Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Quality control dalam industri pakan
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2
QUALITY ASSURANCE IN FEED MILLING
TUJUAN INSTRUKSIONAL: 1.MEMILIKI PENGERTIAN TTG QA 2.DAPAT MEMBUAT SOP 3.MENYADARI PENTINGNYA QA DALAM FEED MILLING 4.DAPAT MENERAPKAN QA DALAM FEED MILLING PHILIP CROSBY (1986): DOING THING RIGHT THE FIRST TIME ADDS NOTHING TO THE COST OF YOUR PRODUCT OR SERVICE. DOING THING WRONG IS WHAT COST MONEY
3
QUALITY ASSURANCE IN FEED MILLING
3 CRITICAL FACTORS FOR CORPORATE SUCCESS: 1.THE NEED TO DEVELOP A CLEAR STRATEGIC FOCUS 2.TO STRIVE FOR COMPLETE CUSTOMER SATISFACTION 3.A TOTAL COMMITMENT TO QUALITY TQM IS A WAY OF LIFE IS A PHILOSOPHY IS A WORK DISCIPLINE
4
QUALITY ASSURANCE IN FEED MILLING
QUALTY ASSURANCE PART OF A TOTAL CONCEPT FOR ORGANISING THE PRODUCTION PROCESS TO CONSISTENTLY DELIVER PRODUCT OF THE 1) REQUIRED QUALITY 2) IN THE REQUIRED QUANTITY 3) AT THE RIGHT TIME AND 4) AT A COMPETITIVE PRICE THE NEED FOR QA: VARIABILITY IN MATERIAL QUALITY CONSUMERS ARE BECOMING MORE QUALITY CONSCIOUS CONSUMERS MORE DEMANDING IN RATIONS, QUALITY, TIME
5
QUALITY ASSURANCE IN FEED MILLING
QA GUIDELINES REMEMBER 1. GOOD QUALITY FEED CAN NOT BE MADE FROM POOR QUALITY INGREDIENT 2. QUALITY MUST BE RETAINED DURING HANDLING, STORAGE, AND USE THERE ARE 5 FACTORS TO NOTE: 1# IDENTIFY EACH PROCESS INVOLVED 2# IDENTIFY WHAT CAN DO WRONG 3# HOW TO PREVENT/LIMIT ERROR 4# FREQUENCY OF MONITORING 5# WHO IS RESPONSIBLE
6
QUALITY ASSURANCE IN FEED MILLING
FEED SPECIFICATIONS RM intake RM storage Production Finished Feed storage Delivery Adj Msr Compare Adj Msr Compare Adj Msr Compare
7
QUALITY ASSURANCE IN FEED MILLING
Feed Manufacturing Process FEED INGREDIENTS RECEIVING AND STORAGE BLENDING / MICROINGREDIENTS ADDITION GRINDING MIXING CONDITIONING AND PELLETING COOLING / DRYING CRUMBLING SIFTING / SCREENING BAGGING
8
8 KLAS BAHAN PAKAN INTERNASIONAL
HIJAUAN KERING DAN JERAMI PASTURE, HIJAUAN SEGAR SILASE BUKAN SILASE BIJI-BIJIAN, KACANG-KACANGAN DAN UMBI-UMBIAN SUMBER ENERGI : PK < 20 % SK < 18 % NDF < 35 % SUMBER PROTEIN : PK ≥ 20 % SUMBER MINERAL SUMBER VITAMIN ADITIF ANALISIS PROKSIMAT → KLAS BAHAN → TDN
9
Pengambilan Sampel Bahan Baku
Bentuk Cair Bentuk Curah Bentuk Kemasan Sampel I Diujung karung yang terlhat Sampel II Disetiap karung Sampel I di 5 titik 2 bak depan 2 bak belakang 1 tengah bak Sampel II Saat akan dibongkar Tinggal setengah Hampir habis Kran bagian tangki bawah Tutup tangki aas Bagian ½ tangki Saat Saat dialirkan ke bak penyaringan
10
Pengambilan sampel bahan baku
