Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Pengendalian Penyakit
Pengendalian Penyakit Hewan (diseases control), adalah : 1. Upaya mencegah timbulnya penyakit, yaitu mengurangi interaksi antara hospest agen (penyebab penyakit) sampai pada tingkat dimana hanya sedikit hewan yang terinfeksi 2. Upaya Pemberantasan penyakit hewan (diseases eradication) untuk mengeliminasi agen penyakit dari suatu wilayah. 3. Pengobatan ternak yang menderita atau tersangka sakit.
2
Ternak dikatakan sehat apabila memiliki status atau kondisi sebagai berikut :
Bebas dari penyakit yang bersifat menular atau tidak menular Bebas dari penyakit zoonosis Tidak mengandung bahan-bahan yang merugikan manusia sebagai konsumen Berproduksi secara optimum
3
Ukuran keberhasilan pengendalian penyakit
Angka sakit (morbiditas), diukur dari banyak tidaknya jumlah ternak yang sakit. Angka kematian (mortalitas), diukur atau diamati oleh banyak tidaknya jumlah ternak yang mengalami kematian. Angka kecelakaan atau kasus yang terjadi misalnya patah tulang, jatuh dll. Jumlah kelahiran ternak/tingkat reproduksi dicapai. Pencapaian pertambahan bobot badan. Kejadian penyakit yang berulang dalam satu musim (prevalensi).
4
Berdasarkan penyebabnya :
1. Penyakit menular dapat disebabkan mikroorganisme bakteri, virus, parasit, rickettsia, chlamidia, prion 2. Penyakit tidak menular pada umumnya disebabkan oleh gangguan yang bersifat fisiologis dan gangguan individual yang disebut dengan penyakit metabolik Predisposisi utamanya adalah : Stress dan rendahnya kondisi tubuh
5
Manajemen pengendalian penyakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan faktor zooteknik dan manajemen usaha ternak secara umum
6
Masalah-masalah kesehatan yang sering dihadapi pada usaha peternakan domba:
Kematian neonatal. Kejadian diperkirakan rata-rata 35% sehingga mengurangi keuntungan. 2. Produktivitas ternak rendah karena infeksi parasit (endo dan ektoparasit).
7
3. Kasus mortalitas . Speedy, di Inggris mencapai 5%( 3 – 29%), . Haresign (5 – 40%). . Di Indonesia kemungkinan lebih tinggi. Kematian karena infeksi MO. 4. Kesehatan reproduksi yang berakibat pada rendahnya efisiensi reproduksi. 5. Kualitas produk rendah.
8
Kematian Neonatal Dari hasil penelitian, terdiagnosa sbb :
Menderita kelaparan/malnutrisi (starvation) dan tidak mendapatkan perlindungan (eksposure) Penyebab utama : adalah hypothermia dan hipoglicemia. Predisposisi : . malnutrisi selama induk bunting, . kondisi betina kurang baik, . umur betina, . jumlah anak sekelahiran yang tinggi.
