Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KELOMPOK 9 : Bella Alfatiara Hariyono (K )

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KELOMPOK 9 : Bella Alfatiara Hariyono (K )"— Transcript presentasi:

1 Dasar Pendidikan MIPA PENDEKATAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KELOMPOK 9 : Bella Alfatiara Hariyono (K ) Christina Putri Siahaan (K ) Shafila Sahnaz (K ) Susana Mega Itsnaini (K )

2 Pokok Bahasan A. Teori Perkembangan Mental dari J.Piaget
B. Teori Belajar Robert M.Gagne C. Belajar Matematika Menurut Z.P. Dienes D. Teori Belajar dari J.Bruner E. Teori Belajar Bermakna dari D.P.Ausubel F. Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Pengajaran

3 A. Teori Perkembangan Mental J Piaget
Teori perkembangan kognitif piaget adalah teori yang menjelaskan bagaimana anak beradaptasi dengan dan menginterpretasikan objek dan kejadian-kejadian disekitarnya. Tahap Perkembangan kognitif dibagi menjadi 4 tahap : Tahap Sensorimotor Tahap Praoperasional Tahap Operasional Tahap Operasional Formal

4 1. Tahap Sensori motor Umur Kemampuan 0-2 tahun Gerakan-gerakan sebagai akibat reaksi langsung. Belum mempunyai kesadaran adanya konsep benda yang tetap Perkembangan yang terjadi dari gerak refleks sampai kepada dapat berjalan dan berbicara Pada akhir tahap anak mulai melakukan perbuatan coba-coba dan berkenalan benda-benda konkrit Menurut Piaget, bayi lahir dengan sejumlah refleks bawaan selain juga dorongan untuk mengeksplorasi dunianya. Piaget berpendapat bahwa tahapan ini menandai perkembangan kemampuan dan pemahaman spatial.

5 2. Tahap Praoperasional Umur Kemampuan 2-7 tahun Belum dapat berfikir logis Memiliki sifat egosentris Mengira bahwa benda tiruan memiliki sifat-sifat benda yang sebenarnya Belum dapat membedakan fakta dan khayalan Mengira bahwa benda yang kelihatannya berbeda juga berbeda. Anak belum memahami konsep kekekalan. Anak belum dapat berfikir secara induktif maupun deduktif. Dalam tahapan ini, anak belajar merepresentasikan objek dengan gambaran dan kata-kata. Anak dapat mengklasifikasikan objek menggunakan satu ciri. Anak memiliki pikiran yang sangat imajinatif di saat ini dan menganggap setiap benda yang tidak hidup pun memiliki perasaan.

6 3. Tahap Operasional Proses-proses penting selama tahapan ini adalah:
Umur Kemampuan 7-11 tahun Mulai butuh teman. Senang bermain dengan anak lain Dapat mengelompokkan benda dengan berbagai karakteristik Sudah memahami konsep kekekalan Mulai dapat memahami lawak Pada akhir tahap, dapat memberi alasan induktif dan deduktif Belum dapat membuat definisi deskriptif yang tepat Pemberian alasan secara logis belum berkembang baik Proses-proses penting selama tahapan ini adalah: Pengurutan Klasifikasi Decentering Reversibility Konservasi Penghilangan sifat Egosentrisme

7 3. Tahap Operasional Formal
Umur Kemampuan 11tahun- dewasa Mampu berpikir abstrak dan dapat menganalisis masalah secara ilmiah dan kemudian menyelesaikan masalah. Tahap ini mulai dialami anak dalam usia pubertas dan terus berlanjut sampai dewasa. Dalam tahapan ini, seseorang dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih, namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Beberapa orang tidak sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional

8 Keempat tahapan diatas memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bisa dicapai dalam usia bervariasi Urutannya selalu sama Tidak ada tahapan yang diloncati Tidak ada urutan yang mundur Universal (tidak terkait budaya) Setiap tahap merupakan pebaikan tahap sebelumnya

9 B. Teori Belajar Robert M.Gagne
Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Banyak keterampilan yang telah dipelajari memberikan sumbangan bagi belajar keterampilan yang lebih rumit. Contohnya keterampilan belajar "menjumlah" akan berguna bagi siswa untuk belajar "membagi". Siswa tidak perlu belajar menjumlah lagi ketika belajar membagi.

