Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

FARMASETIKA SALEP.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "FARMASETIKA SALEP."— Transcript presentasi:

1 FARMASETIKA SALEP

2 Outline Definisi salep dan krim Fungsi salep dan krim
Kualitas dasar salep dan krim Penggolongan dasar salep dan krim Sifat dasar salep dan krim Penggolongan salep dan krim Peraturan pembuatan salep dan krim Faktor yang mempengaruhi absopsi oleh kulit

3 Definisi Salep Menurut FI edisi V Salep adalah sediaan setengah padat yang ditujukan untuk pemakaian topikal pada kulit atau selaput lendir

4 Fungsi Salep Sebagai bahan pembawa substansi obat untuk pengobatan kulit Sebahai bahan pelumas pada kulit Sebagai pelindung untuk kulit yaitu mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan berair dan rangsang kulit

5 C. Kualitas dasar salep Stabil, selama dipakai harus bebas dari inkompatibilitas (tidak tercampurnya bahan obat) dan bebas dari pengaruh suhu dan kelembaban udara Lunak, semua zat yang ada dalam salep harus dalam keadaan halus dan homogen Mudah dipakai Dasar salep cocok dengan bahan obatnya Dapat terdistribusi merata

6 PENGGOLONGAN SALEP

7 Menurut sifat farmakologi / teurapeutik
a. Salep epidermik (salep penutup), salep ini berguna untuk melindungi kulit,menghasilkan efek lokal, & untuk meredakan rangsangan/anestesi lokal,tidak diabsorpsi,kadang-kadang ditambahkan antisepeik atau adstringensia. Dasar salep yang cocok adalah dasar salep senyawa hidrokarbon Salep endodermik, salep yang bahan obatnya menembus ke dalam kulit,tetapi tidak melalui kulit,terabsorpsi sebagian dan digunakan untuk melunakan kulit atau selaput lendir. Dasar salep yang terbaik adalah minyak lemak c. Salep diadermik, salep yang bahan obatnya menembus ke dalam tubuh melalui kulit untuk mencapai efek yang diinginkan. Misalnya salep salep mercuri, iodida,belladona dll. Dasar salep yang baik adalah adeps lanae dan oleum cacao

8 Menurut dasar salep Salep hydropfobik: salep yang tidak suka air atau salep yang dasar salepnya berlemak,tidak dapat dicuci dengan air misalnya campuran lemak lemal- lemak, minyak lemak,malam Salep hydrofilik: salep yang suka air atau kuat menarik air,biasanya memliki dasar salep tipe m/a

9 Dasar Salep Kecuali dinyatakan lain,bahan dasar atau basis salep yang digunakan adalah vaselin album. Pemilihan dasar salep tergantung pada : Khasiat yang diinginkan Sifat bahan obat yang dicampurkan Ketersediaan hayati Stabilitas & ketahanan sediaan jadi

10 PENGGOLONGAN DASAR SALEP
Dasar salep senyawa HIDROKARBON (dasar salep berlemak) Salep ini dimaksudkan untuk memperpanjang kontak bahan obat dengan kulit & bertindak sebagai pembalut penutup. Digunakan terutama sebagai emolien,sukar dicuci,tidak mengering dan tidak tampak berubah dalam waktu yang lama, Contohnya : vaselin album,vaselin flavum,malam putih (cera alba), malam kuning (cera flava) atau campurannya

11 berfungsi sebgai emolien,dibagi dalam 2 kelompok :
Dasar salep serap berfungsi sebgai emolien,dibagi dalam 2 kelompok : Dasar salep yang dapat bercampur dengan air membentuk emulsi air dalam minyak (parafin hidrofilik dan lanolin anhidrat) Adeps lanae, unguentum simpleks (cera flava : oleum sesami = 30 : 70), hydrophilic petrolatum ( vaselin alba : cera alba : stearyl alkohol : kolesterol = 86 : 8 : 3 : 3

12 3. Dasar salep yang dapat dicuci dengan air
Dasar salep ini adalah emulsiminyak dalam air,antara lain salep hidrofilik (krim). Dapat dicuci dengan air, karena mudah dicuci maka lebih dapat diterima sebagai bahan dasar kosmetik. Contoh : Dasar salep emulsi tipe m/a (seperti vanishing cream), emulsifying ointment B.P., emulsifying wax, hydrophilic ointment

13 4.Dasar salep larut dalam air (dasar salep tidak berlemak),
terdiri atas konstituen yang larut dalam air,keuntungannya dapat dicuci dengan air dan tidak mengandung bahan yang tidak larut dalam air. Contoh: PEG atau campurannya

