Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
1
Aqidah Bab 5 Pertemuan ke 8
2
Pengertian Secara Etimologi
Aqidah ( اَلْعَقِيْدَةُ) berarti Iman. Dalam bahasa Arab aqidah berasal dari kata al-'aqdu (الْعَقْدُ) yang berarti ikatan, at-tautsiiqu (التَّوْثِيْقُ) yang berarti kepercayaan atau keyakinan yang kuat, al-ihkaamu (اْلإِحْكَامُ) yang artinya mengokohkan (menetapkan), dan ar-rabthu biquw-wah (الرَّبْطُبِقُوَّةٍ) yang berarti mengikat dengan kuat.
3
Secara Terminologi Aqidah adalah iman yang teguh dan pasti, tidak ada keraguan sedikit pun bagi orang yang meyakininya. Jadi, Aqidah Islamiyah adalah keimanan yang teguh dan bersifat pasti kepada Allah dengan segala pelaksanaan kewajiban, bertauhid dan taat kepada-Nya, beriman kepada Malaikat-malaikat-Nya, Rasul-rasul-Nya, Kitab-kitab-Nya, hari Akhir, takdir baik dan buruk.
4
Oleh sebab itu aqidah merupakan perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya, sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri oleh keraguan dan kebimbangan. Dan Ilmu yang membahas mengenai aqidah dikenal dengan ilmu Tauhid
5
Ruang lingkup pembahasan aqidah
Ilahiyat, Pembahasan tentang segala yang berhubungan dengan Ilah (Tuhan,Allah) seperti wujud Allah, nama-nama dan sifat-sifat Allah, dll. Nubuwat, Berhubungan dengan Nabi dan Rasul (Kitab-kitab Allah, mu’jizat,Karamah dll Ruhaniyat, berkaitan dengan alam metafisik seperti Malaikat, Jin, Iblis, Syaithan, dsb. Sam’iyyat, Membahas segala sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat Sam’I(dalil naqli berupa Al Quran dan Sunnah) seperti alam barzkah, akhirat danAzab Kubur, tanda-tanda kiamat, Surga-Neraka, dsb.
6
Sistematika Arkanul Iman
Iman kepada Allah Iman Kepada Malaikat Iman kepada Kitab-kitab Allah Iman kepada Nabi dan Rasul Iman Kepada Hari Akhir Iman kepada Taqdir Allah
7
1. Iman kepada Allah swt. Mengimani Rububiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala, artinya bahwa Allah adalah Rabb: Pencipta, Penguasa dan Pengatur segala yang ada di alam semesta ini. Mengimani uluhiyah Allah Subhanahu Wa Ta’ala artinya Allah adalah Ilaah (sembahan) Yang hak, sedang segala sembahan selain-Nya adalah batil. Mengimani Asma’ dan Sifat-Nya, artinya bahwa Allah memiliki Nama-nama yang maha Indah serta sifat-sifat yang maha sempurna dan maha luhur.
8
Mengimani keesaan Allah dalam hal itu semua, artinya bahwa Allah tiada sesuatupun yang menjadi sekutu bagi-Nya dalam rububiyah, uluhiyah, maupun dalam Asma’ dan sifat-Nya. Perhatikan beberapa ayat al Qur’an berikut: “(Dia adalah) Tuhan seluruh langit dan bumi serta semua yang ada di antara keduanya. Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beridat kepada-Nya. Adakah kamu mengetahui ada sesuatu yang sama dengan-Nya (yang patut disembah)?”. (QS : Maryam ayat 65)
9
“Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya
“Tiada sesuatupun yang serupa dengan-Nya. Dan Dia-lah yang maha mendengar lagi Maha melihat”. (QS: Asy-Syura :11) Dan Allah mempunyai nama-nama yang baik, maka berdo'alah kamu dengannya". (Al-A'raf : 180).
10
2. Beriman Kepada Para Malaikat-Nya
Yakni membenarkan adanya para malaikat dan bahwasanya mereka itu adalah mahluk dari sekian banyak mahluk Allah, diciptakan dari cahaya. Allah mencitakan malaikat dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya dan menjalankan perintah-perintah-Nya di dunia ini, sebagaimana difirmankan Allah. "Artinya : ....Bahkan malaikat-malaikat itu adalah mahluk yang dumuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dalam perkataan dan mereka mengerjakan perintah-perintah-Nya". (Al-Anbiyaa : 26-27).
