Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PROPOSAL PENELITIAN Diabstraksikan oleh: smno.psl.ppsub.sept2013.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PROPOSAL PENELITIAN Diabstraksikan oleh: smno.psl.ppsub.sept2013."— Transcript presentasi:

1 PROPOSAL PENELITIAN Diabstraksikan oleh: smno.psl.ppsub.sept2013

2 Menyusun proposal (rencana) penelitian dapat diibaratkan seperti membuat suatu barang untuk dijual.
Artinya, laku atau tidaknya barang tersebut sangat tergantung kepada mutu barang itu dan kelihaian kita dalam menawarkan barang tersebut. Apalagi kalau barang tersebut merupakan hal baru dan yang dibutuhkan oleh masyarakat, konsumen tentu akan tertarik untuk membelinya.

3 Bahwa hanya rencana penelitian yang bermutu ilmiah dan mempunyai kegunaan tinggilah yang akan diterima oleh masyarakat ilmiah. Apalagi bila rencana penelitian itu dapat menjanjikan hasil penemuan baru yang sangat berguna, baik ditinjau dari segi kepentingan praktis maupun dari aspek ilmu pengetahuan. Cara penawaran yang menarik juga sangat penting. Dalam arti, bahwa si pembuat rencana penelitian harus dapat meyakinkan pihak yang akan menyetujui rencana penelitian tersebut.

4 Untuk itu dibutuhkan penguasaan ilmu yang memadai, tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Kekecewaan karena rencana penelitiannya ditolak, sering dialami peneliti yang mem­buat rencana penelitiannya secara terburu-buru. Penolakan ini biasanya bersumber pada penguasaan materi yang kurang mendalam, karena si peneliti kurang banyak membaca.

5 Berbagai komentar yang muncul , misalnya :
Penelitian sudah pernah diteliti orang, Kurang ada manfaatnya, Kurang bobot ilmiahnya, dan Penelitian bersifat mencoba-coba saja.

6 Laporan-laporan hasil penelitian,
Dalam hal seperti ini kegemaran membaca pustaka ilmiah, terutama yang memuat hasil-hasil penelitian seperti : Buku-buku ilmiah Journal, Bulletin, Laporan-laporan hasil penelitian, merupakan kegiatan yang mutlak diperlukan bagi seorang peneliti.

7 Lazimnya sebuah rencana penelitian terdiri dari bab- bab :
Pendahuluan, Tinjauan Pustaka, Perumusan Hipotesis, Metode Penelitian. Bagian lainnya seperti: Halaman judul penelitian, Halaman persetujuan, Kata Pengantar, Daftar Pustaka dan Lampiran.

8 BAB INI BIASANYA TERDIRI DARI : Latar Belakang Perumusan permasalahan,
BAB I. PENDAHULUAN BAB INI BIASANYA TERDIRI DARI : Latar Belakang Perumusan permasalahan, Tujuan Penelitian. Prinsip singkat tetapi jelas berlaku di sini. SINGKAT, artinya janganlah menulis hal-hal yang sebenarnya tidak perlu. JELAS, dalam arti jangan sampai terlewatkan hal-hal yang seharusnya ditulis guna kejelasan dari tulisan itu sendiri.

9 FORMULASI PERMASALAHAN
Penelitian berpangkal dari suatu pertanyaan tentang suatu permasalahan yang muncul dari benak peneliti karena "ketidak-tahuan" mengenai suatu fenomena atau gejala. MISALNYA: Apa yang menyebabkan meningkatnya kriminalitas / kenakalan remaja ? Mengapa produksi pertanian (dapat juga menyebut salah satu komoditi, misalnya harga gula) tidak mampu bersaing di pasaran dunia? Jawaban atas pertanyaan tersebut dapat bersifat teknik, sosial atau ekonomis.

10 Bacaan baik dari buku atau sumber lain
Stimuli munculnya pertanyaan penelitian tersebut dapat datang dari berbegai sumber: Pengamatan lapangan, Bacaan baik dari buku atau sumber lain Mengikuti forum pertemuan ilmiah. Stimuli penelitian di suatu institusi juga dapat berasal dari kebutuhan pembuat kebijaksanaan (policy makers) mengenai suatu permasalahan pembangunan yang dihadapi .

11 Seorang peneliti yg memulai penelitiannya seringkali menyatakan permasalahan penelitian dengan mengemukakan judul penelitian. Ketika ditanya apa permasalahan penelitian, seringkali tidak dapat menyatakan permasalahan penelitian dengan jelas.

12 Permasalahan penelitian merupakan justifikasi / alasan mengapa penelitian tertentu perlu dilakukan.
Justifikasi tergantung pada pentingnya permasalahan, sedangkan pentingnya permasalahan dapat ditinjau dari pelbagai aspek.

13 Problematik penelitian hendaknya juga mencakup bukan hanya "What" tetapi juga dapat mencakup "whom", "where", and "when". Pertanyaan atau permasalahan penelitian yang lebih spesifik akan lebih baik karena dapat mengarahkan kegiatan peneltian yang lebih spesifik pula.

14 Mengapa seringkali sulit dalam formulasi permasalahan penelitian ?
Hal ini dapat terjadi karena kurang menguasai permasalahan dalam bidang itu, atau kekurangan membaca literatur yang sudah ada, atau mungkin pengalaman yang belum cukup dalam bidang penelitian.

