Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Please wait Loading……. “Nyeri Neuropatik pada Nervus Trigeminu s setelah Prosedur Bedah Implan” Post – Implant Neuropathy of The Trigeminal Nerve. A Case.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Please wait Loading……. “Nyeri Neuropatik pada Nervus Trigeminu s setelah Prosedur Bedah Implan” Post – Implant Neuropathy of The Trigeminal Nerve. A Case."— Transcript presentasi:

1 Please wait Loading……

2 “Nyeri Neuropatik pada Nervus Trigeminu s setelah Prosedur Bedah Implan” Post – Implant Neuropathy of The Trigeminal Nerve. A Case Report

3 Tujuan: Mengetahui hubungan antara implan iatrogenik dengan Perlukaan Syaraf

4 - M asa lah yang berkaitan dengan n ervus trige min us adalah masalah yang sering terjadi pada tindakan prosedur bedah pada gigi. - I nsi densi perluk aa n NAI telah meningkatkarena b edah im plant dan t erapi endodontik. Pendahuluan

5 Bedah Implan Dental Implan Teknik rehabilitasi pembuatan gigi tiruan yang dilakukan dengan cara melakukan penggantian gigi (dari akar sampai mahkota) menggunakan dental implant.

6 Dampak Perlukaan Nervus Alveolaris Inferior post-op Bedah Implan: Kualitas Hidup turun (psikologis) Kerusakan syaraf permanen (trauma iskemia) Depresi ringan – berat (bunuh diri) Aktivitas Fungsional terganggu (makan, bicara ) 1. 2. 3. 4.

7 Von Arx dkk (2005), “ Terdapat gangguan neurosensorik setelah dilakukan pengurangan tulang pada area symphisis “, dengan persentase insidensi perlukaan nervus, sbb: - 18,69% pada hari ke-10 pasca bedah ketika pengambilan jahitan. - 8,1% pada bulan ke-6 pasca bedah - 0,6% pada bulan ke-12 pasca bedah. Hubungan Insidensi dan Faktor Risiko Pemasangan Implant terhadap Perlukaan Nervus Alveolaris Inferior

8 Hiller up (2007 ) juga melaporkan bahwa terdapat perlukaan yang diakibatkan kesalahan prosedur bedah implant sebesar 3,9% dengan insidensi perlukaan nervus alveolaris inferior sebesar 33,2%.

9 Metode  Prospektif Kohort 287 pasien (datang ke RSGM Universitas King, London) 30 Pasien keluhkan neuropatik post- implan (Pemeriksaan Neurosensorik) Analisis Statistik, Manajemen Pasien Assesment Pengumpulan data dan penilaian persepsi nyeri neurosensorik, pemeriksaan Psychometri

10 Pengumpulan data pasien secara rinci mengenai kegunaan anestesi lokal, macam implant, perdarahan saat tindakan, kegunaan radiograf dan jarak area pemasangan terhadap kanal nervus alveolaris inferior 1. Tahap 1

11 Assesment Pengumpulan data dan penilaian persepsi nyeri neurosensorik, pemeriksaan Psychometri Pengumpulan data penilaian pasien terhadap fungsi persepsi neurosensorik dan penurunan fungsinya (hypoesthe­sia, anaesthesia, ageusia) dan ketidaknyamanan neurogenik seperti: paraesthesia, dysaesthesia, allodynia, dysgeusia). 1. Tahap 2

12 Assesment Pengumpulan data dan penilaian persepsi nyeri neurosensorik, pemeriksaan Psychometri - Hasil fungsi neurosensorik seluruh pasien diklarifikasikan oleh observer yang sama yang telah menjalani standardisasi tes sebelumnya 1. Tahap 3 - Dilakukan penilaian persentase area neuropatik  persentase area di dalam mukosa mulut dan kulit luar mulut yang dipengaruhi oleh perlukaan dengan perubahan sensasi, teknik mapping.

13 Assesment Pengumpulan data dan penilaian persepsi nyeri neurosensorik, pemeriksaan Psychometri Teknik Mapping  menggerakkan forceps mendekati area yang tidak terpengaruh menuju area yang mengalami perlukaan (dapatkan mapping point) Tahap 4

14 -Mapping point diperoleh ketika pasien mengakui perubahan sensasi. -Selanjutnya area yang berlawanan dari perlukaan dirangsang menggunakan serabut no.15 (setara dengan tekanan 50 g/ mm2) untuk mendapatkan rerata penilaian fungsional pasien secara subjektif (SF). -Pasien diminta untuk membayangkan bahwa sensasi ini setara sampai 10/10 dan tidak menyentuh area yang dianggap sebagai 0/10. (Nilai VAS = 0-10)

