Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PERMASALAHAN UMUM PENGENDALIAN NON REVENUE WATER (NRW)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PERMASALAHAN UMUM PENGENDALIAN NON REVENUE WATER (NRW)"— Transcript presentasi:

1 PERMASALAHAN UMUM PENGENDALIAN NON REVENUE WATER (NRW)
CENTER OF EXCELENT PERMASALAHAN UMUM PENGENDALIAN NON REVENUE WATER (NRW) PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR Modul N-1 : Air Tak Berekening

2 KEHILANGAN AIR FISIK DAN NON FISIK
PENGERTIAN KEHILANGAN AIR : NRW : NON REVENUE WATER TIDAK MENJADI PENDAPATAN UFW : UN-ACCOUNTED FOR WATER TIDAK TERCATAT KEHILANGAN AIR ADALAH JUMLAH AIR YANG TIDAK TERCATAT DAN TIDAK MENJADI PENDAPATAN

3 DUSTA TINGKAT KEHILANGAN AIR DI INDONESIA
Tidak ada meter induk Meter induk ada, tidak dikalibrasi  tidak akurat Meter pelanggan dengan akurasi rendah Meter pelanggan tidak pernah diganti Meter pelanggan tidak dikalibrasi Tidak ada komitmen untuk menurunkan

4 LINGKARAN “MALAIKAT” NRW

5 Penurunan NRW tergantung pada banyak faktor
NRW - The Vicious Loss Cycle Penurunan NRW tergantung pada banyak faktor Dukungan manajemen Kecakapan Teknik People don’t realize what’s involved in NRW reduction and that it takes a concerted effort to succeed Here an illustration of the main conditions that have to come together to reduce NRW: Management support: without having management behind it strongly and indefinitely it’s not going to work Financial Allocation: without investment no gain Customer support: battling fraud; willing to live with inconveniences; respect for infrastructure; if consumers are in favor, politician will follow O&M: physical losses are closely linked to O&M; poorly maintained systems have a shorter life span and leak more; poor operation can lead to high pressures which in turn create more leaks Asset management: least cost resource allocation decisions looking at different options to improve services: maintenance, rehabilitation, replacement, additions, demand management, loss reduction; least cost analysis based on comparing, evaluating alternatives, tradeoffs based on life cycle cost/benefit principles Commercial operations: a good, customer friendly commercial system well operated will do wonders Capacity/know how: it’s not rocket science but initiating and implementing programs requires quite a bit of knowledge and experience Alokasi keuangan NRW Operasional Administrasi Dukungan pelanggan Manajemen Aset O&M

6 PENDEKATAN BARU DALAM PENURUNAN KEHILANGAN AIR
PENDEKATAN LAMA PENDEKATAN BARU Pengertian komponen kehilangan air tidak seragam Pengertian komponen kehilangan air dibakukan dan seragam Indikator kinerja kehilangan kurang spesifik utk dibandingkan satu sama lain Indikator kinerja kehilangan air lebih spesifik, bisa dibandingkan satu sama lain Penurunan kehilangan air  berdasarkan “trial-error” (coba-coba) Penurunan kehilangan air sistematis Pelaksanaan secara parsial Pelaksanaan secara komprehensif Target tidak jelas Target terukur berdasarkan indikator kinerja

7 REKOMENDASI INTERNATIONAL WATER ASSOCIATIONS UNTUK ISTILAH KEHILANGAN AIR
INPUT SISTEM KONSUMSI RESMI KONSUMSI RESMI BEREKENING KONSUMSI MELALUI METER BISA DIREKENINGKAN AIR BISA DIREKENINGKAN (ABR) KONSUMSI TANPA METER BISA DIREKENINGKAN KONSUMSI RESMI TAK BEREKENING KONSUMSI MELALUI METER TIDAK BISA DIREKENINGKAN AIR TAK BISA DIREKENINGKAN (ATBR) atau NRW (NON REVENUE WATER) KONSUMSI TANPA MELALUI METER TIDAK BISA DIREKENINGKAN KEHILANGAN AIR KEBOCORAN NON FISIK KONSUMSI TAK RESMI METER TAK AKURAT DAN KESALAHAN DATA KEBOCORAN FISIK KEBOCORAN PADA PERPIPAAN DAN PERALATANNYA KEBOCORAN PADA PIPA DINAS SAMPAI METER PELANGGAN LUAPAN PADA TANGKI DAN RESERVOAR