14 Menurut konsistensi/bentuk salep
Unguentum Cream Pasta Cerata Gel Oculenta Menurut efek farmakologi/daya penetrasi Salep epidermic Salep endodermic Salep diadermic Menurut dasar salep Salep hydrophobic Salep hydrophilic

15 1. Menurut konsistensi/bentuk salep
Unguentum: salep yang mempunyai konsistensi seperti mentega, tidak mencair pada suhu biasa, mudah dioleskan Cream: salep yang berupa emulsi kental mengandung tidak kurang 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Pasta: salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat/serbuk  merupakan suatu salep yang tebal, keras dan tidak meleleh pada suhu badan  contoh: pasta berlemak, pasta kering, pasta pendingin dan pasta gigi. Cerata: salep berlemak yang mengandung kadar tinggi lilin (wax), hingga konsistensinya jadi lebih keras  contoh: CMN/ceratum labiale Gel: salep yang lebih halus, umumnya cair dan mengandung sedikit atau tanpa lilin, dipergunakan terutama pada membran mukosa, sebagai pelicin atau dasar salep. Biasanya terdiri dari campuran sederhana dari minyak dan lemak dengan titik lebur rendah. Oculenta: salep steril untuk pengobatan mata dengan menggunakan dasar salep yang cocok. Syarat oculenta: Tidak boleh mengandung bagian-bagian kasar Dasar salep tidak boleh merangsang mata dan harus memberi kemungkinan obat tersebar dengan perantaraan air mata Obat harus tetap berkhasiat selama penyimpanan Salep mata harus steril dan disimpan dalam tube yang steril

16 Pasta: Pasta berlemak  salep yang mengandung lebih dari 50% zat padat (serbuk). Sebagai bahan dasar salep digunakan vaselin, dan parafin cair. Pasta kering  suatu pasta bebas lemak yang mengandung sekitar 60% zat padat (serbuk). Dalam pembuatan akan terjadi kesukaran bila dalam resep tertulis Ichthamolum atau tumenol ammonium. Bentonit ditambahkan sebagai stabilisator  bentonit dicampur dengan serbuk lain baru ditambahkan cairan yang tersedia. Pasta pendingin  campuran serbuk minyak lemak dan cairan berair, dikenal dengan salep tiga dara

17 Definisi Krim FI III: Krim adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi, mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. FI IV: Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. FORNAS: Krim adalah sediaan setengah padat, berupa emulsi kental, mengandung air tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.

18 Tipe Krim Tipe minyak air (m/a) trietanolamin, natrium laurisulfat, kuning telur, gelatinum, caseinum, CMC, dan emulgidum Tipe air minyak (a/m) sabun polivalen, span, adeps lanae, koleterol, dan cera

19 Komponen Zat Aktif Krim
Antibiotik, Fungisida ,Antiinflamasi, antihistamin, antiseptik, analgetik, adstringen, keratolitik Basis krim (sebagai pembawa zat berkhasiat) Basis hidrokarbon Basis absorbs Basis yang tercampur dengan air Basis yg larut dalam air Emulgator (mestabilkan emulsi krim) Ex: Trietanolamin, Na lauril sulfat Komponen Basis Krim

20 Komponen Basis Krim Basis hidrokarbon Basis absorbs
Sedikit atau tidak mengandung air sama sekali, tidak tercampur dgn air. Dapat melekat pada permukaan kulit dalam waktu yg lama. Keuntungan: dapat digunakan untuk zat aktif yg mudah terhidrolisis. Contoh: vaselin alba, vaselin flava, paraffin cair Basis absorbs Bersifat hidrofil, shg dapat mengabsorbsi air. Membentuk emulsi tipe air dalam minyak Contoh: lanolin Basis yang tercampur dengan air Basis ini paling banyak digunakan sebagai basis krimLarut dlm air, terabsorbsi baik oleh kulit.Membentuk emulsi tipe m/a (vanishing cream) Contoh: Asam stearat, trietanolamin steara Basis yg larut dalam air Larut dalam air, mudah dicuci, tdk berminyak, bebas lipid, tdk mengiritasi.Ex: PEG/carbowax

