Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MODUL Pemeriksaan Akuntansi 2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MODUL Pemeriksaan Akuntansi 2"— Transcript presentasi:

1 MODUL Pemeriksaan Akuntansi 2
(dalam satu semester)

2 PENGUJIAN PADA SIKLUS PENJUALAN & PENAGIHAN : PIUTANG DAGANG
SILABI AUDIT 2: PENGANTAR : PROSES AUDIT PENGUJIAN PADA SIKLUS PENJUALAN & PENAGIHAN : PIUTANG DAGANG PENGAMBILAN SAMPEL AUDIT UNTUK PENGUJIAN PERINCIAN SALDO

3 3. AUDIT SIKLUS PENGGAJIAN DAN PERSONALIA
4. AUDIT SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN: PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI DAN UTANG DAGANG 5. PENYELESEAIAN PENGUJIAN DALAM SIKLUS AKUISISI DAN PEMBAYARAN : VERIFIKASI AKUN TERTENTU

4 6 & 7. AUDIT SIKLUS PERSEDIAAN DAN
PERGUDANGAN 8. AUDIT SIKLUS AKUISISI MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI 9. AUDIT ATAS SALDO KAS 10. MENYELESAIKAN DAN

5 11. MELAPORKAN AUDIT 12. JASA ASSURANCE LAINNYA 13. AUDIT KEUANGAN INTERNAL 14. AUDIT KEUANGAN PEMERINTAH 15. AUDIT OPERASIONAL

6 literatur : 1. AUDITING, THEODOROS & TUANAKOTA 2
literatur : 1. AUDITING, THEODOROS & TUANAKOTA 2. ISA (INTERNATIONAL STANDART ON AUDITING) 3. AUDITING PENDEKATAN TERPADU, ARENS & LOEBBECKE, ADAPTASI OLEH AMIR ABADI JUSUF, SALEMBA EMPAT, BUKU 2, EDISI TERBARU …. 4. JASA AUDIT DAN ASSURANCE, PENDEKATAN TERPADU, ADAPTASI INDONESIA, BUKU 2, RANDAL J. ELDER, MARK S. BEASLEY, ALVIN A. ARENS, AMIR ABADI JUSUF, 2011, PENERBIT SALEMBA EMPAT 5. BUKU BACAAN LAIN TTG AUDIT 2 6. SPAP (STANDART PROFESI AKUNTAN PUBLIC) & SAK

7 IKHTISAR PROSES AUDIT FASE 1 :
MERENCANAKAN & MERANCANG SUATU PENDEKATAN AUDIT FASE 2 : MELAKUKAN PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN & PENGUJIAN SUBSTANTIF FASE 3 : MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS & PENGUJIAN TERPERINCI FASE 4 & 5 : MENYELESAIKAN AUDIT & MENERBITKAN LHP

8 PENJELASAN Ikhtisar proses audit :
FASE 1: MERENCANAKAN & MERANCANG SUATU PENDEKATAN SUATU AUDIT Menerima klien & melaksanakan perencanaan awal Memahami bisnis & industri klien Menilai risiko bisnis klien Melakukan prosedur analitis pendahuluan

9 Proses audit Fase 1: Lanjutan…..
Menetapkan materialitas & menilai risiko audit yg dapat diterima serta risiko bawaan Memahami pengendalian intern & menilai risiko pengendalian Mendapatkan informasi untuk menilai risiko kecurangan Mengembangkan rencana & program audit secara keseluruhan

10 Proses audit lanjutan ……..
FASE 2: MELAKUKAN PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN & PENGUJIAN SUBSTANTIF TRANSAKSI tidak ya Merencanakan mengurangi tingkat penilaian risiko pengendalian ? Melakukan pengujian pengendalian Melakukan pengujian substantif transaksi Menilai kemungkinan salah saji dalam laporan keuangan

