Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Fiqh wanita Minggu Pertama.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Fiqh wanita Minggu Pertama."— Transcript presentasi:

1 Fiqh wanita Minggu Pertama

2 Hakikat Kedudukan Wanita Wanita memiliki kedudukan yang tinggi dalam Islam dan pengaruh yang besar dalam kehidupan setiap muslim, kerana mereka madrasah pertama dalam membangun masyarakat yang soleh. Gugatan diskriminasi terhadap perempuan, sebaliknya sebagai sumber hukum tertinggi dari hukum Islam yang meletakkan wanita di tempat yang tinggi. Ini kerana menuntut kesetaraan antara laki-laki dan perempuan dalam semua hal, merupakan tindak kezaliman terhadap salah satu dari kedua belah pihak tersebut. Karena ada perbedaan dalam pembentukannya, Allah telah memberi hukum syara’ khusus kepada masing-masing dari keduanya; di mana, satu dengan lainnya berbeda.

3

4 Anggapan Salah Wanita Sebagai Sumber Segala Fitnah
Ini berlaku bila wanita keluar dari batas kudrat mereka dengan melanggar hukum-hukum Allah s.w.t. tatkala mereka bekerja, belajar, dan berkarya. campur baur dengan laki-laki tanpa batas. membuka auratnya tanpa berjilbab. berhias (tabarruj) dan bersolek serta berpenampilan ala jahiliyah. berkomunikasi antara lelaki dan wanita dengan sebebas-bebasnya. Itulah pertanda api fitnah telah menyala. Bila fitnah wanita telah menyala, ia merupakan inti dari tersebarnya segala fitnah yang lainnya. Allah s.w.t. berfirman:“Dijadikan indah pada (pandangan) manusia untuk cenderong kepada syahwat, iaitu wanita-wanita, anak-anak dan harta yang banyak … .” (Ali Imran: 14).

5 Al-Quran dan kedudukan kaum Wanita

6 Kedudukan kaum wanita sama dengan kaum lelaki dalam pandangan Allah
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِوَالصَّابِرِينَ  وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِوَالْحَافِظِينَ فُرُ وجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا  وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا “Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan ampunan dan pahala yang besar.” (Al-Ahzab: 35) 

7 1) Kedudukan kaum wanita sama dengan kaum lelaki untuk menjadi ahli waris dan memperoleh warisan sesuai pembagian yang ditentukan. لِلرِّجَالِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ وَلِلنِّسَاءِ نَصِيبٌ مِمَّا تَرَكَ الْوَالِدَانِ وَالْأَقْرَبُونَ مِمَّا قَلَّ  مِنْهُ أَوْكَثُرَ ۚ نَصِيبًا مَفْرُوضًا  “Bagi laki-laki ada hak bagian dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, dan bagi perempuan ada hak bagian pula dari harta peninggalan kedua orang tua dan kerabatnya, baik sedikit atau banyak, (semua itu merupakan) bagian yang telah ditentukan”. (An-Nisa:7).

8 2) Kedudukan kaum wanita sama dengan kaum lelaki dalam memperoleh pendidikan dan ilmu pengetahuan kerana mencari dan menuntut ilmu pengetahuan adalah kewajiban kaum muslimin lelaki dan wanita. أمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّهِ ۗ قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ "(Engkaukah yang lebih baik) atau orang yang taat mengerjakan ibadat pada waktu malam dengan sujud dan berdiri sambil takutkan (azab) hari akhirat serta mengharapkan rahmat Tuhannya? "Katakanlah lagi (kepadanya): "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang- orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang dapat mengambil pelajaran dan peringatan hanyalah orang-orang yang berakal sempurna”. (Az-Zumar 9)

9 3) Kedudukan kaum wanita sama dengan kaum lelaki untuk memperoleh pahala kebaikan bagi dirinya sendiri, karena melakukan amal soleh dan beribadah di dunia. فَاسْتَجَابَ لَهُمْ رَبُّهُمْ أَنِّي لَا أُضِيعُ عَمَلَ عَامِلٍ مِّنكُم مِّن ذَكَرٍ أَوْ أُنثَىٰ ۖ بَعْضُكُم مِّن بَعْضٍ ۖ فَالَّذِينَ هَاجَرُوا وَأُخْرِجُوا مِن دِيَارِهِمْ وَأُوذُوا فِي سَبِيلِي وَقَاتَلُوا وَقُتِلُوا لَأُكَفِّرَنَّ عَنْهُمْ سَيِّئَاتِهِمْ وَلَأُدْخِلَنَّهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ ثَوَابًا مِّنْ عِندِ اللَّهِ ۗ وَاللَّهُ عِندَهُ حُسْنُ الثَّوَابِ "Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang yang beramal di antara kamu, baik laki-laki maupun perempuan, (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain. Maka orang-orang yang berhijrah, yang diusir dari kampung halamannya, yang disakiti pada jalan-Ku, yang berperang dan yang terbunuh, pasti akan Aku hapus kesalahan mereka dan pasti Aku masukkan mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, sebagai pahala dari Allah. Di sisi Allah ada pahala yang baik”. (Ali Imran:195)

