Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Pengembangan Bambu Secara Berkelanjutan di Indonesia

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Pengembangan Bambu Secara Berkelanjutan di Indonesia"— Transcript presentasi:

1 Pengembangan Bambu Secara Berkelanjutan di Indonesia
Oleh Sarwono Kusumaatmadja PA CSR Indonesia Forum Pengembangan Bambu Nasional Pengembangan Bambu untuk Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan dan Pelestarian Lingkungan Direktorat Jenderal Kerjasama Industri Internasional Kementerian Perindustrian, Republik Indonesia Jakarta, 23 Oktober 2012

2 Latar Belakang Kondisi Indonesia saat ini
Kerusakan lingkungan hutan/Penggundulan hutan akibat eksploitasi kayu yang masif, berdampak pada: Debit mata air di pegunungan/sumber air semakin berkurang. Ancaman banjir dan longsor di waktu hujan. Ancaman dampak pemanasan global Krisis bahan baku kayu untuk Industri Luas Lahan kering di Indonesia lebih dari 140 Juta Ha (Hidayat & Mulyani, 2002) Luas Hutan Kritis mencapai 56 Juta Ha (Kemenhut, 2009) Luas Lahan sangat kritis di wilayah DAS di Indonesia mencapai: Ha, dan lahan kritis mencapai Ha (Darori, 2008) Apa yang harus dilakukan?

3 Hidupkan Aksi Bambu di Indonesia
Mengapa Bambu? Dapat tumbuh cepat di semua jenis tanah dan ketinggian. Mampu menahan laju erosi, mengurangi polusi air dan dapat berfungsi sebagai tanggul alam. Memiliki banyak keunggulan dari segi sosial, ekonomi dan budaya. Di tengah krisis Kayu yang melanda di hampir seluruh dunia, Bambu merupakan komoditas penting dalam menggantikan kebutuhan bahan baku produk-produk industri yang terbuat dari Kayu. Ironisnya saat ini penebangan bambu yang tumbuh alami sudah sampai pada tingkat membahayakan kelestarian bambu itu sendiri.

4 Apa yang Harus Dilakukan untuk menjaga kelestarian dan pemanfaatan Bambu secara berkelanjutan?
Diperlukan strategi dan perencanaan serta keikutsertaan dan koordinasi antara seluruh lapisan masyarakat, NGO, pemerintah dan dunia usaha. Agar kegiatan tersebut dapat lebih terarah, terpadu dan terkoordinasi diperlukan suatu pedoman kebijakan dan strategi yang dapat diikuti oleh semua pihak yang terkait dengan usaha pelestarian dan pemanfaatan bambu.

5 ”Rencana Aksi Bambu Nasional”
Pemerintah melalui kementerian terkait perlu menghidupkan kembali kebijakan yang pernah dikeluarkan pada akhir tahun 1997 sewaktu saya menjadi Menteri Negara Lingkungan Hidup periode Karena situasi politik pada saat itu, kebijakan tersebut tidak dapat berjalan hingga sekarang. Rencana Aksi Bambu Nasional tertuang dalam dokumen Strategi Nasional dan Rancang Tindak Pelestarian Bambu dan Pemanfaatannya secara Berkelanjutan di Indonesia.

6 Inventarisasi dan Pemetaan Bambu
Enam Program Pokok dalam Rancang Tindak Pelestarian dan Pemanfaatan Bambu Secara Berkelanjutan: Inventarisasi dan Pemetaan Bambu Sistem Pengembangan Agribisnis dan Agroindustri Bambu Penanaman Bambu untuk Rehabilitasi Lahan Kritis Pemasyarakatan Bambu Konservasi Bambu Pengembangan Industri Bambu

7 Manfaat Aksi Bambu Nasional
Mampu memulihkan kondisi lingkungan dan ekosistem kawasan dengan berbasis pembangunan kehutanan dengan Sistem Ekonomi Komunitas. Memenuhi kebutuhan bahan baku bambu bagi kebutuhan industri secara berkelanjutan. Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat lokal dengan sistem kelola Inti-Plasma. Membuka lapangan pekerjaan sektor informal dengan menciptakan industri-industri Berbasis Bambu yang berskala: kecil, sedang dan besar (Nasional/Internasional). Memperbaiki fungsi konservasi tanah dan air pada zona-zona lahan kritis.