9
2. Abortus (lahir lebih dini) dan stillbirth (lahir dalam keadaan mati).
Penyebab utama: adalah malnutrisi dan stress. 3. Infeksi penyakit 4. Kecelakaan, predator, dll. 5. Cacat bawaan (defect congenital)
10
Beberapa hal yang harus dilakukan untuk pencegahan kematian noenatal:
1. Perhatikan nutrisi induk 2. Perlu penanganan yang baik selama pregnansi khususnya terhadap MO. 3. Sebelum, selama, dan sesudah kelahiran harus dilakukan penanganan secara baik
11
4. Lakukan penangan secara higienis, lambing pen harus steril, dan plasenta harus dilepas dengan cara yang juga higienis 5. Lakukan deteksi dan treatment secara baik dan benar terutama bagi kelahiran > 2 ekor, pada umur kelahiran 2 – 7 hari 6. Gunakan pendekatan kelompok untuk mencegah kematian neonatal. 7. Biasakan membuat recording 8. Lakukan manajemen reproduksi secara baik
12
. aspek epidemiologi penyakit
Keberhasilan pencegahan penyakit sangat ditunjang oleh bagaimana usaha peternakan tersebut dikelola dengan memperhatikan : . aspek epidemiologi penyakit . dukungan riset dan sistem recording yang baik . ukuran-ukuran sistem pencegahan penyakit sehingga pemantauan dan penanganan kesehatan ternak dapat dilakukan secara maksimal
13
Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing
Bakterial Viral Parasit Metabolik 1 Bacillus Anthracis Orf Haemonchus contortus Bloat, timpani 2 Coli basilosis Pink eye Sarcoptest sp dan Psoroptes sp Indigesti 3 Bruselosis PMK Trichuris sp Defisiensi vitamin 4 Footrot Pneumonia (oleh virus) Miasis, caplak, Tungau, kutu Defisiensi mineral 5 Clostridium tetani Blue Tongue Fasciola hepatica Ketosis, acetonemia 6 Clostridium Botulism Q fever babesiosis Genetik disorder 7 Malignant Oedem Scrapie Ringworm 8 Salmonelosis Vesicular stomatitis Trichostrongilus sp 9 TBC Capillaria sp 10 Pneumonia (oleh bakteri) Ostertagia sp 11 Enterotoxemia Cooperia sp 12 Braxy Koksidiosis 13 Listeria sp 14 Campylobacter
14
Berdasarkan cara penularannya penyakit dibedakan menjadi:
Penyakit yang bersifat vertikal yaitu yang ditularkan langsung melalui induk pada saat janin masih dalam kandungan 2. Penyakit yang bersifat horizontal, yaitu penyakit yang secara langsung atau tidak langsung ditularkan dari hewan satu ke hewan yang lain
15
Beberapa prinsip dasar yang harus dilakukan oleh peternak berkaitan dengan program kesehatan ternak antara lain : 1. Mencegah timbulnya suatu organisme penyebab penyakit: Beberapa hal yang dapat dilakukan, antara lain : melakukan sanitasi/kebersihan secara baik, benar dan teratur biasakan memisahkan ternak yang baru datang terlebih dahulu untuk beberapa saat menjaga lingkungan tetap baik Bila perlu ternak yang sering sakit-sakitan dikeluarkan
16
2. Menjaga agar ketahanan tubuh ternak tetap baik.
Beberapa hal yang dapat dilakukan antara lain : Jagalah kebutuhan pakan untuk tetap baik, cukup dan seimbang Bila di daerah tersebut sering muncul penyakit menular, kontak dengan petugas setempat untuk diupayakan adanya vaksinasi Biasakan melakukan program seleksi ternak secara baik dan teratur.
17
3. Mengurangi penyebaran penyakit:
Beberapa hal yang dapat dilakukan ialah Bila ada ternak yang sakit harus segera dipisahkan Segera lakukan pengamatan secara mendalam pada ternak-ternak yang lain apakah ada tanda-tanda sakit atau tidak, misalnya tingkah laku ternak, tanda-tanda fisiknya, nafsu makan dan sebagainya Bila perlu upayakan pengobatan sementara. 4. Melakukan sistem pencatatan (produksi dan reproduksi secara teratur
18
Beberapa penyakit penting pada domba dan kambing
Penyakit Bloat Pendahuluan : Merupakan salah satu bentuk indigesti. Penyakit Bloat disebut juga Penyakit Kembung perut atau Tympani Merupakan salah satu penyakit yang sering terjadi pada hampir semua tingkatan umur pada ternak. . Penyakit ini juga sering menyertai ternak yang kondisinya sedang tidak sehat.
19
Kembung perut disebabkan karena adanya gas yang berlebihan di dalam rumen.
Tanda-tanda ternak terserang kembung perut antara lain: . ternak nampak resah, . ada rasa sakit, . sisi perut sebelah kiri nampak menonjol (membesar) dibanding normalnya, . bila ditepuk-tepuk mirip suara drum.
