Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehHadian Hermawan Telah diubah "6 tahun yang lalu
1
K04 Penyakit pulpa dan jaringan periapex
Secara umum penyakit pulpa dapat disebutkan sebagai kelainan pada jaringan pulpa (saluran akar gigi yang berisi pembuluh darah dan saraf) dan jaringan sekitar akar gigi (periapikal) akibat inflamasi oleh iritasi bakteri, mekanis, atau kimia. Sangat disarankan untuk segera ke dokter gigi saat menyadari adanya lubang gigi atau rasa ngilu pada gigi saat terkena makanan panas dan dingin.
2
K04.0 Pulpitis peradangan dari pulpa gigi jaringan. pulp mengandung pembuluh darah saraf dan jaringan ikat di dalam gigi dan memberikan darah gigi dan nutrisi. Pulpitis terutama disebabkan oleh infeksi bakteri yang itu sendiri merupakan pengembangan sekunder karies (gigi berlubang) Peradangan akan mereda jika penyebabnya diobati terlebih dahulu. Bila pulpitis masih berada pada stadium awal, maka nyeri bila diredakan dengan penambalan sementara dengan kandungan obat penenang saraf. Tambalan ini dapat dibiarkan selama 6-8 minggu lalu diganti dengan tambalan permanen.Bila kerusakan pulpa sudah meluas dan tidak bisa diperbaiki lagi maka nyeri hanya bisa dihilangkan dengan mencabut pulpa, baik dengan pencabutan gigi atau melalui pengobatan saluran akar. Pulpitis : - NOS - acute - kronik - ireversible - reversible
3
K04.1 Nekrosis pulpa Nekrosis pulpa adalah kematian pulpa yang dapat diakibatkan oleh pulpitis ireversibel yang tidak dirawat atau terjadi trauma yang dapat mengganggu suplai darah ke pulpa. Jaringan pulpa tertutup oleh dan dentin yang kaku sehingga tidak memiliki sirkulasi darah kolateral bila apeks gigi terbukadilakukan perawatan apeksifikasi. Setelah preparasi selesai, saluran akar diisi denganCa(OH)2 sampai 1-2 mm dr ujung akar,ditumpat tetap. Evaluasi berkala 3-6 bln smptjd pnutupan apeks (pmriksaan radiografik) Gangren pulpa
4
K04.2 Degenerasi pulpa Keadaan pulpa yang mengalami kemunduran baik dari fungsi maupun ukuran pulpa. Degenerasi pulpa biasanya terdapat pada gigi orang dewasa. Penyebabnya adalah iritasi ringan yang persisten pada saat muda. Degenerasi pulpa tidak selalu berhubungan dengan infeksi atau karies walaupun kadang-kadang terjadi pada gigi yang telah ditumpat. Jika degenerasi pulpa total, misalnya akibat trauma dan infeksi, gigi dapat berubah warna. Macam_macam pulpa degenarasi: Klasifikasi pulpa Terjadi di seluruh jaringan pulpa danterjadi karena penumpukan dentinsekunder dan tersier terus mener Batu pulpa Kalsifikasi dari jaringan pulpa yang membentuk seperti batu(deposit kalsium pada jaringan yg mengalami degenerasi)dapat lepas atau melekat di dinding pulpa. Dapat terjadi dikamar pulpa ataupun di saluran akar K04.3 Pembentukan jaringan keras abnormal di dalam pulpa Dentin sekunder atau irreguler mulai terbentuk setelah gigi erupsi dan berlanjut dengan sangat lambat sepanjang umur gigi dan perlahan-lahan akan memperkecil ruang pulpa seiring bertambahnya umur.1 K04.4 Periodontitis apex akut yang berasal dari pulpa Periodontitis apeks akut NOS Akut atau kronis inflamasi lesi di sekitar apex dari akar gigi yang disebabkan oleh bakteri invasi dari pulpa gigi.
