Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Purwono Hendradi, M.Kom Februari 2014

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Purwono Hendradi, M.Kom Februari 2014"— Transcript presentasi:

1 Purwono Hendradi, M.Kom Februari 2014
Teori Cinta segitiga untuk konversi sistem bilangan biner, hexadesimal dan octal Purwono Hendradi, M.Kom Februari 2014

2 Sistem Bilangan Biner : Octal : Hexadesimal : jumlah : 2
Symbol : 2 (0,1) Octal : Jumlah : 8 Symbol : 8 (0,1,2,3,4,5,6,7) Hexadesimal : Jumlah : 16 Symbol : 16 (0,1,2,3,4,5,6,7,8,9,A,B,C,D,E,F)

3 Relasi antar system bilangan
Biner = 2 Biner = 2 Octal = 8 Hexa = 16 1 = 2 3 = 2 4 Octal Hexa

4 Jumlah kotak Biner 20 Octal Hexa 22 21 20 Nilai kotak 23 22 21 20

5 Contoh Biner  oktal = ? 8 = 518 1 1 1 OCTAL : 3 kotak 22 21 20 4 1 1 5 1

6 Contoh biner  Hexadesimal
= ? 16 = 2916 1 1 1 Hexa : 4 kotak 23 22 21 20 2 8 1 2 9

7 Hexa  Octal Ini implementasi cinta segitiga
Hexa dan octal harus melalui biner Langkah 1 : konversikan ke biner Langkah 2 : hasil biner, dikurung dari belakang sesuai dengan sistem bilangan yang dikehendaki (hexa 4, oktal 3) Langkah 3 : konversikan biner ke nilainya

8 FA16 = ? 8 F A 1 1 1 1 1 1 + 8 4 + 2 + 1 8 2 15 10 Selanjutnya : maka
Contoh : FA16 = ? 8 F A 1 1 1 1 1 1 + 8 4 + 2 + 1 8 2 15 10 Selanjutnya : maka = ? 8 FA16 =

9 = ? 8 1 1 1 1 1 1 2 + 1 4 + 2 + 1 3 2 7 jadi FA16 = 372 8

10 Kesimpulan : ‘CINTA SEGITIGA’
1. Antara bil hexa desimal dan octal tidak bisa langsung dikonversi 2. Kedua bil tersebut sebenarnya sama-sama berbasis 2 namun memiliki kepangkatan berbeda 3. Untuk itu perlu bilangan biner sebagai ‘pengayomnya’ HUBUNGAN INI ANALOG DENGAN ‘CINTA SEGITIGA’ Copyright


Download ppt "Purwono Hendradi, M.Kom Februari 2014"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google