Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehYandi Irawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
« Perkembangan Kognitif » Dosen : Ibu Lita Patricia
PSIKOLOGI REMAJA « Perkembangan Kognitif » Dosen : Ibu Lita Patricia Kelompok II : Osi Suhaerani – Devi Martina M Semester pendek 2011/2012 Juli 2012
2
PERKEMBANGAN KOGNITIF REMAJA
1. PANDANGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF Teori Piaget Teori Vygotsky 2. PANDANGAN PEMROSESAN - INFORMASI Sumber Daya Kognitf Atensi dan Memori Fungsi Eksekutif Mekanisme Perubahan PERKEMBANGAN KOGNITIF 3. PANDANGAN PSIKOMETRIK / INTELEGENSI Tes Intelegensi Intelegensi Majemuk Kontroversi dan Perbandingan Budaya/Etnis dalam Intelegensi 4. KOGNISI SOSIAL Egosenstris Remaja Pengambilan Perspektif Kognisi Sosial
3
1. PANDANGAN PERKEMBANGAN KOGNITIF
TEORI PIAGET Remaja memahami dunianya merupakan suatu bentuk adaptasi biologis. Dengan konsep2x Piaget yang terkenal, Remaja mengorganisasikan segala bentuk informasi ke dalam : skema, adaptasi, asimilasi, akomodasi & ekuilibrium. Proses : Remaja secara aktif mengontruksikan dunia kognitifnya sendiri (skema), dgn demikian informasi2x dari lingkungan tidak hanya sekedar dituangkan ke dalam pikiran mereka. Agar dunia itu dapat dipahami (adaptasi), remaja mengorganisasikan pengalaman2xnya, memisahkan gagasan2x penting dan tdk penting & menggabungkan gagasan2x itu satu sama lain (asimilasi). Mereka juga mengadaptasikan pemikiran mereka yang melibatkan gagasan2x baru (akomodasi) krn informasi tambahan ini dapat meningkatkan pemahaman mereka (equilibrium/keseimbangan).
4
Abstrak, Idealistik, Hipotesis Deduktif (Logis)
Menurut Piaget, Dalam perkemb. Kognitif pada remaja, ada pada thp. Operasional Formal dengan ciri pokok perkembangan adalah : Abstrak, Idealistik, Hipotesis Deduktif (Logis) Para ahli perkembangan berpendapat bahwa pemikiran operasi formal terdiri dari dua subperiode (Broughton, 1983) : Pemikiran Operasi Formal Awal (dalam periode awal ini, pelarian ke fantasi dapat menggantikan realitas shg dunia dipandang secara terlalu subjektif dan terlalu idealistis. Asimilasi adalah proses yang menonjol dalam subperiode ini). Pemikiran Operasi Formal Akhir (ketika remaja menguji penalarannya ke pengalaman, keseimbangan intelektual mengalami perbaikan. Melalui akomodasi, remaja mulai menyesuaikan pergolakan yang dialami. Pemikiran operasi formal akhir dapat muncul di masa remaja menengah)
5
Indikator –indikator yang terlihat pada remaja adalah :
-Kemampuan remaja untuk memecahkan masalah secara verbal. -Meningkatnya tendensi untuk berpikir mengenai berpikir itu sendiri. -Pemikiran yang banyak mengandung idealisme dan kemungkinan. -Remaja sering membandingkan dirinya dengan orang lain. -Remaja seringkali bersifat fantasi mengenai kemungkinan2x dimasa depan sehingga tdk jarang remaja menjadi tidak sabar dan kebingungan dalam memilih berbagai standar ideal yang banyak itu. -Remaja juga berfikir logis, yaitu membuat rencana utk memecahkan masalah & secara sistematis menguji solusi (Piaget menyebutnya sbg Hipotesis Deduktif).
6
TEORI VYGOTSKY Salah satu konsep Vygotsky yang terkenal adalah ZPD (Zone of Proximal Development), yg merujuk pada rentang tugas2x yg terlalu sulit bagi individu utk dikuasai sendiri, namun dapat dipelajari melalui bimbingan & bantuan dari orang dewasa atau anak-anak yang lebih terampil. Penekanan Vygotsky terhadap ZPD memperlihatkan keyakinannya mengenai pentingnya pengaruh sosial terhadap perkembangan kognitif. -Dalam pendekatan Vygotsky, sekolah formal merupakan salah satu agen budaya yang menentukan pertumbuhan seorang remaja. -Para orang tua, kawan sebaya, komunitas dan orientasi teknologi budaya juga mempengaruhi pemikiran remaja.
7
2. PANDANGAN PEMROSESAN INFORMASI
Pemrosesan informasi merupakan sebuah kerangka kerja yang dipergunakan utk memikirkan mengenai perkembangan remaja dan mrpkn suatu dari segi perkembangan. Sebagai salah satu segi dari perkembangan pemrosesan informasi mengalami perubahan bersamaan ketika anak2x mengalami transisi dari masa remaja menuju dewasa. Perubahan dalam atensi dan memori merupakan perubahan2x esensial dari pemrosesan informasi.