15 Masalah penelitian dapat diperoleh dari dua sumber:
dari teori yang sudah ada (ekperimen) dan dari lapangan (survey, pengumpulan data di lapangan setelah dianalisa dan diinterpretasikan harus dikaitkan dengan teori).

16 "what is" (apa yang terjadi) dan
Untuk memformulasikan permasalahan seringkali lebih mudah untuk berfikir perbedaan antara: "what is" (apa yang terjadi) dan "what should be" (apa yang seharusnya terjadi).

17 Permasalahan penelitian yang baik harus memenuhi beberapa syarat:
Relevan dengan waktu timbulnya permasalahan, Berhubungan dengan problematik praktis, Dapat mengisi "research gap", Memungkinkan genelarisasi, Memiliki ketajaman dalam definisi / pembatasan dari konsep-konsep utama, 6. Dapat memerbaiki metoda penelitian bagi peneliti berikutnya.

18 TUJUAN Tujuan penelitian adalah formulasi apa yang ingin diketahui atau ditentukan dalam melaksanakan penelitian. Tujuan penelitian bentuk pernyataan, seperti misalnya dengan menggunakan kalimat: (1). untuk mengetahui , (2). untuk memperoleh , (3). ……. (dimaksudkan untuk menyatakan secara spesifik apa yang akan dilakukan dalam penelitian untuk mendapatkan hasil). (….. PROSES & HASIL…..) KEGUNAAN

19 Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai.
Kegunaan penelitian: Manfaat yang dapat diperoleh kalau tujuan penelitian telah tercapai. Apakah memberikan sumbangan pada khasanah ilmu pengetahuan atau­kah Berguna untuk menjawab masalah-masalah pembangunan.

20 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA Laporan hasil penelitian lain.
Bab ini menguraikan konsepsi dan teori-teori yang relevan dan biasanya diperoleh dari: Buku-buku teks, Bulletin, Prosiding Jurnal, dan Laporan hasil penelitian lain. Isinya relevan dengan problem yang diteliti dan berasal dari pustaka-pustaka terbaru.

21 Uraian dalam bab ini harus dapat memberikan landasan ilmiah tentang :
Masalah penelitian, Metode yang dipilih (bila perlu), dan Memberikan landasan ilmiah bagi hipotesis: Mengapa perlakuan yang satu dihipotesiskan (diduga) lebih baik daripada perlakuan yang lain atau Mengapa suatu variabel diduga berhubungan dengan variabel yang lain?

22 1. sebagai dasar penelitian dan pengamatan / observasi.
HIPOTESIS HIPOTESIS adalah suatu perkiraan atau dugaan “hasil mental” peneliti mengenai fakta-fakta yang diketahuinya atau jawaban sementara mengenai suatu gejala atau hubungan antara dua gejala empiris. Fungsi hipotesis: 1. sebagai dasar penelitian dan pengamatan / observasi. 2. sebagai alat bantu untuk memperoleh pengetahuan baru, yang pada permulaannya belum dapat dipastikan kebenarannya.

23 HIPOTESIS harus didasari suatu landasan teori yang mantap, sehingga dapat terhindar dari hubungan-hubungan palsu. TEORI DAPAT DIANGKAT MENJADI HIPOTESA, TEORI TERSEBUT DIUJI KEMBALI SECARA EMPIRIS DALAM SUATU LINGKUNGAN TERTENTU. SETELAH DIUJI MAKA HIPOTESA TSB DAPAT MENDUKUNG TEORI ATAU DAPAT MENOLAK TEORI. Oleh karena itu hasil penelitian tidak perlu sesuai dengan hipotesa baik hipotesa yang diangkat dari teori ataupun hasil pengamatan empiris di lapangan.

24 HIPOTESIS juga dapat merupakan dugaan atau pendapat sementara terhadap masalah penelitian, yang kebenarannya harus dibuktikan melalui penelitian. TIDAK SEMUA PENELITIAN BERTUJUAN UNTUK MEMBUKTIKAN KEBENARAN HIPOTESIS, TETAPI UNTUK PENELITIAN YANG BERSIFAT EKSPERIMENTAL PADA DASARNYA MEMANG BERTUJUAN DEMIKIAN. HIPOTESIS bila dipandang perlu dapat dihilangkan (tidak ditulis), yaitu apabila dalam perumusan tujuan penelitian penulis sudah menyajikan dalam bentuk kalimat yang sangat jelas dalam arti dapat memberi petunjuk tentang pengujian hasil penelitian. Hipotesis disajikan dalam kalimat pernyataan, sedangkan tujuan penelitian disajikan dalam kalimat pertanyaan.

25 BAB III. METODE PENELITIAN
Dalam bab ini peneliti menjelaskan seluruh variabel yang digunakan dalam penelitian. Tidak hanya variabel bebas dan variabel tergantung saja, tetapi juga variabel- variabel lain yang menentukan keberlakuan hasil penelitian. Untuk bidang AGROKOMPLEKS identifikasi dan definisi variabel-variabel ini menjadi penting, terutama bila penelitian dilaksanakan di lapangan dan bersifat inter-temporer.

