Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Novelis Jepang Modern.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Novelis Jepang Modern."— Transcript presentasi:

1 Novelis Jepang Modern

2 Akutagawa Ryunosuke ( ) Born in Tokyo, Akutagawa studied literature at Tokyo Imperial University. His psychological novel Rashomon later became a film directed by Kurosawa. Akutagawa committed suicide at age 35. Dazai Osamu ( ) Dazai Osamu, the pseudonym of Tsushima Shuji, was one of Japan's leading post-WW II novelists.

3 Endo Shusaku (1923-1996) Endo is a Christian author
Endo Shusaku ( ) Endo is a Christian author. Atoda Takashi (1935- ) One of Japan's most famous short-story writers. Futabatei Shimei ( ) Best remembered for Ukigumo (The Drifting Cloud, 1887), Japan's first serious novel written in colloquial Japanese.

4 Ibuse Masuji ( ) His novel Black Rain (Kuroi Ame, 1965) examines the effects of WW II on the inhabitants of Hiroshima. Ishiguro Kazuo (1954- ) British novelist. Kawabata Yasunari ( ) Kawabata, a novelist and short-story writer, became the first Japanese to win the Nobel Prize for Literature in 1968.

5 Lafcadio Hearn ( ) American journalist and novelist who, with the help of his Japanese wife, became the first Westerner to deeply understand the Japanese culture, which he introduced to Western readers in numerous English books and articles. Born in Greece and raised in Dublin, he was named "Lafcadio" after the Ionian island of Lefkas. Hearn became a Japanese citizen in 1894 (Japanese name: Koizumi Yakumo).

6 Mishima Yukio (1925-1970) Born Hiraoka Kimitake
Mishima Yukio ( ) Born Hiraoka Kimitake. In his novels, plays, and short stories, Mishima romanticized pre-Western Japan. Mishima committed ritual seppuku (aka hara-kiri, belly cutting). Mori Ogai ( ) Mori wrote novels, drama, poetry, etc. Murakami Haruki (1949- ) Murakami writes of the rebelliousness of the 1960s.

7 Murakami Ryu (1952- ) Winner of the Gunzo Literature Prize and the Akutagawa Prize. Detective mystery novelist. Natsume Soseki ( ) One of Japan's greatest modern writers, Natsume was a master of the psychological novel. Oe Kenzaburo (1935- ) Known for his pacifistic novels and his fiction devoted to his mentally retarded son, Oe won the Nobel Prize for Literature in 1994.

8 Shimazaki Toson ( ) Shimazaki was known for his first-person novels (watakushi shosetsu). Tanizaki Jun'ichiro ( ) Novelist who wrote about traditional Japanese culture. Uchida Yoshiko (c ) American writer who wrote about the Japanese experience in California.

9 Tanizaki Junichiro Tanizaki Junichiro mulai debut sejak tahun (The tattoer) – 1962(Diary of mad old man) Tema dalam karyanya sangat beragam, mulai dari kisah di masa Heian dan Muromachi, kerumitan perang di abad 16, dan fiksi populer di abad 19 Metode narasinya juga beragam, mulai dari orang ketiga normal, pengakuan orang pertama, narasi campuran tentang sejarah dan kontemporer , dan novel yang tersusun dari diary Inspirasinya didapatkan dari perempuan Jepang, dan karya Edgar Allan Poe dan Baudelaire

10 Perempuan dalam karya Tanizaki
Tanizaki banyak bercerita tentang perempuan dan laki-laki yang teraniaya oleh perempuan, padahal perempuan yang seperti ini tak pernah ada dalam sejarah sastra Jepang, dulu dalam sastra perempuan selalu disamakan dengan monster, ide cerita Tanizaki yang banyak menceritakan ttg hero perempuan kemungkinan adalah pengaruh sastra barat Tanizaki juga kerap dikenal sbg foot-fetish

11 Perempuan dalam karya Tanizaki
Perempuan Ideal menurut Tanizaki “Above all, it’s essential for her to have white, slender legs and delicate feet. Assuming that these and all the other points of beauty are equal, I would be more susceptible to the woman with bad cruelty, they are the ones I like the best. When I see a woman with a face like that, I feel her innermost nature may be cruel, indeed I hope it is”