8
2.1. Sumber Daya Kognitif : Kapasitas & Kecepatan dalam Pemrosesan Informasi
-Ditinjau dari kapasitas, peningkatan tercermin pada kemampuan anak-anak yang lebih besar & remaja dalam meninjau beberapa dimensi sekaligus dari suatu topik. -Tugas Waktu Reaksi seringkali digunakan peneliti utk mengukur kecepatan pemrosesan informasi. (Peneliti meminta individu memencet tombol sesegera mungkin ketika mereka melihat sebuah stimulus seperti cahaya atau individu diminta utk memasangkan huruf-huruf atau angka-angka dengan simbol-simbol di layar komputer). -Kecepatan pemrosesan terus mengalami kemajuan di masa remaja.
9
2.2. Mekanisme Perubahan Robert Siegler (1998) menyatakan bahwa pandangan pemrosesan informasi menekankan pada 3 karakteristik, antara lain : Pemikiran, Mekanisme Perubahan, Modifikasi Diri. -Pemikiran : Kegiatan berfikir sebagai pemrosesan informasi. -Mekanisme Perubahan : Ketika remaja menangkap, encoding, merepresentasikan dan menyimpan informasi dari dunia luar, mereka sedang terlibat dalam kegiatan berfikir. -Modifikasi Diri : Memungkinkan individu utk beradaptasi & menyesuaikan diri dng berbagai perubahan yg berlangsung di dalam lingk. Dng tuntutan tgs & tujuan.
10
Memori : Mempertahankan informasi dalam jangka waktu lama.
2.3. Atensi dan Memori Atensi : Berkonsentrasi & upaya mental yang terfokus, bersifat selektif dan dapat beralih. Contoh : Apabila televisi dinyalakan ketika remaja sedang belajar, remaja itu mungkin mengalami kesulitan utk berkonsentrasi. -Remaja biasanya memiliki ketrampilan atensi yang lebih baik dibandingkan anak-anak. Memori : Mempertahankan informasi dalam jangka waktu lama. -Remaja juga memiliki memori jangka pendek, memori kerja dan memori jangka panjang yang lebih baik dibandingkan anak-anak.
11
2.4. Fungsi Eksekutif Terdiri dari Pengambilan Keputusan, bernalar, berpikir kritis, berpikir kreatif dan Metakognisi. Lambat laun para ahli berpendapat bahwa fungsi eksekutif menjadi semakin kuat dimasa remaja, dimana hal ini dianggap sebagai konsekuensi dari perkembangan intelegensi. -Pengambilan Keputusan Masa remaja mrp suatu masa dimana seseorang semakin banyak dihadapkan pada pengambilan keputusan. Dalam pengambilan keputusan Remaja yg lebih tua > lebih muda > anak-anak. (>: lebih baik). Meskipun demikian bukan berarti mereka mampu merealisasikannya dlm kehidupan sehari-hari, dimana ada banyak pengalaman yg turut berperan.
12
-Berpikir Kritis : Berfikir secara reflektif & produktif serta melakukan evaluasi terhadap fakta.
Masa remaja merupakan periode transisi yg penting dalam pemikiran kritis krn kognisi semacam itu mengalami perubahan seiring dgn meningkatnya : kecepatan, otomatisasi, kapasitas utk memproses informasi dan rentang yang lebih luas & spontanitas dalam menggunakan strategi.
13
-Berpikir Kreatif : Kemampuan utk berpikir dalam cara yang baru & tidak biasa & menemukan solusi yang unik terhadap masalah. Guilford membedakan antara konfergen (sebuah jawaban benar) dan divergen (menghasilkan banyak jawaban). Strategi utk meningkatkan berpikir kreatif : -Brainstorming : teknik dimana individu didorong utk menemukan ide-ide kreatif dlm sebuah kelompok, berlomba memaparkan gagasan & secara praktis mengatakan apapun yang terlintas dalam pikiran -Tidak mengontrol secara berlebihan. -Mendorong kontrol internal -Memperkenalkan remaja kepada orang yang kreatif.
14
Kognisi mengenai kognisi atau pengetahuan mengenai pengetahuannya.
-Metakognisi : Kognisi mengenai kognisi atau pengetahuan mengenai pengetahuannya. - Menurut Michael Presley kunci dari pendidikan adalah membantu siswa utk mempelajari berbagai strategi yang diperlukan utk memecahkan masalah. - Regulasi diri dalam belajar adalah Self Generation & Self Monitoring terhadap berbagai pikiran, perasaan dan perilakunya agar dapat meraih tujuan. - Sebagian besar siswa yg berprestasi tinggi adalah pelajar yang memiliki kemampuan regulasi diri.