26 Bab Metode Penelitian dapat berisi a.l. :
Tempat dan waktu pelaksanaan penelitian. Tidak semua penelitian perlu dijelaskan tentang tempat dan waktu pelaksanaannya. Alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian, terutama tentang spesifikasi alat dan bahan tersebut Metode penelitian, mencakup rancangan penelitian dan rencana analisis datanya, Pelaksanaan penelitian, dikemukakan prosedur pelaksanaan penelitian secara terperinci dan lengkap, Pengamatan dan pengumpulan data, dijelaskan tentang prosedur dan cara pengamatan penelitian serta dapat menunjang apa saja yang perlu dikumpulkan. Analisis data dan interpretasinya.

27 DESKRIPSI PROPOSAL PENELITIAN
(DP4M, DIKTI, DEPDIKNAS) Judul Penelitian Hendaklah SINGKAT dan SPESIFIK, tetapi cukup JELAS untuk memberi gambaran mengenai penelitian yang direncanakan. Contoh: ………………….. ?

28 Uraikan proses dalam meng identifikasikan masalah penelitian
2. Pendahuluan Penelitian dilakukan untuk menjawab keingin-tahuan peneliti untuk mengungkapkan suatu gejala/konsep/dugaan atau menerapkannya untuk suatu tujuan. Kemukakan hal-hal yang mendorong, atau argumentasi pentingnya dilakukannya penelitian. Uraikan proses dalam meng identifikasikan masalah penelitian

29 3. Perumusan Masalah Penelitian
Rumuskan dengan jelas permasalahan yang ingin diteliti. Uraikan pendekatan atau konsep untuk menjawab masalah yang diteliti, hipotesis yang akan diuji, atau dugaan yang akan dibuktikan. Dalam perumusan masalah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Uraian perumusan masalah tidak perlu dalam bentuk pertanyaan

30 4. Tinjauan Pustaka Usahakan pustaka terbaru, relevan dan asli, misalnya jurnal ilmiah. Uraikan dengan jelas kajian pustaka yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian yang dilakukan. Tinjauan pustaka menguraikan teori, temuan dan bahan penelitian lain yang diperoleh dari acuan pustaka, yang dijadikan landasan untuk melakukan penelitian. Uraian dalam tinjaun pustaka dibawa untuk menyusun kerangka atau konsep yang akan digunakan dalam penelitian. Tinjauan pustaka mengacu pada Daftar Pustaka.

31 Penelitian dapat bertujuan untuk:
Tujuan Penelitian Penelitian dapat bertujuan untuk: menjajagi, menguraikan, menerangkan, membuktikan, atau menerapkan suatu gejala, konsep, atau dugaan atau membuat suatu prototipe.

32 Kontribusi Hasil Penelitian Uraian kontribusi penelitian dalam:
Penemuan ilmu pengetahuan, Pengembangan teknologi, Pemecahan masalah pembangunan, Pengembangan kelembagaan Hasil berupa: Ilmu pengetahuan: DESKRIPSI, SINTESIS, ANALISIS, …. Teknologi: Hardware, Software Problem solving: MODEL, Metode, Strategi, Prosedur Kelembagaan: Disain/rancangan/Konsep Institutional building

33 7. Metode Penelitian Uraian metode yang digunakan dalam penelitian secara rinci. Uraian dapat meliputi: Variabel penelitian, Model yang digunakan, Rancangan penelitian, Teknik pengumpulan data, Analisis data, dan Cara interpretasi/ penafsiran hasil.

34 Untuk penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dapat dijelaskan:
Pendekatan yang digunakan, Proses pengumpulan data & informasi Analisis data & informasi, Proses penafsiran dan Penyimpulan hasil penelitian.

35 Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian.
Jadwal Kegiatan penelitian meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan penelitian, dalam bentuk bar-chart. Bar chart ini memberikan rincian kegiatan dan jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian. Jadwal pelaksanaan mengacu pada metode penelitian. Untuk penelitian multiyear, keterkaitan antara tahapan yang satu dengan tahapan selanjutnya harus jelas (bersifat serial dan/atau bukan paralel).

36 Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks.
9. Daftar Pustaka Dalam penyusunan Daftar Pustaka dianjurkan, untuk menggunakan Buku Pedoman tentang itu. Demikian pula untuk penulisan pustaka di dalam teks. Dengan menggunakan PEDOMAN TERTENTU tidak hanya konsistensi penulisan dapat dijaga tetapi sekaligus juga mencerminkan kualifikasi dari penulisnya.

37 10. Lampiran Lampiran harus berhubungan dengan pembahasan.
Apabila penyajian tabel, grafik, gambar dan foto dalam teks dipandang akan mengganggu kontinuitas jalannya pembahasan, sebaiknya disajikan dalam Lampiran. Lampiran harus berhubungan dengan pembahasan.