5
K04.5 Periodontitis apex kronik
Menyakitkan dimana bagian apikal (yaitu bagian sekitar ujung)dari akar gigi adalah kronis meradang.kronis jangka berarti kondiri telah hadir untuk jangka waktu yang signitifikan(setidaknya beberapa minggu ,dan kadang-kadang lebih lama) Granuloma apex atau periapex Periodontitis apex NOS K04.6 Abses peri apex dengan sinus Absesgigidengansinus Absesdentoalveolarisgigidengansinus K04.7 Absesperiapextanpasinus Abses NOS pada: ,gigi, dentoalveolaris, periapex
6
K04.8 Kista radiks [akar gigi]
Lesi kristik odontogenik yang paling umum saluran inflamasi. hal ini juga dikenal sebagai krista periapikal.krista periodontal apikal. Kista: apex (periodontium), periapex, sisa akar Kecuali: kista periodontium lateral (K09.0) K04.9 Penyakit lain dan tak dijelaskan pada jaringan pulpa dan periapex
7
K04
8
K05 Gingivitis dan penyakit periodontium Gingivitis adalah bentuk ringan dari penyakit gusi, di mana gusi menjadi merah, bengkak, dan mungkin mudah berdarah. Periodontitis adalah kondisi kesehatan mulut yang jauh lebih serius di mana peradangan menyebar jauh di bawah garis gusi, melibatkan tulang dan tempat jaringan penyangga gigi. Cara penjegahan sikat gigi sehabis makan, Makan dengan diet seimbang, Hindari produk tembakau (Contohnya Rokok), dan Periksa gigi secara teratur dan lakukan pembersihan. Langkah pertama dalam mengobati penyakit periodontal adalah pembersihan karang gigi secara mendalam, juga dikenal sebagai scaling dan root planing.
9
K05.0 Gingivitis akut Gingivitis akut merupakan peradangan pada gusi yang terjadi secara tiba-tiba.Gingivitis akut ini berlangsung dalam waktu singkat, disertai rasa sakit yang hebat, dan memilikitanda-tanda klinis yang jelas. Peradangan ini disebabkan oleh factor fisik, factor kimia,mikroorganisme oral spesifik maupun spesifik Kecuali: gingivitis ulseratif nekrotikans aku (A69.1) merupakan keadaan ynag ditandai dengan timbulnya ulserasi yang cepat dan terasa sakit pada tepi gingiva dan papila interdental gingivostomatitis herpesvirus (herpes simplex) (B00.2) suatu infeksi awal oleh virus herpes simpleks yang dengan segera bisa menyebabkan terbentuknya luka yang terasa nyeri di gusi dan bagian mulut lainnya.
10
K05.1 Gingivitis kronik Gingivitis (kronik): NOS, deskuamasi, hiperplastik, simple marginal, ulseratif Tipe gingivitis yang sering terjadi dan selalu dihubungkan dengan kurangnya kebersihan mulut seseorang. Pada sebagian besar kasus, seorang pasien biasanya tidak merasa bahwa mereka memiliki gingivitis kronis dan tidak akan mencari perawatan medis sampai gejalanya tampak jelas (Alison, 2006). Gingivitis Kronis Sedikit perdarahan dan pembengkakan ringan pada gusi adalah tanda-tanda dan gejala awal. Jika hadir dalam tahap awal, gingivitis dapat diperbaiki dengan langkah-langkah sederhana seperti menyikat gigi, flossing dan pembersihan (Alison, 2006).
