery, harus dilakukan seleksi untuk membuang bibit bibit yang abnormal seperti bibit dengan daun bergaris kuning (Chimaera), daun keriting (crinkled leaf ), daun melintir (twisted leaf), daun lancip(grass leaf), bentuk daun tidak normal(Colante), daun menggulung (Rolled leaf) dan lain lain. Tata cara seleksi Bibit di pre-nursery Angkat dan singkirkan semua bibit afkir dari bedengan sebelum dilakukan pemindahan bibit sehat ke polybag besar Musnahkan semua bibit afkir Catat dan laporkan bibit yang diafkir Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan bibit/HK Seleksi dilakukan dari Bed ke Bed sesuai pengelompokannya agar seragam berdasarkan data pada masing masing Bed. Hanya Bibit Normal yang boleh dipindahkan ke Polybag besar.
28
Ciri Fisik Bibit Abnormal
Bibit Abnormal adalah bibit yang tidak boleh dipindahkan ke large polybag (Transplanting) dengan ciri ciri sebagai berikut : Beberapa ciri Fisik bibit abnormal yang di-afkir Pucuk bengkok atau daun berputar : akibat penanaman kecambah yang terbalik atau faktor genetik Daun lalang atau daun sempit (narrow grass leaf) : akibat faktor genetik Daun kerdil dan sempit (stump/little leaf) Daun menyempit dan tegak (acute/erect leaf) Daun yang menggulung (rolled leaf) : akibat factor genetic Daun berkerut/keriput (crinkle leaf) : akibat factor genetic Daun melipat (collante) : akibat kekurangan air Bibit kerdil (stunted) : akibat factor genetic Chimaera : sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna hijau gelap dan jaringan yang normal Bibit dengan serangan penyakit berat
29
Bibit Abnormal
30
Prosentase Kegagalan Bibit
Angka maksimum kegagalan di pre nursery yang dapat diterima adalah sebagai berikut : No Jenis Kegagalan Bibit % 1 Kecambah rusak dan gagal tumbuh 5 2 Bibit Abnormal 10 Total 15 Dengan angka maksimum kegagalan tersebut, dapat diperhitungkan bahwa bila sebanyak 200 kecambah dicadangkan untuk tanam per 1(satu) Ha kebun, maka di akhir tahap pre-nursery, dari setiap 200 kecambah, hanya akan menghasilkan bibit yang siap pindah ke main nursery sebanyak : 200 – ( 200 X 15 % ) = 170 bibit/ha Administrasi Semua operasi pembibitan, dari sejak penanaman dan afkir hingga pemindahan bibit ke Main nursery harus dicatat dengan lengkap pada Log-book Pre nursery.
31
Bibit Normal Bibit Normal adalah bibit yang boleh dipindahkan ke large polybag (Transplanting) merupakan pekerjaan yang perlu ketelitian dan harus dilakukan oleh tenaga berpengalaman. Bibit Normal
32
Pembibitan Utama (Main Nursery)
33
Main Nursery Tahap pembibitan Utama akan memerlukan waktu antara 8 – 12 bulan, sebelum pada akhirnya ditanam di lapangan. Selama masa ini, bibit sawit mulai membentuk daun yang sempurna. Pada tahap ini, sama sekali tidak diperlukan naungan. Penyiapan Lahan Pembibitan Utama. Sebaiknya lokasi pembibitan utama terletak di areal terdekat dengan rencana tanam. Di sekeliling area pembibitan harus jauh dari perladangan dan padang alang alang. Persiapan Areal Areal Pembibitan dekat dengan sumber air atau sungai. Area pembibitan utama mutlak harus dekat dengan sumber air yang berlimpah untuk dapat memenuhi kebutuhan air di pembibitan sebesar 100 m3 air per hektar per hari selama proses pembibitan hingga selesai. Area pembibitan utama harus sedatar mungkin dengan sedikit kemiringa untuk menghindari penggenangan air dan pada Areal datar setiap 1 ha dapat menampung bibit Dibuat parit drainase mengikuti pipa sekunder dari jaringan pipa penyiraman Ukuran parit lebar dasar 30 cm, lebar atas 70 cm, dalam 40 cm Bila penyiraman dengan sprinkler hendaknya dibuat dulu desainnya dan penempatan pipa-pipanya Bila diperlukan buat pagar keliling 150 m dengan kawat. Jarak antara tiang 3 m, tinggi pagar 1,5 m Jumlah tenaga kerja untuk membuat pagar 100 m/HK Transplanting ke main nursery dilakukan pada bibit berumur 3-4 bulan atau memiliki 4-5 helai daun