38 KRITERIA PENILAIAN USUL PENELITIAN
(DP4M, DIKTI) No Kriteria Penilaian Acuan Penilaian Hasil Penilaian kelemahan proposal penelitian 1 Perumusan masalah Tujuan Penelitiana. Perumusan masalah lemah, kurang mengarah. Tujuan penelitian tidak jelas 2 Kontribusi hasil Penelitian Kontribusi hasil pene itian pada: -Pengembangan IPTEK -Menunjang pemba ngunan b. Kontribusi hasil penelitian pada pengembangan IPTEKS, pembangunan, pengembangan kelembagaan tidak jelas 3 Tinjauan pustaka Daftar pustaka c. Bahan kepustakaan: Kurang menunjang penelitian, Pustaka tidak relevan, Kurang mutakhir, Bukan hasil penelitian 4 Metode penelitian d. Metode penelitian Kurang dirinci, Sehingga langkah penelitian yang akan dilakukan tidak jelas

39 KRITERIA PENILAIAN USUL PENELITIAN
(DP4M, DIKTI) No Kriteria Penilaian Acuan Penilaian Hasil Penilaian kelemahan proposal penelitian 5 Kelayakan penelitian Jadwal penelitian Personalia Perkiraan biaya e. Kelayakan penelitian kurang, ditinjau dari: Personalia, Jadwal, dan Perkiraan biaya Sarana pendukung 6. Rincian Biaya f. Anggaran biaya yang diajukan kurang rinci, atau dinilai terlalu tinggi 7 Adminis trasi Format usulan g. Usulan belum mengikuti format yang ditentukan 8. Lain-lainh. Lain-lain (masalah sudah banyak diteliti, permasalahan kurang relevan dengan bidang studi peneliti, dll).

40 Contoh-contoh proposal penelitian

41 PENGARUH PERILAKU PEMIMPIN TERHADAP
KINERJA DAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN (STUDI PADA INDUSTRI KECIL KEMBANG GULA DI KOTAMADYA MALANG)”. M. YUSUF A. MAJID Mahasiswa Program Pascasarjana, Unibraw, Malang

42 Rumusan masalah penelitian :
Bagaimanakah keadaan perilaku struktur inisiasi pemimpin, perilaku konsiderasi pemimpin, kinerja karyawan, dan kepuasan kerja karyawan. Apakah ada pengaruh perilaku Struktur Inisiasi pemimpin terhadap perilaku Konsiderasi pemimpin ? Apakah ada pengaruh perilaku Struktur Inisiasi pemimpin dan perilaku Konsiderasi pemimpin terhadap kinerja karyawan ? Apakah ada pengaruh Perilaku Struktur Inisiasi pemimpin, perilaku Konsiderasi pemimpin dan Kinerja karyawan terhadap Kepuasan kerja karyawan ?

43 Tujuan Penelitian Untuk mendeskripsikan keadaan perilaku struktur inisiasi pemimpin, perilaku konsiderasi pemimpin, kinerja karyawan, dan kepuasan kerja karyawan. Untuk menjelaskan pengaruh perilaku Struktur Inisiasi terhadap perilaku Konsiderasi. Untuk menjelaskan pengaruh perilaku Struktur Inisiasi dan perilaku Konsiderasi terhadap kinerja karyawan. Untuk menjelaskan pengaruh Perilaku Struktur Inisiasi, perilaku Konsiderasi dan Kinerja karyawan terhadap Kepuasan kerja karyawan.

44 KONSEP-KONSEP TEORI Perilaku Pemimpin Studi-studi yang berkaitan dengan teori kepemimpinan perilaku telah dilakukan oleh : (Robbins, 1996). Studi Universitas Ohio yang mendikotonomikan dimensi perilaku pemimpin struktur inisiasi (initiating structure) dan konsiderasi (consideration); Stusi Universitas Mechigen membedakan perilaku pemimpin dalam dua dimensi yaitu perilaku pemimpin berorientasi karyawan (menekankan hubungan pribadi) dan perilaku pemimpin yang berorientasi produksi (menekankan aspek teknis atau tugas dari pekerjaan);

45 3. Studi Skandinavia yang mengemukakan premis dasar bahwa alam suatu dunia yang berubah, pemimpin yang efektif akan menampakkan perilaku yang berorientasi pengembangan, yaitu pemimpin yang menghargai eksperimentasi, mengusahakan gagasan baru, dan menimbulkan serta melaksanakan perubahan 4. Blake dan Mouton: Kisi manajerial berdasarkan gaya "kepedulian terhadap orang” dan “kepedulian terhadap produksi” yang pada hakekatnya mewakili dimensi konsiderasi dan struktur inisiasi, atau dimensi berorientasi karyawan dan berorientasi produksi dari Michigan

46 Kinerja Karyawan Byars & Ruc (1984): Kinerja diartikan sebagai hasil dari usaha seseorang yang dicapai dengan adanya kemampuan dan perbuatan dalam situasi tertentu. Benardin dan Russell (1993): Kinerja merupakan hasil yang dicapai oleh fungsi dan jabatan tertentu dalam periode waktu tertentu. Kinerja adalah hasil yang dicapai seseorang menurut ukuran yang berlaku untuk pekerjaan yang bersangkutan.

47 Feldman (dalam Swasto, 1996): Kinerja = f (Motivasi + Kemampuan)
Prinsip dasar manajemen menyatakan bahwa kinerja merupakan perpaduan antara motivasi yang ada pada diri seseorang dan kemampuannya dalam melaksanakan suatu pekerjaan. Oleh karena itu : Kinerja = f (Motivasi + Kemampuan)

48 Motivasi Hersey danBlanchard (1986): Motivasi adalah kemauan untuk berbuat sesuatu sedangkan motif adalah kebutuhan, keinginan, dorongan atau impuls. Porter & Miles (1974): Motivasi seseorang ditentukan oleh intensitas motifnya. Stoner (dalam Swasto,1996): tiga faktor utama yang mempengaruhi motivasi dalam organisasi: Karakteristik individu, Karakteristik pekerjaan dan Karakteristik organisasi.