8 PENGERTIAN KEHILANGAN AIR
Kehilangan air dapat didefinisikan sebagai suatu angka prosentase yang menunjukkan perbandingan antara volume penyediaan air (supplied water) dengan volume air yang dikonsumsi (consumed water) atau pemakaian air yang terjual (revenued water). Jadi secara sederhana, kehilangan air adalah jumlah air yang tidak menjadi pendapatan dan tidak tercatat. (Non Revenued Water)

9 Kehilangan air KEHILANGAN AIR NON FISIK KEHILANGAN AIR FISIK
Air tidak secara nyata hilang merupakan kebocoran yang tidak nyata (non fisik) yang menyebabkan air tidak terukur tercatat dengan baik dan tepat karena sebab-sebab tertentu sehingga tidak menjadi pendapatan dari jasa pengelolaan penyediaan air. Termasuk di dalamnya adalah meteran yang tidak akurat baik di meter produksi maupun meter pelanggan, ditambah konsumsi tidak resmi seperti pencurian atau pemakaian illegal. KEHILANGAN AIR FISIK Air secara nyata hilang merupakan kebocoran yang secara nyata ( fisik ) yang menyebabkan air tidak dapat disalurkan (dijual) kepada pelanggan karena air keluar dari jaringan pipa oleh sebab-sebab tertentu. Dalam hal ini termasuk kebocoran pada pipa, joint, fitting, kebocoran pada tangki atau reservoir, limpahan air yang keluar dari resevior serta open drain atau sistem blow-offs yang tidak memadai.

10 PROGRAM PENGENDALIAN KEHILANGAN AIR FISIK
TUJUAN Menjaga 3 K Menjaga Kredibilitas Perusahaan Menunda kenaikan tarif Mengurangi biaya produksi Meningkatkan pendapatan air (Sambungan baru) Menunda investasi baru (IPAM / Sumur bor)

11 STRATEGI PENURUNAN KEHILANGAN AIR FISIK

12 HUBUNGAN ANTARA TEKANAN DAN KEBOCORAN (1)
Tingkat kehilangan air berubah-ubah sesuai dengan tekanan Secara sederhana kebocoran merupakan aliran dari dalam pipa melalui lubang Q = Cd x A x V Q = Cd x A x (2gh)0.5 Dimana: Q = volume air yang keluar (m3/dt) A = luas lubang (m2) V = kecepatan (m/dt) Cd = koefisien g = gravitasi h = tekanan (m) Q = A X PELATIHAN PENYUSUNAN PROGRAM PENURUNAN KEHILANGAN AIR

13 FAVAD (Fixed And Variable Area Discharge)
Hubungan empiris yang berhubungan dengan kehilangan dan tekanan untuk situasi bentuk jaringan yang berbeda Tingkat kebocoran L berubah-ubah sesuai dengan tekanan “PN1”, dimana nilai N1 bervariasi antara 0.5 – 2.5 Hubungan L dan P dapat dirumuskan sebagai berikut; L1/L0 = (P1/P0)N1 L1 = L0 x (P1/P0)N1

14 INDIKATOR KINERJA DIPERLUKAN OLEH:
PERUSAHAAN PENYEDIA AIR MINUM INSTITUSI PEMBUAT KEBIJAKAN PUBLIK LEMBAGA KEUANGAN ORGANISASI INTERNASIONAL Oleh.. Pemeriksa.. Auditor..