11 Proses audit lanjutan ……
FASE 3: MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS & PENGUJIAN TERPERINCI SALDO rendah sedang tinggi/ tidak diketahui Melakukan prosedur analitis Melakukan pengujian unsur2 penting Melakukan pengujian substantif transaksi

12 proses audit lanjut………
FASE 4 & 5 : MENYELESAIKAN AUDIT & MENERBITKAN LHP Melakukan pengujian tambahan untuk penyajian & pengungkapan Mengumpulkan bukti akhir Mengevaluasi hasil Menerbitkan laporan audit Komunikasi dengan komite audit & manajemen

13 PENGUJIAN PADA SIKLUS PENJUALAN & PENAGIHAN : PIUTANG DAGANG
MENJELASKAN METODOLOGI DALAM MENDESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO MENGGUNAKAN RISIKO AUDIT B. MENDESAIN DAN MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS UNTUK AKUN-AKUN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN C. MENDESAIN DAN MELAKUKAN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO PIUTANG DAGANG D. MENDESAI PROSEDUR AUDIT UNTUK AUDIT PIUTANG DAGANG, MENGGUNAKAN KERTAS KERJA, PERENCANAAN BUKTI SEBAGAI PANDUAN

14 3. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN
MENJELASKAN METODOLOGI DALAM MENDESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO MENGGUNAKAN RISIKO AUDIT TAHAP I : 1. MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG MEMPENGARUHI PIUTANG DAGANG 2. MENETAPKAN SALAH SAJI YANG DAPAT DITERIMA DAN MENILAI RISIKO BAWAAN UNTUK PIUTANG DAGANG 3. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

15 TAHAP II : MENDESAIAN DAN MELAKUKAN PENGUJIAN
MENDESAIAN DAN MELAKUKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI PADA SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN

16 Unsur PI dlm siklus pendapatan
kerangka perencanaan program pengujian kepatuhan terhadap Siklus Pendapatan. Unsur PI dlm siklus pendapatan          Kuesioner PI Uji Kepatuhan Sistem penjualan kredit Sistem penjualan tunai Sistem retur penjualan Sistem penghapusan piutang

17 KERANGKA TUJUAN PEMERIKSAAN DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF
Verifikasi Penyajian di Pengujian Verifikasi Dalam laporan Penggelapan Pisah batas Verifikasi keuangan eksistensi PEMERIKSAAN DIMULAI DARI SINI Rekonsiliasi ` Aktiva per audit Saldo yang disajikan dlm neraca Catatan Akuntansi

18 TAHAP III : 1. MENDESAIN DAN MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS UNTUK PIUTANG DAGANG
2. MENDESAIN UJI PERINCIAN PIUTANG DAGANG UNTUK MEMENUHI TUJUAN AUDIT TERKAIT SALDO : PROSEDUR AUDIT B. JUMLAH SAMPEL C. SAMPEL YANG DIPILIH D. PENETAPAN WAKTU

19 TUJUAN AUDIT TERKAIT SALDO PIUTANG
1. SESUAI DENGAN BUKU BESAR DAN BUKU BANTU (KECOCOKAN PERINCIAN) 2. PENCATATAN PIUTANG DAGANG YANG TERJADI (KEBERADAAN) 3. SELURUH PIUTANG DAGANG SUDAH DIHITUNG ( KEBERADAAN) 4. JUMLAH PIUTANG DAGANG YANG TEPAT ( AKURASI ) 5. PIUTANG DAGANG DIKLASIFIKASI DENGAN BENAR (KLASIFIKASI) 6. CUT OFF WAKTU PIUTAG DAGANG YANG TEPAT 7. PIUTANG DAGANG DINYATAKAN DALAM NILAI YANG DAPAT DIREALISASI 8. KLIEN MEMILIKI HAK ATAS PIUTANG DAGANG (HAK)