20
Tekanan intra rumen mengakibatkan :
. pembesaran abdomen . hewan gelisah . berbaring pada posisi bagian kanan bawah. . hewan selanjutnya sulit bernafas, dan pernafasannya dangkal atau kadang melalui mulut . pulsus nadi meningkat terdengar eruktasi
21
Mata merah, namun segera berubah menjadi kebiruan yang menandakan adanya kekurangan oksigen dan mendekati kematian. Angka kematian dapat mencapai 90% jika tidak tertolong
22
Penyebab : Kembung perut antara lain disebabkan pemberian leguminosa (kacang-kacangan) secara berlebihan. Pemberian rumput terlalu muda secara berlebihan atau karena tidak dilayukan Adanya sumbatan pada kerongkongan, bloat dapat juga terjadi pada ternak yang pergerakannya terbatas, dll
23
Pencegahan terhadap bloat
. Pemberian pakan sesuai aturan, misalnya komposisi rumput dan leguminosa yang benar. Rumput dilayukan sebelum diberikan Jika ada ternak yang kembung : . upayakan untuk tetap berdiri atau bergerak, . jika mungkin mulut tetap terbuka atau tetap usahakan mengunyah supaya air liur keluar, misalnya dengan ikatkan tali atau kayu dalam mulut supaya ternak mengunyahnya dan air liur keluar
24
Upayakan gas keluar terutama melalui mulut
Upayakan gas keluar terutama melalui mulut. Beberapa obat seperti carbachol, tympanisol, atympanicol dll. dapat diberikan untuk pengobatan. Pengobatan dapat dilakukan secara tradisional, misalnya dengan memberikan minyak nabati (minyak kelapa), air asam, gula jawa kira-kira 200 ml ke dalam lambung. Jika memungkinkan tusuk rumen dengan menggunakan trokar
25
B. Penyakit Orf, Contagious Echtyma, Dakangan
Pendahuluan Penyakit orf merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh virus yang sangat menular pada ternak khususnya domba dan kambing. Penyakit tersebut bersifat zoonosis Penyebab penyakit Orf adalah virus yang termasuk dalam keluarga Pox atau golongan virus Parapox. Virus tersebut tetap hidup dan infektif pada suhu rendah untuk waktu yang lama
26
Virus Orf tetap infektif pada suhu kamar
Virus Orf tetap infektif pada suhu kamar. Sedangkan pada kondisi lapangan bersifat infektif sampai berbulan-bulan. Dengan sifat tersebut diatas maka kuman menjadi sumber infeksi bagi ternak yang baru datang dari luar peternakan. Virus penyebab penyakit Orf menyerang pada semua tingkatan umur, jenis kelamin maupun iklim, dengan angka morbiditas yang tinggi (hampir 100%), namun angka mortalitasnya rendah.
27
Walaupun relatif kurang berbahaya, namun adanya gangguan nafsu makan menyebabkan laju pertambahan bobot badan ternak menjadi rendah. Resistensi pada penyakit lain menurun dan akibatnya penyakit sekunder masuk, menyebabkan hewan tersebut sakit
28
Cara Penularan Umumnya penyakit Orf menular secara kontak langsung dari ternak satu ke ternak lainnya atau melalui bahan yang terkontaminasi oleh virus tersebut. Penyakit tersebut menular ke manusia, biasanya secara kontak langsung pada saat peternak menangani penyakit tersebut secara tidak higienis.
29
. Penyakit Orf sangat menular dengan masa inkubasi
Gejala Klinis . Penyakit Orf sangat menular dengan masa inkubasi antara 1 – 3 hari. Pada ternak yang terserang penyakit Orf, lama penyakit biasanya berlangsung 3 – 4 minggu. . Tanda terserang penyakit Orf adalah dengan adanya keropeng pada bagian muka yang tidak berbulu. Hal ini menyebabkan harga jual ternak murun karena ternak tampak kurang higienis.