49 KARAKTERISTIK ORGANISASI
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI. Sumber : Porter & Miles (1974) dikutip oleh Stoner (1986) KARAKTERISTIK INDIVIDU .Jenis kebutuhan .Sikap terhadap diri dan pekerjaan .Minat KARAKTERISTIK PEKERJAAN .Tuntutan kecakapan .Indentitas tugas .Signifikansi tugas .Derajat otonomi KARAKTERISTIK ORGANISASI .Kebijaksanaan dan kultur organisasi .Lingkungan dekat

50 Karakteristik Individu
Karakteristik individu meliputi : Berbagai jenis kebutuhan, Sikap terhadap diri dan pekerjaannya, Minat pekerjaan. Perbedaan-perbedaan tersebut dibawa ke dalam dunia kerja sehingga motivasi setiap individu di dalam organisasi bervariasi. Seorang karyawan yang mempunyai motivasi untuk memperoleh uang sebanyak-banyaknya, ia akan rajin bekerja keras dengan resiko pekerjaan yang tinggi, dibanding dengan karyawan lain yang mempunyai motivasi mengutamakan keselamatan.

51 Karakteristik pekerjaan yang berbeda memerlukan persyaratan kecakapan, identitas tugas, signifikansi tugas, serta derajat otonomi yang berbeda pula. Perbedaan karakteristik yang melekat pada pekerjaan akan memerlukan tipe-tipe pekerja yang tepat sesuai spesifikasi kerja yang ada. Perbedaan karakteristik organisasi ditunjukkan dengan kebijaksanaan dan kultur yang berbeda dari masing-masing organisasi, serta hubungan antar masing-masing individu dalam organisasi.

52 Kemampuan Gibson (1984): Kemampuan menunjukkan potensi seseorang untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan. Kemampuan berhubungan erat dengan kemampuan fisik dan mental yang dimiliki orang untuk melaksanakan pekerjaan. England (1972) dan Snell (1992): Apabila kemampuan karyawan rendah akan menggunakan waktu dan usaha yang lebih besar dari pada karyawan berkemampuan tinggi untuk menyelesaikan suatu pekerjaan. Setiap jenis pekerjaan menuntut pengetahuan, ketrampilan dan sikap tertentu agar dapat melaksanakan pekerjaan tersebut dengan baik. Pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang dimiliki oleh seorang karyawan akan menentukan kesiapannya untuk melakukan suatu pekerjaan.

53 Swasto (1996): Kemampuan pengetahuan: mencakup segala hal yang pernah diketahui tentang suatu obyek tertentu. Pengetahuan adalah terminologi generik yang mencakup segenap cabang pengetahuan berdasarkan kemampuannya selaku mahluk yang berpikir, merasa dan mengindra. Kemampuan ketrampilan: kemampuan psikomotorik dan teknik pelaksanaan kerja tertentu. Kemampuan sikap: kesiapsiagaan mental yang diorganisasi lewat pengalaman, yang mempunyai pengaruh tertentu kepada tanggapan seseorang terhadap orang-orang, obyek dan situasi yang berhubungan dengannya.

54 Kepuasan Kerja Karyawan
Smith dan Wakeley : Kepuasan kerja pada hakekatnya seseorang didorong untuk beraktivitas karena dia berharap bahwa hal tersebut akan membawa pada keadaan yang lebih baik dan memuaskan, dari pada keadaan sekarang. Bekerja adalah suatu bentuk aktivitas yang bertujuan untuk mendapatkan kepuasan kerja.

55 Davis (1977): Kepuasan kerja merupakan rasa senang atau tidak senang dengan mana seorang karyawan memandang pekerjaannya. Kepuasan kerja terjadi bilamana ada kesesuaian antara karakteristik pekerjaan dan keinginan karyawan. Kepuasan kerja mengekpresikan sejumlah kesesuaian antara harapan seseorang tentang pekerjaannya dan imbalan yang diberikan atas pekerjaan tersebut.

56 Indikator kepuasan kerja meliputi :
Davis (1977): Indikator kepuasan kerja meliputi : 1). Peraturan tenaga kerja, 2). Produktivitas, 3). Pemborosan dan perselisihan, 4).Catatan kualitas, 5). Kemangkiran dan kelambanan, 6). Catatan dari konselor, 7). Keluhan, 8). Wawancara di luar, 9). Catatan kecelakaan, 10). Catatan kesehatan, 11).Saran-saran dan catatan pelatihan.

