Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Penyakit Pada Ruminansia

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Penyakit Pada Ruminansia"— Transcript presentasi:

1 Penyakit Pada Ruminansia
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

2 teknologi produksi ternak 2017
Keberhasilan setiap usaha peternakan tidak hanya bergantung atas faktor-faktor bibit, pakan, dan manajemen, akan tetapi bergantung pula terhadap faktor penyakit. Usaha yang telah dirintis dengan susah payah akan jadi sia-sia, bila peternak tidak memperhatikan kesehatan ternak. Oleh karena itu pengendalian penyakit menjadi lebih utama dibandingkan pengobatan terhadap penyakit yang telah berjangkit di suatu peternakan. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

3 teknologi produksi ternak 2017
Berdasarkan penyebabnya, penyakit dikelompokkan ke dalam enam kelompok, yaitu : 1. Penyakit yang diakibatkan oleh parasit. 2. Penyakit yang diakibatkan oleh virus. 3. Penyakit yang diakibatkan oleh bakteri. 4. Penyakit yang diakibatkan oleh gangguan metabolisme 5. Penyakit yang diakibatkan oleh faktor keturunan (genetik). 6. Penyakit yang diakibatkan oleh kesalahan nutrisi, penatalaksanaan atau lingkungan. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

4 teknologi produksi ternak 2017
Selain berdasarkan penyebabnya, penyakit dapat pula dikelompokkan berdasarkan sistem tertentu di dalam tubuh ternak, antara lain. 1. Penyakit pada sistem pencernaan. 2. Penyakit yang menyerang hati. 3. Penyakit pada sistem cardiovaskuler. 4. Penyakit pada darah dan organ-organ pembentuk darah. 5. Penyakit pada sistem urinary (saluran kencing). 6. Penyakit pada sistem saraf. 7. Penyakit pada perototan dan pertulangan 8. Penyakit pada kulit. 9. Penyakit pada sistem reproduksi. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

5 teknologi produksi ternak 2017
Hal-hal yang perlu diperhatikan agar tidak mudah terserang penyakit, antara lain adalah : 1. Perhatikan kebersihan ternak, peralatan yang digunakan, dan lingkungan setempat. 2. Pisahkan ternak sakit atau diduga sakit pada kandang isolasi dan bersihkan kandang yang pernah ditempati ternak sakit oleh desinfektan. 3. Pantau dan rawat ternak-ternak yang sakit secara cermat dan teliti. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

6 teknologi produksi ternak 2017
4. Berikan ransum yang memiliki kualitas yang baik dalam kuantitas yang memadai, di samping itu sediakan air minum yang bersih dalam jumlah yang cukup. 5. Ternak dari luar peternakan yang didatangkan, sebaiknya dipisahkan pada kandang isolasi dan dipantau paling tidak selama hari, sampai diyakini benar ternak tersebut tidak bermasalah dari sisi kesehatan. 6. Konsultasi dengan petugas dinas peternakan setempat atau dokter hewan, untuk memeriksakan kondisi ternak, vaksinasi, atau hal-hal lain. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

7 teknologi produksi ternak 2017
Beberapa jenis penyakit yang berbahaya atau sering menyerang ternak ruminansia : I. Anthrax atau Radang Limpa, disebabkan oleh Bacillus anthraxis. Tandatanda penyakit ini antara lain: demam yang tinggi, sulit bernafas dan defekasi (buang kotoran), kehilangan nafsu makan, pembengkakan di bawah kulit leher, dada, perut, dan rusuk , keluar darah dari mulut, hidung, dan dubur. Penyakit ini sangat berbahaya dan mudah menular kepada manusia yang dapat menimbulkan kematian mendadak. Sporanya tahan sampai 50 tahun di dalam tanah dan sering digunakan sebagai bahan pembuatan senjata biologis. Bagi ternak yang sudah mati akibat anthrax, dibakar, diberi desinfektan kemudian dikubur. Sedangkan bangkai yang sudah terlanjur dikubur, tanahnya dibuka kembali, tanah galian diberi desinfektan dan kapur, serta bangkai dibakar, kemudian kuburan kembali ditutup. Susu yang berasal dari ternak sakit harus dimusnahkan, dibuang dengan dicampur larutan formalin. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