30
. Gejala awal penyakit ditandai dengan : Adanya bintik-bintik merah pada kulit bibir, kemudian berubah menjadi melepuh. Selanjutnya lepuh meluas dan melebar sehingga akhirnya terbentuk keropeng. . Luka terutama terdapat pada daerah permukaan bibir, mulut bagian luar, hidung, sekitar kelopak mata, telinga luar dan bagian tubuh lainnya yang tidak berbulu. Luka biasanya bersifat lokal dan tidak menyebar secara sistemik. . Diagnosa penyakit dilakukan secara klinis dengan melihat perubahan klinis pada organ atau jaringan yang mengalami peradangan.
31
Tindakan penanganan Pada prinsipnya usaha pengendalian penyakit dapat dilakukan melalui usaha pencegahan dan pengobatan Penyakit Orf dapat dicegah melalui sistem : Vaksinasi sanitasi yang baik dan teratur pada kandang dan peralatan melakukan kontrol secara teratur terutama adanya perubahan klinis yang sedini mungkin agar dapat diobati secara cepat.
32
Bila sudah terjadi kasus penyakit atau wabah, penanganan harus dilakukan secara cepat dan serentak.
Upayakan sedini mungkin untuk melihat perubahan klinis yang terjadi sehingga dapat diatasi. Di lapangan, pengobatan dapat dilakukan dengan mengerok organ atau jaringan misalnya pada kulit bibir luar sampai bersih kemudian olesi dengan yodium tincture 2 – 7 % atau betadine secara teratur.
33
C. KUDIS (SCABIES) Pendahuluan
. Merupakan penyakit menular dan bersifat zoonosis. . Tungau kudis menyebabkan : rasa gatal bulu rontok dan pembentukan kudis menyerang domba, kambing, sapi dan kelinci. . Tungau follikel menyebabkan gumpalan-gumpalan kecil pada beberapa bagian tubuh.
34
.Predeposisi antara lain lingkungan yang kurang higienis, musim kemarau dan kekebalan tubuh yang rendah Kudis menyebabkan kerusakan pada kulit terutama daerah mulut, bawah dada, leher, ekor, dan kaki. Kerugian disebabkan karena penurunan bobot badan dan kerusakan kulit
35
PENYEBAB DAN GEJALA Penyebabnya adalah tungau, yaitu tungau kudis (sarcoptes scabiei),psoroptes scabiei, dan tungau bulu (demodex sp), dll Umumnya tungau hidup di lapisan tanduk kulit dengan membuat terowongan dan memakan dinding sel epidermis kulit yang masih muda Adanya kerak pada bagian tubuh yang terserang kadang diikuti dengan kulit terlihat mengeras dan menebal Ternak terserang nampak menggaruk atau menggosokkan badan ke dinding kandang atau bagian tubuh yang lain.
36
PENULARAN DAN PENGOBATAN
Parasit kudis dipindahkan lewat kontak dengan ternak terinfeksi secara langsung maupun tidak langsung. Untuk memastikan penyebabnya maka kulit harus dikerok hingga berdarah,hasil kerokan dimasukan kedalam tabung berisi alkohol 70% untuk didiagnosa di laboratorium. Penyakit ini sulit diberantas
37
Pencegahan Melalui : Sanitasi kandang dan alat (langkah terbaik). Kandang dibersihkan dengan desinfektan secara teratur. Isolasi ternak yang sakit scabies. Lakukan vaksinasi pada ternak. Dapat digunakan beberapa obat, a.l : coumaphos 0,1% (asuntol), Neguvon 0,15%, Lindane 0,05%, Scabisid, belerang juga dapat digunakan.
38
Cairan tersebut sebaiknya diberikan seminggu sekali selama 4 minggu berturut-turut dengan cara dimandikan, disemprotkan. Akan lebih baik lagi jika ternak di dipping di bak. Invermectin (ivomex) diberikan melalui suntikan subcutan dengan dosis 0,2 ml/kg berat badan atau 1 ml untuk berat 50 kg berat badan.
