Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN"— Transcript presentasi:

1 PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN
Ass. wr.wb. PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN BERBASIS PERTANIAN: AGROPOLITAN Soemarno-PMpslp-ppsub- maret 2011

2 AGROPOLITAN “Kota Pertanian”
Kota yang basis ekonomi MASYARAKAT-nya adalah sektor pertanian yg berkelanjutan: 1. Sektor Primer: Budidaya 2. Sektor Sekunder: Pengolahan Hasil 3. Sektor Tersier: Jasa Penunjang Fisik 4. SektorKuarter: Jasa Penunjang Non-fisik

3 AGROPOLITAN “Kota Pertanian” Kota : Memenuhi persyaratan KIMPRASWIL &
DEPDAGRI PERTANIAN sbg basis ekonomi Masyarakat: Dapat memenuhi kebutuhan masyarakat Pangan Non-Pangan Investasi

4 SEKARANG BERUSAHA = BESOK BERUSAHA BESOK BERUSAHA = LUSA BERUSAHA
BERKELANJUTAN SEKARANG BERUSAHA = BESOK BERUSAHA BESOK BERUSAHA = LUSA BERUSAHA LUSA BERUSAHA = TERUS BERUSAHA SEKARANG BERUSAHA = ANAK-CUCU JUGA DAPAT BERUSAHA

5 KEBERLANJUTAN PEMBANGUNAN EKONOMI KEBERDAYAAN
Ekspor / Luar daerah HASIL Pembangunan Domestik Eksternal input SIAPA YG MEMBANGUN (SDM) APA YG DIBANGUN (Sumberdaya) KEBERDAYAAN

6 SISTEM PRODUKSI KOMODITI
UNGGULAN SISTEM DISTRIBUSI DOMESTIK & EKSPOR Kaidah kaidah global: Kesepakatan Sistem Perdagangan Nasional/ Global Standar mutu: ISO …..

7 SINERGI POTENSI, SUMBERDAYA, ORIENTASI
KAPITAL SDA SDM INFORMASI Prasarana Kelembagaan IPTEK PELAKU USAHA Lainnya …. KAWASAN / SENTRA

8 SISTEM INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK UNGGULAN COMMUNITY BASE ECONOMY
FILOSOFI AGROPOLITAN masyarakat Jasa Penunjang Fisik SISTEM PRODUKSI PRIMER SISTEM INDUSTRI PENGOLAHAN PRODUK UNGGULAN Jasa Penunjang Non-Fisik COMMUNITY BASE ECONOMY

9 PENUNJANG FISIK SUMBERDAYA AIR: Air minum, Industri, Pertanian
TRANSPORTASI-KOMUNIKASI SISTEM ENERGI: LISTRIK DAN BBM PUSAT PERDAGANGAN & PROMOSI

10 Sistem pemberdayaan dan pendampingan masyarakat Keunggulan Komparatif
PENUNJANG NON FISIK Sistem pemberdayaan dan pendampingan masyarakat FINANCE SYSTEM: Bank, Koperasi, LKU SISTEM INFORMASI: Keunggulan Komparatif IPTEK Pasar Investment Profile SISTEM TATA PAMONG

11 “Usaha Komoditi Unggulan Milik Masyarakat”
Paradigma pembangunan AGROPOLITAN: ”Membangun sumberdaya manusia dan masyarakat pemilik-pengelola sistem produksi melalui usaha komoditas /produk unggulan". “Usaha Komoditi Unggulan Milik Masyarakat”

12 Visi pembangunan AGROPOLITAN :
“Mewujudkan sistem produksi milik masyarakat yang efisien, produktif , berdaya saing tinggi dan berkelanjutan, melalui pengelolaan sumberdaya domestik secara optimal dan berkesinambungan”.

