Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehBambang Sutedja Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TALKING STICK PADA SISWA KELAS V SDN SUMOGAWE 04 KECAMATAN GETASAN KABUPATEN SEMARANG Oleh: Serafina Desy Natalia Charismasari PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
2
LATAR BELAKANG Pendidikan Sarana yang berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecermelangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu serta meningkatkan kualitas manusia Kognitif Afektif Psikomotorik Pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang dirasa sulit dan menakutkan oleh siswa. Penggunaan metode konvensional dan kurangnya penggunaan media pembelajaran menjadi faktor utama rendahnya hasil belajar Matematika siswa karena siswa menjadi kurang aktif dalam pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran yang kurang tepat ini mengakibatkan 12 dari 20 siswa kelas 5 di SDN Sumogawe 04 Kec. Getasan, Kab. Semarang belum mendapatkan nilai mencapai KKM.
3
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar Matematika dengan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick pada siswa kelas V SDN Sumogawe 04. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari 2 siklus. Setiap siklus meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian ini adalah 20 siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes dan non tes. Sedangkan teknik analisis data adalah analisis diskriptif dengan indikator keberhasilan minimal 80% siswa hasil belajar pada mata pelajaran Matematika mencapai KKM 70. Hasil penelitian ini dapat dilihat dari nilai hasil belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang semakin meningkat. Nilai prasiklus menunjukkan dari 20 siswa hanya 8 siswa yang tuntas (40%) Setelah tindakan pada siklus I meningkat menjadi 13 siswa yang tuntas (65%) dan hasil belajar pada siklus II meningkat menjadi 18 siswa yang tuntas (90%).
4
Kajian Teori Talking Stick termasuk dalam model pembelajaran kooperatif. Menurut Kagan (2000:1), belajar kooperatif adalah suatu istilah yang dipergunakan dalam pembelajaran interaktif dimana siswa bekerja sama dalam kelompok- kelompok kecil untuk memecahkan masalah. Model Talking Stick ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan mendorong peserta didik untuk berani mengemukakan pendapat serta mengembangkan sikap saling menghargai pendapat.
5
Langkah- langkah penerapan Talking Stick
(a) Guru menyiapakan sebuah tongkat, (b) Guru menyampaikan materi dan memberikan kesempatan peserta didik untuk mempelajari materi pada buku pegangannya, (c) Guru mempersilahkan peserta didik untuk menutup bukunya, (d) Guru mengambil tongkat dan memberikan pada peserta didik, setelah itu guru memberikan pertanyaan dan peserta didik yang memegang tongkat tersebut harus menjawab pertanyaan, demikian seterusnya, (e) Guru memberikan kesimpulan, (f) Evaluasi, (g) Penutup
6
Pembahasan Tempat Penelitian > kelas V Sekolah Dasar Negeri Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang Jumlah responden > 20 siswa. Berdasarkan hasil belajar yang diperoleh sebelum pelaksanaan tindakan (prasiklus) diketahui bahwa hasil belajar yang diperoleh masih rendah karena masih terdapat 12 dari 20 siswa yang nilainya belum mencapai KKM 70. Oleh karena itu dilakukan perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe Talking Stick sebanyak 2 siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua kali pertemuan, yaitu pertemuan I dan II. Setiap pertemuan terdiri dari kegiatan awal, inti dan kegiatan penutup yang masing- masing pertemuan berlansung selama 70 menit (2 jam pembelajaran).
7
Dari pengamatan terhadap proses pembelajaran pada siklus I dan Siklus II, guru telah melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick dengan baik. Guru berhasil meningkatkan keaktifan dan antusiasme siswa terhadap materi pelajaran matematika yang terkesan menakutkan dan sulit bagi siswa. Pada siklus I masih banyak hal- hal yang masih kurang maksimal bahkan belum dilaksanakan oleh guru seperti kurangnya waktu dalam berdiskusi kelompok, dalam menjelaskan materi pelajaran terlalu cepat, dan kurang memperhatikan siswa dalam kegiatan diskusi sehingga keadaan kelas kurang kondusif serta tingkat pemahaman siswa terhadap materi masih cukup rendah. Hasil analisa penilaian siklus I menunjukkan masih rendahnya pemahaman siswa terhadap materi pelajaran. Dari keseluruhan siswa kelas V yang berjumlah 20 orang yang mendapat nilai tuntas hanya 13 siswa dan yang belum tuntas ada 7 siswa dengan nilai rata- rata kelas 60,5. Dengan demikian peneliti merencanakan perbaikan pembelajaran siklus II.
8
Grafik Perbandingan Antar Siklus
Siklus II, pembelajaran yang lebih baik dengan persiapan yang lebih matang, Hasil analisa penilaian menunjukkan hasil yang lebih baik dibanding dengan siklus I, karena dalam siklus II ini guru lebih giat dalam meningkatkan keaktifan dan antusiasme siswa dengan membagikan soal- soal untuk dikerjakan dan membimbing dalam proses pembelajaran dengan baik. Selain itu guru juga dalam menyampaikan materi lebih jelas dan tidak terlalu cepat. Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick juga sangat berpengaruh dalam kegiatan belajar karena dengan permainan ini siswa akan lebih aktif belajar dan tidak takut berpendapat sehingga hasil belajar siswa akan meningkat. Grafik Perbandingan Antar Siklus
9
Simpulan Penerapan pembelajaran Kooperatif tipe Talking stick dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN Sumogawe 04 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang semester II tahun pelajaran 2016/2017. Hal ini dilihat dari pencapaian ketuntasan hasil belajar yaitu 90% siswa mampu mencapai hasil belajar diatas KKM atau diatas nilai 70. Hal tersebut dibuktikan dengan analisa hasil evaluasi pembelajaran tiap siklus yang menunjukkan peningkatan nilai yang dicapai siswa sesuai dengan tingkat ketuntasan belajar yaitu pada prasiklus 8 siswa (40%),kemudian meningkat pada siklus I 13 siswa (65%) dan pada siklus II 18 siswa ( 90%) Dengan kesempatan dan kewenangan guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar maka yang diharapkan guru dapat berkreasi sebaik mungkin untuk menggunakan metode dan media pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika sehingga pembelajaran tidak begitu membosankan sehingga siswa lebih aktif dan antusias dalam menerima materi pelajaran sehigga kompetensi yang diharapkan dapat tercapai
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.