Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ATELEKTASIS
LUKY DWIANTORO
2
Definisi Meskipun atelektasis sebenarnya bukan merupakan penyakit, tetapi ada kaitannya dengan penyakit parenkim paru-paru. Atelektasis adalah istilah yang berarti suatu kondisi dimana paru – paru tidak dapat mengembang secara sempurna, dan menyiratkan arti bahwa alveolus pada bagian paru-paru yang terserang tidak mengandung udara dan kolaps.
3
Patofisiologi Atelektasis dibagi menjadi dua jenis yaitu : a. Atelektasis Bawaan Atelektasis bawaan adalah atelektasis yang terjadi sejak lahir, di mana paru–paru tidak dapat berkembang sempurna. Terjadi pada bayi (aterm/prematur) yang dilahirkan dalam kondisi telah meninggal (still born) atau lahir dalam keadaan hidup lalu bertahan hanya beberapa hari dengan pernafasan buruk. Paru–paru tampak padat, kempis dan tidak berisi udara.
4
Atelektasis resorbsi yaitu kondisi bayi yang mampu bernafas dengan baik, tetapi terjadi hambatan pada jalan nafas karena jumlah surfaktan yang disekresikan oleh alveoli sangat kurang akibatnya tegangan permukaan cairan alveolus meningkat sangat tinggi sehingga dalam alveolus diserap mengakibatkan alveolus mengempis kembali (timbul pada penyakit membran hyalin/sindroma gawat nafas).
5
b. Atelektasis Didapat Mempunyai berbagai macam jenis yaitu: 1
b. Atelektasis Didapat Mempunyai berbagai macam jenis yaitu: 1. Atelektasis Obstruksi Terjadi akibat adanya obstruksi total pada jalan nafas, mulai dari laring sampai dengan bronkiolus. Dimana obstruksi tersebut bisa dari faktor intrinsik seperti adanya sekret atau eksudat yang tertahan dan faktor ekstrinsik seperti neoplasma, aneurisma atau jaringan parut. Dimana obstruksi saluran nafas menghambat masuknya udara dalam alveolus yang terletak distal terhadap sumbatan, sehingga udara yang terdapat dalam alveolus tersebut tereabsorbsi sedikit demi sedikit kedalam aliran darah dan alveolus kolaps.
6
Atelektasis obstruksi dapat terjadi pada pasien dengan asma bronkhiale, bronkitis kronis, bronkhiektasis, aspirasi benda asing, pasca bedah, aspirasi darah beku, neoplasma bronkiolus. Faktor lain penyebab atelektasis adalah melemahnya gerakan nafas (otot parasternal/diafragma). Kondisi lain yang dapat menyebabkan atelektasis obstruksi antara lain : usia (sudah tua atau usia anak– anak) dan kondisi tubuh dengan kesadaran menurun (pengaruh anesthesi) yang mengakibatkan kelemahan otot–otot nafas sehingga tidak dapat mengeluarkan sumbatan pada jalan nafas
7
2. Atelektasis kompresi Terjadi akibat tekanan dari luar , tekanannya dapat bersifat :
Menyeluruh ( complete ) Terjadi bila tekanan besar dan merata Terjadi pada hidrotoraks, hemotoraks, empiema dan pneumotoraks Terjadi terutama pada bagian basal
8
b. Sebagian ( partial ) Terjadi bila tekanannya hanya terlokalisasi ( setempat ) Terjadi misalnya pada tumor, dan kardiomegali Akibat tekanan ekstrinsik tersebut pada semua bagian paru sehingga mendorong udara ke luar dan mengakibatkan kolaps.
9
3. Sindroma lobus medialis Sindrom lobus medialis merupakan atelektasis jangka panjang dimana lobus (tengah) dari paru–paru kanan mengkerut. Penyebabnya adalah penekanan bronkus oleh suatu tumor atau pembesaran kelenjar getah bening.
10
4. Atelektasis percepatan Atelektasis percepatan biasanya terjadi pada pilot atau pesawat tempur. Penerbangan dengan kecepatan tinggi akan menutup saluran pernafasan yang kecil, menyebabkan alveoli ( kantong udara kecil di paru – paru ) menciut.
11
5. Mikroatelektasis tersebar atau terlokalisasi Pada atelektasis ini sistem surfaktan terganggu. Dimana surfaktan merupakan zat yang melapisi alveoli dan berfungsi menurunkan tegangan permukaan sehingga mencegah pengkerutan. mikroatelektasis yang disebabkan karena terap oksigen yang berlebihan, infeksi berat dan luas (sepsis), serta faktor – faktor lain yang dapat merusak alveo mengakibatkan jumlah surfaktan yang disekresikan oleh alveoli sangat kurang, akibatnya tegangan permukaan cairan alveolus meningkat sangat tinggi sehingga paru-paru kolaps
12
Etiologi Penyebab dari timbulnya atelektasis bisa dari :
Obstruksi Bronkus Penyumbatan bisa disebabkan oleh adanya gumpalan lendir, tumor atau benda asing yang terhisap kedalam bronkus ,dan pembesaran kelenjar getah bening. Berkurangnya surfaktan
13
c. Faktor risiko : Pembiusan ( anesthesia ) / pembedahan Tirah baring jangka panjang tanpa perubahan posisi Pernafasan dangkal Penyakit paru
14
Manifestasi klinis Dispneu Sianosis Kelemahan Nyeri dada Batuk
Takipnea Takikardi Demam Ansietas Gelisah Bingung
15
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen dada akan menunjukkan adanya daerah bebas udara di paru - paru BGA menunjukkan derajat hipoksemia dan keadekuatan ventilasi alveolar CT Scan atau bronkoskopi serat optik
16
ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN Pengumpulan Data Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi : a. Identitas Pasien Pada tahap ini perawat perlu mengetahui tentang nama, umur, jenis kelamin, alamat rumah, agama atau kepercayaan, suku bangsa, bahasa yang dipakai, status pendidikan dan pekerjaan pasien.
