Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehWakhid Hikaru Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
Matematika Diskrit Dr.-Ing. Erwin Sitompul
Kuliah 4 2. HIMPUNAN Matematika Diskrit Dr.-Ing. Erwin Sitompul
2
Pekerjaan Rumah (PR 3) Diberikan U = { 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } sebagai sebuah himpunan semesta dan diberikan pula: A = { 1, 2, 3, 4, 5 }, B = { 4, 5, 6, 7 }, C = { 5, 6, 7, 8, 9 }, D = { 1, 3, 5, 7, 9 }, E = { 2, 4, 6, 8 }, F = { 1, 5, 9 }. Tentukanlah: a) A C b) A B c) A F d) (C D) E e) (F – C) – A
3
Solusi Pekerjaan Rumah (PR 3)
B = { 4, 5, 6, 7 }, C = { 5, 6, 7, 8, 9 }, D = { 1, 3, 5, 7, 9 }, E = { 2, 4, 6, 8 }, F = { 1, 5, 9 }. a) A C b) A B c) A F d) (C D) E e) (F – C) – A = { 1,2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9 } = U = { 4, 5 } = { 6, 7, 8, 9 } { 1, 5, 9 } = { 9 } = { 1, 3, 6, 8 } { 2, 4, 6, 8 } = { 1, 2, 3, 4 } = { 1 } – { 1, 2, 3, 4, 5 } =
4
Prinsip Dualitas Prinsip Dualitas dikatakan berlaku pada saat dua konsep yang berbeda dapat saling dipertukarkan namun tetap memberikan jawaban yang benar.
5
Prinsip Dualitas Contoh:
Di Amerika Serikat kemudi mobil terletak di depan kiri. Di Inggris kemudi mobil terletak di depan kanan. Peraturan: Di Amerika Serikat: Mobil harus berjalan di bagian kanan jalan. Lajur kiri digunakan untuk mendahului. Pada lampu lalu lintas, belok kanan jalan terus. Di Inggris: Mobil harus berjalan di bagian kiri jalan. Lajur kanan digunakan untuk mendahului. Pada lampu lalu lintas, belok kiri jalan terus. Dalam hal ini berlalu Prinsip Dualitas: Konsep kiri dan kanan dapat dipertukarkan pada kedua negara tersebut sehingga peraturan yang berlaku di Amerika Serikat menjadi berlaku pula di Inggris, dan demikian juga sebaliknya.
6
Prinsip Dualitas pada Himpunan
Misalkan S adalah suatu kesamaan (identity) yang melibatkan himpunan dan operasi-operasi seperti irisan, gabungan, komplemen, selisih, dan selisih simetris. Jika S* diperoleh dari S dengan mengganti U U sementara komplemen dibiarkan tetap seperti semula, maka kesamaan S* juga akan benar dan disebut dual dari S.
7
Dualitas Hukum-Hukum Aljabar Himpunan
U U Komplemen tetap Dual Dual Dual Dual
8
Dualitas Hukum-Hukum Aljabar Himpunan
U U Komplemen tetap Dual Dual Dual Dual Dual
9
Prinsip Dualitas pada Himpunan
Contoh: Dual dari (A B) (A B) = A adalah: (A B) (A B) = A
10
Prinsip Inklusi - Eksklusi
Untuk sembarang dua himpunan A dan B berlaku: A B = A + B – A B A B = A + B – 2A B A B A B
11
Prinsip Inklusi - Eksklusi
Contoh: Pada suatu angket yang diikuti 40 pelajar diketahui bahwa 32 orang lebih menyukai Internet Explorer, 18 orang lebih menyukai Mozilla Firefox, dan 2 orang tidak menyukai keduanya. Tentukanlah: a) Jumlah pelajar yang menyukai Internet Explorer atau Mozilla Firefox. b) Jumlah pelajar yang menyukai Internet Explorer atau Mozilla Firefox, tetapi tidak keduanya. Solusi: Misalkan U = { Jumlah keseluruhan pelajar yang mengikuti angket } A = { Jumlah pelajar yang lebih menyukai Internet Explorer } B = { Jumlah pelajar yang lebih menyukai Mozilla Firefox } Maka U= 40, A= 32, B= 18, A B= 2
12
Prinsip Inklusi - Eksklusi
a) Jumlah pelajar yang menyukai Internet Explorer atau Mozilla Firefox. A B = U – A B = 40 – 2 = 38 b) Jumlah pelajar yang menyukai Internet Explorer atau Mozilla Firefox, tetapi tidak keduanya. A B = A + B – A B = – 38 = 12 A B = A + B – 2A B= – 212 = 26 AB AB
13
Prinsip Inklusi - Eksklusi
Untuk sembarang tiga himpunan A, B, dan C berlaku: A B C = A + B + C – A B – A C – B C + A B C
14
Prinsip Inklusi - Eksklusi
Contoh: Di antara bilangan bulat antara 101 dan 600 (termasuk 101 dan 600 itu sendiri), berapa banyak bilangan yang tidak habis dibagi oleh 4 atau 5 atau yang habis dibagi oleh keduanya? Solusi: Misalkan U = { Jumlah bilangan bulat antara 101 dan 600, termasuk 101 dan 600 } A = { Anggota U yang habis dibagi 4 } B = { Anggota U yang habis dibagi 5 } Maka U= 500 A= 500/4 = 125 B= 500/5 = 100 A B = 500/20 = 25 Ditanyakan: A B? p q (p q) ~(p q) ~(p q) (~p ~q) (p q)
15
Prinsip Inklusi - Eksklusi
A= 500/4 = 125 B= 500/5 = 100 A B = 500/20 = 25 A B = A + B – 2A B = – 225 = 175 A B = U – A B = 500 – 175 = 325
16
Pembuktian pada Proposisi Himpunan
Proposisi Himpunan adalah argumen yang mempergunakan notasi himpunan. Proposisi yang akan dibuktikan umumnya berbentuk kesamaan (identity). Contoh: Buktikan bahwa “A (B C) = (A B) (A C).” Pembuktian pada proposisi himpunan dapat dilakukan dengan 2 cara: 1. Menggunakan tabel keanggotaan. 2. Menggunakan hukum-hukum aljabar himpunan.
17
Pembuktian Menggunakan Tabel Keanggotaan
Contoh: Buktikan bahwa “A (B C) = (A B) (A C).” 1 : Bukan himpunan kosong (T) 0 : Himpunan kosong (F) Terbukti bahwa A (B C) = (A B) (A C)
18
Pembuktian Menggunakan Hukum-Hukum Aljabar Himpunan
Contoh: Buktikan bahwa “(A B) (A B) = A.” Solusi: (A B) (A B) = A (B B) Hk. Distributif = A U Hk. Komplemen = A Hk. Identitas Contoh: Buktikan bahwa “A (B – A) = (A B).” Solusi: A (B – A) = A (B A) Def. Operasi Selisih = (A B) (A A) Hk. Distributif = (A B) U Hk. Komplemen = A B Hk. Identitas
19
Pekerjaan Rumah (PR 4) Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B berlaku: a) A (A B) = A B b) A (A B) = A B
20
Pekerjaan Rumah (PR 4) New
Buktikan bahwa untuk sembarang himpunan A dan B berlaku: a) A (B C) = (C B) A b) (B – A) (C – A) = (B C) –A
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.