Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Indah Putri Permatasari 1610221068
Journal reading Acupuncture and Transcutaneous Nerve Stimulation in Stroke rehabilitation Indah Putri Permatasari
2
Latar belakang Akupunktur telah digunakan untuk pengobatan pasien stroke di China sejak zaman kuno Akupunktur semakin banyak diterapkan pada pasien stroke di negara-negara barat. Hasil yang bermanfaat telah dilaporkan dalam penelitian dengan berbagai desain dan perawatan dari 24 jam sampai 8 tahun setelah onset stroke. Dalam bagian Kesimpulan dan Rekomendasi, panel Konferensi Pengembangan Konsensus NIH tentang Akupunktur, menyatakan bahwa terdapat situasi lain seperti ... rehabilitasi stroke ... di mana akupunktur dapat bermanfaat sebagai pengobatan tambahan atau dapat diterima sebagai terapi alternatif atau dimasukkan dalam program manajemen yang komprehensif. Dalam suatu percobaan dengan kelompok kontrol yang tidak menerima intervensi, akupunktur dilaporkan meningkatkan outcome fungsional pasien pasca stroke.
3
akupunktur dan elektroakupunktur memiliki efek terhadap sirkulasi dan biokimiawi yang sama dengan latihan fisik akupunktur dan elektroakupunktur merangsang kulit dan serabut afferen otot daerah representasi sensorimotor kortikal ("peta korteks") dapat dimodifikasi dengan stimulasi sensorik. Daerah representasi juga dapat dimodifikasi dengan hilangnya masukan sensorik, seperti blokade perifer dan amputasi, dan sebagai respons terhadap lesi otak fokal, termasuk stroke. Area ini dapat dimodifikasi dengan pelatihan dan pengalaman
4
Tujuan Membandingkan efek akupunktur dan stimulasi saraf elektrik transkutan terhadap kualitas hidup dan kemampuan fungsional pasien pasca stroke dengan kelompok kontrol yang menerima elektrostimulasi subliminal.
5
Hipotesis penelitian Penelitian ini dirancang untuk menguji 2 hipotesis utama (dengan dan tanpa penyesuaian untuk komorbiditas dan variabel prognostik lainnya): Sensori stimulasi oleh akupunktur (termasuk electroacupuncture) meningkatkan fungsi motor dan / atau aktivitas hidup sehari-hari (ADL) setelah stroke. Sensori stimulasi dengan intensitas tinggi frekuensi rendah TENS, yang menginduksi kontraksi otot yang sebanding dengan yang disebabkan oleh akupunktur elektrik, meningkatkan fungsi motor dan / atau ADL setelah stroke. Hipotesis kedua adalah bahwa stimulasi sensorik dengan akupunktur atau TENS meningkatkan kualitas hidup setelah stroke.
6
Kriteria Inklusi Kriteria Stroke sesuai kriteria WHO untuk penyakit serebrovaskular akut Pasien semua usia dan gender yang mengalami stroke akut dengan onset antara 5 sampai 10 hari sebelum pengacakan pasien dengan gangguan fungsional yang moderat atau berat (indeks ADL ≤70 poin ) ketidakmampuan untuk melakukan Nine Hole Peg Test dalam waktu 60 detik (fungsi motorik tangan yang rusak) atau ketidakmampuan berjalan 10 meter tanpa dukungan mekanis atau pribadi. Penelitian di setujui oleh Komite Medik
7
Kriteria eksklusi kelainan neurologis, psikiatri, atau gangguan lainnya yang menyulitkan untuk melanjutkan pengobatan atau evaluasi, ketidakmampuan untuk memahami informasi tentang penelitian, Subjek sedang mendapat intervensi lain yang dapat mempengaruhi hasil neurologis dan fungsional jangka panjang, dan kegagalan untuk mendapatkan informed consent.
