Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KELOMPOK 6 Adiyat Anjas Firshada ( ) Ahmad Zainal Abidin ( )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KELOMPOK 6 Adiyat Anjas Firshada ( ) Ahmad Zainal Abidin ( )"— Transcript presentasi:

1 Formulasi Senyawa Aloin Dari Ekstrak Lidah Buaya (Aloe barbadensis Miller) Sebagai Antiseptik
KELOMPOK 6 Adiyat Anjas Firshada ( ) Ahmad Zainal Abidin ( ) Daniel Oktabrianto Pratama ( ) Nelly Istina Sari ( ) Maria Magdalena Masi Tokan ( )

2 PENDAHULUAN Aloe vera adalah salah satu varietas dari tanaman lidah yang berada di Indonesia dan merupakan tanaman hias yang sangat mudah ditemukan, baik di lingkungan rumah atau di luar lingkungan, selain penanaman yang mudah tanaman ini memiliki kandungan zat yang berkhasiat berguna bagi manusia, beberapa khasiat diantaranya sebagai anti inflamasi, anti alergi dan banyak khasiat yang lainnya. Hasil penelitian sediaan gel menggunakan ekstrak lidah buaya dengan basis carbopol berkhasiat sebagai gel antiseptik luka bakar. Tanaman ini kaya akan kandungan zat-zat seperti enzim, asam amino, mineral, vitamin, polisakarida, dan komponen lain yang sangat bermanfaat bagi kesehatan (Wijayanti, 2012).

3 Pada gel lidah buaya (Aloe vera), proses oksidasi dengan adanya oksigen dapat juga menyebabkan terbentuknya aloin (C21H22O9) yang dikenal sebagai bahan kontaminator dalam kosmetika, karena menyebabkan iritasi pada kulit. Aloin terbentuk dari aloe emodin dan glukosa. Oleh karena itu, setelah dipanen, pelepah lidah buaya harus segera diolah dan diberi perlakuan untuk menonaktifkan enzim oksidase, sehingga reaksi pencoklatan yang berakibat pada menurunnya kualitas gel lidah buaya dan berkurangnya khasiat pengobatannya serta pembentukan aloin dapat dicegah. Untuk menjaga stabilitas gel sampai pengolahan, gel harus disimpan di tempat yang gelap dan dingin. Dalam kondisi segar, kandungan enzim gel lidah buaya penuh dengan aktivitas.

4 Senyawa Aloin SIFAT FISIKA KIMIA Memiliki pH 4-6,5
Jika dilarutkan kedalam air akan membentuk koloid dan memiliki rasa asam dan sepat. Jika dicampur dengan alkaloid dan glatin akan terjadi endapan Tidak dapat mengkristal. Mengendapkan protein dari larutannya dan bersenyawa dengan  protein tersebut sehingga tidak dipengaruhi oleh enzim protiolitik.

5 Manfaat Aloin Senyawa aloin dalam lidah buaya dapat digunakan sebagai pertolongan pertama untuk luka bakar, pencahar, persiapan anti obesitas dan formulasi farmasi. Menurut Adhusan, senyawa aloin juga berfungsi sebagai antioksidan. Menurut Gulia dkk., melaporkan bahwa senyawa diekstrak pada 50-80C dapat menutupi senyawa antioksidan dan juga bisa menurunkan antinutrisi seperti aloin. Manfaat aloin yang sudah dilakukan penelitian adalah Anti-mikroba dan anti-oksidan.

6 Isolasi dan ekstraksi Lidah buaya diekstraksi dengan cara sokletasi pada suhu 65C dengan menggunakan pelarut metanol. Ekstrak di kentalkan dengan rotary evaporator Ekstrak dipartisi dengan menggunakan n-heksan dan air. Diambil fase air, kemudian di partisi lagi dengan etil asetat dan air Selanjutnya difraksinasi dengan VLC melalui silika gel menggunakan sistem pelarut metanol dan etil asetat Sebanyak 48 fraksi (20 ml masing-masing) dikumpulkan Fraksi yang diperoleh, kemudian diberi penyaringan gel (Sephadex LH - 20) dielusi dengan Metanol : CHCl3 (90:10, v / v) menghasilkan total 48 fraksi Fraksi digabungkan (0,2 g) dan selanjutnya difraksinasi oleh kromatografi kolom melalui silika gel menggunakan CHCl3: Metanol (90:10 v / v) untuk menghasilkan aloin.