10 Sistematika 8 Tipe Belajar Gagne
Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu: 1. Tipe belajar isyarat 2. Tipe belajar stimulus respon 3. Tipe belajar rangkaian gerak 4. Tipe belajar rangkaian verbal 5. Tipe belajar membedakan 6. Tipe pembentukan konsep (Concept Learning) 7. Tipe belajar pembentukan aturan (RuleLearning) 8. Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)

11 Implikasi Teori Gagne dalam Pembelajaran
No Peristiwa Pembelajaran Penjelasan 1 Menimbulkan minat dan memusatkan perhatian Peserta didik tidak selalu siap dan fokus pada awal pembelajaran.  Guru perlu menimbulkan minat dan perhatian anak didik melalui penyampaian sesuatu yang baru, aneh, kontradiktif atau kompleks 2 Menyampaikan tujuan pembelajaran Hal ini dilakukan agar peserta didik tidak menebak-nebak apa yang diharapkan dari dirinya oleh guru.  3 Mengingat kembali konsep/prinsip yang telah dipelajari Banyak pengetahuan baru yang merupakan kombinasi dari konsep, prinsip atau informasi yang sebelumnya telah dipelajari, untuk memudahkan mempelajari materi baru

12 Peristiwa Pembelajaran
No Peristiwa Pembelajaran Penjelasan 4 Menyampaikan materi pembelajaran Dalam menjelaskan materi pembelajaran, menggunakan contoh, penekanan untuk menunjukkan perbedaan atau bagian penting. 5 Memberikan bimbingan atau pedoman untuk belajar Biimbingan diberikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang mebimbing proses/alur pikir peserta didik.  Bimbingan tidak diberikan secara berlebihan. 6 Memperoleh unjuk kerja peserta didik Peserta didik diminta untuk menunjukkan apa yang telah dipelajari, baik untuk meyakinkan guru maupun dirinya sendiri 7 Memberikan umpan balik tentang kebenaran pelaksanaan tugas Umpan balik perlu diberikan untuk membantu peserta didik mengetahu sejauh mana kebenaran atau unjuk kerja yang dihasilkan

13 Peristiwa Pembelajaran
No Peristiwa Pembelajaran Penjelasan 8 Mengukur/mengevaluasi hasil belajar Pengukuran hasil belajar dapat dilakukan melalui tes maupun tugas.  9 Memperkuat referensi dan transfer belajar Referensi dapat ditingkatkan melalui latihan berkali-kali menggunakan prinsip yang dipelajari dalam konteks yang berbeda. 

14 C. Belajar Matematika Menurut Z.P Dienes
Konsep Matematika Menurut Dienes Konsep-konsep terapan hendaknya diberikan kepada siswa setelah mereka mempelajari konsep matematika murni dan notasi. Konsep-konsep murni hendaknya dipelajari oleh siswa sebelum mempelajari konsep notasi. Konsep murni matematis Konsep notasi Konsep terapan

15 Tahap-tahap Belajar Dienes
Permainan Bebas (Free Play) Permainan yang Menggunakan Aturan (Games) Permainan Kesamaan Sifat Permainan Representasi (Representation) Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization) Permainan dengan Formalisasi (Formalization)

16 D. Teori Belajar J.Bruner
Teorema Belajar Matematika Dalam memandang proses belajar, Bruner mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Teori Bruner mempunyai ciri khas dari pada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery”, yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri. Teorema Penyusunan Teorema Notasi Teorema Kontras dan Bervariasi Teorema Pengaitan

17 E. Teori Belajar Bermakna Ausubel
Jenis-jenis Belajar Menurut David Ausubel, ada dua jenis belajar : Belajar Bermakna (Meaningfull Learning) Belajar Menghafal (Rote Learning) Menurut Ausubel, belajar yang baik adalah belajar bermakna. Belajar dikatakan bermakna bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu dapat mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya, sehingga peserta didik menjadi kuat ingatannya dan transfer belajarnya mudah dicapai. Struktur kognitif dapat berupa fakta-fakta, konsep-konsep maupun generalisasi yang telah diperoleh atau bahkan dipahami sebelumnya oleh siswa.

18 Prinsip-prinsip Teori Belajar Ausubel
Pengatur awal (advance organizer) Diferensiasi progresif Belajar superordinate Penyesuaian Integratif

19 Langkah-langkah Belajar Ausubel
Melakukan penilaian proses dan hasil belajar peserta didik. Mempelajari konsep-konsep inti tersebut, dan menerapkannya dalam bentuk nyata Menentukan topik-topik dan menampilkannya dalam bentuk organizer yang akan dipelajari peserta didik. Memilih materi pelajaran sesuai dengan karakteristik peserta didik dan mengaturnya dalam bentuk konsep-konsep inti. Melakukan identifikasi karakteristik peserta didik Menentukan tujuan pembelajaran.

20 Kekurangan dan Kelebihan Teori Ausubel
Kekurangan belajar bermakna yaitu jika peserta didik tidak dapat mengaitkan pengetahuan yang baru dengan pengetahuan yang sudah dimilikinya sebelumnya maka baik proses maupun hasil pembelajarannya dinyatakan sebagai hafalan dan akan lebih mudah dilupakan oleh peserta didik tersebut. Sedangkan untuk kelebihan belajar bermakna yaitu: Informasi yang dipelajari secara bermakna lebih lama diingat. Informasi yang dipelajari secara bermakna memudahkan proses belajar berikutnya untuk materi pelajaran yang mirip.

