Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
MEMPERSATUKAN UMAT MELALUI DAKWAH
Pendidikan Pancasila Dosen: Drs.Mudjiyana, M.Si Oleh: Reni Setiyo Anggraeni
2
Latar Belakang Masalah
Aktifitas dakwah merupakan tugas utama para pewaris Nabi (ulama) [QS.3/ Ali ‘Imrân: 104]. Demikian pentingnya hingga Thomas Ballatin Irving menyebutnya sebagai salah satu kewajiban-kewajiban utama. Dalam bahasa yang sangat populis, Yusuf A (Ahmad) Lubis mengomentari hadîs yang diriwayatkan Muslim, Abû Dâwud dan Turmudzî tentang keajiban berdakwah dengan mengatakan: “Penyeru kepada kebaikan (ma’rûf) dan melarang dari kejahatan (munkar) adalah jabatan Rasul dan sahabat-sahabatnya. Hendaklah kita menjadi penyeru kepada kebaikan dan pencegah kemungkaran. Kelak kita akan menerima pensiunan dari pengikut
3
Penjelasan ulama dan juru dakwah ini mengingatkan kita kepada dua hal, pertama, keniscayaan dilakukannya dakwah oleh para ulama dan para da’i. Kedua, penggunaan kata jabatan disini tentu bukan dimaksudkan bahwa dakwah itu menjadi profesi atau jabatan dengan implikasi segala macam selera dan dana pensiun, melainkan dakwah sebagai tugas dan kewajiban (the duty). Sebab para ulama—selain pewaris dan penjaga peninggalan Rasul—adalah sebagai penjaga umat. Posisi ulama sebagai penjaga dengan sangat menarik dilukiskan oleh Murtadhâ Muthahhari sebagai berikut: “Jika sebuah agama tidak memiliki tokoh agama dan da’i, maka orang-orang yang bodoh akan memporakporandakan agama itu. Terlebih pada agama Islam, yang merupakan agama penutup, maka tokoh agama yang cendekiawan merupakan sendi utama agama ini. Pada masa sekarang mereka mesti menjalankan tugas-tugas yang sebelumnya telah dijalankan oleh para nabi”.
4
Sermentara itu dakwah Islam haruslah mempersatukan
Sermentara itu dakwah Islam haruslah mempersatukan. Sebab hampir semua pemerhati dan ahli Islam mengaitkan kemunduran komunitas ini dengan sulitnya mewujudkan persatuan dan ukhuwah Islamiyah dikalangan mereka, sebab keretakan yang tidak begitu penting telah menghalangi mereka untuk meraih kemajuan. Dengan demikian menciptakan kebersamaan secara sinergik (ukhuwah) manjadi salah satu syarat mutlak dalam memberhasilkan komunitas tersebut mencapai tujuannya, baik jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang, berskala global nasional maupun lokal. Dilihat secara demikian maka semua upaya dakwah semestinya memberi kontribusi bagi tercapainya persatuan dan ukhuwah umat.
5
Rumusan Masalah Faktor-faktor apa sajakah yang dapat menyebabkan umat Islam sering gagal mengaktualisasikan persatuan atau ukhuwah Islamiyah? Bagaimana langkah-langkah untuk mempersatukan umat melalui dakwah?
6
Teori dan Pembahasan Ilmu Dakwah
Ilmu dakwah adalah suatu ilmu yang berisi cara-cara dan tuntunan untuk menarik perhatian orang lain supaya menganut, mengikuti, menyetujui atau melaksanakan suatu ideologi, agama, pendapat atau pekerjaan tertentu. Orang yang menyampaikan dakwah disebut "Da'i" sedangkan yang menjadi obyek dakwah disebut "Mad'u". Setiap Muslim yang menjalankan fungsi dakwah Islam adalah "Da'i".