8 teknologi produksi ternak 2017
Pencegahan: Anthrax dapat dicegah dengan vaksinasi pada semua hewan ternak di daerah enzootik Anthrax yang dilakukan setiap tahun disertai cara-cara pengawasan dan pengendalian yang ketat. Di Indonesia menggunakan vaksin aktif strain 34 F2, yang dapat dipakai untuk semua hewan ternak dan relatif aman, daya pengebalannya tinggi berlangsung selama 1 tahun. dosis untuk hewan besar 1 ml, SC. Untuk hewan kecil : 0,5 ml, SC. Untuk hewan tersangka sakit dapat dipilih salah satu dari perlakuan sebagai berikut: (1) Penyuntikan antiserum dengan dosis pencegahan (hewan besar, ml, hewan kecil 10 ml) (2) Penyuntikan antibiotika (3) Penyuntikan kemoterapetika (4) Penyuntikan antiserum dan antibiotika atau antiserum dan kemoterapetika. Cara penyuntikan antiserum homolog ialah IV atau SC, sedangkan untuk antiserum heterolog SC. Dua minggu kemudian bila tidak timbul penyakit, disusul dengan vaksinasi. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

9 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

10 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

11 teknologi produksi ternak 2017
Anthrax yang menulari manusia dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

12 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

13 teknologi produksi ternak 2017
II. Septichaemia epizootica (SE) atau Ngorok, disebabkan oleh Pasteurella multocida. Tanda-tanda penyakit ini antara lain : bengkak di bawah rahang dan di daerah tenggorokan, lidah bengkak dan menjulur ke luar, mulut menganga dan berbusa, sulit bernafas, dan yang paling khas adalah suara ngorok yang jelas terdengar. Penyakit ngorok sering menyerang ternak pada saat kondisi tubuh dalam keadaan lemah. Ternak sapi yang terserang penyakit SE kronis, harus dimusnahkan (dibakar), Jika masih dalam taraf awal, sapi dapat dipotong dan dagingnya bisa dikonsumsi, namun harus diperiksa oleh Dokter Hewan/ petugas kesehatan terlebih dahulu. Lakukan karantina yang ketat terhadap ternak sapi yang masuk dari daerah yang sedang terjangkit dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

14 teknologi produksi ternak 2017
pengobatan dengan beberapa jenis antibiotika sebagai berikut : 1.Oxytetracycline dengan dosis 50 mg/10 Kg BB 2.Streptomycin dengan dosis 5 –10 mg/Kg BB 3.Sulphadimidine (Sulphamezathine): 2 gram/30 Kg BB. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

15 teknologi produksi ternak 2017
III. Apthae epizootica atau Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), disebabkan oleh virus dari familia Picornaviridae Tanda-tanda penyakit ini antara lain : Demam yang tinggi, kehilangan nafsu makan, terlihat pelepuhan pada gusi dan selaput lendir, salivasi tinggi (banyak mengeluarkan air liur), terdapat luka di antara kuku sehingga ternak sering terlihat pincang bahkan tidak dapat berjalan sama sekali. Wabah ini terjadi karena pemasukkan hewan dari daerah lain. Memiliki penularan yang tinggi, tetapi kematiannya rendah. Kerugian bukan disebabkan karena kematian, tetapi karena susutnya berat badan, turunya produksi susu, kehilangan tenaga kerja, pertumbuhan lambat, hambatan lalu lintas ternak, termasuk penyebaran bibit antar daerah dan harganya merosot. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

16 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

17 teknologi produksi ternak 2017
Pengobatan Dapat diberikan : - Immunoglobulin IV (IGIV), pada pasien imunokompromis atau neonatus - Extracorporeal membrane oxygenation. Pengobatan simptomatik : - Antiseptik di daerah mulut - Analgesik misal parasetamol - Cairan cukup untuk dehidrasi yang disebabkan sulit minum dan karena demam - Pengobatan suportif lainnya ( gizi dll ) Penyakit ini adalah “selflimiting diseases”, yaitu dapat sembuh dengan sendirinya, dalam 7-10 hari. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

18 teknologi produksi ternak 2017
IV. Brucellosis, Pada Sapi : Kuman Brucella abortus Pada Domba/Kambing : Kuman Brucella militensis Pada Babi : Kuman Brucella suis Tanda-tanda penyakit ini antara lain : terjadi keguguran pada pertengahan kebuntingan, anak yang lahir biasanya mati atau lahir sangat lemah dan tidak berkembang normal, ambing dan alat kelamin kadang-kadang bengkak, kadangkadang nafsu makan menurun dan demam ringan namun lebih sering tidak menunjukkan gejala-gejala tersebut. Belum ada obat efektif untuk Brucellosis Ciri dan Gejala umum Penyakit Brucellosis pada sapi : Keguguran pada bulan ke 5-8 kebuntingan Mengeluarkan cairan vaginal yang bersifat infeksius dan berwarna keruh Pada sapi  jantan memperlihatkan gejala epididimis dan orchitis (infeksi pada epididimis dan testis)  dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