11
K05.2 | Acute periodontitis
Acute pericoronitis Parodontal abscess Periodontal abscess salah satu kelainan pada jaringan periodontal yang disertai dengan adanya bone loss secara progresif. Plak pada penderita aggressive periodontitis biasanya hanya ditemukan dengan jumlah yang tidak sebanding dengan kerusakan tulang alveolar yang terjadi secara agresif. Excl.: acute apical periodontitis (K04.4) periapical abscess (K04.7) periapical abscess with sinus (K04.6)
12
K05.3 Periodontitis kronik
Perikoronitis kronik Suatu peradangan kronik yang terjadi pada jaringan periodontium yang disebabkan oleh penumpukan plak pada gigi yang nantinya akan menyebabkan kerusakan jaringan periodontal dan tulang alveolar. Pemeriksaan klinis dilakukan pada jaringan gusi dan melihat apakah ada gigi-gigi yang mengalami kegoyangan. Hubungan antara gigi-gigi rahang atas dan bawah saat menggigit juga akan diperiksa. Periodontitis: NOS, kompleks, simplex
13
K05.4 Periodontosis Periodontosis juvenile [remaja] seperangkat peradangan penyakit yang mempengaruhi periodontium yaitu jaringan yang mengelilingi dan mendukung gigi. Periodontitis melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi dan jika tidak diobati dapat menyebabkan melonggarnya jaringan periodontium serta kehilangan gigi. K05.5 Penyakit periodontium lain K05.6 Penyakit periodontium, tak dijelaskan
15
K06 Kelainan lain pada gingiva dan puncak alveolus tanpa gigi (edentulous)
resesi gingiva, juga dikenal sebagai gusi surut, adalah paparan di akar gigi yang disebabkan oleh hilangnya jaringan gusi dan / atau pencabutan dari margin gingiva dari mahkota gigi. Resesi gusi adalah masalah umum pada orang dewasa di atas usia 40, tetapi mungkin juga terjadi mulai dari usia remaja, atau sekitar usia 10. Ini mungkin ada dengan atau tanpa penurunan bersamaan dalam rasio mahkota-to-root ( resesi tulang alveolar). Kecuali: atrofi puncak alveolus edentulous (K08.2) [gusi edentulous] gingivitis: akut (K05.0), NOS (K05.1), kronik (K05.1)
16
K06.0 Resesi gingiva sebutan gusi turun merupakan kondisi kerusakan gusi akibat mengalami penurunan yang mengarah ke arah akar gigi. Akibatnya permukaan akar gigi menjadi terbuka atau terekspos. Padahal seharusnya gusi berfungsi untuk melindungi akar gigi. Resesi gingiva (umum) (lokal) (pasca infeksi) (pasca bedah)
17
K06.1 Pembesaran gingiva Kelainan ini menyebabkan perubahan bentuk gingiva yang secara klinis terlihat lebih besar dari normal. Fibromatosis gingiva Hipertrofi (Inflammatory Gingival Enlargement) adalah penambahan ukuran pada sel-sel yang mengakibatkan penambahan ukuran pada suatu organ, sedangkan hiperplasia (Fibrotic Gingival Enlargement) adalah penambahan jumlah selnya. pembesaran gusi yang dapat terjadi karena peradangan, tanpa peradangan, kombinasi keduanya, pengaruh sistemik, dan neoplastik
18
K06.2 Lesi gingiva dan edentulous alveolar ridge akibat trauma
Hiperplasia iritatif puncak edentulus (hiperplasia karena gigi palsu) Gunakan kode penyebab eksternal (Bab XX) untuk identifikasi penyebab
19
K06.8 Kelainan lain yang dijelaskan pada gingiva dan edentulous alveolar ridge
Epulis fibrosa suatu tumor yang bersifat jinak non-neoplastic dan pertumbuhannya berada di atas gingiva (interdental papilla) yang berasal dari periodontal dan jaringan periosteum. Epulis giant cells kondisi jangan lunak yang berlebih diatas alveolar ridge dan sering terdapat pada anterior superior karena masih adanya gigi anterior pada mandibula. Flabby ridge [epulis = bengkak kecil pada rahang] giant cell epulis terjadi sebagai respon terhadap suatu cedera.