15 ILI  SEBUAH PENDEKATAN BARU INDIKATOR KINERJA ATR/NRW
Infrastructure Leakage Index (ILI) atau Indek kebocoran Infrastruktur (IKI)  pendekatan baru indikator kinerja kehilangan air secara fisik yang dikembangkan oleh IWA. ILI merupakan rasio volume tahunan kehilangan fisik saat ini (current annual volume of physical losses/CAPL) terhadap kehilangan fisik tahunan yang dapat dicapai secara minimal (minimal achievable annual physical losses/MAAPL) ILI = CAPL / MAAPL Dengan MAAPL = (18 x Lm ,8 x Nc x Lp) x P Dimana; Lm = panjang pipa utama (km); Nc = jumlah sambungan pipa pelanggan; Lp = total panjang pipa pelanggan (batas persil sampai SR (km); P = tekanan rata-rata (m) 18, 0,8 , 25 adalah fator P = tekanan merupakan kontrol dari rumus tsb

16 NRW (Non-Revenued Water)
ISTILAH YANG DISEPAKATI UFW (Unaccounted For Water) Air yang tidak tercatat Kehilangan Air yang tidak dapat dipertanggungjawabkan NRW (Non-Revenued Water) Air yang tidak dapat direkeningkan Air yang tidak menjadi penghasilan

17 TINDAK LANJUT DARI NILAI ILI
1– 12 12 – 36 Lebih dari 36 NILAI MUTU bagus sedang sangat jelek. GOLONGAN PANDUAN TINDAK LANJUT GOL. A Baik Pengendalian kehilangan lebih lanjut mungkin tidak efisien, kecuali terdapat kelangkaan air baku. Perlu perhitungan lebih teliti untuk mempertimbangkan ”Cost Efectiveness” GOL. B Cukup Baik Potensial untuk pengendalian kehilangan air, pertimbangkan untuk pengelolaan tekanan, pengendalian kebocoran aktif, yang lebih baik, dan pemprograman pemeliharaan pipa. GOL. C Jelek Kinerja tingkat kehilangan air yang buruk, bisa ditoleransi apabila terdapat air baku yang berlimpah dan harga jual rata yang rendah. Melakukan analisis komponen kehilangan air dan mengintensifkan upaya pengendalian kehilangan air. GOL. D Buruk Penggunaan sumber daya yang sangat tidak efisien. Program pengendalian kehilangan air sangat penting dan merupakan prioritas utama.

18 Mengapa perhitungan neraca air sangat penting??
Mengungkap ketersediaan/keandalan data dan tingkat pemahaman terhadap situasi NRW Hasil persebaran air yang tercatat dalam neraca air dapat dijadikan acuan dalam penyusunan strategi penurunan kehilangan air atau menunjukkan arah langsung menuju perbaikan. Besaran dan arah persebaran air di dalam neraca air memberikan penyadaran arti penting penurunan kehilangan air. Neraca air bisa dijadikan alat analisis untuk memperkirakan komponen kehilangan air.

19 MANFAAT NERACA AIR Referensi yang lebih baik untuk menilai tingkat kehilangan air pada setiap sistem penyediaan air minum Bisa dibandingkan Bisa memperkirakan komponen kehilangan air dengan lebih baik Penyusunan strategi penurunan kehilangan air Menimbulkan kesadaran pentingnya penurunan kehilangan air

20 Perhitungan neraca air
Langkah 1 – Menentukan volume input sistem Langkah 2 – Menentukan Konsumsi Resmi Pemakaian air yang diizinkan terekening Pemakaian air yang diizinkan tidak terekening Langkah 3 – Menaksir Kebocoran Non Fisik Pencurian air, kecurangan Meter tidak tercatat/teregister Kesalahan pengolahan data Langkah 4 – menghitung Kebocoran Fisik NRW - The Water Balance