10 Firman Allah lagi: وَعَدَ اللَّهُ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَمَسَاكِنَ طَيِّبَةً فِي جَنَّاتِ عَدْنٍ ۚ وَرِضْوَانٌ مِّنَ اللَّهِ أَكْبَرُ ۚ ذَٰلِكَ هُوَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mukmin, lelaki dan perempuan akan mendapat surga yang di bawahnya mengalir sungai- sungai, kekal mereka di dalamnya dan mendapat tempat-tempat yang bagus di surga Adn) yaitu tempat tinggal (Dan keridaan Allah adalah lebih besar) lebih agung daripada kesemuanya itu (itu adalah keberuntungan yang besar”. (At-Taubah: 72)

11 Rasulullah S.A.W. Meningggikan Kedudukan Kaum Wanita
Kaum wanita telah banyak memberi kesan, bahkan memainkan peranan yang tidak kurang pentingnya di dalam kehidupan Nabi s.a.w, sebagaimana baginda telah memberi kesan yang sangat mendalam dengan merubah status kehidupan para wanita. Dalam sejarah Islam, pendidikan khusus para wanita telah dipraktikkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wassallam. Di mana beliau meluangkan satu hari khusus untuk mengajari kaum wanita.

12 Saidatina Aisyah pernah berkata:
Hadith diriwayatkan oleh Abu Sa’id al-Khudriy r.a, ia berkata: “Pernah kaum wanita berkata kepada Nabi s.a.w. : Kami telah dikalahkan oleh kaum lelaki – di dalam menuntut ilmu pengetahuan – Maka sediakanlah bagi kami satu hari dari waktumu untuk kami belajar. Lantaran itu Nabi s.a.w. telah menjanjikan buat mereka satu hari dalam seminggu, di mana Baginda telah menemui mereka, mengajar mereka dan menasihati mereka…”. Saidatina Aisyah pernah berkata: “Sebaik-baik wanita adalah wanita kaum Anshar kerana mereka tiada malu untuk bertanya untuk menambah ilmu pengetahuan”.

13 Pembentukan Hukum Syara’

14 Hukum Syariah ialah suruhan, larangan dan petunjuk serta kaedah yang disyariatkan Allah kepada hambaNya untuk beramal dan mematuhinya. Sesiapa yang patuh akan diberi ganjaran dan yang ingkar akan diberi balasan azab. Syariat didatangkan bersesuaian dgn kebajikan manusia, memelihara adat dan keadaan masyarakat. Terdapat banyak perkara dan isu baru hasil daripada perkembangan dan perubahan zaman yang memerlukan hukum dan penjelasan yang pada hakikatnya jelas terdapat dari sudut syariah (agama).

15 قوله تعالى: ﴿إِنَّ هَـٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ﴾
Firman Allah s.w.t : قوله تعالى: ﴿إِنَّ هَـٰذَا الْقُرْآنَ يَهْدِي لِلَّتِي هِيَ أَقْوَمُ﴾ “ Sesungguhnya Al-Quran ini memberi petunjuk ke jalan yang amat betul (ugama Islam) ” al-Isra’:9

16 Prinsip Asas Syariah Islam:
Syariah secara beransur-ansur (dari sudut jumlah dan hukum). Syariah mengurangkan bebanan. Syariah tidak menyempitkan. Syariah selaras kemaslahatan. Syariah merialisasikan keadilan.

17 Hukum Syariah Beransur-Ansur Dari Sudut Jumlah
Contoh: Solat pada Isra’ Mi’raj. Tahun 1H disyariatkan jihad. Tahun 2H Puasa Ramadhan. Tahun 3H perwarisan & dan penceraian. Tahun 4H solat Qasar, khauf, zina, qazaf. Tahun 6H Perdamaian. Tahun 8H hukum curi.

18 Hukum Syariah Beransur-Ansur Terhadap Hukum
Contoh: Solat pada awalnya pagi dan petang. Puasa awalnya secara sukarela. Zakat pada awalnya secara sukarela. Arak tak diharamkan secara mendadak. Pada awalnya tidak disyariatkan jihad. Penzina pada awalnya dipenjarakan di rumah.

19 Hukum Syariah Mengurangkan Taklif (bebanan)
Contoh: Cara pembersihan najis. Solat 5 kali sahaja. Zakat hanya sedikit dan bukan untuk setiap individu. Perkara yang ditegah lebih sedikit dari yang dihalalkan. Puasa sebulan dalam setahun.

20 Hukum Syariah Tidak Menyempitkan
Jenis kemudahan dalam Islam: Menggugurkan Ibadah. Mengurangkan kewajipan. Mendahulukan. Melewatkan. Menggubah. Kelonggaran. Mengganti.

21 Hukum Syariah Tidak Menyempitkan
Sebab-Sebab Keringanan: Musafir. Sakit. Dipaksa. Lupa. Jahil. Kekurangan. Kesukaran.

22 Hukum Syariah Selaras Kemaslahatan Manusia
Contoh: Kiblat. Iddah. Melarang menyimpan daging korban. Menegah ziarah kubur.

