Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehIwan Kusnadi Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
NAMA : ERVINADYA AULINA DEWI KELAS : XI IPA
BATIMUNG NAMA : ERVINADYA AULINA DEWI KELAS : XI IPA
2
PENDAHULUAN Dalam upacara perkawinan ada satu hal yang tidak mungkin ditinggalkan yaitu Batimung. Dalam upacara batimung, saya akan menjelaskan bagaimana cara batimung dengan tradisi banjar Kalimantan Selatan.
3
BATIMUNG Meski sangat sederhana dan tradisional, perawatan tubuh ala sauna dan spa sudah lama dilakukan, dan menjadi warisan turun temurun masyarakat Banjar di Kalimantan Selatan.
4
Batimung atau timung. Begitulah warga Banjar menyebut perawatan tubuh dengan mandi uap nan kaya aroma tersebut. Mandi seperti itu menjadi keharusan bagi pasangan yang akan melangsungkan pesta pernikahan.
5
Dengan batimung, pengantin tampil segar dan tubuh menebarkan keharuman selama bersanding. Bahkan, keharuman tubuh bisa bertahan beberapa hari setelah pesta.
6
Upacara Batimung, dijumpai di Kampung Pamakuan Hilir, Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, akhir pekan ketiga Januari lalu. Tradisi itu dijalani Kamsiah dan abangnya, Hamsani.
7
Keduanya melangsungkan perkawinan serentak
Keduanya melangsungkan perkawinan serentak. Kamsiah akan bersanding dengan Arbain Muchtar, sedangkan Hamsani dengan Siti Radiah. "Sebelum kami batatai (bersanding), Batimung dilaksanakan dua-tiga kali pada malam hari," kata Hamsani.
8
Beberapa ibu di kampung tepian Sungai Martapura itu ikut menyiapkan berbagai
rempah, seperti daun serai wangi, limau (jeruk) purut, kunyit, pandan, temulawak, laos (lengkuas), serta bunga mawar, kenanga, cempaka, dan melati.
9
Selain itu, juga disediakan beberapa jenis akar-akaran. Semua bahan direbus dalam satu panci. Begitu manggurak (matang), panci berisi jajarangan (masakan) rempah timung tersebut diletakkan di hadapan Kamsiah.
10
Mempelai putri itu duduk di bangku kecil
Mempelai putri itu duduk di bangku kecil. Tubuh Kamsiah dibalut dengan kain batik panjang, tapih bahalai, setinggi ketiak. Sebagian badan dan wajahnya dilumuri pupur (bedak) basah.
11
Batimung dimulai tatkala panimungan (perempuan tukang timung), membungkus sekujur badan Kamsiah dengan tikar purun. Hanya kepala sang mempelai yang ada di luar gulungan tikar pandan tersebut.
12
Panci berisi air rempah-rempah yang masih mendidih pun disorongkan ke dalam "mantel" tikar. Tikar dilapis lagi dengan beberapa tapih bahalai sehingga uap timung tidak keluar.Beberapa saat Kamsiah bercucur keringat
13
Panimungan membantu membersihkan peluh di kepala dan wajahnya
Panimungan membantu membersihkan peluh di kepala dan wajahnya. "Begitu seluruh keringat keluar, badan terasa segar," kata Kamsiah menceritakan pengalamannya.
14
PENUTUP Saya, selaku penulis meminta maaf jika dalam penulisan terdapat kesalahan. Karena setiap manusia tidak ada yang sempurna. Terima kasih
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.