21 KONSEP FIELD Water Balance
1. Water Balance Bulanan Metode Water Balance Bulananditerapkanmenggunakan data laporanbulanan: yaknicatatan Volume Meter Air Induk DMA/Zonadancatatan meter air pelanggan (DSML) tiapbulan. Data yang digunakansebaiknya data 3 bulanterakhiruntukmeminimalisasideviasi / penyimpangan data. 𝑥% 𝑘𝑒ℎ𝑖𝑙𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎𝑖𝑟= 𝑉𝑜𝑙. 𝑊𝑀 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘−𝑉𝑜𝑙. 𝑊𝑀 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔𝑔𝑎𝑛 𝑉𝑜𝑙. 𝑊𝑀 𝐼𝑛𝑑𝑢𝑘 Kelemahanmetodeiniadalahbahwacatatanantara WM Induktidakselalubersamaandenganpembacaan WM pelanggansehingga error/penyimpanganpembacaanmenjadibesar. Namunhaltersebutdapatdisiasatidengancarapembacaan yang tepat.

22 2. WATER BALANCE AMM Metode Water Balance ini dilaksanakan pada waktu-waktu yang diperkirakan terjadi Aliran Malam Minimum yakni pukul – Prinsipnya adalah mencatat volume input dan output pada range waktu tersebut. Adapun langkah-langkah metode ini adalah sebagai berikut : Jika memungkinkan tutup katub inlet DMA Baca stand awal meter air induk pada jam 22.00 Baca stand awal meter air pelanggan/SR (10% dari total SR) – pisahkan terlebih dahulu pelanggan yang sudah jelas memakai air di malam hari (diluar 10%) Buka katub inlet DMA dan biarkan selama waktu tersebut. Selama waktu tersebut catat debit air setiap 0,5 jam untuk mendapatkan AMM. Tutup katub inlet DMA dan baca kembali stand akhir meter air induk dan 10% meter air pelanggan. Selisihkan stand meter air induk dan selisihkan stand meter pelanggan diantara dua pembacaan tersebut. Rata-ratakan volume pemakaian pelanggan (10%) dan hasilnya dikalikan jumlah total pelanggan. Hasilnya diasumsikan sebagai konsumsi malam hari. Selisihkan volume meter air induk dengan konsumsi pada malam hari. Hasilnya merupakan Aliran Malam Bersih / Net Night Flow (NNF) yang dianggap sebagai angka kehilangan air.

23 3. WATER BALANCE POINT Metode yang digunakan dalam Water Balance Point merupakan metode paling sederhana yakni water balance yang dilaksanakan bersamaan dengan step test. Debit aliran terbesar pada suatu jalur step dicatat sebagai kehilangan air yang terbesar dan dicatat besarannya. Setelah dilakukan tindakan perbaikan pada jalur tersebut maka dilakukan kembali pencatatan debit aliran pada jalur tersebut (step test ulang). Selisih debit antara step test awal dan step test ulang diasumsikan sebagai air yang diselamatkan.

24 4. WATER BALANCE KOLOSAL Metode Water Balance Kolosal ini lebih akurat dibanding dengan ketiga metode diatas. Namun pelaksanaan metode ini sangat ekstrim dan membutuhkan tenaga pembaca meter yang banyak. Pembacaan volume input system melalui water meter induk dilakukan serentak dengan pembacaan water meter pelanggan secara bersamaan dalam satu waktu. Hal ini dilakukan untuk meminimalisasi penyimpangan pembacaan yang disebabkan jeda waktu pembacaan.