13 Misi AGROPOLITAN : 1. Memberdayakan masyarakat,
2. Menciptakan sistem usaha produktif yang berdaya saing tinggi, berkeadilan dan berkelanjutan, 3. Mengembangkan budaya industri sebagai landasan pengembangan usaha 4. Mengoptimalkan keunggulan komparatif Wilayah M I S

14 Nilai keadilan merupakan prasyarat pokok dalam menjamin keberlanjutan AGROPOLITAN.
Nilai keadilan ini dapat dikaji berdasarkan pertanyaan berikut: (a). Apakah sumberdaya pembangunan telah terdistribusi secara adil (b). Apakah hasil usaha pembangunan telah terdistribusi secara adil , (c). Apakah akses terhadap kesempatan / peluang untuk berusaha di bidang ekonomi telah terdistribusi secara adil , dan (d). Apakah kesempatan/peluang untuk berusaha di bidang ekonomi telah terdistribusi secara fair/ adil antar SEGENAP PELAKU

15 PRAKONDISI FILOSOFIS PENGEMBANGAN AGROPOLITAN:
1. Penumbuh-kembangan nilai-nilai yang melandasi berkembangnya hubungan yang harmonis antara manusia dengan alam (pendekatan ekosistem). Sumberdaya alam bukan semata-mata sebagai “sesuatu” yang dimanfaatkan bagi kepentingan manusia, tetapi juga menerima kehadiran makhluk lain ciptaan Allah S.W.T. sebagai bagian yang sama seperti halnya manusia. Nilai ini adalah landasan untuk terbinanya hubungan harmonis antara manusia dengan lingkungannya (nilai-nilai ekologi). 2. Pemanfaatan social capital seperti local-knowledge, institusi lokal dan sejenisnya sebagai pintu masuk dalam setiap proses pengembangan perkebunan. Hal ini sangat penting untuk ditekankan agar konflik sosial dapat dihindari atau bahkan dicegah. 3. Pengembangan SDM dan IPTEK yang terkait langsung dengan setiap upaya pengembangan usaha perkebunan primer hingga tersier. Hal ini sangat strategis untuk kepentingan jangka panjang mengingat hanya dengan pengembangan SDM dan IPTEK yang terus menerus meningkat daya saing komoditas perkebunan dapat ditingkatkan. 4. Penerapan prinsip-prinsip efisiensi dan kreasi nilai tambah dalam setiap keputusan dan tindakan. Dengan perkataan lain hal-hal yang menimbulkan kemubaziran harus dicegah. 5. Pengembangan kelembagaan/institusi yang mampu meminimalkan ongkos transaksi, membangun kebersamaan dan menghidupkan cara kerja yang dinamis dan efisien melalui pengembangan jaringan (network) yang andal. 6. Pewilayahan komoditas perkebunan sesuai dengan agroekosistem dan pembatas pembatas ekologis sebagai landasan pengembangan perkebunan yang berkelanjutan. 7. Pengembangan kawasan industri perkebunan milik masyarakat (KIMBUN) sebagai media (wadah) transformasi masyarakat dari waktu ke waktu melalui pemanfaatan usaha perkebunan yang terintegrasi dengan industri pengolahan produknya. 8. Pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi di bidang perkebunan, khususnya berupa kebijaksanaan yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. 9. Jaminan keamanan usaha terhadap segala bentuk penjarahan , perambahan atau aktivitas serupa lainnya.

16 Pemanfaatan social capital seperti local-knowledge,
2. Pemanfaatan social capital seperti local-knowledge, institusi lokal dan sejenisnya sebagai pintu masuk dalam setiap proses pengembangan usaha. Hal ini sangat penting untuk ditekankan agar konflik sosial dapat dihindari atau bahkan dicegah.

17 3. Pengembangan SDM dan IPTEK yang terkait langsung dengan setiap upaya Pengembangan usaha produktif primer hingga tersier. Hal ini sangat strategis untuk kepentingan jangka panjang mengingat hanya dengan pengembangan SDM dan IPTEK yang terus menerus meningkat daya saing komoditas /produk unggulan dapat ditingkatkan.

18 4. Penerapan prinsip-prinsip efisiensi dan kreasi nilai tambah dalam setiap keputusan dan tindakan. 5. Pengembangan kelembagaan/institusi yang mampu meminimalkan ongkos transaksi, membangun kebersamaan dan menghidupkan cara kerja yang dinamis dan efisien melalui pengembangan jaringan (network) yang andal.