Pengambilan sampel bahan baku merupakan tahap awal proses pemeriksaan dan pengujian bahan baku. Pengambilan sampel harus mewakili semua bahan baku pabrik. Ketepatan pengembilan sampel akan sangat berpengaruh terhadap kesimpulan apakah bahan baku ang dikirim sesuai dengan spesifikasi
11
Bahan Pakan di Pabrik KUD Persusuan
Bekatul Waspadai : Pemalsuan dengan : ampas ager2 (Abunya tinggi) Sorbitol (limbah odol) cek baunya Kadang grajen Uji : Bau, warna, bentuk, digenggam Uji sekam dg Pluroglucinol Bungkil kedelai Warna kuning bersih (bagus), yg coklat (jelek) Bau khas bungkil kedelai Pollard Umumnya secara fisik bagus (cek kimia), waspadai menggumpal dan sudah lama Bungkil Kopra Asli : Pellet (di press Lemak rendah-> PK tinggi) : besar dan kecil Pit (Lemaknya msh tinggi; mdh tengik) : Lempeng tebal dan tipis Pemakaian sampai 25% Bungkil Klentheng Waspadai Gossipolnya tinggi (batas pemakaian sampai 10%)
12
DDGS (Distillers Dried Grains with Solube)
Pengganti Bk. Kedelai . Limbah pembuatan etanol (impor) Dari jagung (AS) Dari Gandum (Australia) SML (Limbah Vitsin) PK tinggi, Bau sedap Rp 600,-/l Vitamin mineral (Curah) Kulit Coklat : SK lumayan tinggi Kulit Ari biji kopi : tipis PK = 16% Dipakai di tingkat peternak (kandang) : Gamblong, Garam Yg tidak digunakan : empog jagung (mahal) Ampas kecap (perlu pengolahan) Tetes Urea Kulit kacanging (sering tercampur janggel jagung) Bungkil Sawit (Sering tercampur batok ) Penjajagan : Limbah ulat PK =16% harga Rp 1400,- Produk konsentrat : 1. Biasa : PK = 15-16% (murah) 2. Super : PK = % (mahal) ; ada bk.kedelainya atau DDGS
13
PENGAMBILAN SAMPLE REPRESENTATIF (PROPORSIONAL) FERMENTASI MIKROBA
ACFAK RESPIRASI SEL TANAMAN BERHENTI DIKERINGKAN T C DIPOTONG 3-5 CM BK ≤ 88 % DIKEMAS LABEL LAB
14
TEKNIK PENGAMBILAN SAMPLE
HIJAUAN KERING DAN JERAMI PRESS/BALED CORING TUBE ,5 KG Σ BALES :1-10 DIAMBIL DARI 10 BALES Σ > DIAMBIL DARI 10 BALES TIDAK DIPRESS SAMPLING ACAK REPRESENTATIF
15
2. HIJAUAN SEGAR ACAK≥10 TEMPAT YANG DILAPANG/KEBUN RUMPUT
DAPAT DISENGUT TERNAK DILAPANG/KEBUN RUMPUT SUB SAMPLE DIPOTONG² 3-5 CM TIMBANG 1,5-2,0 KG KANTONG PLASTIK DIKANDANG SAMPLE ACAK: ≥10 TEMPAT TUTUP RAPAT
16
CONING + QUARTENING METHOD
3. BIJI-BIJIAN DAN BUNGKIL DIDALAM KARUNG SAMPLING -. ALAT PIPA UJUNG BENGKOK ACAK -. ≥ 10 TEMPAT 6 KARUNG 1 TUSUKAN 4 KARUNG ≥ 5 TUSUKAN KARUNG HORIZONTAL DICAMPUR + DIKOMPOSIT MASUKKAN ALAT SECARA DIAGONAL SUBSAMPLE DARI 10 KARUNG CONING + QUARTENING METHOD ± 1 KG PLASTIK LAB
17
BAHAN PAKAN TEPUNG YANG DITUMPUK
ACAK ≥ 10 LOKASI SUB SAMPLE CONING & QUARTENING METHOD I KG PLASTIK LAB
18
NILAI NUTRISI < HARGA <
Bahan palsuan/subalan Harus dihindari DITAMBAHKAN PADA PAKAN KOMERSIAL ANALISIS DAN EVALUASI PAKAN NILAI NUTRISI < HARGA < SETIAP UNIT BERAT YANG SAMA
19
ANALISIS DAN EVALUASI PAKAN