17
b. Keluhan Utama Biasanya pada pasien dengan efusi pleura didapatkan keluhan berupa
sesak nafas, rasa berat pada dada, nyeri pleuritik akibat iritasi pleura yang bersifat tajam dan terlokasilir terutama pada saat batuk dan bernafas serta batuk non produktif.
18
Pada atelektasis gejala klinis terdapat
dispnea, sianosis dan kolaps, bagian dada yang atelektasis tidak bergerak, dan pernapasan terdorong kearah yang sakit.
19
Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul.
c. Riwayat Penyakit Sekarang Pasien dengan efusi pleura biasanya akan diawali dengan adanya tanda-tanda seperti batuk, sesak nafas, nyeri pleuritik, rasa berat pada dada, berat badan menurun dan sebagainya. Perlu juga ditanyakan mulai kapan keluhan itu muncul. Apa tindakan yang telah dilakukan untuk menurunkan atau menghilangkan keluhan- keluhannya tersebut.
20
Klien yang menderita atelektasis biasanya disertai oleh penyakit paru lainnya seperti efusi pleura.
Bagi klien yang pernapasannya dangkal karena nyeri, lemah atau peregangan abdominal seringkali menderita atelektasis pada dasar paru-parunya. Secret yang tertahan dapat mengakibatkan atelektasis yang lebih luas.
21
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Perlu ditanyakan apakah pasien pernah menderita penyakit seperti TBC paru, pneumoni, gagal jantung, trauma, asites dan sebagainya. Hal ini diperlukan untuk mengetahui kemungkinan adanya faktor predisposisi.
22
Atelektasis yang berkepanjangan dapat menyebabkan penggantian jaringan paru-paru yang terserang dengan jaringan fibrosa. Bayi premature juga dapat menyebabkan atelektasis karena kurang sempurnanya pembentukan surfaktan.
23
e. Riwayat Penyakit Keluarga Perlu ditanyakan apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit- penyakit yang disinyalir sebagai penyebab efusi pleura seperti Ca paru, asma, TB paru dan lain sebagainya.
24
f. Riwayat Psikososial Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya.
25
g. Pengkajian Pola-Pola Fungsi Kesehatan
Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat Adanya tindakan medis dan perawatan di rumah sakit mempengaruhi perubahan persepsi tentang kesehatan, tapi kadang juga memunculkan persepsi yang salah terhadap pemeliharaan kesehatan. Kemungkinan adanya riwayat kebiasaan merokok, minum alkohol dan penggunaan obat-obatan bisa menjadi faktor predisposisi timbulnya penyakit.
26
2) Pola nutrisi dan metabolisme
Dalam pengkajian pola nutrisi dan metabolisme, kita perlu melakukan pengukuran tinggi badan dan berat badan untuk mengetahui status nutrisi pasien, selain juga perlu ditanyakan kebiasaan makan dan minum sebelum dan selama MRS pasien dengan effusi pleura akan mengalami penurunan nafsu makan akibat dari sesak nafas dan penekanan pada struktur abdomen. Peningkatan metabolisme akan terjadi akibat proses penyakit. pasien dengan effusi pleura keadaan umumnya lemah.
27
3) Pola eliminasi Dalam pengkajian pola eliminasi perlu ditanyakan mengenai kebiasaan ilusi dan defekasi sebelumdan sesudah MRS. Karena keadaan umum pasien yang lemah, pasien akan lebih banyak bed rest sehingga akan menimbulkan konstipasi, selain akibat pencernaan pada struktur abdomen menyebabkan penurunan peristaltik otot- otot tractus degestivus.
28
4) Pola aktivitas dan latihan
Akibat sesak nafas, kebutuhan O2 jaringan akan kurang terpenuhi dan Px akan cepat mengalami kelelahan pada aktivitas minimal. Disamping itu pasien juga akan mengurangi aktivitasnya akibat adanya nyeri dada. Dan untuk memenuhi kebutuhan ADL nya sebagian kebutuhan pasien dibantu oleh perawat dan keluarganya.
29
5) Pola tidur dan istirahat
Adanya nyeri dada, sesak nafas dan peningkatan suhu tubuh akan berpengaruh terhadap pemenuhan kebutuhan tidur dan istitahat, selain itu akibat perubahan kondisi lingkungan dari lingkungan rumah yang tenang ke lingkungan rumah sakit, dimana banyak orang yang mondar- mandir, berisik dan lain sebagainya.
30
6) Pola hubungan dan peran
Akibat dari sakitnya, secara langsung pasien akan mengalami perubahan peran, misalkan pasien seorang ibu rumah tangga, pasien tidak dapat menjalankan fungsinya sebagai seorang ibu yang harus mengasuh anaknya, mengurus suaminya. Disamping itu, peran pasien di masyarakat pun juga mengalami perubahan dan semua itu mempengaruhi hubungan interpersonal pasien.
31
7) Pola persepsi dan konsep diri
Persepsi pasien terhadap dirinya akan berubah. Pasien yang tadinya sehat, tiba- tiba mengalami sakit, sesak nafas, nyeri dada. Sebagai seorang awam, pasien mungkin akan beranggapan bahwa penyakitnya adalah penyakit berbahaya dan mematikan. Dalam hal ini pasien mungkin akan kehilangan gambaran positif terhadap dirinya.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.