7
A. Ada empat faktor penyabab umat Islam sering gagal mengaktualisasikan persatuan atau ukhuwah Islamiyah: Kecenderungan mengartikanukhuwah terbatas pada silaturrahmi fisik, saling mengunjungi, membantu yang terkena musibah, menjenguk mereka yang sedang sakit, menghibur mereka yang “kemalangan” dan mendamaikan mereka yang bersengketa. Pengertian ukhuwah di sini, koridornya tidak pernah diperluas menjadi universal dan holistik. Akibatnya, menjadi banyak sekali wilayah-wilayah yang tak terpikirkan (unthinkable); seorang ulama tidak dapat menghubungkan apa yang dilakukannya dengan yang dilakukan seorang jenderal mengenai kemajuan agama. Seorang pejabat tidak dapat menyadari apa kaitan yang dilakukannya dengan yang dilakukan seorang pengusaha dalam memajukan Islam, dan lain-lain, yang menggambarkan keterputusan relasi para aktifis dan pelaku upaya-upaya untuk memajukan Islam. Ketidakmampuan sebagian besar umat dalam melihat persoalan yang prinsipil dan dasariyah dengan persoalan yang elementer dan tekhnis, sehingga persoalan yang elementer, tekhnis, dan furu’iyah sering menyebabkan konflik horizontal antar umat dan memisahkan sebagiannya dari arus perjalanan dan perjuangan global muslim. Pragmatisme membuat sebagian umat tergoda dengan kepentingan sesaat, guna memenuhi keperluan pragmatis dan domestik sehingga seringkali merugikan, menyudutkan dan mengkhianati kepentingan kepentingan Islam yang lebih universal. Politisasi agama, saat umat beragama dijadikan komoditi politik, dan kesatuan mereka dicabik-cabik demi kepentingan sesaat. Hal ini connecteddengan memudarnya sifat istiqamah dan idealisme religius sebagian tokoh agama.
8
Kata kunci (keyword) bagi jawaban kemajuan umat di masa depan adalah aktualisasi ukhuwah islamiyah, tidak sekedar potensial, apalagi hanya tersurat pada kitab suci, goresan pena kaum ulama dan cerdik cendikia, melainkan, membumi dalam kehidupan mereka. Al-Qur’an al-Karim menggunakan kata ikhwan danikhwah untuk persahabatan sejati ini. Mahmoud Ayoub menyebutkan bahwa sinergi dan kesatuan dalam Islam mestilah memiliki tiga syarat : Persatuan dalam islam itu mestilah mempunyai tujuan yang tinggi, melampaui himpunan dari potensi, kemauan, dan kuasa, serta kebutuhan manusia. Jadi memiliki tujuan supranatural, melampaui batas kebutuhan alamian manusia. Kesatuan dan sinergi manusia itu tentulah harus mempunyai fokus. Jadi kesatuan itu hendaklah merupakan usaha bersama yang dipersembahakn untuk kerja-kerja ketaqwaan dan kesalehan yang mendatangakan kebaikan bagi masyarakat. Dalam hal ini produk ukhuwah islamiyah hendaklah mendatangkan kebaikan dan kemaslahatan manusia. Perpaduan, kesatuan, dan sinergi dalam islam memerlukan persamaan dan kemitraan : laki-laki dan perempuan, kaya dan miskin, penguasa dan yang dikuasai pemimpin dan yang dipimpin serta seluruh. Persamaan dan kemitraan ini akan menjadikan aktifitas dan usaha- usaha yang dilaksanakan menjadi gerakan kolektif. Wa Allahu A’lamu bi al-Shawab.
9
Persatuan umat hanya akan terwujud dengan diangkatnya seorang khalifah dan tegaknya Khilafah. Langkah mempersatukan umat tidak lain adalah langkah mewujudkan Khilafah. Rasulullah saw. telah mencontohkannya dalam perjuangan dakwah Beliau hingga berhasil mendirikan Daulah Islamiyah di Madinah. Daulah Islam di Madinah itu berdiri setelah di masyarakat Madinah terbentuk opini dan kesadaran umum tentang Islam berikut syariahnya serta kewajiban penerapannya. Hal itu juga menjadi prasyarat tegaknya Khilafah yang akan datang. Semua itu tidak bisa terwujud melalui jalan kekerasan. Sirah Rasul menunjukkan dengan jelas bahwa Beliau menolak penggunaan kekerasan dalam proses tersebut. Bahkan usai Baiat Aqabah II, Rasul tetap menolak ketika para Sahabat mengajukan penggunaan kekerasan.
10
B. Langkah-langkah untuk mempersatukan umat melalui dakwah
Menyiapkan kader-kader pengemban dakwah yang akan memahamkan Islam kepada umat. Penyiapan kader dakwah itu tidak lain dengan menanamkan Islam, akidah dan syariahnya sehingga menjadi pemahaman, nilai dan keyakinan mereka. 2. Kelompok pengemban dakwah tersebut harus terjun ke tengah umat, berinteraksi bersama mereka dalam kehidupan umat, hari demi hari. Menanamkan pemahaman Islam kepada umat tidak mungkin dilakukan kecuali dengan berinteraksi di tengah-tengah mereka. Inilah tahapan kedua dari langkah mempersatukan umat.
