Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENGENALAN TEKNOLOGI FEROSEMEN UNTUK JARINGAN IRIGASI TERSIER

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENGENALAN TEKNOLOGI FEROSEMEN UNTUK JARINGAN IRIGASI TERSIER"— Transcript presentasi:

1 PENGENALAN TEKNOLOGI FEROSEMEN UNTUK JARINGAN IRIGASI TERSIER
UJI COBA DIKLAT TEKNOLOGI FEROSEMEN UNTUK JARINGAN IRIGASI TERSIER PENGENALAN TEKNOLOGI FEROSEMEN UNTUK JARINGAN IRIGASI TERSIER KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA PUSDIKLAT SUMBER DAYA AIR DAN KONSTRUKSI BALAI UJI COBA SISTEM DIKLAT SDA DAN KONSTRUKSI

2 BIODATA PENGAJAR Hanhan Ahmad Sofiyuddin, STP, MAgr Jabatan :
Kepala Seksi Layanan Balai Litbang Irigasi (2016 – sekarang) Peneliti muda bidang irigasi (2015 – sekarang) Pengolah data dan informasi ( ) HP :

3 TUJUAN PEMBELAJARAN TUJUAN UMUM INDIKATOR HASIL BELAJAR
Setelah mengikuti pembelajaran ini peserta diklat diharapkan mampu memahami teknologi ferosemen untuk jaringan irigasi tersier INDIKATOR HASIL BELAJAR Setelah mengikuti pembelajaran mata pelatihan ini peserta diklat dapat: Menjelaskan konsepsi teknologi ferosemen Menjelaskan contoh penerapan teknologi ferosemen

4 OUTLINE PEMBELAJARAN 1. Konsepsi Teknologi Ferosemen
Isu dan kebijakan terkait pengelolaan jaringan irigasi Sejarah Karakteristik bahan Keunggulan 2. Contoh Penerapan Teknologi Ferosemen Contoh Desain Prasarana Irigasi Ferosemen Studi Kasus Penerapan Ferosemen

5 ISU PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN IRIGASI
Ketersediaan Air Institusi dan Kelembagaan Kondisi Infrastruktur Tata Guna Lahan Perubahan iklim Kompetisi penggunaan air ISU PENGEMBANGAN DAN PENGELOLAAN IRIGASI

6 OP Partisipatif di 283 Daerah Irigasi
PROGRAM DITJEN SDA OP Partisipatif di 283 Daerah Irigasi Penguatan Komisi Irigasi Pemberdayaan P3A Audit Kinerja Sistem Irigasi juta Ha 1 juta Ha Pengembangan baru 3 juta Ha Rehabilitasi 65 Bendungan 29 selesai Sumber : Ditjen SDA (2019)

7 KONDISI JARINGAN IRIGASI AIR TANAH (1%) Luas 113,600 Ha IP 1,4
Provitas 5,16 (ton/ha) IRIGASI RAWA (18%) Luas 1,643,283 Ha IP 1,2 – 1,3 Provitas 3,5 – 5,16 (ton/ha) IRIGASI TAMBAK (2%) Luas 189,747 Ha IP -- Provitas 5,16 (ton/ha) IRIGASI PERMUKAAN (78%) Luas 7,145,168 Ha IP 1,4 – 2,3 Provitas 5,16 (ton/ha) IRIGASI POMPA (1%) Luas 44,23 Ha IP -- Provitas 5,16 (ton/ha) Sumber: Kementerian PU (2014) dan Permen 14 Tahun 2015

8 Sumber: Direktorat Irigasi dan Rawa

9

10 Sumber: Direktorat Irigasi dan Rawa

11 Arah kebijakan pengelolaan irigasi??
Rehabilitasi ? Metode? Cakupan : primer & sekunder? Tersier?

12 Single Management bendung + primer + sekunder + tersier
Arahan Presiden melalui surat Menseskab agar pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi menggunakan prinsip satu manajemen (single management) yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR Kementerian PUPR secara sinergi agar berkoordinasi dengan K/L lain untuk segera mempersiapkan regulasi, pedoman, juklak/juknis untuk mengimplementasikannya (mulai tahun 2018) Prinsip single management agar memanfaatkan teknologi informasi geospasial Pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi terintegrasi dari hulu ke hilir secara satu kesatuan yang dilaksanakan oleh Kementerian PUPR. bendung + primer + sekunder + tersier Sumber: Direktorat Bina OP

13 ROGRAM PERCEPATAN PENINGKATAN TATA GUNA AIR IRIGASI …
bws-sumatera5.com › Berita Pada tahun 2017 ini Kementerian PUPR menargetkan lokasi yang tersebar di seluruh Indonesia dengan anggaran sebesar Rp600 milyar agar masyarakat dapat merasakan perbaikan jaringan irigasi melalui program ini. Sementara untuk provinsi Sumatera Barat adalah lebih kurang sebesar Rp 17 milyar yang tersebar pada 98 lokasi jaringan irigasi. Surat Sekretaris Kabinet RI B-590/Seskab/PMK/11/2017 Optimalisasi Lapangan Kerja di Desa (Padat Karya) Program Padat Karya Kementerian PUPR Tahun 2018 Akan ... Aug 17, 2016 · “Program padat karya tahun 2018 mampu menyerap orang tenaga kerja atau sebanyak 20,5 juta hari orang kerja (HOK) dengan upah yang dibayarkan secara harian mencapai Rp 2,4 triliun dari total alokasi,” kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono di Jakarta, Jumat (3/11/2017).