15
3. Pandangan Psikometrik / Intelegensi
Menekankan pentingnya perbedaan individual dalam hal intelegensi. Intelegensi : Kemampuan untuk memecahkan masalah, utk beradaptasi dan belajar dari pengalaman hidup sehari-hari. Tes Intelegensi 1.1. Tes Binet Alfred Binet mengembangkan tes intelegensi pertama dan menciptakan Konsep Usia Mental (Yaitu tingkat perkembangan mental relatif individu jika dibandingkan dengan individu lain). William Stern mengembangkan Konsep IQ untuk tes Binet. IQ = MA/CA x 100 (yakni usia mental seseorang dibagi dng usia kronologis (CA) dikalikan 100) Revisi thdp tes Binet disebut Stanford-Binet Skor tes Binet kurang lebih menyerupai distribusi normal (bersifat simetris, kurva bel, dimana mayoritas skor2x cenderung berada di pertengahan dari rentang skor2x yg mungkin dan sejumlah kecil skor2x cenderung berada di rentang yang ekstrem).
16
1.2. Skala Wechsler Skala Wechsler dikembangkan oleh David Wechler .
Skala Wechsler tidak hanya memberikan skor IQ keseluruhan, namun juga skor2x utk pengukuran verbal dan non verbal, serta dengan cepat melihat bidang2x dimana individu tergolong dibawah rata-rata, rata-rata atau di atas rata-rata. Pencantuman sejumlah subskala non verbal dapat membuat tes Wechsler lebih representatif dari inteligensi verbal dan non verbal. Skala Wechsler terdiri dari 11 subskala, 6 verbal dan 5 non verbal.
17
KONSEP INTELEGENSI MAJEMUK
Analisis faktor digunakan oleh Thurstone dan Spearman untuk mengembangkan pandangannya mengenai intelegensi Menurut Gardner ada 8 intelegensi yaitu keterampilan verbal, matematika, spasial, kinestetis tubuh, musik, interpersonal, intrapersonal dan naturalistik Teori triarkik dari Sternberg menyatakan 3 intelegensi yg utama, yaitu : analistis, kreatif dan praktis. Intelegensi emosional adl kemampuan untuk menangkap dan mengekspresikan emosi secara tepat dan adaptif u/ memahami emosi dan pengetahuan emosional untuk menggunakan perasaan yg diperlukan u/ mengelola emosi dlm diri sendiri dan org lain Pendekatan intelegensi majemuk telah memperluas definisi mengenai intelegnsi dan memotivasi pendidik untuk mengembangkan program yg dpt menginstruksikan para siswa ke berbagai bidang.
18
3. Kontrovensi dan perbandingan budaya/etnis dlm intelegensi
Kesamaan genetik mungkin dpt menjelaskan mengapa kembar identik memperlihatkan korelasi lebih kuat dlm tes intelegnsi dibandingkan dgn kembar fraternal Sejumlah studi memperlihatkan bahwa IQ dari anak yg diadopsi lebih menyerupai IQ dari org tua kandung dibandingkan org tua angkat. Dalam beberapa dasawarsa terakhir terjadi peningkatan dari skor intelegensi disebut efek Flynn dan mendukung peran dari lingkungan thp intelegensi Tes intelegnsi awal lebih mendukung individu urban yg berasal dari status sosio-ekonomi mengengah dan Kulit Putih. Tes Intelegnsi bias thp kelompok tertentu karena mereka tidak terbiasa dg bentuk bahasa inggris baku, dengan isi tes serta situasi tes. Tes ada juga cenderung mencerminkan nilai-nilai dan pengalaman dari budaya yg dominan Di AS (Amerika Serikat), anak2 dan remaja yg berasal dari keluarga Afrika Amerika dan Latin memiliki skor yg lebih rendah dibandingkan skor yg diperoleh anak-anak dan remaja dari kulit putih dalam tes intelegnsi standar
19
4. KOGNISI SOSIAL Merujuk pada cara yg digunakan individu untuk menyusun konsep dan bernalar mengenai dunia sosialnya Elkind berpendapat bahwa remaja, khususnya remaja cilik, mengembangkan egosentrisme yg terdiri dari imaginary audience dan personal fable Kritik yg dilontarkan thp pendekatan ini menyatakan bhw yg menjadi faktor utama dlm pengembangan egosentrisme remaja adl pengambilan perspektif dan bukan pemikiran operasional formal Pengambilan perspektif adl kemampuan untuk mempertimbangkan sudut pandang org lain serta memahami pikiran dan perasaannya. Remaja memiliki pengambilan perspektif yg lebih baik dibandingkan dg anak2 Meskipun demikian, masih terdapat tumpang tindih dlm usia dimana pengmbilan perspektif lebih tinggi muncul
20
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.