Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK"— Transcript presentasi:

1 MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK
Dian Ratnawati Wulan Cahya Pratiwi

2 DEFINISI/ARTI Kesehatan hewan merupakan suatu status kondisi tubuh hewan dengan seluruh sel yang menyusunnya dan cairan tubuh yang dikandungnya secara fisiologis berfungsi normal.

3 CIRI-CIRI SAPI YANG SEHAT
Aktif, sigap, sadar dan tanggap terhadap perubahan situasi disekitarnya. Kondisi tubuhnya seimbang, tidak sempoyongan/pincang, langkah kaki mantap dan teratur, dapat bertumpu dengan empat kaki dan posisi punggung rata. Mata bersinar, sudut mata bersih, tidak kotor dan tidak ada perubahan pada selaput lendir/kornea mata. Kulit/bulu halus mengkilat, tidak kusam dan pertumbuhannya rata. Frekuensi nafas teratur (20-30 kali/menit), halus dan tidak tersengal-sengal. Denyut nadi (50-60 kali/menit), irama teratur dan nada tetap

4 PENCEGAHAN dan PENGOBATAN PENYAKIT
Sanitasi/Biosecurity/Kebersihan Karantina Vaksinasi (Imunisasi) Pengobatan Disesuaikan dgn penyebab

5 Sanitasi/Biosecurity
Melakukan desinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan insektisida pembasmi serangga, lalat dan hama lainnya. Membatasi penularan penyakit melalui mobilitas pegawai. Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas keluar masuk kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit. Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena penyakit menular. Menyediakan fasilitas desinfeksi untuk staf/karyawan. Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan oleh petugas yang berwenang. Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong oleh petugas yang berwenang.

6 Karantina (Manajemen Kedatangan Ternak)
Hari 1 Kandang harus dalam keadaan bersih, kering, nyaman dengan air minum yang cukup dan pakan yang jerami yang bagus. Cek ternak yang sakit dalam kandang. Periksa dan beri pengobatan bila perlu tolak sesuai dengan kontrak pembelian. Beri pakan starter untuk pedet yang baru datang. Pemberian nomor atau identitas ternak. Pemberian obat cacing. Vaksinasi ( IBR, BVD, PI 3, BRSV; Clostridium; Haemophilus somnus; Pasteurela).

7 Sesudah Hari 1 Amati kondisi ternak 2 atau 3 kali sehari apabila ada yang sakit segera beri pengobatan. Lakukan pencatatan terhadap pengobatan awal, ulangan dan pengaruh pengobatan. Pemberian pakan konsentrat dengan kualitas yang bagus akan cepat memperbaiki kondisi ternak yang kurang sehat. Pemberian vaksinasi booster setelah 14 hari sesuai dengan petunjuk dokter hewan. Pemberian konsentrat starter secara rutin untuk pedet selama 28 hari.

8 Program Kesehatan Sapi Potong
BETINA Tes darah terhadap Brucellosis Pemberian Vitamin Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas calon pedet; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus ; Anaplasmosis. Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar

9 PEJANTAN Pemeriksaan Umum : postur tubuh, mata, alat reproduksi dan kualitas serta kuantitas sperma Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas peternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Anaplasmosis. Pemberian Vitamin Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar

10 DARA Vaksinasi (sesuai rekomendasi dinas perternakan) : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Trichomonas calon pedet; Vibriosis; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus. Pemberian Vitamin Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar

11 PEDET Umur 2-4 bulan Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV; Leptospirosis; Pasturella hemolytica; Vibriosis ; Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus. Pemberian obat cacing Kontrol terhadap parasit luar Kastrasi untuk pedet jantan setelah itu diberi implan pertumbuhan. Umur sapih (6-8 bulan) Vaksinasi : IBR, PI3, BVD, BRSV ; Leptospirosis; Pasturella hemolytica; Vibriosis, Clostridium (Blackleg); Hemophilus somnus; Brucellosis. Pemberian Vitamin

12 Penyakit dan Penanganannya
Pencernaan Kulit Reproduksi

13 Gangguan Pencernaan

14 Rumen sarat/konstipasi (Sembelit)
Penyebab: perubahan pakan mendadak, pakan serat kasar, kurang minum, kelelahan, suhu tinggi karena infeksi. Gejala: sapi ambruk/pasif, perut membesar, hipersalivasi, dehidrasi, eksp. rektal feses mengeras, nafas cepat. Terapi: Purgativa (Magnesium sulfat). Pakan diberi hijauan dan air minum Pola peternak: minuman kopi, kencur, jahe, garam inggris

15 Bloat/Kembung Penyebab: faktor pakan (tan. muda, leguminosa, konsentrat terlalu tinggi, urea tinggi) & faktor hewan (kepekaan hewan/genetik) Gejala: perut menggelembung, intake makan & minum menurun, sapi pasif/ambruk, nafas cepat & dangkal. Terapi: antibloat (dimeticone), minyak goreng (oral), vitamin (supportif), trokar.