11
“…Dan malaikat-malaikat yang disisi-Nya mereka tidak bersikap angkuh untuk beribadah kepada-Nyadan tiada (pula) merasa letih. Mereka selalu bertasbih malam dan siang tiada henti-hentinya. (QS: Al-Anbiya:19-20). "Artinya : Allahlah yang menjadikan para malaikat sebagai utusan yang memiliki sayap dua, tiga dan empat ; Allah menambah para mahluk-Nya apa-apa yang Dia kehendaki". (Faathir : 1)
12
3. Iman Kepada Kitab-kitab-Nya
Kita mengimani bahwa Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menurunkan kepada rasul-rasul-Nya kitab-kitab sebagai hujjah buat umat manusia dan sebagai pedoman hidup bagi orang-orang yang mengamalkannya, dengan kitab-kitab itulah para rasul mengajarkan kepada umatnya kebenaran dan kebersihan jiwa mereka dari kemuysrikan.
13
Allah berfirman : “Sungguh, kami telah mengutus rasul-rasul kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah kami turunkan bersama mereka Al-kitab dan neraca (keadilan) agar manusia melaksanakan keadilan… (QS: Al-Hadid : 25)
14
Kitab-kitab yang kita kenal ialah:
Taurat, yang Allah turunkan kepada nabi Musa alaihi sallam, sebagaimana firman Allah dalam QS Al-Maidah :44. Zabur, ialah kitab yang diberikan Allah kepada Daud alaihi sallam. Injil, diturunkan Allah kepada nabi Isa, sebagai pembenar dan pelengkap Taurat. Firman Allah : …Dan Kami telah memberikan kepadanya (Isa) injil yang berisi petunjuk dan nur, dan sebagai pembenar kitab yang sebelumnya yaitu Taurat, serta sebagai petunjuk dan pengajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. (QS : Al-Maidah : 46)
15
Shuhuf (lembaran-lembaran) yang diturunkan kepada nabi Ibrahim dan Musa, ‘Alaihiwas-shalatu Wassalam. Al-Quran, kitab yang Allah turunkan kepada nabi Muhammad, penutup para nabi. Firman Allah. Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya (permulaan) Al-Quran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda antara yang haq dan yang batil… (QS : Al Baqarah: 185).
16
Katakanlah (Hai Muhammad) : 'sesungguhnya jika manusia dan jin berkumpul untuk membuat yang serupa Al-Qur'an niscaya mereka tidak akan mampu melakukannya walaupun sesama mereka saling bahu membahu". (Al-isra : 88)
17
4. Iman Kepada Nabi dan Rasul
Kita mengimani bahwa Allah telah mengutus rasul-rasul kepada umat manusia, firman Allah: (Kami telah mengutus mereka) sebagai rasul-rasul pembawa berita genbira dan pemberi peringatan, supaya tiada alasan bagi manusia membantah Allah sesudah (diutusnya) rasul-rasul itu. Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS : AN-Nisa: 165).
18
Kita mengimani bahwa rasul pertama adalah nabi Nuh dan rasul terakhir adalah Nabi Muhammad, semoga shalawat dan salam sejahtera untuk mereka semua. Firman Allah: Sesungguhnya Kami telah mewahyukan kepadamu sebagaimana Kami telah mewahyukan kepada Nuh dan nabi-nabi yang (datang) sesudahnya… (QS: An-Nisa: 163).
19
5. Iman Kepada Hari Kiamat
Kita mengimani kebenaran hari akhirat, yaitu hari kiamat, yang tiada kehidupan lain sesudah hari tersebut. Untuk itu kita mengimani kebangkitan, yaitu dihidupannya semua mahkluk yang sesudah mati oleh Allah. Firman Allah: “Dan ditiuuplah sangkakala, maka matilah siapa yang ada dilangit dan siapa yang ada di bumi kecuali yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi, maka tiba-tiba mereka bangkit menunggu (putusannya masing-masing)”. (QS : Az-Zumar : 68)
20
Kita mengimani adanya catatan-catatan amal yang diberikan kepada setiap manusia. Ada yang mengambilnya dengan tangan kanan dan ada yang mengambilnya dari belakang punggungnya dengan tangan kiri. firman Allah: “Adapun orang yang diberikan kitabnya dengan tangan, maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira. Adapun orang yang diberikan kitabnya dari belakang punggungnya, maka dia akan berteriak celakalah aku dan dia akan masuk neraka yang menyala”. (QS: Al-Insyiqaq:13-14).