14 Kualitas = pracetak Kendala: Waktu pengerjaan/pengeringan relatif lama
Keseragaman kualitas bahan SE Dirjen SDA 04/SE/2017 menganjurkan penggunaan beton precast Kualitas Cepat dan mudah Estetika Lining saluran (precast) mencakup porsi anggaran besar dari total anggaran untuk irigasi

15

16 JARINGAN IRIGASI TERSIER
TEKNOLOGI UNTUK INFRASTRUKTUR JARINGAN IRIGASI TERSIER berkualitas – cepat partisipatif – mudah – murah > FEROSEMEN <

17 FEROSEMEN Ferosemen adalah suatu tipe dinding beton bertulang, tipis (3,00) cm, yang dibuat dari mortar semen hidrolis, dengan perbandingan campuran 1 semen : (2-3) pasir, diberi tulangan (≤ 6,0 mm) dengan lapisan kawat anyam (wiremesh) ukuran ≤ 1,0 mm, terus-menerus dan rapat.

18 BAHAN Pasir Air (SNI 7974:2013) PC (SNI 2049:2015)
Kadar lumpur <3% Gradasi baik (SNI ASTM C ) Air (SNI 7974:2013) PC (SNI 2049:2015) Besi beton (SNI 2052:2014/ASTM A36) tulangan tegak atau pokok, berdiameter maksimum 6 mm. tulangan horizontal atau pembagi, berdiameter maksimum 4 mm. Jarak tulangan rangka adalah 10 cm sampai dengan 30 cm. Kawat anyam Diameter < 1,5 mm Lebar bukaan 10 – 25 mm

19 KARAKTERISTIK BAHAN Kuat lentur : spesifikasi dan konfigurasi tulangan
Kuat tekan : spesifikasi mortar Ketahanan impak dan retak susut : spesifikasi mortar dan kawat anyam Kekedapan: spesifikasi mortar

20 Awal mula digunakan untuk perahu: ferrocement boat (1848) Dipatenkan oleh Joseph Lambot “ferciment” (1855) Sumber:

21 Dibentuk komisi 549 oleh American Concrete Institute (ACI)
tentang ferosemen Replikasi Perdana oleh PKPT Penerapan awal untuk perahu (Joseph Lamhot) Penerapan untuk bangunan (Pierre Luigi Nervi) Penelitian oleh Balai Irigasi 1845 1947 1970 2010 2017

22 KEUNGGULAN Mudah diaplikasikan dengan peralatan sederhana;
Kuat lentur lebih tinggi dibandingkan dengan beton biasa; Lebih ekonomis dibandingkan dengan teknologi konvensional; Mudah diadaptasikan ke dalam prinsip fisik, mekanik, maupun hidrolik; Menggunakan material lokal dan dapat dibuat insitu atau pracetak; Lebih efektif dan efisien dengan metode yang cukup sederhana; Pembuatan dan pemasangan mudah sehingga dapat dilaksanakan secara partisipatif oleh kelompok petani pengguna air

23 PERBANDINGAN Uraian Pas. Batu Beton Ferosemen Biaya konstruksi ●●●
●●●● ●● OP Umur teknis Keseragaman kualitas ●●●●● Life cycle cost Mobilisasi bahan Waktu pengerjaan Kebutuhan tenaga kerja Kehilangan air

24 PENGGUNAAN UNTUK INFRASTRUKTUR IRIGASI

25 LINING SALURAN FEROSEMEN
Desain lining tipe dinding saluran Desain lining tipe talang

26 BOKS TERSIER FEROSEMEN

27 Uji aplikasi boks tersier dan saluran ferosemen di Laboratorium outdoor Balai Irigasi

28 Uji aplikasi saluran ferosemen di Cianjur

29 Pembersihan lahan Pelepaan Pemasangan Perancah Penulangan Finishing

30 Uji aplikasi saluran ferosemen di Karawang

31 Uji aplikasi boks tersier ferosemen di Cianjur

32 Penulangan Pemasangan Pembuatan Cetakan Pengangkutan Pelepaan

33 Penerapandi DI Kiawit, Dusun Sajingan Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat

34 DAUN PINTU FEROSEMEN

35 Uji aplikasi daun pintu ferosemen di Karawang

36 Uji aplikasi daun pintu ferosemen di Laboratorium Outdoor Balai Irigasi

37 SKOTBALK FEROSEMEN

38 Uji aplikasi skotbalk ferosemen di Karawang

39 PINTU KLEP

40

41 TERIMA KASIH…


Download ppt "PENGENALAN TEKNOLOGI FEROSEMEN UNTUK JARINGAN IRIGASI TERSIER"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google