34
Main Nursery Pancang Umur bibit 8-10 bulan : jarak pancang 70 x 70 x 70 cm ( bibit/ha) Umur bibit ≥ 10 bulan : jarak pancang 90 x 90 x 90 cm ( bibit/ha) Kebutuhan tenaga kerja memancang pancang/HK Ukuran Polybag Ukuran polybag besar adalah 0,15 mm x 40 cm x 40 cm lay flat Setelah diisi tanah diameter ± 23 cm dan tinggi ± 39 cm ; warna hitam Lubang empat baris perforasi dengan diameter 3 – 4 mm berjarak 5 cm x 5 cm Tebal polibag harus merata tidak ada tebal tipis Volume 15 l dan bisa menampung kg tanah Mengumpulkan Tanah Metode sama dengan pembibitan Pre-Nursery Tanah yang akan digunakan harus disaring dengan saringan ukuran mesh 2 cm dan akan lebih baik bila mengandung kompos. Tanah sebaiknya berasal dari sekitar lokasi pembibitan untuk menghemat biaya. Jangan pernah mengambil tanah dari sumber yang berasal dari daerah yang telah diketahui pernah terinfeksi oleh Fusarium atau Ganoderma.
35
Main Nursery Mengisi Tanah kedalam Polybag
Polybag harus sudah siap diisi tanah minimal 4 minggu sebelum transplanting dari PN untuk mendapatkan tingkat kepadatan tanah yang stabil. Polybag harus dibalik sebelum diisi tanah agar polybag dapat berdiri tegak dan silindris Persiapan media tanam dan isikan ke dalam polybag. Hindarkan pemadatan tanah dalam polybag dengan cara menekan kuat ke arah bawah Guncang polybag pada waktu pengisian untuk memadatkan tanah dan mencegah agar tidak ada bagian yang mengkerut atau terlipat sehingga ketinggian tanah dapat mencapai 2,5 cm dari bibir polybag. Jumlah polybag 1 kg = 18 lembar; 1 plb ± 20 kg Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 100 unit/HK
36
Main Nursery Tata Ruang Nursery
Rancangan tata ruang nursery yang baik selalu mempersiapkan fasilitas infrastruktur untuk akses keluar masuk kendaraan selama masa pengangkutan bibit dari nursery ke lapangan. Rancangan nursery harus digambar dalam peta tata ruang yang mencakup blok bibit, jalan kontrol, jalan utama dan sistim irigasinya. Sebagai contoh dapat dilihat pada gambar dibawan ini.
37
Main Nursery Menyusun Polybag
Peletakan polybag pada pembibitan utama ditata sebagai berikut : Tata letak polybag adalah segitiga sama sisi, dengan tiap sisi sepanjang 90 cm. Jarak antar lajur arah Utara – Selatan adalah 80 cm. Polybag disusun di areal bibitan yang sudah dipancang. Pancang untuk menyeragamkan cara peletakan (contoh gambar dibawah). Setiap 4 baris dikosongkan 1 baris (baris ke 5) untuk jalan pemeliharaan bibit Kedua tangan pekerja harus berada pada dasar polybag dan tidak dibenarkan 1 tangan menyengkeram bibit polybag bagian atas Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan adalah 100 – 150 unit/HK
38
Main Nursery Lorong untuk jalan utama dibuat dengan 5 meter dan untuk memudahkan pengawasan, perlu dibuat lorong kecil dengan cara membuang satu lajur polybag arah Utara – Selatan (Kolom) atau satu lajur arah Timur – Barat (baris)
39
Main Nursery Ukuran blok bibit tergantung sistim penyiraman yang diterapkan. Yang penting setiap blok harus diberi tanda identitas bibit dari plang yang menerangkan jumlah bibit, tanggal tanam dan katagory serta asal bibit. Adalah penting untuk selalu menjaga agar polybag tidak pada posisi berbaring, namun selalu tegak keatas. Setiap satu hektar pembibitan utama dapat menampung 14 ribu hingga 18 ribu bibit. Penanaman Bibit (Transplanting) Lubangi tanah tepat ditengah setiap polybag dengan ukuran sedikit lebih besar dari diameter babypolybag atau berdiameter sekitar 12 cm dan dalam sekitar 17 cm. Plastik babypolybag di sobek dengan hati hati dan kemudian bibit dengan gumpalan tanah yang melekat pada akar di letakan kedalam lubang baru yang sudah dibuat di polybag besar. Tekan tanah disekitarnya sampai leher batang bibit berada sejajar dengan permukaan tanah.
