Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

GELOMBANG MEKANIK.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "GELOMBANG MEKANIK."— Transcript presentasi:

1 GELOMBANG MEKANIK

2 Sifat-sifat Gelombang
Refleksi (Pemantulan) Refraksi (Pembiasan) Interferensi (Perpaduan) Polarisasi

3 Refleksi Reflection adalah perubahan arah muka gelombang pada antarmuka antara dua medium berbeda sehingga muka gelombang kembali ke medium asalnya.

4 Refleksi

5 Refraksi Refraction adalah perubahan arah gelombang disebabkan oleh perubahan kelajuannya. Refraksi sering terlihat bila gelombang melewati satu medium menuju medium lainnya yang memiliki perbedaan indeks bias.

6 Refraksi

7 Interferensi Interferensi adalah penjumlahan (superposition) dua atau lebih gelombang yang menghasilkan pola gelombang baru. interference biasanya mengacu pada interaksi gelombang yang koheren satu sama lain, baik disebabkan oleh sumber gelombang yang sama maupun disebabkan gelombang-gelombang tersebut memiliki frekuensi yang sama atau hampir sama.

8 Interferensi

9 Interferensi Gelombang
Dua gelombang yang berjalan dapat bertemu dan saling melewati satu sama lain tanpa menjadi rusak atau berubah Gelombang memenuhi Prinsip Superposisi Jika dua gelombang atau lebih yang merambat bergerak melewati medium, gelombang yang dihasilkan adalah penjumlahan masing-masing perpindahan dari tiap gelombang pada setiap titik Sebenarnya hanya berlaku untuk gelombang dengan amplitudo yang kecil

10 Interferensi Konstruktif
Dua gelombang, a dan b, mempunyai frekuensi dan amplitudo yang sama Berada dalam satu fase Gabungan gelombang, c, memiliki frekuensi dan amplitudo yang lebih besar

11 Interferensi Konstruktif pada Tali
Dua pulsa gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan Perpindahan neto ketika dua pulsa saling overlap adalah penjumlahan dari perpindahan setiap pulsa Catatan: pulsa tidak berubah setelah interferensi

12 Interferensi Destruktif
Dua gelombang, a and b, mempunyai frekuensi dan amplitudo yang sama Perbedaan fasenya 180o Ketika bergabung, bentuk gelombangnya hilang

13 Interferensi Destruktif pada Tali
Dua pulsa gelombang menjalar dalam arah yang berlawanan Perpindahan neto ketika dua pulsa saling overlap adalah pengurangan dari perpindahan setiap pulsa Catatan: pulsa tidak berubah setelah interferensi

14 Polarisasi Polarization (Brit. polarisation) is a property of waves that describes the orientation of their oscillations. For transverse waves, it describes the orientation of the oscillations in the plane perpendicular to the wave's direction of travel. Longitudinal waves such as sound waves in liquids and gases do not exhibit polarization, because for these waves the direction of oscillation is by definition along the direction of travel. Some media can carry waves with both transverse and longitudinal oscillations. Such waves do have polarization.

15 Gelombang Transversal
Adalah gelombang berjalan dimana osilasi (arah gerak) gelombang terjadi secara tegak lurus terhadap arah gerak partikel medium (arah perpindahan energi) Jika gelombang transversal bergerak dalam arah sumbu –x, osilasi gelombang terjadi arah ke atas dan ke bawah dalam bidang y-z.

16 Contoh Gelombang Transversal
Gelombang seismik sekunder S

17 Gelombang Longitudinal
Adalah gelombang berjalan dimana osilasi (arah gerak) gelombang terjadi secara paralel (sejajar) terhadap arah gerak partikel medium (arah perpindahan energi)

18 Contoh Gelombang longitudinal
Gelombang Seismik P

19 Persamaan Umum Gelombang
Posisi gelombang

20 Persamaan Umum Gelombang
Sebuah osilator menggetarkan seutas tali dengan frekuensi getar 200 Hz hingga membentuk gelombang transversal seperti ditunjukkan gambar. Dari keadaaan tersebut, hitunglah: panjang gelombang amplitudo perioda persamaan gelombang y (mm) x (cm) -0,1 0,1 2 4 6 8 10 12 14 16