21 F. Penerapan Strategi Pembelajaran dalam Pengajaran
Secara garis besar, macam strategi belajar mengajar ditentukan oleh 4 hal : sumber materi, pembawa materi, pendekatannya dan penerima materi. Beberapa pendekatan pengajaran yang penting : 1. Pendekatan Konsep dan Proses 2. Pendekatan Deduktif dan Induktif 3. Pendekatan Ekspositori dan Heuristik

22 1. Pendekatan Konsep dan Proses
Pendekatan konsep adalah pendekatan pengajaran dengan penyajian langsung pengertian dari konsep, tetapi siswa tidak mengalami sendiri proses penemuan atau penyusunan konsep itu Pendekatan Proses Pendekatan proses adalah pendekatan pengajaran yang menekankan pada keterlibatan siswa pada penyusunan atau penemuan konsep itu sendiri. Pendekatan konsep cepat dan hemat, tetapi rendah dalam hal keterlibatan siswa. Pendekatan proses lebih tinggi dalam hal keterlibatan siswa tapi memerlukan banyak waktu dan fasilitas

23 2. Pendekatan Induktif dan Deduktif
Pendekatan Deduktif Pendekatan deduktif adalah cara mengajar yang berawal dari aturan umum (generalisasi) ke contoh-contoh khusus. Pendekatan Induktif Pendekatan induktif adalah cara mengajar dengan cara penyajian kepada siswa suatu jumlah contoh spesifik untuk kemudian dapat disimpulkan menjadi aturan, prinsip atau hukum. Metode induktif banyak digunakan dalam bidang studi IPA dan IPS, sedangkan metode deduktif banyak digunakan dalam matematika. Tidak ada metode belajar yang paling baik yang cocok untuk segala situasi. Masing-masing metode memiliki keunggulan dan kelemahan.

24 3. Pendekatan Ekspositori dan Heuristik
Pendekatan Eskpositori Metode ekspositori adalah cara mengajar yang pada dasarnya menyampaikan informasi. Gambaran mengajar secara tradisional adalah menggunakan metode ekspositori Pendekatan Heuristik (Penemuan) Metode heuristic adalah cara mengajar dengan menyajikan sejumlah data atau informasi dan siswa diminta membuat kesimpulan dari data itu. Metode yang tergolong heuristic adalah : Metode Penemuan Metode Inquiry

25 KESIMPULAN Menurut Jean Piaget, perkembangan manusia melalui empat tahap perkembangan kognitif dari lahir sampai dewasa. Tahap tersebut adalah tahap sensori-motorik, tahap praoperasional, tahap operasional, dan tahap operasional formal. Gagne berpendapat bahwa belajar dipengaruhi oleh pertumbuhan dan lingkungan, namun yang paling besar pengaruhnya adalah lingkungan individu seseorang. Lingkungan indiviu seseorang meliputi lingkungan rumah, geografis, sekolah, dan berbagai lingkungan sosial. Menurut Robert M. Gagne, ada 8 tipe belajar, yaitu: Tipe belajar tanda (Signal learning) Tipe belajar rangsang-reaksi (Stimulus-response learning) Tipe belajar berangkai (Chaining Learning) Tipe belajar asosiasi verbal (Verbal association learning) Tipe belajar membedakan (Discrimination learning) Tipe belajar konsep (Concept Learning Tipe belajar kaidah (RuleLearning) Tipe belajar pemecahan masalah (Problem solving)

26 Menurut Dienes, ada tiga jenis konsep matematika yaitu konsep murni matematika, konsep notasi, dan konsep terapan. Konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi enam tahap, yaitu permainan bebas, permainan dengan aturan, permainan kesamaan sifat, permainan representasi, permainan dengan simbolisasi, dan permainan dengan formalisasi. Dalam memandang proses belajar, Brunner menekankan adanya pengaruh kebudayaan terhadap tingkah laku seseorang. Ia mengatakan bahwa proses belajar akan berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan, atau pemahaman melalui contoh-contoh yang dijumpai dalam kehidupannya. Teori Bruner mempunyai ciri khas dari pada teori belajar yang lain yaitu tentang ”discovery”, yaitu belajar dengan menemukan konsep sendiri.

27 Belajar dikatakan menjadi bermakna (meaningful learning) yang dikemukakan oleh Ausubel adalah bila informasi yang akan dipelajari peserta didik disusun sesuai dengan struktur kognitif yang dimiliki peserta didik itu sehingga peserta didik itu mampu mengaitkan informasi barunya dengan struktur kognitif yang dimilikinya. Secara garis besar, macam strategi belajar mengajar ditentukan oleh 4 hal : sumber materi, pembawa materi, pendekatannya dan penerima materi. Beberapa pendekatan pengajaran yang penting : Pendekatan Konsep dan Proses Pendekatan Deduktif dan Induktif Pendekatan Ekpositori dan Heuristik

28 Teori-teori yang ada diatas merupakan alat bantu bagi kita calon guru untuk merencanakan strategi belajar yang baik. Namun yang paling penting adalah rasa kecintaan kita dan kesungguhan kita bahwa menjadi seorang guru akan membangun generasi bangsa yang lebih baik MATUR SUWUN


Download ppt "KELOMPOK 9 : Bella Alfatiara Hariyono (K )"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google