19 6. Pewilayahan komoditas /produk sesuai dengan agroekosistem dan pembatas pembatas ekologis sebagai landasan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. 7. Pengembangan kawasan produk unggulan milik masyarakat sebagai media (wadah) transformasi masyarakat dari waktu ke waktu melalui pemanfaatan usaha produksi yang terintegrasi dengan industri pengolahan produknya.

20 8. Pengembangan iklim usaha yang kondusif untuk investasi di bidang poduk unggulan, khususnya berupa Kebijakan PUBLIK yang diterapkan secara konsisten dan berkesinambungan. 9. Jaminan keamanan usaha terhadap segala bentuk penjarahan, perambahan atau aktivitas serupa lainnya.

21 10. Usaha bisnis tdk semata didasarkan atas motivasi keuntungan maksimum individual perusahaan / pengusaha, namun harus mengembangkan nilai kerjasama, saling percaya dan pengembangan jaringan kerja (networking); 11. Aspek keberlanjutan fungsi lingkungan hidup harus menjadi pertimbangan utama dalam perancangan (desain) usaha bisnis.

22 AGROPOLITAN: MAKNA BUDAYA INDUSTRI
1. IPTEK menjadi landasan utama dalam pengambilan keputusan 2. Inovasi IPTEK sbg instrumen untuk mengelola SDA 3. Mekanisme pasar sbg media transaksi 4. Efisiensi & produktivitas sbg landasan alokasi sumberdya 5. Mutu dan KEUNGGULAN sbg tujuan 6. PROFESIONALISME sbg yang ditonjolkan 7. REKAYASA unt mengurangi ketergantungan pd alam

23 REFORMASI TRADISI: Bisnis MILIK MASYARAKAT
Tradisi: TERGANTUNG Pd ALAM Tradisi: BEKERJA-SAMA dg ALAM Melalui: 1. Rekayasa Teknologi 2. Rekayasa Kelembagaan Produktivitas Efisiensi Stabilitas/ Sustainabilitas Equity

24 PRASYARAT IMPLEMENTASI AGROPOLITAN PEMBERDAYAAN & FASILITASI
1. DATA & INFORMASI EMPIRIK 2. EXPERT SYSTEM DECISSION SUPPORT SYSTEM 3. PUBLIC POLICY PEMBERDAYAAN & FASILITASI

25 REORIENTASI BISNIS MILIK MASYARAKAT
Memproduksi “apa-apa yg dpt dihasilkan” Menghasilkan “apa-apa yg diminta pasar ” PASAR : f (taraf hidup, kesejahteraan, selera/ cita rasa, tuntutan pasar, ...) MUTU yg baik WAKTU yg tepat HARGA yg terjangkau

26 ? ? ? ? MAKNA INDUSTRI REKAYASA SOSIAL REKAYASA IPTEK Promosi/
Tekn. Konservasi Rehabilitasi ? Tekno-logi Produksi ? Promosi/ Pemasaran Pengolahan Pasar Riil Budidaya Informatika Pasar Potensial Nilai tambah Diversifikasi LIMBAH

27 Ciri-ciri Masyarakat Domestik Pelaku Usaha
1. Lahan /lokasi Usaha sngt Beragam 2. Produktivitas sgt beragam 3. Aplikasi teknologi rendah 4. Risiko gagal jual umumnya tinggi 5. Penghasil bahan mentah 6. Nilai tambah rendah 7. Posisi Rebut-Tawar rendah 8. ……….

28 STRATEGI KEMITRAAN 4. Transparansi & Akuntabilitas
1. Partisipasi Masyarakat 2. Pemihakan pd yg LEMAH 3. PEMBERDAYAAN 4. Transparansi & Akuntabilitas 5. Local specific & Social Capital 6. ………..

29 ASAS AGROPOLITAN Kebersamaan ekonomi melalui : PEMBERDAYAAN &
PENINGKATAN PERAN Masyarakat Lokal Pelaku Bisnis COMMUNITY BASES

30 PERMASALAHAN PEMBERDAYAAN AGROPOLITAN
Bgm memanfaatkan Informasi peluang pasar ? Bgm mengolah produk-produk UNGGULAN ? Bgm melestarikan SDA-LH ? Bgm Memproduksi bahan baku yg Benar ? Bgm menyediakan sarana / instrumen?