23 Hukum Syariah Merealisasikan Keadilan
Firman Allah s..w.t. “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran”. An-Nahl 90

24 Tujuan dan Perubahan Hukum Syara’

25 Maqashid Syariah - Tujuan Hukum Islam
Maqashid Syariah secara istilah adalah tujuan-tujuan syariat Islam yang terkandung dalam setiap aturannya, yang merupakan satu konsep untuk mengetahui hikmah, nilai-nilai dan sasaran syara' yang tersurat dan tersirat dalam Al-Qur’an dan Hadits. Ianya juga merupakan satu ketetapan oleh Allah ta’ala terhadap manusia adapun tujuan akhir hukum tersebut adalah satu, iaitu mashlahah atau kebaikan dan kesejahteraan umat manusia baik di dunia (dengan Mu’amalah) maupun di akhirat (dengan ‘aqidah dan Ibadah). Sedangkan cara untuk tercapai kemaslahatan tersebut manusia harus memenuhi kebutuhan Dharuriat, dan menyempurnakan kebutuhan Hajiyat, dan Tahsiniat.

26 Di dalam Alqur’an Allah ta’ala menyebutkan beberapa kata “syari’ah” diantaranya adalah:
ثُمَّ جَعَلْنَٰكَ عَلَىٰ شَرِيعَةٍۢ مِّنَ ٱلْأَمْرِ فَٱتَّبِعْهَا وَلَا تَتَّبِعْ أَهْوَآءَ ٱلَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ “Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang yang tidak mengetahui.” Al-Jatsiyah: 18. شَرَعَ لَكُم مِّنَ ٱلدِّينِ مَا وَصَّىٰ بِهِۦ نُوحًۭا وَٱلَّذِىٓ أَوْحَيْنَآ إِلَيْكَ وَمَا وَصَّيْنَا بِهِۦٓ إِبْرَٰهِيمَ وَمُوسَىٰ وَعِيسَىٰٓ ۖ أَنْ أَقِيمُوا۟ ٱلدِّينَ وَلَا تَتَفَرَّقُوا۟ فِيهِ “Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah kamu berpecah belah tentangnya.” Asy-Syuura: 13.

27 Perubahan hukum syara’ terbahagi kepada 2 jenis:
i) Hukum yang tetap dan tidak boleh berubah. ii) Hukum yang boleh berubah.

28 Hukum yang tetap dan tidak boleh berubah.
Hukum-hukum tersebut tidak boleh berubah dan tidak akan berubah walaupun dengan peredaran masa dan perubahan zaman. Hukum-hukum yang terbina melalui nas-nas syara’ Aqidah, perintah, larangan dan suruhan.

29 ii. Hukum yang boleh berubah
Hukum-hukum tersebut boleh berubah. Hukum-hukum Ijtihadiyah, hukum yang dibina berdasarkan kebajikan dan kesesuaian tempat dan masa yang tidak bercanggah dengan syariat. perkara-perkara dunia yang berkaitan dengan politik, harta dan sebagainya.

30 Pengenalan Terhadap Fiqh Wanita

31 Fiqih adalah salah satu bidang ilmu dalam syariat Islam yang membahas persoalan hukum yang mengatur berbagai aspek kehidupan seorang muslim, baik kehidupan pribadi, bermasyarakat maupun kehidupan manusia dengan Tuhannya. Secara etimologi: fiqih artinya paham yang mendalam, pemahaman dan pengertian. Sedangkan menurut terminology: fiqih adalah hukum syar’i yang amali (praktal) yang diambil dari dali-dalil yang terinci.

32 Hukum Dalam Ilmu Fiqih Hukum yang diatur dalam fiqh Islam itu terdiri dari: wajib sunat, mubah makruh haram. Di samping itu ada pula dalam bentuk yang lain seperti: sah atau batal, benar atau salah berpahala atau berdosa

33 Pembagian Hukum Fiqih terdiri atas:
PEMBAHAGIAN HUKUM FIQH: Pembagian Hukum Fiqih terdiri atas: Hukum yang berkaitan dengan ibadah (khusus), iaitu hukum yang mengatur persoalan ibadah manusia dengan Allah swt, seperti solat, puasa, zakat dan haji Hukum yang berkaitan dengan masalah muamalah, iaitu persoalan hubungan sesama manusia dalam rangka memenuhi material dan , seperti transaksi jual beli, perserikatan dagang dan sewa menyewa

34 Pembahagian Hukum Fiqh:
Hukum yang berkaitan dengan masalah keluarga (al ahwal asy syakhsiyah), seperti nikah, talak, rujuk, iddah, nasab dan nafkah. Hukum yang berkaitan dengan tindak pidana (jinayah atau jarimah, dan ‘uqubah), seperti zina, pencurian, perampokan, pemukulan dan bentuk pelanggaran terhadap anggota tubuh serta harta lainnya

35 Sekian


Download ppt "Fiqh wanita Minggu Pertama."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google