Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY"— Transcript presentasi:

1 ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY

2 PENGERTIAN ECT adalah suatu pengobatan untuk menimbulkan kejang grand mal secara artifisial dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasangkan pada satu atau dua temples. Ditemukan oleh Ugo Carletti dan Binet. Pengobatan yang dilakukan dari hasil tindakan tapi tidak mampu menjawab urutan kejadianya.

3 INDIKASI ECT Keadaan depresi berat Keadaan gaduh gelisah yang membahayakan. Keadaan stupor katatonik.

4 KONTRA INDIKASI ECT Menderitan penyakit akut : decomp,angina pectoris, dll. Kelainan vertebra dan tulang lainnya. Hipertensi KU lemah Kelainan paru-paru berat

5 KOMPLIKASI ECT Kelainan sistem muskulu skeletal mis. Dislokasi, fraktur. Kelainan sistem pernafasan Amnesia Gelisah post ECT Vomitus

6 PERSIAPAN ECT Pemeriksaan diagnostik fisik klien Pemeriksaan lab. Rutin dan rontgen bila perlu. Puasa 6 jam sebelum ECT Melepas protease Melonggarkan pakaian yg mengganggu.

7 CARA PENGOBATAN Memakai arus listrik bervoltase 70 – 130 v Tdk boleh > dari 600 ma Cara aliran listrik bisa langsung dari tegangan kota 110v atau dpt dengan alat ECT (Convulsator) Elektrode monotemporal dan bitemporal Arus dimulai 90v selama 1-1,5 menit, dapat dinaikkan bila gagal Sangat tergantung ambang kejang seseorang

8 FASE-FASE KEJANG Fase latent 2-5 detik, tremor cepat. Fase tonik 10 detik. Fase klonik 30 detik Fase apnue Fase bernafas spontan Fase mulai sadar 5 menit setelah kejang berhenti Fase tertidur 1 jam.

9 CARA MENGERJAKAN ECT Tidurkan klien diatas tempat tdr beralas datar dg. posisi lurus sebaiknya dengan bantal kecil dibawah bahu. Fiksasi rahang bawah dg. Spatel Fiksasi bahu dan siku, lutut dan panggul Pastikan convulsator siap pakai Tempelkan elektrode dan lakukan aliran sampai time mati Tetap lakukan fiksasi sampai grand mal selesai. Miringkan kepala klien dan tunggu samapi sadar.

10 Frekuensi 3 X dalam seminggu
Hambatan dalam ECT : voltase kurang, tombol kurang basah, tertutup rambut klien dan kekebalan klien.

11 ECT MONITORING Pasien disiapkan : puasa lebih kurang 6 jam, timbang berat badan, mengukur tekanan darah dan nadi. Pasien diberi premedikasi anestesi injeksi Sulfas Atropin 1-2 cc kurang lebih ½ sampai 1 jam sebelum dilakukan anestesi. Pasang INT (semacam Wingneedle) dan Tensimeter. Pasang Elektrode untuk EKG, EEG dan ECT. Monitoring dicoba terlebih dahulu (Self Test). Bila elektrode pemasangannya sudah betul akan terlihat pada layar monitor berhasil (self test passed), bila gagal (Failled) letak elektrode harus diperbaiki sampai berhasil.

12 Masukkan obat anestesi 2 cc Dormikum atau Phenototal 4-6 cc (disesuaikan dengan BB) melalui INT. Aspirasi dulu untuk mengetahui INT buntu apa tidak. Apabila pakai Phentotal cara memasukan harus pelan-pelan. Pastikan Phentotal harus masuk ke dalam Vena, karena apabila tidak akan menyebabkan nekrose jaringan. Naikkan tensimeter diantara (paling sedikit diatas sistole), ini dimaksudkan agar obat pelemas otot Succinylcholin tidak masuk kebagian distal lengan, sehingga lengan akan tetap kontraksi sebagai kontrol kejang. Masukkan obat pelemas otot Succinylcholin 3-4 cc (disesuaikan dengan BB) secara cepat. Perhatikan fasikulasiyang terjadi, beri nafas buatan dengan -

13 respirator selama kurang lebih 1-2 menit atau sampai fasikulasi hilang.
Pasang spatel agar lidah tidak tergigit. Pasien dilepaskan sama sekali, jangan dipegang. Lakukan ECT dengan monitor, biarkan sampai kejang pada lengan berhenti. Setelah kejang berhenti tensimeter diturunkan lagi tapi jangan dilepaskan. Beri nafas buatan lagi sampai pasien dapat bernafas sendiri secara adequat. Ini dapat dilihat melalui gerakan otot perutnya, setelah kurang lebih 4-5 menit. Tekanan pada pompa respirator tidak boleh terlalu cepat atau lambat, frekuensi antara x/menit. Setelah pasien sadar,tensimeter,elektrode dan INTlepas

14 Catatan dosis : sulfas atropin : 0,02 mg/kg BB (1cc =0,25 mg) Phentotal : 3-4 mg/kg BB (1cc =50 mg) Succinylsholin : 1,5 mg/kg BB (1cc =20 mg) Dormikum : 0,2 mg/kg BB (1cc =5 mg) Ada cara lain yang dipakai tidak memakai alat pengontrol kejang (tensimeter manset) sehingga tidak ada kejang yang terjadi pada penderita saat ECT dilakukan, kecuali pada otot-otot masseter saja.


Download ppt "ELEKTRO CONVULSIVE THERAPY"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google