12 Foot Fetish-ism Tattoer (1910); “To his sharp eyes a human foot was as expressive as a face. This indeed was a foot to be nourished by men’s blood, a foot to trample on their bodies” Fumiko’s Feet (1919) ; ttg seorang laki-laki tua yang minta dibuatkan lukisan istri mudanya terutama di bag. Kaki, laki-laki ini meninggal dgn bahagia, dengan kaki Fumiko menekan dahinya The Man with the mandoline, A Portrait of Shunkin, Diary of a Mad Old Man

13 Between East & West Meski banyak karyanya yang terpengaruh barat, tapi Tanizaki juga masih memuja tradisi asli Jepang. Misalnya pendapatnya ttg toilet dalam esay-nya In Praise of Shadow “It may well be said that the most elegantly constructed works of Japanese architecture are the toilets”. Kesan tentang toilet juga ditulisnya dalam esay lain, All about toilets (1935). Menurut Tanizaki, wangi toilet akan selalu mengingatkan pada rumah

14 Between East & West Dalam A Fool’s love, tokoh utama cerita tergila-gila dengan seorang perempuan Jepang berpenampilan ala Eropa bernama Naomi Some Prefer Nettles, Tokoh Kaname tertarik dengan ide Barat yang menyembah dewi- dewi tapi pada akhirnya dia terpesona pada perempuan Kyoto The Key, lagi-lagi perempuan dari Kyoto yang menjadi tokoh utama

15 Tanizaki’s thought ..”My wish has been to avoid imparting any modern interpretations to the psychology of Japanese women of the feudal period, but instead to describe them in such a way that I will recreate what those long-ago women actually felt, in a manner that appeals to the emotions and understanding of modern people”… ..”I am basically uninterested in politics, so I have concerned myself exclusively with the ways people live, eat and dress, the standards of feminine beauty”

16 Dazai Osamu ( ) Terkenalnya Dazai Osamu adalah karena kisah hidupnya yang mencoba bunuh diri berkali-kali Dazai Osamu adalah seorang putra anggota parlemen Jepang yang merasa kesepian dan tidak diperhatikan semasa kecilnya. Hal itu tercermin dalam karya-karyanya seperti Omoide, Ningen Shikkaku –No Longer Humans (karya terakhirnya sebelum ia bunuh diri). Kebanyakan karyanya adalah otobiografi tentang dirinya sendiri

17 Karya lain Osamu juga menerjemahkan beberapa sastra barat seperti kaketomi Uttae(Direct Appeal,1940) , Hashire Merosu (Run,Melos!) ttg seorang pemuda Yunani yang membuktikan kesetiannya kepada sahabatnya di depan sang raja, dan Onna no Ketto (Duel of Woman, 1940) novel Jerman yang awalnya diterjemahkan Mori Ogai Karya terjemahannya ini dipentaskan

18 Bannen (Wartime Censhorship)
Ketika Perang Dunia II pecah, seperti halnya pengarang lain karya-karya Osamu juga banyak yang disensor, kecuali 3 karyanya, Udaijin Sanetomo (The Minister of the Right Sanetomo), Shokoku-Banashi (Tales of the provinces), Tsugaru dan Otogi Zoshi Udaijin Sanetomo adalah pemimpin sekaligus penyair di tahun 30an Shokoku Banashi adalah koleksi cerpen dari Ihara Saikaku (dari bahasa klasik ke bahasa modern)

19 Bannen (Wartime Censhorships)
Tsugaru adalah cerita perjalanan Dazai selama perang ke tempat kelahirannya di utara Jepang Otogi Zoshi sendiri adalah kisah tentang putrinya selama masa pengebom-an kota Tokyo Ketika perang berakhir, bersama Ishikawa Jun ia membentuk aliran baru sastra pasca perang (burai-ha) dan menulis novel Shayo (The Setting Sun) tentang kepulangan tentara Jepang dari Manchukuo