21 Amplitudo Amplitudo, A, yo
Amplitudo adalah posisi maksimum benda relatif terhadap posisi kesetimbangan Ketika tidak ada gaya gesekan, sebuah benda yang bergerak harmonik sederhana akan berosilasi antara ±A pada tiap sisi dari posisi kesetimbangan

22 Perioda dan Frekuensi Prioda, T, adalah waktu yang diperlukan untuk sebuah benda bergerak lengkap satu siklus Dari x = A ke x = - A dan kembali ke x = A Frekuensi, ƒ, jumlah lengkap siklus atau getaran per satuan waktu

23 Persamaan Umum Gelombang
Kecepatan gelombang

24 Persamaan Umum Gelombang
Percepatan gelombang

25 PERSAMAAN GELOMBANG BERJALAN

26 GELOMBANG v Muatan yang bergerak periodik menghasilkan perubahan medan magnet(B) dan medan listrik (E) yang menjalar kesegala arah berupa gelombang. Gelombang ini merambat tanpa memerlukan medium Gelombang adalah energi yang menjalar melalui medium GELOMBANG MEKANIK GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

27 karakteristik gelombang transversal dan longitudinal beserta contohnya
GELOMBANG adalah getaran yang menjalar

28 ENERGI YANG BERGERAK SEDANGKAN MEDIUMNYA TIDAK
Memformulasikan masalah perambatan gelombang melalui suatu medium ENERGI YANG BERGERAK SEDANGKAN MEDIUMNYA TIDAK

29 Berapa λ = Amplitudo = 1 m Berapa λ = Amplitudo = 0,5 m 0,3 m Jumlah gelombang = 1 λ Jumlah gelombang = ½ λ Berapa λ = Amplitudo = 0,4 m 0,1 m Jumlah gelombang = 4 λ Berapa λ = Amplitudo = 1 m Jumlah gelombang = 1½ λ

30 ASPEK APA YANG DI AMATI KECEPATAN GELOMBANG (V)
SIMPANGAN GELOMBANG ( Y ) PANJANG GELOMBANG ( l ) FREKWENSI GELOMBANG ( f ) SUDUT FASE (q) FASE GELOMBANG

31 T = periode gelombang (s) λ = panjang gelombang (m)
Q yP yQ λ O C B f = frekuensi (hz) T = periode gelombang (s) λ = panjang gelombang (m) v = cepat rambat gelombang (m/s) yP = simpangan titik P ( m ) yQ = simpangan titik Q ( m )

32 λ V = = λ . f T Y = A sin 2p /T ( t – x/v ) T.v = λ y = 2 Sin 2p{ t - x } T λ SUDUT FASE (q) = 2p /T ( t – x/v ) FASE GELOMBANG = ( t/T – x/v ) Fase gelombang merupakan bilangan pecahan diperoleh dari hasil perhitungan rumus di atas. Misal jika hasil 4,5 maka fase gelombang 0,5

33 FASE DAN SUDUT FASE GELOMBANG
BILANGAN PECAHAN

34 Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 1 3 1/1
2 5 2/2 Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 1,5 4 2/1 Jumlah gelombang = Jumlah simpul = Jumlah perut/lembah = 2,5 6 3/2

35

36

37

38

39

40 PERCOBAAN MELDE 1) Gelombang Stasioner pada Dawai
Untuk menentukan kecepatan perambatan gelombang pada dawai, Melde melakukan percobaan dengan memakai alat seperti pada gambar berikut ini.

41 Dari hasil percobaan Melde mendapat suatu kesimpulan sebagai berikut.
a) Untuk panjang dawai yang tetap maka kcepatan perambatan gelombang berbanding terbalik dengan massa dawai. b) Untuk massa dawai tetap, cepat rambat gelombang berbanding lurus dengan akar panjang dawai. c) Cepat rambat gelombang dalam dawai berbanding lurus dengan akar tegangan dawai.

42 Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut.
= massa tiap satuan panjang Newton (N) dan μ dalam kg/m.

43 Jadi, kecepatan perambatan gelombang pada dawai adalah berbanding lurus dengan akar tegangan kawat dan berbanding terbalik dengan akar massa kawat per satuan panjang.