25 KOMPONEN KEGIATAN Pembentukan Team Pengendalian NRW
Persiapan Program (customer maping) Pembentukan DMA dan sub DMA (Zona) Menyusun Neraca Air dan menghitung ILI awal program Water balance Water balance 1 Water balance 2 Water balance 3 dst… Menyusun Neraca air dan ILI akhir program Analisis Finansial Pelaporan

26 ANALISIS INDIKATOR PENINGKATAN TEKANAN WAKTU DAN DEBIT PELAYANAN
PENINGKATAN JUMLAH AIR YANG TERCATAT AMM = a;iran malam minimum PENURUNAN AMM PERUBAHAN TARIF DAN GOLONGAN PELANGGAN PENURUNAN ANGKA KEHILANGAN AIR PENINGKATAN PENDAPATAN SOP

27 4. ANALISIS KEHILANGAN AIR
PERHITUNGAN NERACA AIR untuk mengetahui distribusi/persebaran air yang di suplai  mengetahui besar NRW dan Kehilangan Airnya. Melakukan analisis Kehilangan Air Distrik Metering Selisih air yang tercatat dalam meter induk dengan air yang tercatat di meter pelanggan 2. Waste Metering Mencatat pemakaian dalam 24 jam dan menganggap bahwa pemakaian terendah adalah kebocoran. Infrastructure Leakage Index (ILI) Sebuah angka yang menentukan kinerja perusahaan berdasarkan kehilangan fisik

28 Perhitungan ILI Langkah 1: Menghitung MAAPL menggunakan rumus empiris : MAAPL (l/hari) = (18 x LM x NC + 25 x LP) x P LM = Panjang pipa NC = Jumlah Sambungan Pelanggan LP = Panjang sambungan pelanggan dari pipa dinas sampai meter pelanggan (Panjang pipa pada halaman rumah) P = Rata – rata Tekanan (meter) The Length of mains includes all pipes of the distribution network EXCLUDING service connections. Attention: The number of service connections is normally not equal to the number of customers! The number of customers is normally higher – especially if apartments in multi storey buildings are considered individual customers. If the number of connections is not known and the number of customers is used for an initial calculation, it is obvious that MAAPL will be overestimated and thus the ILI underestimated. Length of service connections on private land. This seems to be a figure very difficult to obtain. However, it can be done quite simple: 1.) In urban situations, where the customer meter is at the property boundary, LP=0 2.) In more rural situations, where the customer meter is (for example) inside the house and there are several meters between the property boundary and the meter, simply estimate the average length (say 5 m) and multiply with the number of connections. Average pressure is to be calculated as a system-wide weighted average. Weighting factor are the number of service connections of the are for which the pressure measurement is representative. NRW - Performance Indicators

29 Perhitungan ILI (lanjutan)
Langkah 2: Menghitung kehilangan fisik per hari (contoh dari neraca air) Langkah 3: Menghitung ILI = CAPL / MAAPL Langkah 4: penyesuaian untuk pengaliran berjadwal dengan jumlah rata – rata waktu pengaliran per hari Langkah 4: Membandingkan ILI dengan matrik target kehilangan fisik When introducing the ILI in the developing world, most utilities initially face the following problems: • no reliable information on the true network length. Maps (if any!) often show only a fraction of the existing network (result: UARL underestimated → ILI overestimated) • number of service connections is not known - number of customers is used instead (number of customers will in most cases be higher than the number of connections, result: UARL overestimated → ILI underestimated) • neither pressure data nor pressure loggers available. Estimated average pressure usually too high ("wishful thinking"!) (result: UARL overestimated → ILI underestimated) • high level of apparent losses (difficult to estimate) and therefore unreliable and inaccurate volume of real losses NRW - Performance Indicators

30 7. ANALISIS FINANSIAL Analisis finansial / ekonomi dilakukan dalam rangka untuk mengkaji kelayakan/benefit dari kegiatan yang telah dilaksanakan. Komponen analisis finansial meliputi : Biaya/Cost Program Manfaat /Benefit Program

31 BIAYA/COST PROGRAM Biaya program merupakan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk pelaksanaan program selain biaya investasi alat (UFM dan Leak detector) yang antara lain meliputi : Biaya persiapan (pembentukan DMA) Biaya bahan (valve, pipa, water meter, dll) Biaya aktifitas (test hole, step test, sounding, isolasi jaringan, water balance, dll) Biaya tenaga kerja (team dan outsource) Dan biaya lain-lain yang relevan