57 Kerangka Konsep Penelitian
Kepuasan kerja merupakan suatu pernyataan puas dari karyawan yang bersangkutan, apakah sudah merasa puas atau belum dihubungkan dengan kinerja dan hasil kerja mereka, yang menyangkut berbagai macam aspek pekerjaan, dikaitkan dengan lingkungan yang kondusif dan penghasilan yang diperoleh. Kepuasan kerja akan terpelihara jika iklim organisasi memberikan peluang kepada karyawan untuk mencapai kinerja yang optimal. Untuk membangun iklim organisasi yang kondusif maka peranan orang-orang kunci atau pemimpin memegang peranan yang penting. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan seorang pemimpin, diperlukan kemampuan memimpin yang dapat beradaptasi dengan bawahannya, yakni: Mampu menyesuaikan diri dengan situasi dan lingkungan serta mampu memberikan motivasi yang dapat mendorong peningkatan kinerja dan kepuasan kerja. PERILAKU PEMIMPIN KINERJA KARYAWAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

58 Hipotesis Terdapat pengaruh perilaku Struktur Inisiasi Pemimpin terhadap perilaku Konsiderasi Pemimpin Terdapat pengaruh perilaku Struktur Inisiasi Pemimpin dan perilaku Konsiderasi Pemimpin terhadap kinerja karyawan Terdapat pengaruh Perilaku Struktur Inisiasi Pemimpin, Perilaku Konsiderasi Pemimpin dan Kinerja karyawan terhadap Kepuasan kerja karyawan KEPUASAN KERJA KARYAWAN (X 4) PERILAKU STRUKTUR INISIASI PEMIMPIN (X1) KINERJA KARYAWAN ( X 3 ) PERILAKU KONSIDERASI PEMIMPIN (X2) (X1)

59 PENGARUH FAKTOR PENENTU KOMPLAIN TERHADAP RESPON KETIDAKPUASAN
( STUDI PADA PELANGGAN PDAM DAN PLN KOTA MALANG ) LOESIANA DEWI Mahasiswa Program Pascasarjana Universitas Brawijaya

60 Rumusan masalah: 1. Bagaimanakah pengaruh pengetahuan dan pengalaman, tingkat kesulitan dan peluang keberhasilan secara simultan dan parsial terhadap respon ketidakpuasan pelanggan ? 2. Apakah ada perbedaan respon ketidakpuasan antara pelanggan PDAM dan PLN ?

61 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka hasil dari penelitian ini ditujukan untuk : Mengetahui pengaruh pengetahuan dan pengalaman, tingkat kesulitan dan peluang keberhasilan secara simultan dan parsial terhadap respon ketidakpuasan. 2. Mengetahui apakah ada perbedaan respon ketidakpuasan antara pelanggan PDAM dan PLN.

62 produk fisik dengan jasa pendukung, hybrid,
Kajian Teoritis Jasa Produk suatu perusahaan secara umum merupakan variasi antara dua kutub ekstrim, yaitu produk murni berupa barang dan murni berupa jasa. Berdasarkan kriteria ini, produk perusahaan dibagi menjadi lima kategori, yaitu : produk fisik murni, produk fisik dengan jasa pendukung, hybrid, jasa utama yang didukung produk fisik dan jasa minor serta jasa murni.

63 Proses keputusan pembelian….. Pengenalan Kebutuhan…..
2. Perilaku Konsumen Proses keputusan pembelian….. Pengenalan Kebutuhan….. Pencarian Informasi..... Evaluasi Alternatif …. Keputusan Pembelian….. Perilaku Pasca pembelian…..

64 Perilaku pasca pembelian
Setelah mengkonsumsi suatu produk/jasa, konsumen akan mengevaluasi keputusan pembelian yang dilakukannya dengan membandingkan antara kinerja yang diharapkan dengan kinerja yang diterima. Dari evaluasi tersebut akan muncul kepuasan/ketidakpuasan konsumen terhadap apa yang telah dikonsumsinya Mowen (1990) menggambarkan komponen-komponen utama dari proses setelah pembelian sebagai berikut : Penggunaan produk / konsumsi Kepuasan / Ketidakpuasan konsumen setelah pembelian Perilaku keluhan konsumen Disposisi produk

65 Kepuasan / Ketidakpuasan
Dalam mengkonsumsi produk, baik itu berupa barang maupun jasa, konsumen tentunya memiliki harapan tertentu mengenai kinerja atau hasil yang akan diterima. Harapan ini tentunya disesuaikan dengan pengorbanan yang dikeluarkan untuk mengkonsumsi. Kepuasan/ ketidakpuasan yang muncul setelah evaluasi yang dilakukan oleh konsumen, pada dasarnya masih bersifat abstrak. Mowen (1990): Kepuasan/ketidakpuasan merupakan hasil dari diskonfirmasi harapan. Day (19..): Kepuasan/ketidakpuasan pelanggan adalah respon pelanggan terhadap evaluasi ketidaksesuaian/diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaiannya.

66 Engel (1995): Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya memberikan hasil sama (konfirmasi sederhana) atau melampaui harapan pelanggan (diskonfirmasi positif); sedangkan ketidakpuasan timbul apabila hasil yang diperoleh tidak memenuhi harapan pelanggan (diskonfirmasi negatif). Kotler (1997): Kepuasan pelanggan adalah fungsi seberapa dekat harapan pembeli atas suatu produk dengan kinerja yang dirasakan pembeli atas produk tersebut.

67 Ketidakpuasan Lovelock (1999): Komplain merupakan ekspresi formal dari ketidak-puasan terhadap beberapa aspek pengalaman pelayanan Dalam merespon ketidakpuasan, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan apakah konsumen mengajukan komplain atau tidak, dan setelah konsumen memutuskan untuk mengajukan komplain, komplain yang bagaimana yang akan dilakukannya. Mowen (1990): faktor-faktor penentu komplain konsumen dalam merespon ketidakpuasannya: tingkat ketidakpuasan konsumen, tingkat kepentingan produk, keuntungan yang diperoleh dari pengajuan komplain, kepribadian konsumen, siapa yang disalahkan dalam masalah yang timbul, sikap konsumen terhadap komplain, sumber-sumber yang memungkinkan konsumen mengajukan komplain dan pengalaman konsumen terhadap produk/jasa dan komplain.

