Upload presentasi
Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu
Diterbitkan olehLaila Apriyadi Telah diubah "9 tahun yang lalu
1
Metode penangkapan ikan SISTEM KLASIFIKASI IKAN
2
Kategori sistematika untuk mengurangi keanekaragaman organisme
dimasukkan ke dalam suatu sistem yang mudah difahami Kategori sistematika pertama dari Linnaeus Kelas (Class) Ordo (Order) Genus (Genus/Genera) Spesies (Species) Subspecies (Variety) 7 kategori : Kingdom (Kerajaan), Filum (Phylum) ditambah 5 kategori di atas (dikenal dengan kategori kelompok) Sistematika modern: perkembangan ilmu sistematika dan pertambahan jumlah serta jenis organisme perlu kategori tambahan terhadap kategori pokok (7 kategori) memecah kategori pokok menambahkan awalan super…; sub…; cohort, dan tribe (suku).
3
Kategori 1. Kingdom (Kerajaan) 2. Phylum (Filum) 3. Subphylum
4. Super class 5. Class (Kelas) 6. Sub-class 7. Cohort 8. Super order 9. Order (Ordo) 10. Sub-order 11. Super Family 12. Family (Famili/Suku) 13. Sub-family 14. Phalanx/Tribe 15. Genus (Genus) 16. Subgenus 17. Species (Jenis) 18. Subspecies
4
Ikan mempunyai banyak jenis, yang diperkirakan mencapai 40.000 spesies.
Untuk memudahkan dalam pengenalannya maka spesies tersebut dikelompokkan berdasarkan kesamaan ciri yang dimiliki. Dalam hal pengelompokan memang terdapat perbedaan antar para ahli taksonomi ikan. Sebagian ahli (seperti Weber) memasukkankan ikan ke dalam satu kelas Pisces, sementara yang lain memasukkan ke dalam superkelas. Ikan dikelompokkan dalam enam kelas mengikuti Eschmeyer (1998). Enam kelas tersebut ialah Myxini, Cephalaspidomorphi, Elasmobranchii, Holocephali, Sarcopterygii, dan Actinopterygii. Kelas Cephalaspidomorphi tidak ditemukan di Indonesia
5
Kelas dan ordo Kelas Actinopterygii mempunyai ordo paling banyak (44 ordo) diikuti oleh Kelas Elasmobranchii (11 ordo). Ordo Scorpaeniformes dan Ordo Perciformes masih dibagi dalam beberapa subordo. Ordo Cypriniformes, Siluriformes dan Perciformes merupakan ordo yang paling banyak anggotanya di antara ordo lain yang ada di Indonesia. Ordo Cypriniformes dan Siluriformes beranggotakan spesies yang tinggal di perairan tawar; sedangkan Ordo Perciformes menghuni laut atau estuari.
6
Kelas Ordo Myxini Myxiniformes Cephalaspidomorphi Petromyzontiformes Holocephali Chimaeriformes Elasmobranchii Hexanchiformes Heterodontiformes Orectolobiformes Lamniformes Carchariniformes Squaliformes Pristiophoriformes Squatiniformes Pristiformes Torpediniformes Rajiformes Sarcopterygii Coelacanthiformes Ceratodontiformes Lepidosirenifomes Actinopterygii (Osteichthyes) Polypteryformes Acipenceriformes Lepisosteiformes Amiiformes Osteoglossiformes Elopiformes Albuliformes Notacanthiformes Anguilliformes Saccopharyngiformes Clupeiformes Gonorynchiformes Cypriniformes Characiformes
7
Kelas Ordo Actinopterygii (Osteichthyes) Siluriformes Gymnotiformes Esociformes Salmoniformes Stomiiformes Ateleopodiformes Aulopiformes Myctophiformes Lampriformes Polymixiiformes Percopsiformes Gadiformes Ophidiiformes Batrachoidiformes Lophiiformes Gobiesociformes Atheriniformes Cyprinodontiformes Beloniformes Stephanoberyciformes Beryciformes Cetomimiformes Zeiformes Gasterosteiformes Syngnathiformes Synbranchiformes Scorpaeniformes Perciformes Pleuronectiformes Tetraodontiformes
8
Ordo Subordo Scorpaeniformes Subordo Scorpaenoidei Subordo Dactylopteroidei Subordo Anoplopomatoidei Subordo Zaniolepidoidei Subordo Hexagrammoidei Subordo Normanitchthyoidei Subordo Cottoidei Perciformes Subordo Percoidei Subordo Mugiloidei Subordo Labroidei Subordo Zoarcoidei Subordo Pholidichthyoidei Subordo Blennioidei Subordo Icosteoidei Subordo Callionymoidei Subordo Schindleriodei Subordo Gobioidei Subordo Kurtoidei Subordo Acanthuroidei Subordo Scombrolabracoidei Subordo Sphyraenoidei Subordo Scombroidei Subordo Stromateoidei Subordo Anabantoidei Subordo Channoidei
9
Ciri kelas (1) Kelas Myxini
Bentuk seperti ular, tidak mempunyai tulang belakang (vertebra), tidak mempunyai rahang, mata rudimenter. Tidak ada sirip berpasangan dan tidak ada sirip dorsal. Bertulang rawan. Lubang hidung pada bagian kepala. Sungut tiga pasang. Nostril di bagian depan kepala.Terdapat 5 – 15 kantung insang pada setiap sisi. Sistem garis sisi mengalami degenerasi. Usus tidak bersilia. Telur besar. Semua anggota Kelas Myxini hidup di laut. Sebagian besar di zona intertidal pada dasar berlumpur lunak dan berpasir. Ikan ini membenamkan diri ke dasar untuk mencari hewan avertebrata yang lunak sebagai makanan atau memakan bangkai ikan Eptatretus minor