20 MENGEVALUASI TUJUAN MANAJEMEN & PROSES BISNIS
PENJELASAN TAHAP 1 : 1. MENGIDENTIFIKASI RISIKO BISNIS KLIEN YANG MEMPENGARUHI PIUTANG DAGANG (tahap 1) AUDITOR MEMAHAMI BISNIS & INDUSTRI KLIEN, RISIKO YG TDK BISA DIHINDARI SPT PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI DALAM INDUSTRI MENGEVALUASI TUJUAN MANAJEMEN & PROSES BISNIS AUDITOR MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS AWAL UNTUK MENDETEKSI PENINGKATAN RISIKO PIUTANG DAGANG

21 A. MENETAPKAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK SELURUH LAPORAN KEUANGAN
2. MENETAPKAN SALAH SAJI YANG DAPAT DITERIMA DAN MENILAI RISIKO BAWAAN UNTUK PIUTANG DAGANG (tahap 1) A. MENETAPKAN TINGKAT MATERIALITAS UNTUK SELURUH LAPORAN KEUANGAN B. DI ALOKASIKAN JUMLAH YANG DIANGGAP MATERIAL UNTUK SETIAP AKUN NERACA (PENENTUN SALAH SAJI YANG DAPAT DITERIMA)

22 3. MENILAI RISIKO PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN (tahap 1)
3 ASPEK PENGENDALIAN INTERNAL : 1. PENGENDALIAN UNTUK MENGHINDARI ATAU MENDETEKSI PENCURIAN 2. PENGEDALIAN ATAS PENETAPAN PISAH BATAS 3. PENGENDALIAN YANG BERHUBUNGAN DENGAN CADANGAN PIUTANG TAK TERTAGIH

23 MENDESAIN DAN MELAKUKAN PROSEDUR ANALITIS UNTUK PIUTANG DAGANG
MENGANALISA LAPORAN LABA RUGI DENGAN NERACA YANG MEMPUNYAI KETERIKATAN SECARA ANALISIS MENGGUNAKAN PROSENTASE ( % ) KENAIKAN ATAUPUN PENURUNAN PERKIRAAN YANG TERKAIT, SEPERTI : RASIO & PERBANDINGAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN YANG MENUNJUKKAN ADANYA POTENSI SALAH SAJI RASIO & PERBANDINGAN SIKLUS PENJUALAN DAN PENAGIHAN DENGAN TAHUN SEBELUMNYA

24 PROSEDUR ANALITIS SALAH SAJI YANG MUNGKIN TERJADI
BANDINGKAN LABA KOTOR DG TAHUN LALU BANDINGKAN PENJUALAN BULANAN BANDINGKAN RETUR & POT.PENJUALAN SBG %DARI PENJUALAN KOTOR BANDINGKAN SALDO PELANGGAN YANG MELEBIHI DR TH SBLNYA BANDINGKAN CKP DR PENJUALAN KREDIT TH SEBLUMNYA 1.SALAH SAJI PENJUALAN PIUTANG DAGANG -”- SALAH SAJI RETUR & POTONGAN PENJUALAN PIUTANG DAGANG SALAH SAJI PIUTANG DANGA & LAP LABARUGI PIUTANG TAK TERTAGIH YG BELUM TERSEDIA

25 Lanjutan.... BANDINGKAN JUMLAH HARI PEREDARAN PIUTANG & PERPUTARAN PIUTANG BANDINGKAN KATEGORI UMUR PIUTANG DAGANG DG TH SEBLMNYA BANDINGKAN CKP DG TAHUN SEBELUMNYA BANDINGKAH PENGHAPUSAN PIUTANG DARI TOTAL PIUTANG DG TH SBLUMNYA SALAH SAJI AKIBATNYA ADA PIUTANG FIKTIF SALAH SAJI PADA CKP -’’-