39
D. Antraks atau Radang Limpa
Penyakit antraks (Anthrax) atau radang limpa, merupakan salah satu penyakit yang bersifat zoonosis atau dapat menular ke manusia. Kasus muncul terutama pada musim pancaroba. Antraks menyerang hewan khususnya ruminansia (sapi, kerbau, domba, kambing), babi, burung unta dan hewan menyusui lainnya. Penyebab adalah bakteri bacillus anthracis
40
Sumber infeksi utama adalah :
- ternak terinfeksi, air dan tanah. - air dan tanah. - bahan-bahan lain misalnya bahan pakan.yang tercemari oleh spora atau kumannya. . Pemanasan kering pada suhu 150°C dapat membunuh spora antraks dalam waktu 1 jam, sedangkan pemanasan basah dengan autoclaf pada suhu 120ºC akan memusnahkan spora dalam waktu 15 menit. Bentuk vegetatif akan mati dengan pemanasan 55-60ºC.
41
Gejala klinis : Masa inkubasi penyakit antraks biasanya berkisar antara 1-3 hari dan kadang-kadang dapat lebih dari 2 minggu. Tanda-tanda umum pada tipe akut dan kronis adalah : Demam Sesak nafas Depresi dan lemah Terkadang disertai kejang
42
Tanda-tanda ternak terserang antraks biasanya berbeda antar spesies.
Ada beberapa tipe antraks : Tipe kutaneus (kulit). Penyebaran melalui kulit yang terluka dengan bahan yang terkontaminasi. Spora dari tanah atau karkas yang terkontaminasi kuman menjadi penyebab kasus tersebut.
43
2. Tipe inhalasi Antraks tipe ini seringkali disebabkan ternak atau orang yang menghirup debu yang tercemari spora, sehingga masuk melalui saluran pernafasan. Penyakit menimbulkan demam yang tinggi, batuk kering, cyanosis, shock dan rasa sakit yang luar biasa dan akhirnya kematian. 3. Tipe gastrointestinal Dapat terjadi jika ternak mengkonsumsi bahan yang terkontaminasi kuman basil antraks.
44
Pengendalian penyakit :
Ternak yang terserang bila cepat ditangani akan tertolong, dengan antibiotik seperti penisillin, tetrasiklin,streptomisyn dan atibiotika lainnya. Program yang paling baik untuk mencegah antraks adalah vaksinasi secara teratur pada daerah-daerah endemi antraks. Program vaksinasi dilakukan satu kali setahum dengan menggunakan vaksin spora antraks (hidup) galur 34F2 (Sterne strain). Dosis yang dianjurkan untuk domba dan kambing adalah 0,5 ml/ekor
45
E. Diare (mencret) Diare pada ternak sangat bervariasi penyebabnya. Berbagai bakteri, endoparasit dan virus dapat diikuti engan gejala klinis berupa diare. Bahkan salah pakan juga dapat menjadi penyebab diare Beberapa diantaranya yang penting adalah Kolibasilosis yang disebabkan Esherichia coli maupun Entamoeba coli, koksidiosis pada sapi dan domba. Cacingan seperti Haemonchus contortus dll., juga dikuti dengan diare
46
Prevalensi dan Tanda Klinis
Penyakit ini juga sering terjadi terutama pada musim penghujan atau iklim yang membuat ternak tersebut turun kondisi tubuhnya. Sanitasi yang kurang baik. Mikroorganisme yang mencmari kandang, karena kandang kurang bersih, becek, ventilasi kurang baik dan lain-lainnya. Sering menjadi predisposisi penyakit yang disertai dengan diare Kadang-kadang pemberian pakan yang tidak teratur menyebabkan diare.