16 Diare Penyebab: Bakteri (salmonella, clostridium, E coli), virus (rota/corona, BVD, parvo virus), Protozoa, Parasit. Gejala: tinja banyak & encer, anus kotor, dehidrasi, kelemahan dan kematian. Terapi: Disesuaikan dengan penyebabnya Penggantian cairan tubuh Pemberian antibiotik (bakteri/virus) Pemberian vitamin (supportif)

17 Cacingan Penyebab: cacing gilig, cacing pita & cacing pipih.
Gejala: lemah, kurus, bulu kusam, diare (campur darah), kelemahan, pertumbuhan lambat, kematian. Terapi: Pemberian obat cacing dan ulangannya (Albendazole, Piperazine). Sanitasi & kebersihan (pakan, minum, kandang & lingkungannya). Minimalisir siput

18 Gangguan Kulit

19 Cascado Penyebab: cacing Stephanofilaria sp
Gejala: kropeng di kulit (biasanya di sudut mata), abses (infeksi), sapi gelisah (gatal), intake pakan & minum turun Terapi: Salep asuntol Ivermectin (injeksi/ salf), gusanex Pemberantasan lalat (insektisida/ sanitasi & kebersihan kandang)

20 Myasis/Borok Penyebab: Chrysomya bezziana
Gejala: luka dengan infestasi belatung, jar. mengalami kematian (nekrosis), peradangan/abses di sekitar luka. Terapi: Bersihkan luka dengan antiseptik (PK) Salf (vaselin, antibiotik, gusanex) Injeksi antibiotik sistemik.

21 Scabies/Acariasis/Kudis
Penyebab: Sarcoptes sp Gejala: Lesi & keropeng di kulit, gatal, kulit menebal, bulu rontok & hewan gelisah Terapi: Ivermectin (Injeksi/2 mg & salep) Sanitasi & desinfeksi kandang Dimandikan dg sabun colek

22 Gangguan Reproduksi

23 Prolapsus Uteri/Dobolen
Penyebab: hewan selalu dikandangkan, tingginya estrogen, tekanan intra abdominal saat berbaring & genetik. Gejala: Sapi gelisah, uterus menggantung keluar, nafsu makan & minum turun. Terapi: Ditempatkan di kandang (kemiringan 5 –15 cm) lebih tinggi di bagian belakang. Uterus dibersihkan. Reposisi ke dalam saluran reproduksi. Irigasi (pemasukan & pengeluaran antiseptik (povidon iodine). Injeksi dengan antibiotika spektrum luas. Jahit vulva.

24 Distokia Proses kelahiran sulit dan lama (calon pedet tidak dapat keluar) Penyebab: genetik, gizi, infeksi, traumatik Penanganan: Reposisi Tarik paksa Pemotongan janin (Fetotomi) Operasi Secar

25 Retensi Plasenta/Plasenta Tertinggal
Penyebab: infeksi (uterus lemah untuk berkontraksi), pakan (kekurangan karotin, vitamin A) dan kurangnya exercise Gejala: selaput calon pedet tidak keluar (8 –12 jam) setelah kelahiran, suhu meningkat, nafsu makan & minum turun, Terapi: Manual Enukleasi (irigasi antiseptik). Hormon Pemberian preparat antibiotika spektrum luas.

26 Keguguran/Keluron Arti: Pengeluaran calon pedet sebelum akhir masa kebuntingan dengan calon pedet belum mampu untuk hidup. Penyebab: Infeksi (bakteri, virus, jamur) dan Non infeksi (hormon, kimia/obat, nutrisi,fisik) Gejala: janin keluar sebelum waktunya, radang saluran peranakan, infertilitas. Pengobatan disesuaikan dengan penyebab. Preventif dengan vaksinasi, sanitasi dan biosecurity(pemeliharaan).

27 Brucellosis Penyebab : Brucella abortus
Gejala yang nampak biasanya sapi bunting mengalami keguguran pada 6-9 bulan kebuntingan, plasenta tertinggal, radang pada saluran peranakan, infertilitas. Penularan: leleran alat kelamin,selaput lendir mata, IB semen terinfeksi, makan dan minum yang tercemar. Pencegahan dan Penanggulangan brucellosis diataranya dengan : 1. Sanitasi dan kebersihan harus terpelihara 2. Vaksinasi strain 19 usia 3 – 7 bulan 3. Hewan baru dikarantina, diperiksa dan diuji 4. Pemberian antiseptik dan antibiotika pada hewan yang sakit 5. Penyingkiran reaktor (sapi terinfeksi sebagai sumber infeksi) 6. Sapi yang terinfeksi diisolasi/ dijual/ dipotong 7. Calon pedet dan plasenta yang digugurkan dibakar kemudian dikubur

28 IBR-IPV Penyebabnya : virus herpes
Penularan dapat melalui air, pakan, kontak langsung maupun tidak langsung. Gejala yang nampak dalam berbagai bentuk, yaitu : Respiratorik bagian atas, Konjungtiva/mata, Pencernaan janin , Meningoencepalitis, Vulvovagina, Preputial, keguguran (kebuntingan 1-3 bln), rahim. Pengendalian dan pengobatan: Pemberian antibiotik, karantina hewan dan istirahat kelamin selama 3-4 minggu, vaksinasi kombinasi (IBR, IPV dan BVD-MD).

29 BEF/Demam Tiga Hari penyebab: virus BEF (Rhabdovirus)
Gejala: Panas tinggi >40°C, intake pakan & minum menurun, sakit otot/ambruk, kepincangan, hipersalivasi. Terapi: Tidak ada Sembuh spontan, jika tidak terjadi komplikasi. Minimalisasi vektor (nyamuk). Air gerusan daun pepaya (diminumkan). Vitamin (supportif)

30 SAMPLING DARAH Restrain Sapi

31 Pengambilan Sample Darah

32 Labeling Sample Darah

33 Penyimpanan Tabung Darah

34 Pemutaran Darah (Sentrifuse)

35 Pengemasan serum ke tabung Appendrove

36 Terima Kasih


Download ppt "MANAJEMEN KESEHATAN TERNAK"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google