21
6. Iman Kepada Qadar Baik dan Buruk
Mengimani qadar (takdir), yang baik dan yang buruk; yaitu ketentuan yang telah ditetapkan Allah untuk seluruh mahkluk-Nya sesuai dengan ilmu-Nya dan menurut hikmah kebijakan-Nya. Tingkatan Iman kepada qadar: 1. ‘Ilmu: ialah mengimani bahwa Allah Maha tahu atas segala sesuatu,mengetahui apa yang terjadi, dengan ilmu-Nya yang Azali dan abadi. Allah sama sekali tidak menjadi tahu setelah sebelumnya tidakmenjadi tahu dan sama sekali tidak lupa dengan apa yang dikehendaki.
22
Kitabah: ialah mengimani bahwa Allah telah mencatat di Lauh Mahfuzh apa yang terjadi sampai hari kiamat. firman Allah: “Apakah kamu tidak mengetahui bahwa Allah mengetahui apa yang ada di langit dan di bumi. sesungguhnya itu (semua) tertulis dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh). Sesungguhnya Allah yang demikian itu amat mudah bagi Allah.” (QS: Al-Hajj: 70)
23
3. Masyi’ah: ialah mengimani bawa Allah SWT
3. Masyi’ah: ialah mengimani bawa Allah SWT. telah menghendaki segala apa yang ada di langit dan di bumi, tiada sesuatupun yang terjadi tanpa dengan kehendak-Nya. Apa yang dikehendaki Allah itulah yang terjadi dan apa yang tidak dikehendaki Allah tidak akan terjadi.
24
Khal: Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala
Khal: Ialah mengimani Allah Subhanahu Wa Ta’ala. adalah pencipta segala sesuatu. Firman-Nya; “Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu. Hanya kepunyaan-Nyalah kunci-kunci (perbendaharaan) langit dan bumi”. (QS: Az-Zumar: 62-63).
25
Keempat tingkatan ini (di atas) meliputi apa yang terjadi dari Allah dan apa yang terjadi dari mahkluk. Maka segala sesuatu yang dilakuakan oleh mahkluk (manusia) berupa ucapan, perbuatan atau tindakan meninggalkan, adalah pasti diketahui, dicatat dan dikehendaki serta diciptakan oleh Allah. “Dan kamu tidak bisa berkemauan seperti itu kecuali apabila Allah menghendakinya". (At-Takwir : 29)
26
Tujuan aqidah Islam 1. Untuk mengihlaskan niat dan ibadah kepada AllahI semata. Karena Dia adalah pencipta yang tidak ada sekutu bagiNya, maka tujuan dari ibadah haruslah diperuntukkan hanya kepadaNya. 2. Membebaskan akal dan pikiran dari kekacauan yang timbul dari kosongnya hati dari akidah. Karena orang yang hatinya kosong dari akidah ini, adakalanya kosong hatinya dari setiap akidah serta menyembah materi yang dapat di indera saja dan adakalanya terjatuh pada berbagai kesesatan akidah dan khurafat.
27
3. Ketenangan jiwa dan pikiran, tidak cemas dalam jiwa dan tidak goncang dalam pikiran. Karena akidah ini akan menghubungkan orang mukmin dengan Penciptanya lalu rela bahwa Dia sebagai Tuhan yang mengatur, Hakim yang membuat tasyri'. Oleh karena itu hatinya menerima takdir-Nya, dadanya lapang untuk menyerah lalu tidak mencari pengganti yang lain.
28
4. Meluruskan tujuan dan perbuatan dari penyelewengan dalam beribadah kepada Allah dan bermuamalah dengan orang lain. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani para Rasul, dengan mengikuti jalan mereka yang lurus dalam tujuan dan perbuatan. 5. Bersungguh-sungguh dalam segala sesuatu dengan tidak menghilangkan kesempatan beramal baik, kecuali digunakannya dengan mengharap pahala. Serta tidak melihat tempat dosa kecuali menjauhinya dengan rasa takut dari siksa. Karena di antara dasar akidah ini adalah mengimani kebangkitan serta balasan terhadap seluruh perbuatan
29
6. Menciptakan umat yang kuat yang mengerahkan segala yang mahal maupun yang murah untuk menegakkan agamanya serta memperkuat tiang penyanggahnya tanpa peduli apa yang akan terjadi untuk menempuh jalan itu. "Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan RasulNya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang –rang yang benar." (QS. Al Hujurat : 15)
30
7. Meraih kebahagiaan dunia dan akhirat dengan memperbaiki individu-individu maupun kelompok-kelompok serta meraih pahala dan kemuliaan. "Barangsiapa yang mengerjakan amal baik, baik lelaki maupun wanita dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang paling baik dari apa yang telah mereka kerjakan." (QS. An Nahl 97)
31
Wallahu’alam
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.