40
Main Nursery Menanam/Transplanting di Polybag Besar
Tanah di polybag dilubangi sebesar ukuran polybag kecil dengan alat berupa bor tanah atau yang dibuat dari pipa 4 inch Jumlah tenaga kerja untuk melubangi 250 unit/HK Bibit yang telah memenuhi syarat (umur 3 bulan, daun 3-4, bentuk sempurna) diangkut dengan kotak papan, diecer ke tempat polybag Jumlah tenaga kerja untuk mengecer 700 bibit/HK Penanaman dilakukan : bibit di polybag kecil dipegang miring, dasarnya disayat keliling kemudian dilepas. Dimasukkan ke dalam lubang polybag besar. Sambil menahan bibit polybagnya ditarik/dilepas. Tanah diratakan dan dipadatkan Jumlah tenaga kerja untuk menanam 100 bibit/HK Bila dijumpai biji sawit yang kecambahnya tumbuh dua atau bahkan tiga, harus dipisahkan terlebih dahulu sebelum masing masing ditanam ke polybag besar dalam kondisi bareroots (tanpa tanah). Selepas penanaman (transplanting), lakukan penyiraman untuk membantu pemulihan bibit.
41
Main Nursery Penyiangan Gulma (Weeding)
Semua polybag harus di bersihkan dari gulma secara manual dan sambil menyiangi gulma, tanah disekeliling bibit digemburkan. Gulma diantara polybag bisa dikendalikan dengan bahan kimia (herbisida) menggunakan sprayer khusus yang di beri label "Khusus Herbisida Nursery" dan penyemprotan tidak boleh mengenai bibit. Menyiram boleh dilakukan setelah 48 jam sejak penyemprotan herbisida. Herbisida yang bisa digunakan adalah ametryn, diaplikasikan dengan dosis 3 kg /ha dilarutkan dalam 300 liter air bersih. Herbisida ini akan effektif untuk waktu 3 bulan. Penyiraman Kebutuhan Air Bibit Pembibitan utama : Penyiraman Bibit Bibit disiram 2 kali/sehari : pagi; jam 7.00 – selesai selambat lambatnya jam 11.00, sore jam – selesai Jumlah tenaga kerja bibit/HK Apabila malam sebelumnya turun hujan dan tanah di polibag masih basah maka penyiraman hanya dilaksanakan sore hari. Bila hujan pagi hari cukup lebat (> 10 mm) maka sampai sore bibit tidak perlu disiram.
42
Main Nursery Perhatian perlu diberikan untuk selalu dapat memenuhi kebutuhan air selama di pembibitan utama. Peralatan irigasi harus selalu siap beroperasi dengan teratur. Titik titik semprot penyiraman ditetapkan berdasarkan luas area nursery, dengan ketentuan jarak antar tiap titik lebih kurang 1,5 kali radius daya semprot. Perlu di perhatikan bahwa penyiraman air secara berlebihan justru lebih berakibat buruk daripada sedikit kekurangan air.