10
(2) Kelas Cephalaspidomorphi
Bentuk seperti ular. Vertebrae terdiri atas tulang rawan. Ikan ini tidak mempunyai rahang. Mata berkembang baik. Tanpa sungut. Nostril di bagian atas kepala. Tidak ada lengkung insang sejati untuk menyokong dan melindungi insang, dan sebagai gantinya terdapat suatu kantung yang terletak di luar insang; arteri insang dan saraf insang terletak di dalamnya. Satu lubang hidung. Sirip berpasangan tidak ada. Sirip dorsal satu atau dua. Usus bersilia. Telur kecil dengan kait
11
(2) Kelas Cephalaspidomorphi
Salah satu spesies ikan anggota kelas ini adalah ikan lamprey (Lampreta planeri, Petromyzon marinus). Ikan ini termasuk parasit atau predator. Ia mengisap darah dan cairan tubuh ikan lain, seperti vampir. Kontradiksi dengan ikan dewasa, larva (ammocoete) hidup membenamkan diri di lumpur sungai. Di sini ia akan menyaring alga dan detritus. Dua pola hidup yang berbeda ini merupakan aspek yang sangat menarik. Jumlah anggota kelas ini tercatat mendekati 40 spesies. Empat spesies ditemukan di daerah iklim sedang di belahan bumi selatan, dan selebihnya ada di belahan bumi utara. Petromyzon marinus
12
(3) Kelas Holocephali Ikan ini umum disebur sebagai ratfish karena ekornya yang ramping dan memanjang serta kepala yang meruncing memberikan gambaran seperti tikus. Rahang atas menyatu dengan kranium. Jumlah insang ada empat pasang dan celah insang satu pasang. Tanpa sisik pada ikan dewasa. Tidak punya spirakel dan tidak ada kloaka. Ikan yang jantan mempunyai alat penyalur sperma disebut tenakulum, yang terletak di kepala bagian depan. Kelas Holocephali hanya terdiri atas satu ordo, yaitu Chimaeriformes. Salah satu anggotanya ialah Chimaera monstrosa L. Chimaera monstrosa
13
(4) Kelas Elasmobranchii
Vertebra terdiri atas tulang rawan (dengan sedikit pengapuran tetapi tidak terjadi osifikasi). Ikan ini mempunyai rahang. Jumlah insang dan celah insang berkisar antara pasang, yang setiap pasangnya mempunyai sekat pelat insang. Lengkung insang berupa tulang rawan, yang di dalamnya terdapat arteri insang dan saraf insang. Spirakel terletak di depan celah insang. Ikan mempunyai sirip yang berpasangan. Terdapat sepasang nostril (dirhinous). Bersisik plakoid atau tidak bersisik. Ikan jantan biasanya mempunyai alat penyalur sperma yang dinamakan klasper (miksopterigium). Bentuk sirip ekor tidak simetris (heteroserkal). Carcharhinus amboinensis
14
(5) Kelas Sarcopterygii
Sebagian dari kelas ini sudah punah dan tinggal fosil. Dari antara anggota kelas ini ada satu spesies yang menorehkan catatan penting dalam sejarah iktiologi. Spesies ini adalah coelacanth yang berupa fosil dan diperhitungkan hidup pada kurun waktu antara masa pertengahan Devonian (350 juta tahun yang lalu) sampai akhir Cretaceous (66 juta tahun yang lalu). Dunia terkejut ketika tepat sebelum Natal tahun 1938 seekor coelacanth hidup tertangkap oleh pukat tarik (trawl) pada kedalaman 70 meter di pantai timur Afrika Selatan. Perhatian dunia tersedot dan takjub, karena sebelumnya ikan ini hanya dikenal dari fosilnya
15
(5) Kelas Sarcopterygii
Ikan ini dideskripsikan oleh JLB Smith dan dinamai Latimeria chalumnae, sebagai penghormatan bagi Marjorie Courtenay-Latimer dan sebagai pengingat Sungai Chalumna yang dimukanya merupakan perairan tempat ikan ini tertangkap. Miss Latimer adalah kurator sebuah musium lokal yang kecil. Dia lah orang pertama mengenali ikan coelacanth dan memberitahu Smith. Ikan coelacanth tak berhenti membuat berita, ketika pada tahun 1998 ditemukan spesies baru di perairan Manado yang kemudian dinamai Latimeria menadoensis Latimeria menadoensis
16
(6) Kelas Actinopterygii
Kelas Actinopterygii merupakan kelas yang dominan di bumi. Nelson (2006) menegaskan bahwa kelas ini mencakup 44 ordo yang memiliki spesies. Sekitar 44% dari jumlah spesies tersebut adalah ikan air tawar Kelas ini mempunyai ciri antara lain: notokorda seperti rangkaian manik, atau seperti manik-manik yang terpisah mempunyai rahang (maksila dan premaksila) rangka terdiri atas tulang sejati lengkung insang merupakan tulang sejati, yang terletak di bagian tengah insang, mengandung arteri dan saraf mempunyai sirip yang berpasangan (sirip dada dan sirip perut) mempunyai sepasang lubang hidung mempunyai sisik yang umumnya bertipe sikloid dan stenoid, tetapi ada juga yang bersisik tipe ganoid dan beberapa kelompok tanpa sisik biasanya mempunyai gelembung gas tidak ada kloaka
Presentasi serupa
© 2024 SlidePlayer.info Inc.
All rights reserved.