8 Pemanfaatan Bambu Kemanfaatan bambu sangat banyak dan beragam
Tumbuh cepat Melindungi tanah dari kerusakan Memulihkan ekosistem Ramah lingkungan Dapat diterapkan untuk berbagai macam rantai industri seperti makanan, konstruksi dan pakaian. Produksi bioethanol Karbon offset

9 Pemanfaatan Bambu untuk Pakaian
Pakaian: “katun baru” Tidak memerlukan pestisida (kapas membutuhkan pestisida kimia sebesar 16%) Dapat terurai 100% (biodegradable) Memerlukan hanya sedikit air (tidak membutuhkan irigasi) Menyerap 35% lebih banyak CO2 dibandingkan tanaman lain Nyaman (lebih lembut, karena dari serat mikro bulat) Menjaga temperatur (3°C lebih hangat /lebih dingin dari katun) Melindungi dari bakteri dan jamur Sifat antibakteri membuat baju dari bambu sangat menyerap, menjaga kelembaban Sebuah kemeja berbahan katun membutuhkan 600 liter air untuk penanaman kapas, sementara kemeja dari bahan bambu hanya mememerlukan air setengahnya saja!

10 Pemanfaatan Bambu untuk Pangan
Pemanfaatan bambu sebagai nutrisi Rebung Bambu: tinggi protein/vitamin/serat Rebung bambu merupakan bahan pangan terbaik alami dan mudah tumbuh yang dapat digunakan untuk memproduksi makanan bagi anak-anak kekurangan gizi, kandungan proteinnya dua kali lebih besar dari beras. Bubur dari Rebung Bambu dapat memberikan nutrisi yang tepat bagi anak-anak.

11 Pemanfaatan Bambu untuk Energi
Perusahaan percontohan: Bambu-untuk-bioethanol Minamata (Kumamoto), Japan Bagian dari Inisiatif Kota Eco-Model dari Pemerintah Jepang Berkontribusi terhadap upaya Pemerintah dalam mewujudkan masyarakat rendah karbon Terdiri dari Sembilan Unit terpisah, termasuk satu unit yang merubah bubuk bambu menjadi gula Diharapkan akan menghasilkan sekitar kiloliter bioethanol per tahun.

12 Pemanfaatan Bambu untuk Karbon Off-Set
Metodologi Penanaman Hutan Bambu untuk Karbon Offset China Dikembangkan oleh INBAR, Univerisitas Zhejiang Agriculture & Forestry dan the China Green Carbon Foundation Meningkatkan penyimpanan karbon-mitigasi perubahan iklim Dapat diterapkan untuk semua proyek penanaman hutan bambu yang potensial dalam perdagangan karbon di China Diharapkan akan dapat dikembangkan lebih jauh melalui penelitian dan praktek di masa depan

13 Pemanfaatan Bambu untuk Konstruksi
Bambu sebagai bahan konstruksi bangunan sekolah yang aman di wilayah rawan gempa bumi Bambu sangat kuat dan tumbuh cepat untuk material konstruksi Jika terjadi gempa bumi, bambu yang roboh tidak akan berdampak fatal seperti konstruksi yang terbuat dari batu bata dan semen Keamanan anak-anak sekolah lebih terjamin pada bangunan sekolah yang terbuat dari bambu. Sekolah-sekolah di China sudah semakin banyak dibangun dari bahan bambu khususnya di wilayah rawan gempa. Pemerintah Indonesia perlu membuat peraturan perundang-undangan yang mengharuskan semua sekolah di wilayah rawan gempa dibangun dengan material utama dari bambu.