21 BAHAN LAIN Humectan (Meminimalkan hilangnya air dari sediaan, meningkatkan kelembaban kulit shg penetrasi zat berkhasiat akan lebih mudah) Ex : propilen glikol, sorbitol, gliserol (kons 5-20%) Pengawet (mencegah kontaminasi dan kerusakan oleh jamur dan bakteri) Ex : asam benzoat, nipagin (0,12-0,18%), nipasol (0,02-0,05%) Antioksidan (Untuk mencegah ketengikan pd sediaan krim akibat tjdnya reaksi oksidasi (autooksidasi) pada fase minyak) Ex: Na metabisulfit, vit E

22 Hal Penting tentang krim
Pengenceran krim hanya dapat dilakukan jika diketahui pengencernya yang cocok dan dilakukan dengan teknik aseptic Krim yang sudah diencerkan harus digunakan dalam jangka waktu 1 bulan Sebagai pengawet pada krim umumnya digunakan metilparaben (nipagin) dengan kadar 0,12% hingga 0,18% atau propilparaben (nipasol) dengan kadar 0,02% hingga 0,05 % Penyimpanan krim dilakukan dalam wadah tertutup baik atau tube ditempat sejuk. Penandaan pada etiket harus juga tertera “obat luar”

23 Metode Pembuatan Krim Metoda Triturasi (Skala industri)
Metoda fusion (pelelahan) 1.Bahan yg larut dlm fasa minyak dipanaskan pd suhu 60-70°C 2. Bahan yg larut dlm air dipanaskan pd suhu yg sama 3. Kedua fasa dicampur, aduk/gerus cepat sampai terbentuk masa krim Metoda Triturasi (Skala industri) Zat aktif + zat pembantu dicampur dengan sedikit basis Penambahan sisa basis, atau pelarut organik utk melarutkan zat aktif yg tdk larut Campur dgn basis yg digunakan

24 Keuntungan Sediaan Krim
Mudah dicuci dan dihilangkan dari kulit Tidak lengket Pelepasan zat berkhasiat dari krim ke permukaan kulit lebih cepat Absorpsi obat ke dalam lapisan kulit lebih cepat Krim dpt memelihara kelembaban kulit Krim mudah dipakai, sehingga dispersi obat di permukaan kulit lebih baik Karena krim byk mengandung air, disamping itu sel hidup biasanya lembab shg akan mempercepat pelepasan obat Krn krim mengandung emulgator yg juga dapat menurunkan tegangan permukaan kulit

25 Kekurangan Sediaan Krim
Susah dalam pembuatannya, karena harus dalam kondisi panas. Emulsi mudah pecah akibat komposisi formula yang tdk tepat Mudah kering dan mudah rusak, terutama tipe a/m karena terganggunya sistem pencampuran akibat perubahan suhu dan perubahan komposisi (penambahan salah satu fase secara berlebihan

26 G. Peraturan pembuatan salep
Peraturan pertama  zat-zat yang larut dalam campuran lemak, dilarutkan ke dalamnya, jika perlu dengan pemanasan, contoh: camphora larut dalam basis minyak lemak Peraturan kedua  zat-zat yang larut dalam air, dilarutkan ke dalam air dengan catatan air yang digunakan dapat diserap seluruhnya oleh basis salep. Jumlah air yang dipakai dikurangi dari basis, contoh: protargol, collargol, extrac ratanhiae,resorcin, tanin,cocain HCL Peraturan ketiga  bahan-bahan yang sukar atau hanya sebagian dapat larut dalam lemak dan air harus diserbuk lebih dulu, kemudian diayak dengan pengayak,contoh:ZnO, sulfur, kloramfenikol,anestesi Peraturan keempat  salep-salep yang dibuat dengan jalan mencairkan, campurannya harus digerus sampai dingin Kecuali dinyatakan lain dan untuk salep yang mengandung obat keras atau narkotik,kadar bahan obat adalah 10% Dasar/basis salep yang digunakan tanpa keterangan lain adalah vaselin putih

27 Anatomi dan fisiologi kulit

28 Tipe Krim: Tipe air minyak (A/M)  digunakan sabun polivalen, span, adeps lanae, cholesterol, cera Tipe minyak air (M/A)  digunakan sabun monovalen, seperti: triethanolaminum stearat, natrium stearat, kalium stearat dan ammonium stearat.

29 H. Faktor yang mempengaruhi absopsi oleh kulit
Temperatur dari kulit Penetrasi dan cara pemakaian Sifat-sifat dari obat Pengaruh dari sifat dasar salep Lama pemakaian Kondisi atau keadaan kulit

30 TERIMAKASIH


Download ppt "FARMASETIKA SALEP."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google