KUALITAS BAHAN PAKAN FISIK KIMIAWI MELIHAT KANDUNGAN FISIK KHIMIKALIA < AKURAT > AKURAT CEPAT DAN MUDAH BIAYA DAN WAKTU >>
20
ANALISIS FISIK MAKROSKOPIS MIKROSKOPIS MIKROSKOP SAAT PEMBELIAN PAKAN
MENDAPATKAN KUALITAS PAKAN YANG BAIK ADANYA PEMALSUAN Σ BAHAN PALSUAN Σ KONTAMINAN KONSENTRAT : HIJAUAN : UTUH/PECAH BK≤88 % BEBAS JAMUR WARNA RASIO BATANG/DAUN BEBAS JAMUR BAU, WARNA, BK
21
MIKROSKOP PENGENALAN KUALITATIF PENGENALAN BAHAN PAKAN BERDASARKAN SIFAT FISIK YANG KARAKTERISTIK WARNA, BENTUK, UKURAN PARTIKEL, TEKSTUR DIKETAHUI KEMURNIAN BAHAN STEREO MIKROSKOP (50X PEMBESARAN) PEMERIKSAAN KUANTITATIF TUJUAN MENGETAHUI ADA TIDAKNYA PEMALSUAN DILANJUTKAN BANYAKNYA BAHAN PALSUAN CARA FAKTOR BAHAN + TEKNIK PEMISAHAN
22
ANALISIS KIMIA TUJUAN : 1. MENGETAHUI KOMPOSISI KIMIA
2. ZAT-ZAT ANTI NUTRISI MACAM : 1. ANALISIS PROKSIMAT 2. ANALISIS SERAT 3. BOMB CALORIMETER 4. CHROMATOGRAPHY 5. SPECTOFOTOMETRY 6. ANALISIS AA
23
ANALISIS PROKSIMAT AIR ABU/MINERAL EE/LK PK (N X 6,25) SK BETN :
100-(AIR+ABU+EE+PK+SK)
24
Keuntungan Sederhana Menghasilkan analisis garis besar
Semua Lab. Menggunakan Dapat menghitung TDN Kerugian Tidak mencerminkan zat makanan secara individual Hasil kurang tepat SK + LK BETN
25
ANALISIS SERAT (VAN SOEST)
EVALUASI HIJAUAN DETERJEN ISI SEL LARUT DINDING SEL SELULOSA HEMISELULOSA LIGNIN SILIKA
26
ANALISIS ENERGI BOMB CALORIMETER ZAT MAKANAN DIBAKAR SEMPURNA CO2+H2O+GAS GE KANDUNGAN ENERGI 1. DE 2. ME 3. NE NEm NEl Neg 4. TDN
27
PENETAPAN NILAI ENERGI UNTUK SAPI DAN DOMBA
Energi tercerna (DE) DE (kcal/kg) = GE (kcal/kg)x kecernaan GE DE (Mcal/kg)= TDN % x 0,04409 Energi metabolisme (ME) ME (kcal/kg) = 0,82 x DE (kcal/kg) ME (Mcal/kg)= TDN % x 0,03615 dimana TDN dihitung dari persamaan TDN = Kecernaan BO in vitro (%) x 1,05
28
Energi netto (NE) a. NEM (Mcal/kg) = 1,115-0,8971ME+0,6507ME2 – 0,1029ME3+0,005725ME4 b. NEG (Mcal/kg) = 3,178ME-0,8646ME2 +0,1275ME3+0,00678ME4- 3,325 TOTAL DIGESTIBLE NUTRIEN (TDN) TDN (%) = (%DC x %PK)+(%DC x %SK)+(% DC x % BETN) + (% DC x % LK) (2,25) TDN (%) = 27,65 X ME (Mcal/kg) TDN (%) = DE (Mcal/kg) : 0,0449 TDN (%) = KECERNAAN BO IN VITRO % X 1,05 TDN DIHITUNG DARI PERSAMAAN REGRESI (HARRIS, 1997) BILA DIKETAHUI NILAI ANALISIS PROKSIMATNYA
29
GC LC HPLC CHROMATOGRAFI SEDERHANA KROMATIGRAFI KERTAS
CROME LAPIS TIPIS KROMATOGRAFICAIR KINERJA TINGGI
30
APLIKASI GC ANALISA VFA ANALISA ASAM LEMAK ANALISA RESIDU PESTISIDA
ANALISA ALKOHOL ANALISA MINYAK ATSIRI ANALISA FLAVOR ANALISA HIDROKARBON ANALISA STEROID ANALISA POLUSI UDARA ANALISA ASAM LAKTAT
31
APLIKASI HPLC ANALISA AA ANALISA ASAM ORGANIK ANALISA AFLATOKSIN
ANALISA TANIN ANALISA MIMOSIN ANALISA VITAMIN ANALISA HCN
32
APLIKASI SPECTOFOTOMETRI
MINERAL VITAMIN ANTITRIPSIN UREA DARAH DERIVAT PURIN
33