14 Data Statistik Indonesia
Jumlah Penduduk: 241,8 Juta (BPS Sep 2011). 29,89 Juta (12,36 %) orang miskin (Sep 2011). 35,6 % anak-anak indonesia bertubuh pendek (stunting), peringkat ke-5 dunia dengan jumlah anak pendek terbanyak 10 Juta anak balita mengalami kekurangan gizi, mencakup 2 Juta di antaranya mengalami gizi buruk (Sumber: KPA 2011) Angkatan kerja: 120,4 Juta (BPS: Feb 2012) Angka Pengangguran: 7,61 % (BPS: Feb 2012) Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah: 55,5 juta (49, 21%)

15 29,89 Juta orang miskin (BPS: Sep 2011)
Kemiskinan 29,89 Juta orang miskin (BPS: Sep 2011) Malnutrisi 10 Juta anak kekurangan gizi (KPA: 2011) Pendidikan Tenaga kerja dengan tingkat pendidikan SD ke bawah sebesar 55,5 juta (49, 21%) Gizi Buruk Anak-anak bertubuh pendek dikarenakan kurang gizi kronis sejak dalam kandungan. Kemiskinan dan kekurangtahuan orangtua membuat anak dan ibu hamil tak mendapat asupan gizi sesuai kebutuhan. Pengangguran Angka Pengangguran sebesar 7,61 %

16 Tujuan Pengembangan Bambu Secara Berkelanjutan di Indonesia, Antara Lain:
Memperkuat pengembangan ekonomi yang berkelanjutan dengan pembangunan industri yang memungkinkan produksi berbagai produk berbasis bambu. Mendorong terciptanya lapangan kerja bagi masyarakat di wilayah perkebunan bambu sehingga masyarakat lokal mendapatkan keuntungan secara optimal. Menyediakan makanan bergizi bagi anak-anak yang mengalami kekurangan gizi dari produk olahan rebung bambu.

17 Peran Stakeholder Dalam Pengembangan Bambu Secara Berkelanjutan
Di sektor Hulu, Semua Pihak berperan penting dalam pengembangan Bambu secara berkelanjutan, meliputi: Masyarakat, NGO, Pemerintah Kabupaten/Propinsi, Kementerian Kehutanan, Kementerian Pertanian, Kementerian Lingkungan Hidup, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Di sektor Hilir, Pihak-pihak yang berperan penting, meliputi: UKM, Industri/Perusahaan, Kementerian Industri, Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

18 Pentingnya Sinergi Antar Kementerian dalam Pengembangan Bambu Nasional Secara Berkelanjutan
Prakarsa Kementerian Perindustrian dalam Mensinergikan Potensi dan Komitmen Bersama antar Kementerian dalam Pengembangan Bambu di Indonesia secara berkelanjutan merupakan langkah tepat dan termasuk terobosan baru. Diharapkan Sinergi ini dapat ditindaklanjuti dengan Rencana Aksi Bersama dan Program Nyata di lapangan. Peran serta semua pihak sangat diharapkan dalam Penerapan Aksi Bambu Nasional.

19 Bambu merupakan bahan baku yang murah dan berkelanjutan sebagai bahan makanan bernutrisi, pakaian, bioenergi, perkakas rumah (mebel) dan tujuan konstruksi bangunan;

20 Contoh Pengembangan dan Pemanfaatan Bambu di Indonesia: Pengembangan Kawasan Hutan Bambu oleh Masyarakat di Desa Sumber Mujur, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur,

21 Pengembangan Bangunan Bambu di Eco Campus oleh Outward Bound Indonesia, Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat

22 Pengembangan Bangunan Bambu di Eco Campus oleh Outward Bound Indonesia, Jatiluhur Purwakarta, Jawa Barat

23 Pengembangan Bambu oleh Green School, Sibang Kaja, Bali, www
Pengembangan Bambu oleh Green School, Sibang Kaja, Bali,

24 Pengembangan Bambu oleh Green School, Sibang Kaja, Bali, www
Pengembangan Bambu oleh Green School, Sibang Kaja, Bali,

25 Pengembangan Kebun Kluster Bambu Tabah di Gianyar, Bali

26 TERIMA KASIH T: +62 21 390 63 06 F: +62 21 392 16 86 info@pa-csr.com
PA CSR INDONESIA Apartment Eksekutif Menteng Tanjung Tower, 9th floor, no.1 JL. Pegangsaan Barat no. 6-12 Jakarta Pusat – Indonesia T: F:


Download ppt "Pengembangan Bambu Secara Berkelanjutan di Indonesia"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google