19 teknologi produksi ternak 2017
V. PENYAKIT SURRA Penyakit surra merupakan penyakit parasit yang disebabkan oleh protozoa Trypanosoma evansi Parasit ini hidup dalam darah induk semang dan memperoleh glukosa sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah induk semangnya. Menurunnya kondisi tubuh sapi akibat cekaman misalnya stress, kekurangan pakan, kelelahan, kedinginan dan sebagainya merupakan faktor yang memicu kejadian penyakit ini. Penularan terjadi secara mekanis dengan perantaraan lalat penghisap darah seperti Tabanidae, Stomoxys, Lyperosia, Charysops dan Hematobia serta jenis arthropoda yang lain seperti kutu dan pinjal. Penyakit surra sering menyerang sapi pada musim hujan dimana kondisi kekebalan sapi sering turun dan melemah . Beberapa kasus bahkan dapat menewaskan ternak terutama kerbau. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

20 teknologi produksi ternak 2017
Ciri Dan Gejala Umum Penyakit Surra pada sapi adalah sebagai berikut: Gerakan sapi menjadi tidak aturan (sempoyongan, jalan berputar putar/mubeng) jika sudah parah sering kejang – kejang  Selaput lendir menguning Tidak ada nafsu makan dan bulu rontok Demam dan cepat lelah  Pencegahan Dan Pengobatan Penyakit Surra pada sapi : Penyemprotan insektisida di kandang ternak (biasanya sejenis asuntol) untuk mencegah datangnya serangga penghisap darah. Hindarkan kandang sapi dari tempat yang rawan menjadi sarang serangga (parit dan tempat lembab) Sisa - sisa pakan ternak jangan sampai membusuk di kandang Bila sapi luka, jangan sampai dibiarkan infeksi dan menjadi makanan bagi lalat Karantina sapi yang sakit dan berikan obat berupa atocyl maupun artosol, namun dalam penggunaannya hendaknya melalui konsultasi dengan dokter hewan setempat Sumber Dari:  dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

21 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

22 teknologi produksi ternak 2017
VI. Mastitis, disebabkan oleh Streptococcus cocci dan Staphylococcus cocci. Tanda-tanda penyakit ini adalah ambing bengkak dan terasa panas bila diraba, air susu yang dihasilkan encer atau menggumpal dan kadangkadang bercampur darah atau nanah, bulu kusam dan kasar, nafsu makan menurun, produksi turun bahkan dapat berhenti sama sekali dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

23 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

24 teknologi produksi ternak 2017
VII. Bloat atau Tympani atau Kembung Perut, disebabkan oleh penimbunan gas yang berlebihan di dalam rumen. Tanda-tanda penyakit ini adalah : Perut di sebelah kiri membesar (gembung), pinggang sedikit membungkuk, nafas pendek-pendek dan cepat. Bila tidak cepat ditangani dan berlangsung terus dapat menyebabkan kematian. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

25 teknologi produksi ternak 2017
Pencegahan dan Pengobatan Kembung Perut pada sapi : Jangan biasa memberikan pakan rumput yang masih basah, terutama di pagi hari Kurangi prosentase pemberian leguminose hijauan Jerami kering berikan di pagi hari sebelum memakan hijauan jenis lain Usahakan ternak banyak bergerak sehingga mengurangi gas pada lambung Cara pengobatan yang biasa diberikan adalah anti bloat yang mengandung dimethicone dan minyak nabati yang berasal dari kacang tanah. Minyak nabati bisa disuntikkan pada sapi yang terkena bloat Konsultasikan pada dokter hewan untuk penggunaan obat yang tepat Sumber Dari:  dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

26 teknologi produksi ternak 2017
VIII. Scabies atau Kudis, disebabkan oleh kutu atau tungau dan kebersihan ternak yang kurang terpelihara. Tanda-tanda penyakit scabies adalah : nafsu makan turun, ternak merasakan gatal-gatal mulai dari bagian kepala, bibir, dan bagian-bagian tubuh yang lain. Ternak yang terserang sering menggosok-gosokan badannya pada tiang atau dinding kandang. Pada daerah yang gatal muncul bercak-bercak merah, timbul bisul, akhirnya kulit menebal, bersisik, bulu rontok dan timbul keropeng-keropeng. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

27 teknologi produksi ternak 2017
IX. Cacingan, disebabkan oleh serangan cacing, diantaranya cacing hati (Faciola hepatica), cacing pita (Taenia saginata atau Taenia solium), Haemonchus contortus yang banyak menyerang domba. Tanda-tanda penyakit cacingan antara lain: nafsu makan menurun, perut buncit, lemah, pucat pada selaput lendir mata, dan mencret. dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017

28 teknologi produksi ternak 2017
dwi pangesti s teknologi produksi ternak 2017


Download ppt "Penyakit Pada Ruminansia"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google