43
Main Nursery Pengendalian Gulma Dilakukan 2 minggu sekali
Penyiangan dilakukan dalam polibag dan di luar polibag Dalam polibag penyiangan dilakukan secara manual Di antara polibag rumput-rumput disemprot dengan 2 kg karmex + 2,2 ltr gramoxone/450 ltr air/ha bibitan Tenaga kerja diperlukan untuk penyiangan 0,7 ha/HK atau bibit/HK Pemberian Mulsa Pada daerah yang terlalu kering/panas, bibit dalam polybag harus diberi mulsa Mulsa diberikan secara merata di atas permukaan tanah dalam polybag segera setelah bibit ditanam Mulsa yang dianjurkan adalah cangkang, jerami ataupun lalang kering Jumlah cangkang sawit yang diperlukan 0,5 kg/polibag Jumlah tenaga kerja diperlukan adalah bibit/HK Konsolidasi Bibit Konsolidasi bibit dilakukan 1x/bulan Menegakkan polibag-polibag yang miring Mengganti/membalut polibag yang pecah Menambah tanah di polybag (hanya sampai umur 6 bulan) Jumlah tenaga kerja diperlukan bibit/HK
44
Main Nursery Pemeliharaan Parit drainase
Mengalirkan air yang tergenang 1 kali/minggu Mendalamkan parit pada ukuran semula Jumlah tenaga kerja yang diperlukan 6-8 ha/HK Aplikasi Pemupukan Pemilihan kualitas tanah yang baik ditambah kompos atau pupuk dasar dalam polybag merupakan start awal yang baik pada nursery. Pemeliharaan bibit, terutama pemupukan dengan interval yang teratur sangat diperlukan untuk tumbuh membentuk bibit yang jagur. Nitrogen adalah salah satu pupuk penting untuk membuat daun berwarna hijau gelap dan membantu pertumbuhan batang. Jadwal Pemupukan Dimulai pada minggu ke 1 setelah bibit di transplanting Jenis pupuk : pupuk N, P, K dan MG Jumlah tenaga kerja yang diperlukan bibit/HK atau 5 HK/ha bibit Cara pemupukan : Buat takaran pupuk sesuai dengan dosis Pupuk ditaburkan merata pada permukaan tanah di polybag melingkar/keliling sejauh 10 cm dari bibit Pupuk tidak boleh menyentuh bibit Pelaksanaan setelah penyiraman pertama
45
Standar Aplikasi Pupuk N, P, K dan Mg di Main Nursery
(gram per bibit) MINGGU KE (Setelah Tanam) N P2O K2O MgO Total
46
Perlindungan Tanaman Penyakit
Melalui monitoring yang terus menerus secara persisten, maka serangan hama atau penyakit akan dapat di diteksi sejak dini dengan cepat sebelum meluas. Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan kelapa sawit Penyakit Pengendalian Penyakit Tanaman Bibit dan tanaman muda sering terinfeksi penyakit, terutama Jamur. Sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan pada saat bibit telah memiliki 6 (enam) helai daun dengan melakukan penyemprotan fungisida. Penyemprotan selanjutnya hanya dilakukan bila dijumpai adanya gejala serangan dan jenis penyakit yang menyerang sudah di identifikasi dengan benar. Apabila jenis penyakitnya tidak dapat di identifikasi, maka bibit yang terserang harus di isolasi dan di tempatkan terpisah dari bibit yang sehat. Penyakit Akar (Blast disease) Gejala serangan : - Tanaman tumbuh abnormal dan lemah - Daun tanaman berubah menjadi berwarna kuning Penyebab : Jamur Rhizoctonia lamellifera dan Phytium sp. Cara pengendalian : - Melakukan kegiatan persemaian dengan baik - Mengatur penyiraman secara teratur agar tidak terjadi kekeringan di pembibitan
47
Penyakit Busuk Kuncup (Spear rot)
Gejala serangan: Jaringan pada kuncup (spear) membusuk dan berwarna kecokelatan. Penyebab : Belum diketahui dengan pasti. Cara pengendalian : Memotong bagian kuncup yang terserang. Penyakit Busuk Titik Tumbuh (Bud rot) Gejala serangan : - Kuncup tanaman membusuk sehingga mudah dicabut - Aroma kuncup yang terserang berbau busuk Bakteri Erwinia. Cara pengendalian : Belum ada cara efektif untuk memberantas penyakit ini. Penyakit Garis Kuning (Patch yellow) Terdapat bercak daun berbentuk lonjong berwarna kuning dan di bagian tengahnya berwarna cokelat. Jamur Fusarium oxysporum. Melakukan inokulasi penyakit pada bibit dan tanaman muda. Hal ini bertujuan agar serangan penyakit di persemaian dan pada tanaman muda dapat berkurang.