8
Alur penelitian Subjek penelitian
Kriteria inklusi Kriteria eksklusi 150 pasien dengan stroke akut dari 7 pusat medis dan neurologis di Swedia dimasukkan dalam penelitian ini, dari November 1994 sampai Mei 1997 Diacak dengan menggunakan amplop dan dibagi menjadi 3 kelompok ; Akupunktur; TENS; dan elektrostimulasi transkutaneus frekuensi tinggi subliminal (kelompok kontrol) Treatment dimulai 5-10 hari setelah onset stroke Dilakukan selama 10 minggu 2 kali 30 menit
9
Intervensi Pasien posisi supine
Subliminal transcutaneous stimulation menggunakan peralatan dan metode yang sama dengan TENS Frekuensi 80 Hz dengan amplitude 0.4mA (dibawah ambang batas persepsi) Jarum akupuntur disposable “Hwato Sterile” dengan ukuran 15 dan 30 mm Metode I : 2 jarum pada non paretic side ; thenar muscle dan tibialis anterior muscle 1 jarum pada vertex 7 jarum pada paretic side ; 3 jarum pada upper limb dan 4 jarum pada lower limb Metode II : 1 jarum pada vertex 2 jarum pada non paretic side ; elbow region dan otot tibialis posterior 7 jarum pada paretic side ; 3 di upper limb dan 4 di lower limb Pada TENS digunakan Cefar dual TENS stimulator dan elektorda adhesive hanya daerah yang mengalami gangguan yang di stimulasi 2 elektroda dipasang didaerah yang berhubungan dengan titik stimulasi pada pasien akupuntur Fisioterapi, speech therapy dan occupational therapy disediakan jika dibutuhkan
10
evaluation Monitoring setiap reaksi atau efek samping selama terapi
Nilai variabel outcome pada follow up setiap 3 bulan dan 12 bulan setelah onset stroke ; Barthel Index (ADL) Rivermead mobility index Nine hole peg test Kemampuan berjalan 10 meter dengan atau tanpa bantuan Nottingham Health Profile Kuesioner skala ekspektasi : Apakah treatment menurut pasien dirasa membantu? Apakah pasien akan merekomendasikan treatment ini kepada pasien dengan masalah yang sama?
11
Faktor yang dianalisis :
STatistik Faktor yang dianalisis : Usia Jenis kelamin Status marital Hipertensi IHD Atrial fibrilasi DM Barthel Index baseline Intention to-treat analysis menguji hipotesis Efikasi analisis jika pasien menyelesaikan 10 minggu treatment Membandingkan antar grup : Wilcoxon rank sum-test Fisher exact test Cohran maentel-haenszel test Mengetahui prognosis ADL dalam 12 bulan analisis regresi logitik
12
hasil 150 pasien stroke diacak.
Dari pasien tersebut, 138 (92%) tetap dalam uji coba pada follow up 3 bulan dan 126 (84%) pada follow-up 12 bulan.
13
Randomisasi pasien
14
Tidak ada komplikasi perdarahan yang diamati pada kelompok akupunktur, meskipun 6 pasien menjalani pengobatan warfarin (selama 120 sesi pengobatan) dan 30 lainnya pada agen antiplatelet selama masa pengobatan.
16
Skor median Indeks ADL Barthel pada pasien yang diacak untuk akupunktur (n = 48);Stimulasi saraf elektrik intensitas tinggi dan frekuensi rendah (TENS; n = 51); Atau kelompok kontrol (stimulasi subliminal; n = 51); Analisis intention-to-treat. Lihat Metode memasukkan data pada pasien dengan nilai yang hilang karena kematian atau alasan lainnya. Garis vertikal menunjukkan rentang interkuartil.
18
diskusi Pasien di ketiga kelompok membaik secara nyata pada fungsi motor dan ADL dari inklusi hingga follow up 3 bulan. tidak ada perbedaan dalam tingkat perbaikan antara kelompok yang diamati untuk ukuran hasil apapun (yaitu, kemampuan ADL, mobilitas, kecepatan berjalan, dan kualitas hidup). Dengan demikian, data kami tidak mendukung hipotesis bahwa, bila dibandingkan dengan stimulasi subliminal, stimulasi afferent otot dengan akupunktur manual dikombinasikan dengan electroacupuncture atau frekuensi rendah, TENS intensitas tinggi yang dimulai pada fase subakut (5 sampai 10 hari) setelah onset stroke memiliki efek yang menguntungkan pada pasien dengan hemiparesis sedang atau berat.
19
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.