Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLena Hyde Telah diubah "10 tahun yang lalu
1
MODUL 1 Analisis & Informasi Proses Bisnis (CSA221)
2
Tim Dosen PAMU Heru Setiawan, Skom;MT Disusun oleh :
3
Materi 1 Teknik & Alat Bantu Kinerja Proses Bisnis
4
Pengukuran Kinerja “Tanpa data, semuanya hanya opini belaka” Pengukuran membantu dalam memahami dan memperbaiki kinerja Pengukuran atau cara pengukuran yang salah justru merugikan ◦ Merusak iklim lingkungan kerja ◦ Menghasilkan kesimpulan yang salah dan tindak-lanjut yang salah pula
5
Pengukuran Langsung Pengukuran langsung pada obyek yang diukur adalah cara pengukuran terbaik Pengukuran langsung tidak selalu bisa dilakukan, terutama karena: ◦ Keterlibatan banyak faktor Bandingkan mengukur kemampuan: lari, golf, dan tennis ◦ Bersifat subyektif Diukur dari perilaku yang tampak dengan tingkat akurasi yang terbatas
6
Teknis Operasional Pengukuran Prosedur pengukuran harus jelas dan spesifik Rincian: ◦ Lokasi dan waktu pengambilan data Secara periodik, dengan sampling, dsb ◦ Cara pengambilan data Langkah-langkahnya ◦ Cara menghitung/komputasi data Rata-rata, total, dsb.
7
Pemahaman Proses Tanpa pemahaman tentang proses yang diukur, perbaikan sulit dilakukan Perlu flow-charting atau teknik pemodelan proses lainnya Kalau kita tidak bisa membuat diagram prosesnya, hasil pengukuran tidak akan banyak gunanya
8
Variasi Normal Tidak semua faktor dalam proses bisnis dapat dikontrol Variasi (dari standar) atau gap (dari target) random dapat terjadi Variasi pada batas tertentu adalah normal Pengendalian Statistik ◦ Reaksi yang berlebihan atas variasi random justru dapat memperbesar variasi (tampering) ◦ Variasi yang terlalu besar adalah indikasi adanya permasalahan dalam proses
9
Variasi Normal Ketidak-tahuan akan variasi normal dapat berakibat ◦ Mendeteksi trend (kecenderungan) yang sesungguhnya tidak ada ◦ Menyalahkan/memuji pekerja atas sesuatu yang sebenarnya diluar kontrol pekerja tsb. ◦ Bingung dalam memahami data ukuran kinerja selama ini ◦ Bingung dalam membuat rencana ke depan
10
Histogram Untuk visualisasi distribusi hasil pengukuran ◦ Rata-rata dan pola variasi mudah dilihat dengan menampilkan frekuensi untuk setiap interval nilai Diagram batang dengan komponen: ◦ Sumbu Y – frekuensi ◦ Sumbu X – nilai data ◦ Lebar batang – interval nilai data ◦ Tinggi batang – frekuensi untuk suatu interval
11
Histogram Rancangan histogram dimulai dengan menentukan jumlah interval yang diinginkan Range nilai tiap interval ditentukan dengan menghitung range dari nilai data terbesar dikurangi nilai data terkecil, kemudian membaginya dengan jumlah interval Hitung frekuensi kemunculan data untuk tiap interval dan plot sebagai tinggi batang dalam histogram
12
Histogram Mengamati distribusi dari histogram
13
Histogram Distribusi yang tidak normal bisa disebabkan oleh: ◦ Apakah cara pengukuran konsisten ◦ Apakah ada siklus atau faktor periodik dalam proses ◦ Ada trend yang sedang berlangsung
14
Root Cause Analysis Pencarian akar penyebab gap/deviasi dari target/standar dapat menggunakan: ◦ Fish bone diagram untuk brainstorming faktorfaktor penyebab ◦ Check-sheet dan pareto diagram untuk seleksi faktor-faktor ◦ Scatter-plot untuk verifikasi Tahapan: open, narrow, dan close
15
Fish Bone Diagram Untuk memetakan faktor-faktor dalam tahap open: proses brainstorming
16
Fish Bone Diagram Tahap narrow: melakukan voting untuk ◦ Seleksi faktor-faktor, atau ◦ Pengurutan prioritas faktor-faktor Tahap close: menggunakan data untuk verifikasi faktor-faktor penyebab ◦ Menggunakan alat bantu visualisasi data Faktor “pemenang” menjadi dasar perumusan langkah perbaikan
17
Check Sheet Cocok untuk pengukuran ad-hoc dalam rangka root cause analysis Berupa form yang di-contreng (checked) oleh karyawan di lokasi kerjanya Stratifikasi: ◦ Kode contrengan yang berbeda dapat digunakan untuk mencatat nilai parameter aktivitas (operator, shift, mesin, batch, dsb.) yang berbeda ◦ Atau, kolom yang berbeda untuk tiap nilai parameter aktivitas
18
Pareto Analysis Prinsip Pareto sering dikenal sebagai aturan 80/20 - adanya konsentrasi kontribusi: ◦ 80% peningkatan kinerja dapat diperoleh dengan memperbaiki 20% dari semua faktor penghambat Mencari langkah perbaikan minimal yang memiliki konsentrasi dampak positif terbesar Analisa secara grafis dengan mengurutkan faktor-faktor berdasarkan prosentase kontribusinya
19
Pareto Diagram Pembuatan diagram Pareto: ◦ Urutkan faktor-faktor penyebab berdasarkan kontribusinya pada gap/deviasi kinerja ◦ Hitung prosentase kontribusi tiap faktor dengan membaginya dengan total kontribusi semua faktor dikali 100% ◦ Plotkan prosentase kontribusi dengan diagram batang, mulai dari faktor dengan kontribusi terbesar (kiri) sampai terkecil (kanan)
20
Pareto Diagram Fokus pada faktor (atau faktor-faktor) di sebelah kiri diagram yang: ◦ Memiliki kontribusi 80% pada deviasi/gap dari standar/target ◦ Atau 20% dari total faktor yang teridentifikasi Iterasi root cause analysis berikutnya dapat dilakukan terhadap faktor penyebab utama tersebut ◦ Sub-level Pareto Analysis
21
Sub-level Root Cause Analysis Untuk memetakan faktor-faktor dalam tahap open : proses brainstorming
22
Scatter Diagram Menampilkan secara visual korelasi antar dua variabel ◦ Variabel dependen: indikator kinerja proses (sumbu Y ) ◦ Variabel independen: parameter proses (sumbu X ) Contoh: korelasi antara temperatur oven (independen) dengan kualitas kue yang dihasilkan (dependen) Plot data sebagai titik pada diagram
23
Data Warehousing Data ukuran-ukuran kinerja proses beserta parameter-paremeter proses yang relevan dapat disimpan dengan memanfaatkan teknologi Data Warehouse Disimpan dalam skema data multidimensional – sering disebut juga model data kubus : ◦ Data ukuran (variabel dependen) direpresentasikan sebagai volume ◦ Parameter (variabel independen) direpresentasikan sebagai dimensi
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.