20 Akhir Hidup Setelah menulis Ningen Shikkaku, Dazai Osamu mengakhiri hidupnya dengan menenggelamkan dirinya ke sungai bersama seorang geisha (percobaan bunuh diri sudah dilakukan sejak SMA). Alasan bunuh dirinya adalah karena ia merasa tidak bisa membuat karya lain selain bentuk otobiografi Sebelum bunuh diri, ia meninggalkan manuskrip “Goodbye” yang belum selesai Mayatnya ditemukan 5 hari berikutnya tepat ketika ulang tahunnya

21 Mishima Yukio Mishima Yukio kerap disamakan dengan Dazai Osamu karena latar belakang keluarga dan isi karyanya. Perbedaan keduanya adalah meski keduanya tipe I-novel tapi Dazai terlalu dekat menceritakan dirinya yang dianggap Mishima tidak terlalu “sastra”. Novel Otobiografi Mishima, Confessions of a mask, sering disamakan dengan No Longer Humans-nya Dazai Osamu

22 Confessions of a mask VS No Longer Human
Dalam novel Dazai, tokoh anak memakai sweater terbalik untuk menarik perhatian keluarga. Anak tersebut berakting seperti badut untuk menutupi kebenaran bahwa ia berbeda dari anggota keluarga lainnya. Dalam novel Mishima, sang tokoh merasa perlu memakai topeng seumur hidupnya agar bisa merasa menjadi manusia. Ia tak berani membuka topengnya karena takut terluka. Pada akhirnya ia berusaha menjadikan topeng itu sebagai wajah aslinya

23 Kematian masa muda Beberapa karya sukses menghadirkan cerita dimana tokoh utamanya mati muda. Misalnya Murasaki Shikibu yang hanya mengijinkan Genji hidup selama dia berparas bagus atau kisah Romeo dan Juliet. Hal ini menarik minat Mishima terhadap kematian di masa muda ..”among my incurable convictions is the belief that the old eternally ugly, the young eternally beautiful. The wisdom of the old is eternally murky, the actions of the young eternally transparent. The longer people live, the worse they become. Human life, in other words, is an upside-down process of decline and fall”

24 Pengaruh Mishima mendapat pengaruh dari Nihon Roman- ha (Japanese Romanticist). Kelompok ini sangat tertarik dengan sastra Jepang klasik dan hal ini yang membuat Mishima berbeda dengan sastrawan di zamannya, Pada masa perang kelompok ini aktif di bidang politik menyuarakan “semangat kejepangan” namun pasca perang tulisan mereka ditolak dimana-mana. Tapi tidak dengan Mishima karena ia bisa sukses mempertahankan tradisi asli Jepang dan konsep politik secara bersamaan

25 Beberapa Karya lain After the banquet
tentang hubungan seorang wanita pemilik restoran dan seorang PM dari partai konservatif yang berubah ke partai Sosialis demi membahagiakan perempuan tsb , mundur dari PM eks-PM ini menyalonkan diri jadi gubernur Tokyo. Patriotism Tokoh utama cerita Letnan Takeyama memilih bunuh diri saat Insiden 26 Februari daripada membunuh temannya yang terlibat kudeta.

26 Insiden 26 Februari Insiden 26 Februari , TeitoFusho Jiken ( ) adalah kudeta yang dilakukan oleh tentara Jepang karena korupsi pemerintah dan kemiskinan di desa-desa. Pada insiden ini menyuarakan Showa Isshin (restorasi Showa), dan membunuh beberapa politisi. Hal ini membuat kaisar marah dan memerintahkan agar para tentara pemberontak ini dibunuh oleh pendukung terdekat mereka dan menolak usaha “seppuku” mereka karena dianggap menyalahi etika bushido

27 Pemujaan terhadap kaisar
Kematian tokoh utama pada “Patriotism” tidak digambarkan dengan kesedihan melainkan sebagai suatu pencapaian tertinggi Karya ini merupakan salah satu kreasinya sebagai “tameng” bagi kaisar Ketika Jepang kalah tahun 1945 dan kaisar mengumumkan bahwa ia bukan dewa, segenap bangsa Jepang merasa dikhianati karena selama ini banyak yang mengorbankan diri demi kaisar, Mishima membela kaisar dengan beberapa pernyataan dan karyanya.

