Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehSri Atmadjaja Telah diubah "7 tahun yang lalu
1
Makanan Kegemaran Kalau Wakil Presiden mengadakan jamuan makan di rumah, sayalah yang masak semuanya, baik makanan Padang, makanan Jawa, atau makanan Eropa. Dulu belum zamannya pesan makanan dari restoran atau catering seperti sekarang, Nyonya dan Ndara Putri mengatur menunya sendiri. Dalam kehidupan sehari-hari, Tuan Besar makannya sangat teratur. Pertama, sayuran kuah (pilihan soto, sup, atau sayur asem), sesudah itu baru nasi dan lauk-pauk. Kemudian pindah ke beranda belakang untuk makan buah dan minum kopi. Waktu Tuan mulai sakit, sesudah makan nasi, beliau minum obat beberapa tablet, sebelum makan buah. Aturan makan begini berjalan sampai Tuan wafat, sejak dari Yogya dahulu. Tuan tidak pernah makan berlebihan walaupun lauknya enak. Porsinya selalu tetap sehingga semua makanan dari sup sampai kopi bisa masuk ke perut. Nasihat dokter tentang makanan juga tidak pernah dilanggar. Sayalah yang diberi kepercayaan menjaga menu Tuan Besar supaya selalu sesuai dengan ukuran yang diberikan dokter. Saya menyediakan menu apa saja, asal tidak terlalu asin. Yang penting, sayuran selalu harus ada, karena Tuan Besar lebih banyak makan sayuran daripada daging. Makanan kesukaan Tuan banyak juga, antara lain sambel goreng buncis, tumis kangkung, sayur bening bayam, sayur asem, semur tebu telor, gulai rebung, singgang ayam, rendang, soto. Tugas saya juga mengatur agar kombinasi makanan cocok, umpamanya empal dengan soto, atau sayur asem dengan ikan asin. Kalau menggoreng ikan asin untuk Tuan ada caranya sendiri. Mulanya ikan asin dari pasar dicuci dulu dengan air garam supaya asinnya berkurang, lalu digoreng setengah matang. Seterusnya digepuk supaya agak remuk, baru digoreng supaya kemripik. Kadang-kadang Tuan Besar minta dibuatkan masakan Bandaneira, yang terdiri dari karedok (sayuran mentah) dengan bumbu kenari yang diulek, dengan ikan tongkol yang dipanggang bumbu rujak. Pada suatu hari Tuan Besar berkata, “Surip, empal begini enak. Makanan di rumah yang paling enak, sebab di tempat lain sering terlalu asin atau kurang sayuran.” Dalam hati saya bangga karena masakan saya dipuji, jerih payah saya tidak sia-sia. Suyatmi Surip, Pribadi Manusia Hatta, Seri 4, Yayasan Hatta, Juli 2002
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.