68 Tjiptono (1996): beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan komplain :
Derajat kepentingan konsumsi. Faktor ini meliputi derajat kepentingan jasa yang dikonsumsi dan harganya bagi konsumen, waktu yang diperlukan untuk mengkonsumsi jasa, serta social visibility. Tingkat ketidakpuasan. Faktor ini mengukur tingkat ketidakpuasan konsumen. Semakin tinggi tingkat ketidakpuasannya, konsumen cenderung melakukan komplain. Manfaat yang diperoleh. Faktor ini meliputi beberapa manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari pengajuan komplain, diantaranya manfaat emosional, manfaat fungsional, manfaat bagi orang lain dan penyempurnaan produk/jasa. Pengetahuan dan pengalaman. Faktor ini meliputi jumlah pembelian (pemakaian jasa) sebelumnya, pemahaman akan jasa, persepsi terhadap kemampuannya sebagai konsumen dan pengalaman komplain sebelumnya. Menurut Lovelock dan Wright (1999), pengalaman atas komplain yang tidak memecahkan masalah menimbulkan dua alternatif bagi konsumen untuk berganti perusahaan atau meningkatkan komplainnya.

69 5. Sikap terhadap keluhan
5. Sikap terhadap keluhan. Faktor ini merupakan penjabaran sikap konsumen terhadap keluahan. Konsumen yang bersikap positif cenderung melakukan komplain karena yakin akan manfaat yang diterimanya. 6. Tingkat kesulitan mendapatkan ganti rugi. Faktor ini meliputi waktu yang dibutuhkan, gangguan terhadap aktivitas rutin, dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan komplain. Menurut Mudie dan Cottam (19…), biaya komplain meliputi inconvinience (misalnya konsumen harus menempuh perjalanan khusus atau mengisi berbagai formulir), uncertainty (misalnya konsumen tidak melihat kemungkinan menerima ganti rugi) dan unpleasant ( misalnya konsumen menerima perlakuan yang kurang baik ) 7. Peluang keberhasilan komplain. Faktor ini merupakan persepsi konsumen mengenai peluang keberhasilan komplain yang dilakukannya. Apabila konsumen menganggap permasalahan tidak akan ditanggapi dimana dia memperoleh jasa, maka konsumen cenderung melakukan komplain pada tingkat yang lebih tinggi, melalui pihak ketiga atau memberitahukan pada pihak lain. Sebaliknya, apabila konsumen menganggap keluhannya akan ditanggapi dengan baik, maka mereka cenderung melakukan komplain.

70 Respon Ketidakpuasan Apabila terjadi ketidakpuasan pada diri konsumen, terdapat beberapa alternatif respon yang akan dilakukan konsumen terhadap ketidakpuasan yang dialaminya. Lovelock dan Wright (1999) membagi respon konsumen yang tidak puas menjadi tiga, yaitu: mengajukan komplain, tidak mengajukan komplain dan Ke luar / berganti perusahaan. Mowen (1990) membagi respon ketidakpuasan menjadi tiga, yaitu: tidak melakukan apa-apa, memutuskan tidak menggunakan perusahaan dan mempengaruhi teman, mengambil tindakan melalui pihak ketiga. Tjiptono (1996): respon konsumen terhadap ketidakpuasan merupakan keputusan untuk mengajukan komplain atau tidak Mowen (1990): tiga tipe pengajuan komplain , yaitu konsumen tidak melakukan apa-apa atau berkompromi dengan perusahaan, konsumen tidak menggunakan perusahaan itu lagi dan mempengaruhi teman untuk melakukan hal yang sama, konsumen mengambil tindakan melalui pihak ke-tiga.

71 Bateson (1996): klasifikasi komplain menjadi
Instrumental complaints, dimana konsumen melakukan komplain dengan harapan perbaikan dan noninstrumental complaints dimana konsumen melakukan komplain tanpa harapan perbaikan. Ostensive complaints dimana komplain disampaikan pada pihak diluar perusahaan dan Reflexive complaints dimana komplain disampaikan kepada pihak perusahaan. Lovelock dan Wright (1999): empat cara pengajuan komplain yang dapat dilakukan konsumen, yaitu komplain pada perusahaan pada tingkat lokal (pada tempat konsumen mendapatkan pelayanan), pada kantor pusat perusahaan, pada organisasi di luar perusahaan dan mengambil tindakan hukum. Loudon dan Bitta (1993), Singh dan Wilkes (1996), serta Tjiptono (1996) penelitian ini mengkategorikan keputusan komplain menjadi tiga respon, yaitu respon pribadi, suara dan melalui pihak ketiga.

72 Respon pribadi Respon ini meliputi tindakan yang dilakukan konsumen untuk memperingatkan orang lain mengenai pengalamannya mempergunakan suatu jasa atau perusahaan. Respon ini seringkali diambil oleh konsumen dengan berbagai alasan, dan membawa pengaruh yang cukup besar bagi perusahaan. Apabila sebagian besar konsumen mengambil respon ini, maka perusahaan akan kesulitan Bagaimanakah secara cepat dan tepat kesalahan yang terjadi serta mengambil tindakan perbaikan.