26 MENDESAIN PENGUJIAN PERINCIAN SALDO PIUTANG DAGANG & TERKAIT
1. PIUTANG DAGANG DITAMBAHKAN SECARA TEPAT SESUAI DENGAN BUKU BESAR DAN BUKU BANTU PIUTANG DAGAN DICATAT SESUAI KEBERADAANNYA PIUTANG DAGANG DICATAT SECARA LENGKAP AKURASI PIUTANG DAGANG PIUTANG DAGANG DIKLASIFIKASI DENGAN BENAR PENETAPAN CUT OFF PIUTANG DAGANG DINYATAKAN DALAM NILAI TEREALISASI ( PD-CKP) PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN PIUTANG DAGANG

27 PERSYARATAN STANDAR AUDITING :
STANDAR AUDITING MENSYARATKAN KONFIRMASI PIUTANG DAGANG DALAM KONDISI NORMAL PSA 07 (SA 330) MENYEBUTKAN TIGA PENGECUALIAN TERHADAP PERSYARATAN KONFIRMASI TERSEBUT, YAITU : 1. PIUTANG DAGANG JUMLAHNYA TIDAK MATERIAL 2. AUDITOR MEMPERTIMBANGKAN BAHWA KONFIRMASI MERUPAKAN BUKTI YANG TIDAK EFEKTIF KARENA TINGKAT RESPONS YANG RENDAH / TIDAK DAPAT DIANDALKAN SPT RUMAH SAKIT 3. KOMBINASI DARI TINGKAT RISIKO BAWAAN DAN RISIKO PENGENDALIAN ADALAH RENDAH & BUKTI SUBSTANTIF LAIN DAPAT DIAKUMULASIKAN SEBAGAI BUKTI YANG CUKUP (JIKA PI EFEKTIF & RISIKO BAWAAN RENDAH, MAKA AUDITOR PERLU MEMENUHI PERSYARATAN DENGAN MELAKUKAN PENGUJIAN PENGENDALIAN, PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI, DAN PROSEDUR ANALITIS)

28 JENIS2 KONFIRMASI : I. KONFIRMASI POSITIF A. FORMULIS KONFIRMASI KOSONG – BANK B. KONFIRMASI TAGIHAN II. KONFIRMASI NEGATIF

29 konfirmasi piutang terdapat dua metode yang dapat dilakukan oleh akuntan :
Metode konfirmasi positif Metode konfirmasi yang meminta jawaban penegasan dari debitur, baik terdapat kesesuaian ataupun tidaksesuai antara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya dengan saldo utang yang teecantum dalam surat konfirmasi Metode konfirmasi positif digunakan jika akuntan menghadapi situasi sebagai berikut : Saldo piutang secara individu berjumlah besar, terdapat rekeing piutang yang disengketakan, atau terdapat ketidaktelitian atau ketidakberesan saldo rekening piutang

30 konfirmasi piutang terdapat dua metode yang dapat dilakukan oleh akuntan lanjutan ……….
Metode konfirmasi negatif Metode konfirmasi untuk meminta jawaban penegasan dari debitur hanya jika terdapat ketidaksesuanan antara saldo utang debitur menurut catatan akuntansinya dengan saldo utang menurut dalam surat konfirmasi Metode konfirmasi negatif digunakan oleh akuntan, jika penendalian intern terhadap piutang dinail baik, rening piutang berjumlah banyak dengan saldo yang kecil, debitur yang menerima konfirmasi tidak akan menaruh prhatian terdapat surat konfirmasi yang diterimanya

31 CONTOH KONFIRMASI POSITIF :
PT. XYZ.....JAKARTA TOKO ABC 5 JAN 2013 JL. BALANGAN MALANG KEPADA YANG TERHORMAT, SEHUBUNGAN DENGAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN KAMI, MOHON LAKUKAN KONFIRMASI LANGSUNG KEPADA AUDITOR KAMI : BUDI, LALA & REKAN MALANG JUMLAH SALDO YANG BENAR DALAM REKENING ANDA KEPADA KAMI TERTANGGAL 31 DESEMBER 2012, SEPERTI TERTERA DIBAWAH INI. SURAT INI BUKAN PERMINTAAN PEMBAYARAN, MOHON JANGAN LAKUKAN PENGIRIMAN UANG KEPADA AUDITOR KAMI. TERIMAKASIH ATAS PERHATIAN ANDA. PENGEMBALIA BISA DIKIRIMKAN MELALUI AMPLOP TERTUTUP YANG KAMI LAMPIRKAN Lembar 1 DIREKSI KLIEN