32 MANFAAT/BENEFIT PROGRAM
Benefit yang dihasilkan dari program ini dapat berupa keuntungan finansial dan non finansial. Benefit non finansial merupakan keuntungan yang didapatkan melalui indikator peningkatan pelayanan, misalnya : Meningkatnya tekanan Meningkatnya jam pelayanan Kontinyuitas dan kuantitas air terjaga Kualitas air secara tidak langsung menjadi relative lebih baik

33 BENEFIT FINANSIAL Benefit finansial merupakan keuntungan secara finansial yang berpotensi didapatkan setelah pelaksanaan kegiatan. non finansial  menyumbang keuntungan finansial. Keuntungan finansial yang didapat dari jumlah air yang terselamatkan dapat diperhitungkan melalui : Hasil penambahan air yang terselamatkan yang terjual pada SR eksisting. Hasil penambahan SR baru akibat penambahan tekanan dan air yang terselamatkan.

34 Cost benefit analysis secara sederhana menggunakan prinsip memperbandingkan biaya yang harus dikeluarkan dengan manfaat yang diterima oleh perusahaan. a. Cost Benefit Analysis Program Penurunan NRW Non Fisik Misalnya Cost Benefit Ratio (CBR) dari kenaikan pendapatan pelanggan ganti meter dan air yang terselamatkan dimanfaatkan secara maksimal b. Cost Benefit Analysis Program Penurunan NRW Fisik Misalnya dari Air yang terselamatkan dimanfaatkan secara maksimal di wilayah tersebut, air yang terselamatkan dimanfaatkan untuk penambahan pelanggan, penambahan kapasitas dengan sumber baru

35 PELAPORAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Permasalahan
Maksud dan Tujuan Target Hasil Ruang Lingkup Pelaksana Pekerjaan (Scop of Work)

36 BAB II LANDASAN TEORI Penjabaran permasalahan Teori-teori yang mendasari pelaksanaan program Gambaran hasil dari pelaksanaan program

37 BAB III METODOLOGI Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Program Prosedur / Teknik Pengumpulan Data Rencana Kerja / Flowchart Pembahasan Teknik Pengambilan Data Prosedur / Teknik Pengolahan Data Bentuk Penyajian Laporan RAB (dokumen terpisah)

38 BAB iv deskripsi wilayah
Peta Wilayah kegiatan Peta lokasi kegiatan Demografi penduduk wilayah kajian Permasalahan umum dan khusus wilayah Peta jaringan lokasi kegiatan Dan informasi lain tentang wilayah yang dianggap penting

39 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Data-data Pengolahan Data Kolaborasi Data (matrik, tabel, statistik, grafik, dll) Pembahasan Data Rekapitulasi Hasil Pembahasan

40 BAB vI SIMPULAN Kesimpulan hasil pembahasan (Bukan rekapitulasi hasil) BAB vII REKOMENDASI Saran dan pertimbangan tindak lanjut program

41 DMA ( ZONASI) Zona distribusi suatu sistem penyediaan air minum adalah suatu area pelayanan dalam wilayah pelayanan air minum yang dibatasi oleh pipa jaringan distribusi utama (distribusi primer).

42 KEUNTUNGAN PEMBENTUKAN ZONA
Mempermudah monitoring pemakaian air oleh pelanggan Mempermudah pencarian kebocoran pipa distribusi Mempermudah penjadwalan penggantian meter produksi, meter induk dan meter pelanggan. Mempermudah pelacakan sambungan liar (illegal connection).

43 STEP TEST Step test merupakan suatu metode yang diterapkan sebagai langkah penapisan (scoping) jaringan dalam upaya mempersempit wilayah/area aliran air untuk memperkirakan lokasi dan besarnya kebocoran air. Step test dilakukan mulai dari wilayah terkecil yakni sub zona. Step test diperlukan untuk menentukan prioritas pengawasan jaringan terhadap kebocoran.