15 Hasil - (30 pasien) P< 0.05 Terdapat Diagram Venn  insidensi nyeri, anaesthesia, dan paraesthesia antara nervus Alveolaris Inferior. 8 pasien  paraesthesia atau nyeri. 4 pasien  anaesthesia. 4 pasien  Paraesthesia dengan anaesthesia atau nyeri yang disertai dengan anaesthesia 2 pasien  paresthesia dengan nyeri - 35% pria dan 65% wanita dengan rerata usia sebesar 50,6 tahun (berkisar = 26-80 tahun)

16 Posisi Implan Posisi implan yang sangat berkaitan dengan nervus alveolaris inferior : a. dibawah gigi 35 (33% kasus) b. dibawah gigi 36 dan 46 (25% kasus) c. dibawah gigi 44 (12% kasus). 30 Kasus Implan -25 kasus  Implan dekat dengan kanalis NAI -4 kasus  telah dipasang lebih dari 18 bulan (telah terjadi penyesuaian tulang) -1 kasus  setelah 3 bulan, implan bergerak menjauh dari kanal NAI

17 “Gambaran konus Implan pada radiograf” Penempatan sebuah implan yang berdekatan dengan mental loop. Panjang implan berkisar dari 5-13 mm.

18 Gambaran Neuropatik Pasien -27 pasien  neuropatik NAI permanen - 3 pasien  pengambilan implant pasca pemasangan implant, perawatan neuropatik Lebih dari 50% pasien menderita nyeri konstan dan atau disertai ketidaknyamanan

19 “Masalah pengalaman fungsional pasien yang berkaitan dengan perlukaan nervus Alveolaris Inferior”

20 Perawatan tambahan berupa pemberian non-steroid anti-inflamasi dilakukan pada 2 pasien sebelum dirujuk ke dokter gigi dan spesialis Manajemen Pasien Manajemen Pasien

21 - Perlukaan pada struktur syaraf tepi atau pusat sering menimbulkan gejala nyeri seperti nyeri neuropatik (NP). -Nyeri neuropatik  paraesthesia (kesemutan), nyeri terbakar, nyeri seperti lejitan listrik dan nyeri membangkitkan (hyperalgesia, allodynia ) (Rehm dkk., 2008) Pembahasan

22 Studi sebelumnya melaporkan bahwa 85 pasien di Korea menunjukkan adanya nyeri neuropatik akibat perlukaan syaraf setelah pemasangan implan. Hal yang sama juga terjadi akibat perawatan endodontik. (Gregg, 2000).

23 Kotrashetti (2010) melaporkan bahwa terdapat lebih dari 70% pasien yang dirujuk 6 bulan pasca perlukaan syaraf menunjukkan bahwa gejala yang dialami oleh pasien berupa iatrogenik nervus trigeminalis. Keadaan ini menurunkan kualitas hidup dari masing- masing pasien (Abarca dkk., 2006). Penggunaan CBCT (Cone Beam Computed Tomography) dengan dosis radiasi yang rendah dan memberikan gambaran 3D dengan resolusi tinggi dapat memfasilitasi perencanaan implan pada area yang kritis (Haris dkk., 2007)

24 Mencegah adanya perlukaan NAI akibat pemasangan gigi implan dengan cara: a.Meminimalisir blok NAI yang berulang kegunaannya (Renton dkk., 2010). b. Menyediakan Anestesi Lokal dengan risiko rendah dan meminta pasien untuk menunjukkan lokasi sakit selama prosedur dilakukan (melakukan infiltrasi articaine dan tidak melakukan blok NAI) (Smith dkk., 1999). c. Menggunakan bur implan yang telah hilang ketajamannya (Sharawy dkk., 2002). d. Menggunakan drill-stops (Burstein dkk., 2008). e. Menggunakan radiograf selama preparasi tempat gigi yang akan dipasang implan (Misch dkk., 2010).

25 Implan iatrogenik berkaitan dengan perlukaan syaraf dan sering menyebabkan munculnya nyeri neuropatik yang disertai dengan timbulnya masalah fungsional yang mampu mempengaruhi kualitas hidup seseorang. Perlu a danya informed consent, radiograf, dan follow up post-op. Kesimpulan

26 M Fadyl Yunizar “Terimakasih”


Download ppt "Please wait Loading……. “Nyeri Neuropatik pada Nervus Trigeminu s setelah Prosedur Bedah Implan” Post – Implant Neuropathy of The Trigeminal Nerve. A Case."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google