7 METODE PENELITIAN 1. Tahap pemilihan
Proses pemilihan jenis bahan alam yang akan diteliti sesuai dengan skala prioritas sebagai berikut: Jenis obat alami yang diharapkan berkhasiat untuk penyakit-penyakit utama. Jenis obat alamai yang memberikan khasiat dan kemanfaatan berdasar pengalaman pemakaian empiris sebelumnya. Jenis OA yang diperkirakan dapat sebagai alternative pengobatan untuk penyakit-penyakit yang belum ada atau masih belum jelas pengobatannya.

8 Berdasarkan penelitian para ahli, zat-zat yang terkandung dalam lidah buaya yaitu lignin, saponin, senyawa antrakuinon, senyawa kuinon, senyawa gula, vitamin, enzim, dan asam amino, diketahui memiliki khasiat bagi dunia pengobatan. Aloin merupakan golongan senyawa antrakuinon yang mempunyai efek sebagai anti bakteri dan anti oksidan.

9 2. Tahap Farmakologi Ada/ tidaknya efek farmakologi calon fitofarmaka yang mengarah ke khasiat terapetik (pra klinik in vivo). Menurut penelitian African Journal Biotechnol, senyawa aloin mampu memberikan daya hambat bakteri gram negatif ( E. coli, P.vulgaris, E. aerogenes, S. sonnei) dan bakteri gram positif (B. subtilis, M.kristinae, B. cereus, S. aureus, S. epidermidis) sangat berpengaruh signifikan bahkan daya hambatnya melebihi kontrol positif (Streptomicyn dan kloramfenikol).

10 3. Tahap penelitian farmakodinamik
Untuk melihat pengaruh calon fitofarmaka terhadap masing-masing sistem biologis organ tubuh Pra klinik, in vivo dan in vitro, Tahap ini dipersyaratkan mutlak, hanya jika diperlukan saja untuk mengetahui mekanisme kerja yang lebih rinci dari calon fitofarmaka. Aloinosida dan aloin masing-masing C, 0-Diglikosida dan C-glikosida, yang tidak. Terserap di usus bagian atas, tapi dikonversi oleh bakteri usus besar menjadi aktif metabolit (aloe-emodin-9-anthrone).

11 Ada dua mekanisme tindakan yang berbeda: 1
Ada dua mekanisme tindakan yang berbeda: 1. Rangsangan motilitas yang besar usus sehingga mempercepat kolon transit. 2. Mempengaruhi proses sekresi dua mekanisme bersamaan yaitu penghambatan penyerapan air dan elektrolit (Na +, Cl-) ke dalam sel epitel kolon (antiabsorptif efek) dan peningkatan kebocoran yang ketat persimpangan dan stimulasi sekresi air dan elektrolit ke dalam lumen usus besar yang berakibat peningkatan konsentrasi cairan dan elektrolit dalam lumen usus besar. Ini berlangsung setelah penundaan jam karena waktu yang dibutuhkan untuk transportasi ke kolon dan metabolisme menjadi senyawa aktif.

12 4. Tahap pengujian toksisitas lanjut (multiple doses)
Toksisitas subkronis Toksisitas akut Toksisitas khas/ khusus Dalam senyawa aloin belum ditemukan penelitian khusus tentang toksisitas yang diberikan terhadap senyawa aloin.