EVALUASI PAKAN IN VIVO IN SACCO IN VITRO
34
IN VIVO KECERNAAN NUTRIEN RETENSI N KONSUMSI NUTRIEN PALATABILITAS
KEUNTUNGAN KERUGIAN KECERNAAN NUTRIEN RETENSI N KONSUMSI NUTRIEN PALATABILITAS SELEKTIFITAS DERIVAT PURIN SINTESIS PROTEIN MIKROBA
35
IN SACCO DEGRADASI PROTEIN PADA MASING-MASING ALAT PENCERNAAN
KEUNTUNGAN KERUGIAN DEGRADASI PROTEIN PADA MASING-MASING ALAT PENCERNAAN KELARUTAN PROTEIN (RDP) LAJU DEGRADASI LAJU ALIRAN PARTIKEL & CAIRAN PROFIL AA SINTESIS PROTEIN MIKROBA
36
IN VITRO KECERNAAN NUTRIEN METABOLISME ZAT INTERMEDIER
KEUNTUNGAN KERUGIAN KECERNAAN NUTRIEN METABOLISME ZAT INTERMEDIER AKTIFITAS MIKROBA RUMEN BIOENERGETIC FERMENTASI RUMEN PENGGUNAAN NPN
37
Order barang, 1 minggu sebelum bahan baku di feedmil habis
Kontrol keersediaan bahan baku : mengecek stock di gudang & di computer
39
Proses mixing Konsentrat curah Bahan baku konsentrat dan proses mixing
40
Mulai bahan baku datang, proses sampai distribusi ke kandang/jual
Loading ke gudang Bahan baku datang, ditimbang Konsentrat karung Konsentrat curah Pencurahan konsentrat ke palungan Truk distribusi ke kandang
41
Keterangan : Mesin mixer 1 Mesin mixer primex Mesin diskmill Tempat penyimpanan pakan jadi Gaplek Onggok Tempat Penyimpanan alat Kamar Mandi Jagung Tempat Penyimpanan premix jadi Garam Corn gluten feed Mineral mix Minyak ikan’Optagen Optagen Probiotik Sodium bicarbonate Dicalcium phosphate Limestone Menir kedelai Bungkil kelapa Kulit kopi Tempat karung kosong Kulit kacang Wheat pollard Wheat pollarf Janggel jagung Bengkel Molasses Bungkil kelapa sawit Tempat pembuatan mikro mix Gudang kecil Mesin Mixer 3
44
Quality Control Analisa proksimat bahan baku dan bahan jadi 2 kali/bl
Onggok Pengambilan sampel pertama (diawal bongkar) dengan menggunakan probe. Cek fisik : tingkat kekeringan, bau, tekstur, kontaminan Pengambilan sampel kedua ( ditengah wkt bongkaran) Pengambilan sampel ketiga ( diakhir bongkaran) : tes KA dan kontaminan Sampel I,II dan III di rata-rata 2. Bungkil sawit dan kopra Uji : warna, kelembaban, bau (umumnya tercampur dengan cangkang sawit) 3.Gaplek Uji fisik : uji tingkat kekeringan (dengan cara dipatahkan, bunyi atau tidak) 4. Kulit kopi Uji : kontaminan (kadang ada raffia) dan tingkat kekeringan
45
Quality Control 5. Janggel/tumpi jagung Uji : KA dengan alat otomatis
6. Pollard Uji fisik: umumnya sudah OK 7. Tetes Uji refractometer : Tes kadar glukosa , berkisar 0 – 85% (standard : 78%) Cair atau kenthal, belum tentu kadar glukosanya baik 8. Bungkil kedelai (local) Uji : warna (gosong atau tidak) dan bau 9. Premix Tidak pernah duji
46
Quality Control Penyimpanan
