Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PRAKTIKUM FTS STERIL KELOMPOK 1 & 2

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PRAKTIKUM FTS STERIL KELOMPOK 1 & 2"— Transcript presentasi:

1 PRAKTIKUM FTS STERIL KELOMPOK 1 & 2
PEMBUATAN SEDIAAN AMPUL (SEDIAAN VOLUME KECIL DOSIS TUNGGAL) KLORPROMAZIN

2 Chlorpromazine Pemerian : Serbuk hablur, putih, atau agak krem putih, tidak berbau. Warna menjadi gelap karena pengaruh cahaya. Kelarutan : sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol, dan dalam kloroform, tidak larut dalam eter, dan dalam benzen. (FI edisi V, Hal 712)

3 Stabilitas Klorpromazin
Stabil pada suhu dibawah 40°C bahkan lebih baik pada suhu 15-30°C (drug information 2003 hal 2262)

4 Khasiat klorpromazin : antiemetikum dan antimual
Kontra indikasi : menekan saraf pusat Efek samping:konstipasi, hipotensi, takikardia dan kemerahan padakulit (FI IV hal 213) dosis:25-30 mg setiap 3-4 jam untuk i. m (DI 88 hal 1166)

5 Permasalahan dan penyelesaian
No. Permasalahan Penyelesaian 1. Chlorpromazine praktis tidak larut dalam air Chlorpromazin diganti dengan Chlorpromazin HCl atau dalam bentuk garamnya karena dalam bentuk garam (Chlorpromazin HCl) kelarutannya dalam air tinggi 2. Chlorpromazin HCl harus terlindung dari cahaya Menggunakan ampul berwarna coklat 3. Sediaan ampul harus jernih Disaring menggunakan kertas whatman 4. Chlorpromazin HCl mudah teroksidasi Dibutuhkan antioksidan seperti asam askorbat, natrium metabisulfit atau natrium bisulfit. Dalam formula ini yang digunakan sebagai antioksidan adalah natrium metabisulfit karena stabil pada pH 3-5 (pH injeksi Chlorpromazin HCl), tidak OTT terhadapa Chlorpromazin HCl, serta dapat berfungsi sebagai antimikroba 5. Syarat sediaan injeksi (termasuk ampul) harus isotonis Ada penambahan NaCl sebagai zat pengisotonis

6 Permasalahan Penyelesaian
No. Permasalahan Penyelesaian 6. Persyaratan sediaan ampul harus steril. Dilakukan sterilisasi pada saat pembuatan sediaan ampul. 7. Klorpromazin HCl tidak tahan terhadap pemanasan. Dilakukan sterilisasi dengan metode filtrasi. 8. pH klorpromazin 3,4-5,4 (FI ed IV hal 213) PH sediaan ampul 5-7 (martindale Ed.28, 1982:908) Untuk membuat pH sediaan antara 5-7, maka dalam sediaan ditambahkan dengan NaOH 20% tetes demi tetes sampai pH sediaan sesuai dengan yang diinginkan (pH 5). (FN : 177)

7 Formulasi R/ Klorpromazin Hcl 25 mg Sodium Metabisulfit 1 mg Air untuk injeksi q.s HCL q.s NaOH q.s Handbook of Pharmaceutical manufacturing formulation hal 2531 vol. 6

8 Cara Kerja Sterilkan Alat dan bahan dengan cara yang sesuai
Ditimbang klorpromazin HCl 750 mg, NaCl 190 mg, Na metabisulfit 50 mg (dalam 2 ml aq pi diambil 1,2 ml) Pengerjaan dilakukan secara aseptis, bahan dimasukkan dalam erlenmeyer Dilarutkan dengan aqua pro injeksi ad kurang lebih 28 ml. diatur pH dengan penambahan HCl atau NaOH 0,1 N hingga pH 5-7 Ad dengan aqua pi hingga tanda batas 30 ml, kemudian disaring dengan kertas whatman Sediaan dispuit 2,15 ml, disterilkan dengan menggunakan membrane filter dan dimasukkan ke dalam ampul Ditutup ampul dengan pemanasan api dan dibungkus dengan aluminium foil Dilakukan pengujian sediaan meliputi : uji sterilitas, uji kebocoran, uji kejernihan, uji pH, dan uji keseragaman volume Dipasang etiket pada tiap ampu Dimasukkan ampul ke dalam kemasan

9 Perhitungan Tonisitas
Chlorpromazine HCl = 0,025 gram 1 ml ×100%=2,5% PTB = 0,05 Natrium metabisulfit= 0,001 gram 1 ml ×100%=0,1% PTB = 0,38 Natrii Chloridum PTB = 0,576 C2 = 0,52 −( 𝑏 1× 𝐶 1 ) 𝑏 2 = 0,52 −[(0,05 × 2,5)+(0,38 ×0,1)] 0,576 = 0,585 gram / 100 ml

10 Perhitungan Volume V = (2 + n) V’ = (2 + 10) (2,0 ml + 0,15 ml)
Keterangan n = jumlah ampul yang dibuat V’= volume yang dibuat + volume penambahan untuk larutan encer.