20
Granuloma sel raksasa perifer
nodul ekstraosseus yang terdiri dari proliferasi mononuklear dan multinukleasi giant cell yang berhubungan dengan vaskularisasi yang ditemukan pada gingiva atau ridge alveolar. Granuloma piogenik gusi lesi vaskular yang terjadi pada kedua mukosa dan kulit, dan muncul sebagai pertumbuhan berlebih dari jaringan akibat iritasi, trauma fisik, atau faktor hormonal. K06.9 Kelainan pada gingiva dan gusi edentulus, tak dijelaskan
21
https://dentias. wordpress
22
K07 Anomali dentofasialis [termasuk maloklusi]
kontak abnormal antara gigi-gigi rahang atas dan rahang bawah. Maloklusi seringkali diakibatkan oleh perbedaan ukuran rahang dan gigi yaitu rahang terlalu kecil atau gigi terlalu besar. Namun, sejumlah cacat dan gangguan bawaan atau kehilangan gigi juga bisa menjadi penyebabnya. Kecuali: Hiperplasia atau hipoplasia kondilus unilateral (K10.8), Atrofi atau hipertrofi hemifasial (Q67.4)
23
K07.0 Anomali mayor ukuran rahang
Hiperplasia atau hipoplasia mandibula Hiperplasia atau hipoplasia maksilla Makrognathism (mandibula) (maxilla) [gnath = rahang] Micrognathism (mandibula) (maxilla) Kecuali: akromegali (E22.0) sindroma Robin (Q87.0)
24
K07.1 Anomali hubungan rahang dengan dasar tengkorak
Asimetri rahang, - Prognathism (mandibula) (maxilla) hubungan posisi dari mandibula dan / atau rahang ke dasar kerangka di mana salah satu dari rahang yang menonjol di luar garis imajiner yang telah ditetapkan dalam bidang koronal tengkorak. - Retrognathism (mandibula) (maxilla) jenis maloklusi yang mengacu pada posisi posterior abnormal rahang atas atau mandibula, terutama mandibula, relatif terhadap tulang wajah dan jaringan lunak.
25
K07.2 Anomali hubungan arkus dentis (lengkung susunan gigi)
secara umum dapat dikatakan sebagai suatu keadaan dimana terjadi disproporsi antara ukuran gigi dan ukuran rahang dan bentuk lengkung Crossbite (anterior) (posterior) Openbite (anterior) (posterior) Overbite (berlebihan): dalam, horizontal, vertikal Disto-oklusi Mesio-oklusi, Oklusi lingualis posterior pada gigi mandibula Deviasi garis tengah arkus dentin Overjet
26
K07.3 Anomali posisi gigi suatu penyimpangan dari bentuk normal akibat gangguan pada stadium pertumbuhan dan perkembangan gigi. Gigi: bertumpuk, diastema, pergeseran, rotasi, jarak abnormal, transposisi Gigi impacted atau embedded, posisi gigi tersebut atau gigi di dekatnya abnormal Kecuali: gigiembedded dan impactedtanpaposisiabnormal (K01.-) K07.4 Maloklusi, tak dijelaskan K07.5 Kelainan fungsional dentofasialis Penutupan rahang abnormal Maloklusi karena: menelan abnormal, bernafas di mulut, kebiasaan lidah, bibir atau jari Kecuali: bruxism (F45.8); teeth-grinding NOS (F45.8)
27
K07.6 Kelainan sendi temporomandibularis
Hal ini biasanya terjadi akibat adanya beberapa kondisi gabungan yang memungkinkan terjadinya kelainan. Seperi adanya keteganggan otot yang mempengaruhi lokasi sendi temporomandibular, bisa juga disertai dengan adanya kelainan pada anatomis sendi. Kelainan sendi temporomandibular juga bisa dipengaruhi oleh kondisi mental dan psikis seseorang. Kondisi gangguan sendi temporomandibular ini kerap dialami oleh wanita yang berumur tahun. Kompleks atau sindroma Costen Kerusakan sendi temporo-mandibularis Snapping jaw Sindroma sendi-nyeri-disfungsi temporomandibula Kecuali: sendi temporomandibula saat ini: - dislokasi (S03.0) - terkilir (S03.4) K07.8 Anomali dentofasialis lainnya K07.9 Anomali dentofasialis, tak dijelaskan
28
repository.usu.ac.id/bitstream/ /34559/4/Chapter%20II.pdf Read more: ot.co.id/2011/03/gigi-berdesakan.htmlmydentistdiary.blogsp candara3.blogspot.com/p/bayu-1.htm kamuskesehatan.com/arti/maloklusi/
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.