11
Kesimpulan dan Saran Harus disadari bahwa umat bukanlah ruang yang kosong dari pemikiran, pemahaman, nilai dan keyakinan. Karena itu, terjadinya interaksi Islam dengan pemikiran, nilai dan keyakinan yang ada di tengah-tengah umat adalah pasti. Interaksi tersebut terjadi dalam bentuk pergolakan pemikiran dan yang melakukannya adalah para pengemban dakwah. Ada tiga macam pemikiran di tengah-tengah umat: Pemikiran Islam yang sudah benar dan jenih. Pemikiran yang demikian tinggal semakin dikokohkan. Pemikiran Islam yang tidak jernih lagi, diselimuti kerancuan dan kesalahan. Pemikiran yang demikian harus dijernihkan, dibersihkan dari debu dan kotoran yang menempel, dan diluruskan kembali. Pemikiran yang salah dan bertentangan dengan Islam. Pemikiran seperti ini harus dicabut dari umat dengan menjelaskan kesalahannya, membongkar keburukannya, disertai menjelaskan pemikiran Islam yang benar. Jika semua proses ini berjalan baik maka opini di tengah- tengah umat akan didominasi oleh opini Islam.
12
Semua proses tersebut niscaya akan mendapat tantangan dan halangan dari pihak-pihak yang tidak ingin sistem Islam (Khilafah) tegak, baik dari dalam umat maupun musuh-musuh Islam, yakni kaum kafir. Mereka juga melakukan berbagai strategi dan makar untuk menghalangi tegaknya Islam sekaligus mempertahankan keadaan dan sistem yang ada. Karenanya, merupakan keharusan untuk menjelaskan dan membongkar makar, tipudaya dan strategi mereka. Dengan begitu, umat selamat dari makar mereka dan tidak bisa dijadikan alat oleh mereka. Ini merupakan bagian dari perjuangan politik (kifâh as-siyasî) yang harus dilakukan.
13
Islam yang akan ditanamkan kepada umat bukan hanya Islam spiritual, tetapi Islam sebagai sistem hidup yang akan digunakan untuk mengatur berbagai urusan dan kemaslahatan umat. Sementara itu, di tengah- tengah umat terdapat sistem non-Islam yang digunakan untuk mengatur kehidupan umat. Sistem yang salah dan bertentangan dengan Islam ini harus dijelaskan kesalahannya, dibongkar keburukan dan kezalimannya. Aksi itu diiringi dengan menjelaskan sistem Islam berikut bagaimana sistem Islam akan mengatur urusan, kepentingan dan kehidupan umat. Kemaslahatan umat pada faktanya banyak diabaikan oleh sistem dan penguasa yang tidak islami itu. Namun, umat sering tidak memahami dan menyadari hal itu. Kepada umat harus dijelaskan kemaslahatan- kemaslahatan yang seharusnya mereka rasakan, dan bahwa hal itu diabaikan oleh sistem yang ada. Lalu harus dijelaskan kepada umat kemaslahatan mereka menurut pandangan Islam dan bagaimana Islam akan memenuhinya. Dengan semua itu, umat akan memiliki pemahaman dan kesadaran akan rusaknya sistem yang ada; sebaliknya mereka memahami benar dan baiknya sistem Islam.
14
Tegaknya Khilafah mengharuskan adanya penyerahan kekuasaan oleh umat
Tegaknya Khilafah mengharuskan adanya penyerahan kekuasaan oleh umat. Secara real kekuasaan umat berada pada simpul- simpul kekuasaan, yaitu para ahl al- quwwah (pemilik kekuatan). Semua aktivitas diatas harus dilengkapi dengan aktivitas menggalang nushrah (dukungan/kekuatan) dariahl al-quwwah itu. Caranya adalah dengan mengontak mereka sekaligus menanamkan Islam, akidah dan sistemnya, serta meminta nushrah mereka untuk menegakkan sistem Islam (Khilafah). Ketika para ahl al-quwwah itu menjadikan Islam sebagai pemahaman, nilai dan keyakinan mereka, maka terjadilah proses seperti yang terjadi pada Rasulullah dalam Baiat Aqabah II, yaitu proses peralihan (penyerahan) kekuasaan. Dengan itu akan terealisasi tegaknya Khilafah dengan dibaiatnya seorang khalifah. Proses ini pasti akan terjadi dan mudah-mudahan akan berlangsung dalam waktu yang tidak lama lagi.
15
Daftar Pustaka ption=com_content&view=article&id= :dakwah-yang- mempersatukan&catid=27:tajuk- rencana&Itemid=102 tahrir.or.id/2007/08/01/langkah- langkah-mempersatukan-umat-dalam- wadah-khilafah/ h-tauhid-mempersatukan-umat-dan- tak-memecah-belah-ali-imran htm
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.