11 Perhitungan Berat Nama Bahan Perhitungan Chlorpromazine HCl 25 mg x 30
No Nama Bahan Perhitungan Hasil 1 Chlorpromazine HCl 25 mg x 30 750 mg 2 Na Metabisulfit 1 mg x 30 30 mg 3 HCl 0,1N N = 32% x 1,18 x 1000 x 1 36,5 = 10,3452 N V1 . N1 = V2 . N2 V1 . 10,3452 N = 10 ml x 0,1 N V1 = 0,0967 ml 0,0967 ml 4 NaOH 0,1 N 0,1 N = 𝑔 𝑥 1000 𝑥 1 40 𝑥 10 g = 0,04 g 40 mg 5 Natrii Chloridum 0,585 gram /100 ml = 30 ml 100 ml ×0,585 gram = 0,1755 gram 175,5 mg 6 Aqua Pro Injectio ad 1 ml x 30 ad 30 ml Perhitungan Berat

12 Na Metabisulfit Pengenceran 1:40 BO = 50 mg Aq.pi = 1950 mg Total = 2000 mg = 2 ml 30 𝑚𝑔 50 𝑚𝑔 𝑥 2 𝑚𝑙=1,2 𝑚𝑙

13 Evaluasi sediaan

14 Uji sterilisasi (Depkes RI. 1995:855)
Media yang digunakan adalah TSB (Tryptone Soya Broth) dan FTM ( Fluid Thioglicolate Medium) 10 ml kemudian disterilisasi suhu 121 C selama 15 menit dengan autoklaf Diinkubasi 0,6 ml sampel ampul ke dalam media Diinokulasi media FTM pada suhu 37 c dan media TSB pada suhu ruang Catatan : Kontrol positif FTM : Bacilus sp Kontrol positif TSB : Candida a;bicans Kontrol negative media yang disterilkan dan bebas mikroba Pengamata 6-7 hari

15 Uji Kebocoran (Lachman. 1987: 1354)
Disiapkan beaker glass yang telah berisi larutan metilien blue 0,0025% b/v dalam larutan phenol 0,0025% b/v Sediaan yang telah dikemas dalam ampul, dimasukkan ke dalam beaker glass dalam keadaan terbalik dan tercelup semua Dimasukkan dalam autoklaf dan diautoklaf pada suhu 121o C, 15 menit Diamati apakah volume dalam ampul ada yang berubah atau tidak, Jika ampul berwarna biru maka ampul bocor (Lachman. 1987: 1354)

16 Uji Kejernihan (Lachman. 1987: 1355)
Seluruh sediaan diterawang dan dilihat di bawah lampu yang berlatar belakang hitam-putih Jika, ada yang melayang-layang (benda melayang) berarti sediaan tidak jernih

17 Uji PH Diambil sedikit larutan sediaan ampul, dimasukkan dalam plat tetes Dimasukkan Indikator universa Diamati pH sediaan ampul (Syarat 5 – 7) (Depkes RI, 1995: )

18 Uji keseragaman volume
Keterangan : Volume tidak kurang dari volume yang tertera pada wadahnya, bila diuji satu per satu atau bila wadah volume 1 ml dan 2 ml, tidak kurang dari jumlah volume wadah yang tertera pada etiket bila diisi gabung (Depkes RI, 1995:1044) Diambil isi ampul dengan spuit Setelah diuji kebocoran Syarat volume tertera 2,0 ml, kelebihan yang diperbolehkan 0,15 ml

19 KLORAZIN Komposisi : tiap 1 ml mengandung klorpromazin…………25 mg
Dosis :25 mg setiap 3-4 jam Farmakologi : Golongan antipsikotik fenotiazina yang bekerja dengan menstabilkan senyawa alami otak. Indikasi : antiemetikum , anti mual Kontraindikasi : pada penderita jantung, masalah pada pembuluh darah, gangguan pernapasan, gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan prostat, diabetes, tumor pada kelenjar adrenal, serta pernah mengidap kejang atau sakit kuning Efek Samping : konstipasi, hipotensi, takikardi dan kemerahan pada kulit No Reg : DKL A No Batch : A20009 HARUS DENGAN RESEP DOKTER 25mg

20

21 Hasil Diskusi Kapan penambahan NaOH dan HCL ? Jawaban:
Penambahan NaOH ketika keadaan larutan steril tersebut terlalu asam. Sedangkan penambahan HCL ketika keadaan larutan steril tersebut terlalu basa. Karna tujuan dari penambahan NaOH/HCL ini sebenernya untuk mengkondisikan keadaan pH sediaan supaya mencapai rentang 5-7.

22 Hasil Diskusi 2. Perhitungan pengenceran Na.Metabisulfit Na Metabisulfit 1 mg x 30 = 30 mg Pengenceran air 1:40 Bahan obat = 50mg Air = 1950 ml + = 2000 mg Bahan yg dibutuhkan = 30mg/50mg x 2000mg = 1200mg = 1,2 ml

23 DISKUSI (Perbaikan Skema Kerja)
Sterilkan Alat dan bahan dengan cara yang sesuai Ditimbang semua bahan secara aseptis, dimasukkan ke dalam beaker glass. Dilarutkan dengan aqua pro injeksi hingga 28ml, Ditambahkan beberapa tetes NaOH / HCL sesuai keadaan sediaan hingga mencapai pH 5-7. Ad 30ml dengan aq pro injeksi lalu sediaan di saring dengan kertas whatman. Sediaan dispuit 2,15 ml, disterilkan dengan menggunakan membrane filter dan dimasukkan ke dalam ampul Ditutup ampul dengan pemanasan api dan dibungkus dengan aluminium foil Dilakukan pengujian sediaan meliputi : uji sterilitas, uji kebocoran, uji kejernihan, uji pH, dan uji keseragaman volume Dipasang etiket pada tiap ampu Dimasukkan ampul ke dalam kemasan


Download ppt "PRAKTIKUM FTS STERIL KELOMPOK 1 & 2"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google