28 Pemujaan terhadap kaisar
Menurut Mishima, kaisar meski bukan dewa tapi adalah inkarnasi dari tradisi Jepang, melindungi kaisar artinya melindungi Jepang itu sendiri. Hal ini didemonstrasikannya dalam novel Homba dimana tokoh utamanya juga mati demi kaisar Mishima yakin, kemurnian pemudan, kesiapan mati seorang pemuda demi kepercayaannya mampu menyelamatkan budaya Jepang dari keserakahan westernisasi

29 Pemikiran Mishima ini bagi sebagian orang dianggap mengerikan terutama oleh pihak barat. Namun Mishima menegaskan bahwa standart normal barat tidak bisa diaplikasikan di Jepang, Tradisi Jepang harus dikukuhkan dengan caranya sendiri. Karena pemikirannya inilah Mishima dikenal sebagai sastrawan yang teguh mempertahankan budaya Jepang

30 Proyek terakhir Tahun 1960, Mishima memulai proyek besar yakni menulis tetralogi Hojo no Umi (The sea of fertility), bercerita tentang seorang pemuda yang terikat dengan tali reinkarnasi dengan tiga orang lainnya. Tema reinkarnasi serta ramalan mimpi adalah ide yang dipinjam dari novel zaman Heian “hamamatsu Chunagon Monogatari”. Hojo no Umi sendiri adalah suatu nama wilayah di bulan

31 buku 1. Haru no Yuki –Spring Snow
Kiyoaki jatuh cinta dengan satoko tapi satoko sudah dijodohkan dengan kel. Kaisar. Kiyoaki sakit dan mati meninggalkan buku tentang mimpinya dan ramalan kpd sahabtnya Honda bahwa mereka akan bertemu lagi. Pada buku ini, muncul term Tawayameburi, yaitu kecantikan dan pesona tradisional gadis Jepang.

32 Buku 2 – Homba Mengetengahkan Masuraoburi - yakni jalan ksatria
Bercerita tentang Isao, putra pelayan Kiyoaki yang siap mati demi menyucikan negara dari korupsi para bisnisman dan politisi. Namun karena dikhianati, Isao diseret ke pengadilan. Ia kemudian ditolong oleh Honda yang tak sengaja karena melihat tanda lahir Isao menganggap Isao adalah reinkarnasi Kiyoaki. Setelah dibebaskan, Isao membunuh para bankir lalu seppuku sambil menghadap matahari terbit

33 Buku 3- Akatsuki no Tera (The temple of The Dawn)
Buku ini memiliki nuansa religi Tokoh utama dalam buku ini adalah Jinjan, putri dari thailand. Jinjan bertemu dengan Honda di Bangkok di masa sebelum perang. Kali ini Honda juga merasa Jinjan reinkarnasi Kiyoaki karena Jinjan menjawab tanggal kematian Kiyoaki dan Isao dengan tepat. Pasca perang, Jinjan datang ke Jepang sebagai mahasiswa. Tapi budaya materialistis pasca perang merubah diri Jinjan. Akhirnya Jinjan meninggal dipatuk kobra di tamannya.

34 Buku 4 – Tennin Gosui (The five marks of decline of the Heavenly being)
Bercerita tentang tokoh Toru, seorang pemuda yang dianggap Honda reinkarnasi Kiyoaki karena memiliki tanda lahir yg dianggap sbg Tennin Gosui. Meski Honda bersikap baik tapi Toru mempermalukannya. Teman Honda mengatakan bahwa Toru adalah reinkarnasi palsu. Toru dipaksa minum racun dan menjadi buta. Suatu hari Satoko bertemu Honda di Nara. Satoko mengatakan bahwa ia tidak kenal Kiyoaki. Kiyoaki sebenarnya adalah tokoh imajinasi Honda. Ketidaknyataan akhirnya diterima oleh Honda sebagai kebenaran tentang dunia

35 Proyek trakhir Tetralogi Hojo no Umi adalah pencurahan segala kemampuan & pengalaman Mishima, sehingga ketika buku ini selesai, Mishima merasa tidak punya apa-apa lagi Mishima akhirnya melakukan seppuku di hadapan publik dan pers


Download ppt "Novelis Jepang Modern."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google