31 PRASYARAT PEMBERDAYAAN PENYEHATAN LINGKUNGAN
SIRAMAN ROHANI KESEHATAN MASYARAKAT PENDAM-PINGAN PENYEHATAN LINGKUNGAN PENDIDIKAN KETRAMPILAN

32 SIKLUS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
PELAKU USAHA Melindungi Mengajak Memberi-tahu Memihaki Melatih Mendam- pingi

33 Wadah pemberdayaan masyarakat dengan pola-pola pengembangan a.l.:
LEMBAGA PENGELOLA USAHA EKONOMI Wadah pemberdayaan masyarakat dengan pola-pola pengembangan a.l.: POLA I: Koperasi Usaha Kontrak Manajemen (KM) INVESTOR KOPERASI

34 : POLA II: Patungan Koperasi - Investor Saham Koperasi Saham Investor
: :

35 “KOPERASI” POLA III: BOT = Building, Operating, Transfer INVESTOR
(Privat / Publik) Membangun PROSES ALIH KELOLA Pember-dayaan “KOPERASI”

36 POLA IV: BTN = Bank Tabungan Negara
DEVELOPER yg KOMPETEN KOPERMAS Koperasi Masyarakat

37 RI DD SIKLUS PENGEMBANGAN AGROPOLITAN ANALISIS KELAYAKAN Pengem-
Penyusunan Rencana Induk RI Penyusunan Detail Desain DD Implementasi Uji coba Konstruksi Fisik & Kelembagaan

38 SOSIALISASI R.I. AGROPOLITAN
FINALISASI KONSEP R.I. AGROPOLITAN FORUM PUBLIK PERMUFAKATAN TIM KOORDINASI SEKDA-DINAS TEKNIS PEMBAHASAN DENGAN KOMISI PEMBANGUNAN DPRD

39 PENYUSUNAN RENCANA INDUK (R.I) AGROPOLITAN
DATABASE & SISTEM INFORMASI POTENSI WILAYAH IDENTIFIKASI KOMODITI UNGGULAN WILAYAH PROGRAM SEKTORAL PENGEMBANGAN KOMODITI UNGGULAN MASTER-PLAN (RENCANA INDUK)

40 PENYUSUNAN DETAIL DESIGN (DD) AGROPOLITAN
PROGRAM SEKTORAL: ACTION PLAN UNIT-UNIT USAHA PRIORITAS KELAYAKAN KEBERLANJUTAN USAHA (Investment Profile) DETAIL DESIGN: Engineering detail design Institutional detail design Site/location detail design

41 PROFILE INVESTMENT AGROPOLITAN
PUBLIC INVESTMENT: Pemerintah Daerah Pemerintah Pusat Luar Negeri SOCIETY INVESTMENT: Anggota Masyarakat Kelompok Masyarakat Lembaga Masyarakat PRIVATE INVESTMENT: Pelaku Usaha (UKM) Pelaku Usaha Besar

42 Mengapa sapi potong Kebutuhan daging sapi selalu meningkat & tidak dapat dipenuhi dari sumber lokal Th 1999, import sapi bakalan ekor & import daging ton Th 1996, nilai import US$ (sapi bakalan) & US$ (daging) Import sapi bakalan berlangsung terus hingga saat ini Sapi potong dapat mengkonversi limbah pertanian, industri & hijauan bermutu rendah menjadi produk bermanfaat & bernilai ekonomi (daging)

43 Sapi Hasil Penggemukan
Lokasi kawasan KAPET MIKRO I Produksi Sapi Bakalan Kapet mikro 1 KAPET MIKRO II Sapi Hasil Penggemukan Kapet mikro 2 KAPET MAKRO

44 Perencanaan AGROPOLITAN
KAPET MIKRO I Multi-sectors multiyears KAPET MIKRO II Joint Proposal Joint Planning Investment Profile

45 SEKIAN ! SEMOGA BERMANFAAT Wassalam


Download ppt "PEMBANGUNAN DAERAH BERKELANJUTAN"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google