44 PRINSIP STEP TEST Penutupan valve secara bertahap mulai dari valve terjauh secara berurutan menuju valve yang terdekat dengan distrik meter. Bagian demi bagian semakin tertutup terhadap water meter sehingga aliran air menjadi nol. Kemudian bagian demi bagian dibuka kembali mulai dari valve terdekat dengan distrik meter hingga valve terjauh, sebagai faktor pembanding debit pada tahap penutupan. Perubahan (selisih) dan aliran air (Q) air tiap tahapan merupakan indikator adanya kebocoran secara KUALITATIF.

45 Tahapan Step test PEMANTAPAN ZONA PENETAPAN SUB ZONA
PEMANTAPAN ALAT UKUR DAN ASESORIS (VALVE) PENETAPAN SUB ZONA PENGUKURAN ALIRAN MALAM MINIMUM (AMM) PENGUKURAN TEKANAN PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN STEP TEST HASIL STEP TEST ANALISIS HASIL Data debit Data SR tiap zona Data pemakaian tiap SR Data panjang pipa Data tekanan Data pemakaian total Luas wilayah Kajian as-built drawing Cek Lapangan Tiap sub zona saat pengukuran AMM Ultra Sonic Flow Meter Koordinasi waktu, penyiapan blanko, alat komunikasi Tahapan Step test

46 LANGKAH KERJA STEP TEST
Peta status valve (beri nomor)  valve terbuka, tertutup, buka-tutup (valve steptest) Peta jalur pipa yg dipengaruhi status valve  beri warna berbeda tiap jalur pipa Ukur tekanan pd titik rawan. Pastikan waktu start  awal s.d akhir AMM (NNF) Ukur dan catat debit awal  kebocoran Tutup valve mulai valve yang terjauh dari water meter  catat debit & tekanannya Buka valve mulai dari yg terdekat dg water meter  catat debit & tekanan sbg langkah koreksi dari penutupan valve Hitung kualitas debit kehilangan air setiap ruas pipa Analisis hasilnya

47 ANALISIS STEP TEST Dari hasil step test dan memperhitungkan data-data dasar tersebut maka dapat dianalisa dengan membandingkan antara selisih debit pengaliran tiap step dengan jumlah SR tiap step (dQ/dSR). Jika dQ/dSR adalah : 0,001 – 0,004 = kehilangan air rendah 0,005 – 0,02 = kehilangan air sedang > 0,02 = kehilangan air tinggi

48 ANALISIS STEP TEST Ketentuan lain menyatakan bahwa apabila debit pemakaian minimum telah  15 L/jam, atau setara dengan konsumsi 2 orang per hari maka jaringan dinyatakan baik. Debit minimum sebesar itu dapat dikatakan sebagai Background Leakage. Background Leakage yaitu debit kebocoran yang sangat kecil dan sulit dideteksi sehingga akan lebih besar biaya pencariannya daripada hasil yang akan didapat dari upaya tersebut.

49 LEAK CORRELATION Metode ini digunakan sebagai pendekatan dalam pencarian kebocoran dengan tujuan untuk mendapatkan korelasi antara indikator-indikator kebocoran yang ada pada suatu jalur pipa sehingga posisi kebocoran dapat diperkirakan

50 SOUNDING Sounding merupakan langkah pemantapan sebagai upaya untuk memastikan apakah titik indikasi kebocoran hasil korelasi kebocoran (leak correlation) benar-benar merupakan kebocoran atau bukan.

51 LANGKAH SOUNDING MEMBEDAKAN SUARA SURVEY ULANG WATER LEAK PINPOINTING


Download ppt "PERMASALAHAN UMUM PENGENDALIAN NON REVENUE WATER (NRW)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google