73 Respon suara Respon ini meliputi tindakan yang dilakukan konsumen untuk meminta ganti rugi dan/atau mengutarakan ketidakpuasannya secara langsung pada perusahaan, baik pada tingkatan dimana konsumen menerima jasa maupun pada tingkatan yang lebih tinggi. Respon ini memberikan beberapa keuntungan bagi perusahaan, diantaranya kemungkinan konsumen memberikan kesempatan untuk meperbaiki kesalahan dan mencobanya kembali, masukan dari konsumen mengenai kesalahan yang terjadi dan penangannya, serta mengurangi beredarnya pernyataan negatif mengenai perusahaan.

74 Respon melalui pihak ke-tiga
Respon ini meliputi tindakan yang diambil konsumen untuk memperoleh ganti rugi dan/atau mengutarakan ketidakpuasannya melalui pihak ke tiga. Pengaduan konsumen melalui media massa, lembaga konsumen, serta mengambil tindakan hukum seringkali dilakukan konsumen untuk memperoleh tanggapan yang lebih cepat. Perusahaan yang tidak memiliki prosedur penanganan keluhan yang baik seringkali memperoleh respon seperti ini, karena keluhan yang disampaikan pada perusahaan seringkali tidak ditangani dengan baik.

75 Kerangka Konsep Berdasarkan beberapa pendapat yang telah dipaparkan, diketahui bahwa perilaku konsumen tidak berhenti pada membeli suatu jasa, melainkan juga meliputi perilaku pasca pembelian yang diantaranya memunculkan ketidakpuasan. Konsumen akan memberikan respon tertentu pada saat merasakan ketidakpuasan. Selain itu diketahui pula beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan komplain konsumen. Dari faktor-faktor tersebut, peneliti hanya menguji tiga faktor, yaitu faktor pengetahuan dan pengalaman, tingkat kesulitan komplain dan peluang keberhasilan komplain. Selanjutnya peneliti menguji pengaruh ketiga faktor tersebut terhadap keputusan komplain, baik berupa respon pribadi, respon suara maupun respon melalui pihak ketiga. Dari paparan di atas, maka peneliti menyusun kerangka pemikiran sebagai berikut :

76 KEPUASAN / KETIDAKPUASAN FAKTOR PENENTU KOMPLAIN
PENGGUNAAN PRODUK KEPUASAN / KETIDAKPUASAN FAKTOR PENENTU KOMPLAIN PERILAKU KELUHAN DISPOSISI PRODUK RESPON KETIDAKPUASAN

77 Konsep Variabel Indikator Item
Faktor Penentu Pengetahuan dan Pengetahuan Pengetahuan tentang Komplain Pengalaman tempat pengaduan Masalah yang Timbul Pelayanan Rekening Teknis Pengalaman Tanggapan Penyelesaian Masalah Tingkat kesulitan Waktu Waktu mengajukan komplain Komplain Waktu tunggu memperoleh tanggapan Proses Formulir Gangguan thdp aktivitas Layanan diluar jam kerja Peluang keberhasilan Ganti rugi/penyelesaian Kemungkinan ganti rugi Komplain Penerimaan petugas Penjelasan Keterbukaan Kesopanan Usaha Penyelesaian Masalah Perhatian

78 Respon terhadap Respon Pribadi Pernyataan Membicarakan ketidakpuasan
Ketidakpuasan Mengetahui ketidakpuasan orang lain Pengaruh Menerima ajakan komplain Mengajak komplain Respon Suara Pada Perusahaan Melalui telepon Secara tertulis Melalui petugas lapangan Ke kantor / bagian pengaduan Respon melalui Media massa Koran Pihak Ke tiga Radio Kelompok Masyarakat RT / RW Kelompok konsumen YLKI Hukum Jalur hukum

79 Hipotesis Hipotesis mayor :
Diduga terdapat pengaruh yang signifikan dari faktor penentu komplain terhadap respon ketidakpuasan Diduga terdapat perbedaan respon ketidakpuasan antara pelanggan PDAM dan PLN.

80 Hipotesis minor : Diduga terdapat pengaruh yang sigifikan dari pengetahuan dan pengalaman, tingkat kesulitan dan peluang keberhasilan secara simultan dan parsial terhadap respon pribadi. Diduga terdapat pengaruh yang sigifikan dari pengetahuan dan pengalaman, tingkat kesulitan dan peluang keberhasilan secara simultan dan parsial terhadap respon suara. Diduga terdapat pengaruh yang sigifikan dari pengetahuan dan pengalaman, tingkat kesulitan dan peluang keberhasilan secara simultan dan parsial terhadap respon melalui pihak ke-tiga. Diduga terdapat perbedaan respon pribadi antara pelanggan PDAM dan PLN. Diduga terdapat perbedaan respon suara antara pelanggan PDAM dan PLN. Diduga terdapat perbedaan respon melalui pihak ketiga antara pelanggan PDAM dan PLN.


Download ppt "PROPOSAL PENELITIAN Diabstraksikan oleh: smno.psl.ppsub.sept2013."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google