48
Penyakit Antraknosa (Anthracnose) Gejala serangan : Terdapat bercak-bercak cokelat tua di ujung dan tepi daun Bercak-bercak dikelilingi warna kuning Bercak ini merupakan batas antara bagian daun yang sehat dan yang terserang Penyebab : Jamur Melanconium sp., Glomerella cingulata, dan Botryodiplodia palmarum. Cara pengendalian : Melakukan pengaturan jarak tanam, penyiraman secara teratur dan pemupukan berimbang Tanah yang menggumpal di akar harus disertakan pada waktu pemindahan bibit dari persemaian ke pembibitan utama. Pengaplikasian Captan 0,2% atau Cuman 0,1%. Penyakit Tajuk (Crown disease) Helai daun bagian tengah pelepah berukuran kecil-kecil dan sobek. Penyebab: Sifat genetik yang diturunkan dari tanaman induk. Melakukan seleksi terhadap tanaman induk yang bersifat karier penyakit ini.
49
Nematoda (Rhadinaphelenchus cocophilus)
Gejala serangan : - Daun terserang menggulung dan tumbuh tegak - Warna daun berubah menjadi kuning dan selanjutnya mengering. Cara pengendalian: - Pohon yang terserang dibongkar dan selanjutnya dibakar - Tanaman dimatikan dengan racun natrium arsenit
50
Perlindungan Tanaman B. Hama Kumbang Adoretus compressus Webb
Adoretus sering dijumpai memakan daun pada bibit kelapa sawit. Kumbangnya berwarna coklat dengan bercak putih, panjang 1,5 cm, berbulu halus. Siklus hidupnya berlangsung 3 ½ bulan. Kumbang aktif pada malam hari, memakan sebagian daging daun bagian tengan. Tingkat populasi kritis 5 – 10 kumbang per bibit.
51
Ulat bulu Dasychira inclusa Walker
Hama ini menyerang bibit kelapa sawit. Ulat nya berbulu lebat, berwarna kelabu-merah kecoklatan, pada punggung terdapat 4 rumpun bulu halus yang sangat rapat, dekat kepala ada 2 rumpun bulu panjang menghadap ke depan. Siklus hidupnya 51 – 57 hari. Ulat aktif dimalam hari memakan daun dan pada siang hari bersembunyi pada pangkal pelepah atau pada lipatan daun muda yang belum membuka sempurna. Tingkat populasi kritis 5 – 10 ulat per bibit.
52
Kumbang Apogonia expeditionis Ritsema
Apogonia berwarna hitam polos, panjangnya 1,2 cm, tidak berbulu, merupakan hama umum yang terdapat di pembibitan kelapa sawit. Kumbang memakan daun dari tepi anak daun, menyerang di malam hari. Pada siang hari kumbang bersembunyi 1 – 2 cm dibawah permukaan tanah. Tingkat populasi kritis 15 kumbang per bibit.
53
Ulat Kantong Mahasena corbetti Tams
Hama ini menyerang pada semua tingkat umur dari pembibitan hingga tanaman dewasa. Ulat hidup didalam kantong yang terbuat dari potongan potongan daun yang diikat oleh benang dari air liurnya. Panjang ulat mencapai 30 mm, berwarna coklat kemerahan. Ulat muda biasanya berada di bagian atas daun, selanjutnya merambat dan bergantung di bagian bawah daun. Ngengat betina tetap berbentuk ulat dengan panjang 50 mm dan tidak pernah meninggalkan kantongnya. Telurnya sekitar 2000 – 3000 butir dan diletakan didalam kantong. Ngegat jantan berupa kupu kupu berwarna coklat dengan rentang sayap sekitar 30 mm. Siklus hidupnya 120 hari, termasuk 80 hari pada stadium ulat. Populasi kritis 4 – 5 ulat per pelepah.
54
Ulat Spodoptera litura Fabricius
Hama ulat ini menyerang bibit, berwarna hijau tua bergaris garis putih dan panjangnya sekitar 40 mm. Ulat ini memakan daun. Siklus hidupnya 1 bulan, semua berlangsung didalam tanah. Tingkat populasi kritis 2 – 3 ulat per bibit.