47
Penanganan Penanganan diare pada dasarnya tergantung pada penyebabnya. Selain memperhatikan faktor predisposisi. Pengobatan dapat dilakukan berdasarkan atas gejala atau tanda klinis. Jika penyebabnya cacingan sebaiknya diberikan anthelmentika. Tergantung jenis cacing yang menyerang. Namun jika ragu-ragu dapat menggunakan obat cacing yang bersifat broadspektrum. Beberapa jenis obat cacing diantaranya Kalbazen, Nefamax, atau obat cacing lainnya yang mengandung fenbendazole, levamisol, oxbendazole, piperazine, thiabendazole dengan dosis dan cara pemberian yang harus diperhatikan.
48
Beberapa obat tradisional dapat juga diberikan misalnya daun ketapang, cairan buah dari labu merah, akar temu hitam, daun sidomolo, daun atau akar jambu biji (klutuk), daun tembakau, biji ketimun, akar lempuyang, daun mengkudu atau pace, dan lain-lainnya yang bisa digunakan untuk cacingan. Jika penyebabnya bakteri sebaiknya diberi pengobatan dengan antibiotika secara intramuskuler. Misalnya dengan oksitetrasiklin, penisilin-streptomisin, dan lain-lainnya. Jika mencret terjadi terus menerus upayakan ternak setidaknya mendapatkan minum yang kaya akan energi siap pakai (tambahkan gula dan garam) sebagai pengganti cairan tubuh. Misalnya dengan larutan calborol yang diberikan secara intraveba.
49
F. Pneumonia (Radang Paru)
Penyakit ini terutama disebabkan oleh mikroorganisme seperti bakteri dan virus. Beberapa penyakit seringkali disertai dengan gejala klinis pneumonia seperti TBC dan lain-lainnya. Namun demikian iklim (misalnya cuaca yang terlalu dingin) dan lingkungan (misalnya banyak debu atau partikel makanan khususnya konsentrat yang masuk ke saluran pernafasan dan lain-lainnya) seringkali menjadi pendorong utama timbulnya pneumonia
50
Penyebab dan pengendaliannya
Faktor kandang misalnya ventilasi, kandang terlalu lembab, angin yang masuk terlalu kencang, kelembaban yang terlalu tinggi, kurang sinar matahari, stress atau penanganan ternak yang kurang baik sering menjadi penyebab peradangan. Gejala yang terlihat antara lain hidung ingusan terus, cekung hidung kering, demam, batuk-batuk, frekuensi pernafasan cepat dan dangkal, kadang nampak kesulitan bernafas, nafsu makan ternak berkurang, dan pertambahan bobot badan rendah.
51
Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan memperhatikan perkandangan yang baik, misalnya perhatikan ventilasinya, sinar matahri upayakan masuk sampai ke kandang, jaga angin supaya tidak langsung mengenai ternak, memperhatikan cuaca atau iklim, jaga sanitasi kandang dan lingkungan, jaga kontak dengan orang yang sedang sakit radang paru-paru maupun pilek biasa. Jika memungkinkan lakukan pengobatan denga antibiotika seperti Penstrep, oksitetrasiklin sesuai dengan petunjuk petugas keswan jika memang penyebabnya diduga bakteri
52
G. Keropos Kuku atau Busuk Kuku
Penyakit ini disebut juga Footrot, walaupun tidak mematikan namun mengganggu produksi. Penyebabnya penyakit antara lain bakteri atau kuman. Tanda-tandanya antara lain kepincangan, kuku koyak dan berbau busuk. Tanah yang becek merupakan media perkembangan kuman penyebab penyakit busuk kuku dan menular dari ternak satu ke ternak lainnya.
53
Penanganan Penanganannya adalah kuku digunting sampai pada bagian jaringan yang sehat. Semprot dan bersihkan dengan antiseptik misalnya dengan antisep, obat merah, iodium dll.,kemudian tutup. Akan lebih baik jika suatu peternakan memiliki kesediaan gusanex. Pemotongan kuku secara teratur sangat membantu pencegahan penyakit. Hindarkan tempat yang memungkinkan adanya penyebaran penyakit. Kadang-kadang busuk kuku berkaitan dengan myasis. Oleh karenanya kontrol terhadap lalat atau insekta dan parasit perlu dilakukan secara baik.
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.