32 Lanjutan konfirmasi positif ...
BUDI, LALA & REKAN MALANG SALDO PIUTANG KAMI KEPADA ANDA ADALAH SEBESAR Rp ,- TERTANGGAL 31 DESEMBER 2012 ADALAH BENAR, KECUALI Tanggal Oleh : Pelanggan

33 Contoh konfirmasi negatif :
KONFIRMASI AUDITOR ATAS TAGIHAN MOHON PERNYATAAN INI DIBACA DENGAN HATI-HATI. JIKA TIDAK SESUAI DENGAN PENCATATAN ANDA, MOHON LAPORKAN LANGSUNG PADA AUDITOR KAMI: BUDI, LALA & REKAN MALANG YANG MELAKUKAN AUDIT ATAS LAPORAN KEUANGAN KAMI TERTANGGAL 31 DESEMBER TANGGAPAN DAPAT DIKIRIMKAN MENGGUNAKAN AMPLOP BERALAMAT YG TERLAMPIR. JANGAN MENGIRIMKAN PEMBAYARAN UANG KEPADA AUDITOR KAMI

34 KEPUTUSAN PENGAMBILAN SAMPEL :
A. JUMLAH SAMPLE KATEGORINYA : 1. SALAH SAJI YANG DAPAT DITERIMA 2.RISIKO YANG TAK DAPAT DIHINDARI 3.RISIKO PENGENDALIAN 4.RISIKO DETEKSI 5.TIPE KONFIRMASI B. PEMILIHAN SAMPEL PENGUJIAN C. MENJALANKAN PENGENDALIAN

35 D. TINDAK LANJUT BILA ADA TANGGAPAN
PENERIMAAN KAS PADA MASA TANGGAL DUPLIKAT FAKTUR PENJUALAN DOKUMEN PENGIRIMAN KORESPONDENSI DENGAN KLIEN E. ANALISIS PERBEDAAN : PEMBAYARAN SUDAH DILAKUKAN BARANG BELUM DITERIMA PENGEMBALIAN BARANG KESALAHAN KLERIKAL DAN JUMLAH YANG DIPERTENTANGKAN F.PENGAMBILAN KESIMPULAN

36 Unsur-unsur sistem akuntansi & Pengendalian Intern
Unit organisasi Sistim otorisasi Dokumen Catatan akuntansi Bagan alir sistem akuntansi Struktur organisasi (jelas & tegas ) Sistem otorisasi dan prosedur pencaatan Praktik yang sehat Karyawan yang cakap

37 Contoh Kuesioner SPI Organisani :
UNSUR PENGENDALIAN INTERN KUESIONER PENGENDALIAN INTEN Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi Penerimaan kas 2. Fungsi penerimaan kas harus terpisah dari fungsi akuntansi 3.Transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi Apakah fungsi penjualan terpisah dari fungsi penerimaan kas Apakah fungsi penerimaan kas terpisah dari fungsi akuntansi Apakah transaksi penjualan tunai dilaksanakan oleh lebih dari satu fungsi

38 SISTEM OTORISASI & PROSEDUR PENCATATAN
UNSUR PENGENDALIAN INTERN KUESIONER PENGENDALIAN INTEN Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai Penerimaan kas diotosirasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cal lunas pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut Apakah penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai Apakah penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut

39 SISTEM OTORISASI & PROSEDUR PENCATATAN lanjutan……..
UNSUR PENGENDALIAN INTERN KUESIONER PENGENDALIAN INTEN Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman barang dengan cara membubuhkan cap sudah diserahkan pada faktur penjulan tunai Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap Pencatatan kedalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu Apakah penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai Apakah penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi penerimaan kas dengan cara membubuhkan cap lunas pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut

40 PRAKTEK YANG SEHAT UNSUR PENGENDALIAN INTERN KUESIONER PENGENDALIAN INTEN Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya dengan segera ke bank Penghitungan saldo kas yang ada ditangan, fungsi penerimaan kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern Apakah faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakainnya dipertanggung jawabkan oleh fungsi penjualan Apakah jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya dengan segera ke bank Apakah diadakan penghitunagn saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan kas secara periodek dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksaan inten

41 PRAKTEK YANG SEHAT lanjutan …..
UNSUR PENGENDALIAN INTERN KUESIONER PENGENDALIAN INTEN Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh fungsi pemeriksaan intern dan diadakan pencocokan antara pita register kas tersebut dangan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai Secara periodek diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yag tidak menyelenggarakan catatan akuntansi dan yang tidak menerima kas Apakah setiap hari diadakn pembacaan pita register kas oleh fungsi pemeriksa intern dan diadakan pencocokan antara pita register kas terdebut dengan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai Apakan secara periodik diadakan rekonsiliasi bank oleh fungsi yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi ldan tidak menerima kas

42 PENGUJIAN KEPATUHAN THD. SIKLUS PENDAPATAN
Siklus pendapatan : sistem penjualan krediit, sistem penjualan tunai, sistem retur penjualan dan sistem penghapusan piutang. Dokumen sumber : Faktur penjualan baik tunai maupun kredit, memo kredit, bukti memorial, bukti kas masuk Untuk melakukan studi terhadap pengendalian intern, akuntan publik merancang kuesioner pengendalian intern standar : Unsur-unsur pokok yakni organisasi, sistem wewenang dan prosedur pencatatan serta praktik yang sehat.

43 PENGUJIAN KEPATUHAN THD. SIKLUS PENDAPATAN lanjutan ………..
Untuk membuktikan apakah unsur pengendalian intern dalam siklus pendapatan efektif, akuntan melakukan pengujian kepatuhan : Pengujian untuk membuktikan adanya kepatuhan terhadap PI Pengujian untuk membuktikan tingkat kepatuhan terhadap PI

44 Sistem penjualan kredit, yang terdiri dari berbagai prosedur :
Prosedur order penjualan Prosedur persetujuan kredit Prosedur pengiriman barang Prosedur penagihan Prosedur pencatatan piutang Prosedur pencatatan pendapatan penjualan kredit Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

45 Sistem penjualan tunai, yang terdiri dari berbagai prosedur :
Prosedur order penjualan Prosedur penerimaan kas Prosedur penyerahan barang Prosedur pencatatan penerimaan kas Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai Prosedur pencatatan harga pokok produk jadi yang dijual

46 Sistem retur penjualan, yang terdiri dari prosedur
Prosedur penerimaan barang Prosedur pencatatan piutang Prosedur pencatatan retur penjualan

47 Sistem penghapusan piutang, yang terdiri dari prosedur :
Prosedur pembuatan bukti memorial Prosedur pencatatan piutang

48 Unit organisasi yang terkait
Fungsi Nama unit organisasi pemegang fungsi Fungsi penjualan Fungsi pemberi otorisasi kredit Fungsi penyimpanan barang Fungsi pengiriman barang Fungsi penagihan Fungsi pencatat piutang Fungsi akuntansi biaya Fungsi akuntansi umum Fungsi penerimaan barang Fungsi penerima kas Bagian order penjulan Bagian kredit Bagian gudang Bagian pengiriman Bagian penagihan Bagian piutang Bagian kartu persediaan dan kartu biaya Bagian jurnal, Buku Besar, dan laporan Bagian penerima barang Bagian Kasir

49 D o k u m e n : Dokumen sumber & pendukung Transaksi Penjualan kredit
Penjualan tunai Retur penjualan Penghapusan piutang Faktur penjualan  Faktur penjualan tunai  Memo kredit  Bukti memorial Surat order pengiriman Surat muat (bill of lading) Pita register kas Bukti setor bank Laporan penerimaan barang Surat keputusan direktur keu. tentang penghap. Piutang