FIFO kecuali dalam keadaan terterntu Bahan baku & produk disimpan tidak menyentuh lantai tapi di Pallet Jarak bahan dengan tembok 20 cm Tidak ad apes control Penyimpanan produk jadi hanya sehari Paling lama penyimpanan bahan baku 1 bulan, rata-rata 2 minggu (kalau bk sawit dan onggok penyimpanannya sebentar) Bahan baku yang gampang rusak : bran pollard Onggok yang agak lembab, bila penyimpanannya lama, bisa terbakar Bk. Sawit mudah tengik, oki segera dipakai Onggok yang gampang rusak segera diproses
47
Pemberian pakan Periode Penggemukan Jenis konsentrat Jumlah pemberian
Jumlah Pemberian hijauan Rasio H:K baru datang s/d 10 hari pertama Starter (RC=Recondition) (PK=12%) Max= kg Diberi elektrolit mengandung ATP lewat air minum setelah itu Rumput segar adlib 80:20 10 hari pertama s/d 2-3 bl ke depan Grower Steer, max=8-13kg Heifer ,max=8-12 kg 2x/hari : pagi & siang 2 – 5 kg 3x/hari : pagi, siang dan malam Pagi : Jerami segar = s/d 3 kg Siang : Rumput Segar = s/d 1 kg Malam : JP fermentasi s/d 1 kg Total = 5 kg s/d 1 bl terakhir Finisher (PK=11%) Max= kg 2 -5 kg Wajib diberi jerami fermentasi adlib (membuat tekstur &warna daging lbh menarik) 20:80 Komposisi premix-mikro antara starter dan grower sama, di Finisher dikuangi Sisa hijauan dari sapi fattening, yang masih layak dipakai lagi , tapi yang tidak layak diberikan ke sapi breeding Sapi breeding Indukan dan Pedet umur >3 bl 3-5 kg 5 -10 kg (seadanya termasuk sisa dari steer dan heifer, tp yang sangat jelek) Pedet (1-3 bl) Pakan khsus pedet Diberi di Creep (3x3)
48
Sistim Pemberian hijauan
49
Sistim Pemberian Jerami dan JPF
Jerami segar Jerami fermentasi Sistim Pemberian Jerami dan JPF
50
JP fermentasi Adalah JP olahan ( Terfermentasi dan teramoniasi)
fermentasi : dengan starbio amoniasi : dengan urea Perbandingan Starbio : urea = 1 : 2 1000 kg JP butuh 10 kg campuran starbio+ urea) 70 kg campuran campuran starbio+ urea bisa digunakan untuk 8-10 ton jerami padi Urea dan starbio ditaburkan setiap 3 cm lapisan (burger) Dieram hari
51
Sistim Pemberian konsentrat
52
KESIMPULAN Manajemen feedmil sampai manajemen pemberian pakan di perusahaan feedlot WMP Cianjur SUDAH CUKUP BAIK DAN MODERN REKOMENDASI DAN SARAN Meskipun feedlot ini berpacu dengan FEED ADDITIVE dalam formulasi pakannya, dan mengklaim dapat meningatkan nutritional status of steer or market heifer namun demikian masih tetap diperhatikan : Starting out with a good quality animal is the foundation of any successful feedlotter. The second most important part is your calf’s basic nutritional needs, which are met with a high quality feed 3. Finally, the amount of time and effort you invest in your steer or market heifer project will ultimately determine how successful your project is.
53
TERIMA KASIH
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.