55
Ulat bulu Amathusia phidippus L.
Hama ini merusak daun pada bibit dan tanaman dewasa. Ulat berwarna hijau muda, panjangnya sekitar 90 mm, berbulu halus seperti kapas. Pada bagian kepala terdapat dua tanduk meruncing dan juga mempunyai dua ekor. Siklus hidupnya 2 bulan. Tingkat populasi kritisnya 1 ulat per bibit dan ulat per pelepah tanaman dewasa.
56
Tikus (Rattus tiomanicus dan Rattus sp.)
Gejala serangan: - Pertumbuhan bibit dan tanaman muda tidak normal Cara pengendalian : Melakukan pengemposan pada sarangnya atau mendatangkan predator tikus, seperti kucing, ular dan burung hantu.
57
Pengendalian Hama Penyakit
Pengamatan dilakukan secara rutin 1 x/minggu untuk mengetahui ada tidaknya serangan hama/penyakit Cara pengendalian pada saat serangan awal/ringan secara manual, hama dikutip kemudian dimusnahkan Jumlah kebutuhan tenaga kerja bibit/HK Bila dari hasil pengamatan menunjukkan adanya peningkatan gejala serangan maka dapat dikendalikan dengan penyemprotan pestisida. Penyemprotan dilakukan setelah penyiraman pagi dan ditambahkan dengan perekat. Khusus bibit yang terkena penyakit dan mudah menular harus dipisahkan dari bibit sehat Jumlah kebutuhan tenaga kerja bibit/HK Kebutuhan Larutan Semprot Umur (bulan) Vol. Semprot (cc/lpk) Tenaga (bibit/HK) 4 - 6 25 5.000 7 - 9 50 3.000 100
58
Seleksi Bibit Seleksi dilaksanakan dengan tahapan umur bibit 6, 9, 12 bulan dan pada persiapan pengiriman bibit ke lapangan Tata cara pelaksanaan seleksi bibit : Berikan tanda dengan cat warna putih di polybag setiap bibit afkir/abnormal Catat dan dibuat berita acara semua bibit afkir Bibit afkir dikeluarkan dari blok bibitan dan dimusnahkan, jumlah bibit afkir selama di main nursery antara % Jumlah tenaga kerja dibutuhkan bbt/HK Setelah bibit berumur 8 bulan, bibit yang normal dan sehat akan tumbuh dengan tinggi mencapai 0,8 – 1 meter dan memiliki helai daun sebanyak 5 hingga 8 helai, yang mana daun bagian tengah membentuk sudut 45 o sementara helai daun lain membentuk sudut 60 o.
59
Seleksi Bibit Pada saat ini, pemeriksaan dan seleksi harus mulai dilakukan. Bibit yang terkena bahan kimia seperti pemberian secara pupuk belebihan, bisa juga karena terkena herbisida atau pestisida, memiliki ciri seperti pada gambar dibawah ini : Sedangkan bibit yang abnormal tidak boleh ditanam di lapangan karena di sangsikan hanya akan memberikan hasil produksi yang tidak ekonomis. Tanaman yang bentuknya abnormal harus dibuang, dengan ciri-ciri: Bibit tumbuh kerdil Bibit terkulai Anak daun tidak membelah sempurna Terkena penyakit Jarak anak daun rapat Jarak anak daun lebar dan sebagainya Rata-rata pembuangan bibit (Culling rates) umumnya berkisar 10 – 15 % ; bila culling rates diatas 20 %, pekebun sebaiknya mencari sumber benih yang lain.
60
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Kerdil (runt/stunted) Bibit yang pertumbuhan vegetatifnya jauh lebih kecil dibandingkan dengan bibit sehat seumurnya Bibit erect Faktor genetis, daun tumbuh dengan sudut yang sangat sempit/tajam terhadap sumbu vertikal sehingga seperti tumbuh tegak.