13 5. Tahap pengembangan sediaan (formulasi)
Pengembangan sediaan gel luka bakar Bahan dan metode pembuatan : Formula : Bahan aktif Penimbangan Fungsi Aloin 4gr Bahan akif Carbomer 2gr Basis Gel TEA 2,5gr Alkalizing Agent Metil Paraben 0,2gr Pengawet Gliserin 10,25gr Emollient Citrus aurantifolia Swingle 3tts Pewangi Akuades ad 100ml Pelarut Yang perlu di perhatikan adalah hindari pembuatan sediaan gel menggunakan pemanasa diatas 70C karena dapat merusak senyawa aloin

14 Cara Kerja Carbomer 940 ditimbang sebanyak 2 gram dan ditaburkan diatas akuades 20 mL yang sudah dipanaskan. ↓ Carbomer 940 yang sudah ditaburkan diaduk cepat di dalam mortir sampai terbentuk masa gel Ditambahkan TEA sebanyak 2,5 gram. Metil paraben ditimbang sebanyak 0,2 gram dan dilarut dalam akuades sebanyak 5 mL Dimasukkan ke dalam mortir, diaduk sampai homogen. Aloin ditimbang sebanyak 4 gram dan dilarutkan ke dalam akuades sebanyak 56,05 mL dan diaduk sampai larut. Aloin yang sudah larut dimasukkan ke dalam mortir, dicampur sampai homogen, dan digerus sampai terbentuk gel. Oleum Citrus aurantifolia Swingle ditambahkan sebanyak 3 tetes dan diaduk sampai homogen Lakukan uji evaluasi sediaan gel tangan sanitizer

15 Evaluasi Sediaan a. Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan secara visual terhadap sediaan gel, meliputi warna, bau dan bentuk gel, mudah dioleskan, dan tidak mengandung butiran-butiran kasar.

16 b. Diameter daya sebar Gel 0,5 gram diletakkan di tengah cawan petri yang telah ditempeli dengan kertas millimeter blok. Penyebaran gel diukur dengan diameter gel yang menyebar dari dua sisi 6 setelah dibiarkan selama 1 menit. Pengukuran diameter gel dimulai tanpa beban, kemudian ditambahkan beban 50 gram sampai diperoleh daya sebar yang konstan dan dicatat diameter penyebaran gel setelah 1 menit, dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.

17 c. Viskositas Alat yang digunakan untuk mengukur viskositas adalah viskosimeter. Pengukuran viskositas dilakukan sebanyak 3 kali replikasi dari ketiga formula gel tangan sanitizer, dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.

18 d. pH Sampel ditimbang sebanyak 1 gram. Sebanyak 10 mL akuades pH 7 ditambahkan, lalu dilakukan pengadukan. Setelah homogen dilakukan pengukuran pH dengan cara memasukan pH meter yang telah dikalibrasi, didiamkan beberapa saat sehingga didapat pH yang tetap, dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.

19 e. Homogenitas Pemeriksaan homogenitas sediaan dapat dilakukan dengan cara, sediaan dioleskan pada dua keping kaca atau bahan transparan lain yang cocok, sediaan harus menunjukkan susunan yang homogen dan tidak terlihat adanya butiran kasar (Ditjen POM, 1979), dilakukan 3x replikasi dengan cara kerja yang sama.

20 h. Uji Antibakteri Gel Aloin
Uji antibakteri dengan metode difusi sumuran dengan cara membuat 4 sumuran pada media yang telah diinokulasikan dengan bakteri S. aureus 200 µl untuk formula 1, formula 2, kontrol basis dan kontrol positif (gel hand sanitizer yang mengandung zat aktif alkohol c/h : Lifeboy hand sanitizer), ke dalam sumuran tersebut diisi 100 mg formula gel tangan sanitizer yang dibuat dengan cetakan cork borner. Diinkubasi pada suhu 37ºC selama jam dan diukur diameter zona hambatnya (zona radikal) dengan mengunakan penggaris.

21 Uji klinik Ada 4 fase yaitu: Fase 1 : dilakukan pada sukarelawan sehat. Fase 2 : dilakukan pada kelompok pasien terbatas. Fase 3 : dilakukan pada pasien dengan jmlh yang lebih besar dari fase 2. Fase 4: post marketing survailence, untuk melihat kemungkinan efek samping yang tidak terkendali saat uji pra klinik maupun saat uji klinik fase 1-3.

22 Terima kasih


Download ppt "KELOMPOK 6 Adiyat Anjas Firshada ( ) Ahmad Zainal Abidin ( )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google