44 Contoh soal Seutas dawai yang panjangnya 1 meter dan massanya 25 gram ditegangkan dengan gaya 2,5 N. Salah satu ujungnya digetarkan sehingga terjadi gelombang stasioner. Tentukan cepat rambat gelombang tersebut

45

46 Intensitas didefinisikan sebagai energi yang dipindahkan tiap satuan luas tiap satuan waktu. Karena energi tiap satuan waktu kita ketahui sebagai pengertian daya, maka intensitas bisa dikatakan juga daya tiap satuan luas. Secara matematis : I = 𝑃 𝐴 I = Intensitas bunyi (W/m2)

47 A = luas penampang P = daya sumber bunyi (Energi tiap waktu atau daya (W)) Jika sumber bunyi memancarkan ke segala arah sama besar (isotropik), luas yang dimaksud sama dengan luas permukaan bola, yaitu A = 4∏R2

48 Sehingga I = 𝑃 4∏𝑅2 Intensitas bunyi terendah yang umumnya didengar manusia memiliki nilai 10-12 W/m2. Biasanya disebut sebagai intensitas ambang (I0). Jangkauan intensitas bunyi ini sangat lebar berkaitan dengan kuat bunyi, sehingga secara tidak langsung kuat bunyi sebanding dengan intensitasnya

49 Taraf Intensitas Bunyi
Hubungan antara kuat bunyi dan intensitas bunyi diberikan oleh Alexander Graham Bell  Taraf Intensitas Bunyi adalah logaritma perbandingan intensitas bunyi terhadap intensitas ambang. Secara matematis, taraf intensitas bunyi didefinisikan sebagai : TI = 10 log 𝐼 𝐼𝑜

50 TI =Taraf intensitas bunyi (desiBell disingkat dB)
I = Intensitas bunyi (W/m2) I0 =Intensitas ambang pendengaran manusia (10-12 W/m2

51 Untuk n buah sumber bunyi identik, misalnya ada n sirine yang dinyalakan bersama-sama, maka besarnya taraf intensitas bunyi dinyatakan sebagai : TIn = TI logn TI1 adalah taraf intensitas bunyi untuk satu buah sumber.

52 Jika didengar di dua titik yang jaraknya berbeda, besar intensitas bunyi di titik ke-2 bisa dinyatakan sebagai : 𝑇𝐼 2 = 𝑇𝐼 𝑙𝑜𝑔 𝑟 1 𝑟 2

53 Seorang anak berteriak di tanah lapang, dan menghasilkan taraf intensitas 60 dB, diukur dari jarak 10 meter. Jika ada 10 orang anak berteriak dengan intensitas bunyi yang sama dan di ukur dari dan diukur dari jarak 10 meter, hitunglah taraf intensitas anak-anak tersebut.

54 Penyelesaian: TIn = TI1 + 10 log n = 60 dB +(10 log 10) dB
= 60 dB + 10 dB = 70 dB.

55 Taraf intensitas bunyi sebuah air dari jarak 1 meter adalah 60 dB
Taraf intensitas bunyi sebuah air dari jarak 1 meter adalah 60 dB. Tentukan taraf intensitasnya jika diamati dari jarak 10 meter. Jawab Diketahui: TI1 = 60 dB; r1 = 1 m; r2 = 10 m TI2­ = TI1 – 20 log r1/r2 = (60 dB) – 20 log (10 m/1 m) dB = (60 dB) - (20 dB) = 40 dB

56 Batas intensitas bunyi yang bisa didengar telinga manusia normal antara lain sebagai berikut:
1)  Intensitas terkecil yang masih dapat menimbulkan rangsangan pendengaran pada telinga manusia adalah sebesar 10-12Wm-2pada frekuensi Hz dan disebut intensitas ambang Pendengaran.

57 2)  Intensitas terbesar yang masih dapat diterima telinga manusia tanpa rasa sakit adalah sebesar 1 Wm-2. Jadi, batasan pendengaran terendah pada manusia adalah 10-12 Wm-2 dan batasan pendengaran tertinggi pada manusia adalah 1 Wm-2

58


Download ppt "GELOMBANG MEKANIK."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google