61
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Jarak Anak Daun Lebar (Wide internode) Jarak antara anak daun pada rakhis terlihat sangat lebar. Bibit terlihat sangat terbuka dan lebih tinggi dari normal Jarak Anak Daun Rapat (Short internode) Jarak antara anak daun pada tulang pelepah (rakhis) terlihat dekat dan bentuk pelepah tampak pendek
62
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Bibit yang layu dan lemah (limp) Penampilan pucat dan pertumbuhan daun muda cenderung lebih pendek dari yang seharusnya Pelepah dan Anak Daun Lemas Anak Daun Sempit dan Runcing (narrow leaf) Helai daun sempit dibandingkan yang normal Bentuk helai daun tampak sempit dan tergulung sepanjang alur utamanya (lidi) sehingga bentuknya seperti jarum
63
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Sudut Anak Daun Tajam (Acute Pinnae Insertion) Gejala ini biasanya bersamaan dengan mengecilnya anak daun Bibit flat top Faktor genetik, daun yang baru tumbuh dengan ukuran yang makin pendek dari daun tua, sehigga tajuk bibit terlihat rata Pelepah Pendek Rata Atas
64
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Anak daun tidak pecah (juvenile) Helai anak daun tetap bersatu seluruhnya atau tidak pecah Bila pada umur 8 bulan, daun masih tidak pecah, bibit harus dimusnahkan Daun Strip Kuning (Chimera) Sebagian atau seluruh daun secara seragam berubah menjadi pucat atau bergaris kuning terang yang sangat kontras dengan warna gelap dari jaringan yang normal. Gejala ini bisa muncul di semua umur
65
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Pelepah Tegak (Barren/Sterile) Pangkal pelepah rapat pada batang, sehingga tajuk terlihat tegak Bibit Sakit (Diseased) Terserang penyakit Bibit yang sudah terserang penyakit berat seperti ini, harus segera dimusnahkan. r
66
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Daun Berputar (Twisted Leaf) Daun tumbuh melintir, penyebabnya adalah salah tanam: radicula ke atas, plumula ke bawah; atau terkena herbisida. Daun Bergulung (Rolled Leaf) Daun panjang, sempit, dan bergulung sepanjang tulang daun. Umumnya karena faktor genetik, namun bisa juga karena kekeringan atau serangan serangga.
67
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Daun Seperti Rumput (Grass Leaf) Daun sempit dan panjang seperti rumput. Perbandingan lebar dan panjang tidak seimbang - disebabkan oleh faktor genetik. Daun berkerut (crinkle leaf) Daun terlihat berkerut. Gejala berat akibat factor genetic, gejala ringan disebabkan karena kekurangan air Bibit yang berkerut berat harus dibuang, namun pada gejala ringan, umumnya bibit membentuk daun baru yang normal
68
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Kerusakan Bibit oleh Tikus Benih tanaman sawit di Nursery, tikus memakan yang lunak bagian akar atau bakal daun, hingga kecambah mati. Penyakit Antracnose (Early leaf disease) Serangan penyakit ini umumnya terjadi pada bibit yang masih berada di pre-nursery, dimana daunnya masih bersatu. Gejala awal mula-mula tampak bercak kecil hialin. Bercak dengan cepat berubah warna menjadi coklat tua dan membesar. Pada bagian luar bercak dikelilingi dengan halo berwarna kuning sehingga tampak jelas batas antara jaringan yang terinfeksi dengan yang sehat.
69
Ciri bibit abnormal di Main Nursery
Crown Diseases Faktor genetik, pelepah bengkok dan mudah patah Blast Bibit berubah secara progresif ke arah coklat dan perlahan dimulai dari daun yang tua bergerak ke daun yang lebih muda
70
Standar Pertumbuhan Bibit kelapa sawit
+/- 65 cm +/- 135 cm Umur 8 bulan Umur 12 bulan
71
Persiapan Pemindahan Bibit ke Lapangan
Pemutaran bibit (rotating) Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum dikirim ke lapangan. Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari sampai waktu pengiriman ke lapangan Perlakuan Bibit untuk Persiapan Pengangkutan Menjelang persiapan tanam bibit dikumpulkan rapat, setiap kelompok terdiri bibit. Bibit disusun satu lapis di atas truk dan disiram sebelum berangkat ke lapangan Administrasi Semua operasi di pembibitan utama, dari sejak penanaman hingga pemindahan bibit ke lapangan harus dicatat dengan lengkap dan terperinci pada Log-book Main nursery.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.