50 Jurnal penjualan Jurnal penerimaan kas Jurnal umum Kartu piutang
CATATAN AKUNTANSI : Jurnal penjualan Jurnal penerimaan kas Jurnal umum Kartu piutang Kartu persediaan Buku besar

51 PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP PIUTANG
1. Deskripsi piutang 2. Prinsip akntansi yang lazim A. Piutang dagang harus disajikan dalam neraca sebesal jumlah yang diperkirankan dapat ditagih dari debitur pada tanggal neraca ( yakni dalam jumlah bruto dikurangan dengan taksiran kerugian piutang) B. Jika perusahaan tidak membentuk CKP harus didiscloseuser kedalam catatan atas laporang keuangan C. Jika piutang bersaldo material pada tanggal neraca, harus disajikan rincian didalam neraca D. Piutang dagang yang bersaldo kredit harus disajikan dalam kelompok kewajiban jangka pendek E. Piutang non dagang harus disajikan terpisah dengan piutang dagang

52 Tujuan pengujian substantif terhadap piutang :
1. Memperoleh kayakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan piutang 2. Membuktikan eksistensi piutang yang dicantumkan dalam neraca 3. Membuktikan hak pemilikan klien atas piutang yang dicantumkan didalam neraca 4. Membuktikan ketepatan cutoff transaksi yang bersangkutan dengan piutang 5. Membuktikan kewajaran penilaian piutang yang dicantumkan dalam neraca 6. Membuktikan kewajaran penyajian piutang dalam neraca

53 Program pengujian substantif terhadap piutang
Prosedur Pemeriksaan Indek KKP Tgl, pelaks Pelaksana Rekonsiliasi 1. Usust saldo piutang yang tercantum dalam neraca ke saldo rekeing piutang yang bersangkutan dalam buku besar 2. Hitung kembali saldo piutang rekening piutna dalam buku besar 3. Usut posting pendebitan rekening piutang dalam jurnal ybs. 4. Lakukan rekonsiliasi buku pembantu piutang dengan rekening kontrol piunta dalam buku besar

54 Program pengujian substantif terhadap piutang lanjutan…
Verifikasi eksistensi Kirimkan surat konfirmasi ke debitur Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang Periksa dokumen yang mendukung pencatatan penerimaan kas dari debitur yang terjadi setelah tanggal neraca

55 Program pengujian substantif terhadap piutang lanjutan…..
Verifikasi pemilikan Periksa dokumen pendukung timbulnya piutang Periksa jawaban konfirmasi piutang Mintalah surat representasi piutang dari klien

56 Program pengujian substantif terhadap piutang lanjutan…..
Verifikasi Cutoff Periksa dokumen yang mendukung timbulnya piutang dalam minggu terakhir tahun yang diperiksa dan minggu pertama sete lah tanggal neraca Periksa dokumen yang mendu kung berkurangnya piutang dalam minggu terakhir tahun yang diperiksa dan minggu per tama setelah tanggal neraca

57 Program pengujian substantif terhadap piutang lanjutan…..
Verifikasi penilaian Hitung kembali CKP yang dibuat oleh klien Periksa penentuan umur piutang yang dibuat oleh klien Bandingkan CKP yang tercantum dalam neraca tahun yang diperiksa dengan tahun sebelumnya Periksa catatan kredit untuk debitur yang utangnya telah kadaluwarsa

58 Program pengujian substantif terhadap piutang lanjutan…..
Verifikasi penyajian peiutang didalam neraca Periksa klasifikasi piutang kedalam kelompok aktiva lancar dan tak lancar Periksa jawaban konfirmasi piutang dalam kelompok piutang Perisa surat representasi klien mengenai piutang


Download ppt "MODUL Pemeriksaan Akuntansi 2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google