Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 DAN ISAK 20

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 DAN ISAK 20"— Transcript presentasi:

1 PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 DAN ISAK 20

2 Pajak atas Laba Perusahaan
Pajak Perusahaan Dipotong Pajak oleh pihak lain saat menerima penghasilan Badan Memotong PPh 21 atas gaji PSAK 46 Pajak atas Laba Perusahaan SPT Pajak Penghasilan Beban yang dapat dikurangkan Penghasilan kena pajak X tarif pajak Pajak terutang 1thn fiskal Kredit pajak Angsuran pajak (PPh25) Dipotong pihak lain (22,23) Pajak luar negeri (24) Pajak kurang/lebih bayar (29/28 PPN atas penyerahan barang/jasa Beban: PBB, Meterai BPHTB, Pajak Daerah Lapor KPP Setor Kas negara

3 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 46 Akuntansi Pajak Penghasilan
Adopsi IAS 12 Accounting for Income Tax Fokus pada pajak penghasilan perusahaan – beban pajak penghasilan dan pajak tangguhan Sebelum PSAK 46: Beban pajak dalam laporan laba rugi adalah pajak terutang menurut fiskal  SAK ETAP PSAK (eff 1 Jan 1999 perusahaan listed dan 1 Jan 2001 non listed) Beban pajak : kini dan tangguhan Aktiva / kewajiban pajak tangguhan PSAK 46 Revisi Menyesuaikan dengan IAS 12 – ilustrasi, definisi Perbedaan dengan IAS 12 – definisi pajak tangguhan, konsolidasian, pajak final, SKP PSAK 46 Revisi 2013 – pengaturan pajak final dan hal khusus dihilangkan ditambahkan pajak tangguhan aset tidak disusutkan dan properti investasi

4 PERUBAHAN PSAK 46 TAHUN 2014 Hal PSAK 46 2014 PSAK 2009
Aset dan liabilitas pajak tangguhan dari aset yang tidak disusutkan Mengatur aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang di ukur dengan menggunakan model revaluasi Tidak diatur Pajak tangguhan dari properti investasi Mengatur aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar Pajak final Memberikan pengaturan tentang pajak final Pengaturan hal khusus Memberikan pengaturan tentang Surat Ketetapan Pajak

5 Perbedaan Pajak dan Akuntansi -1
PSAK Undang-Undang AKUNTANSI PAJAK PERBEDAAN Permanen Temporer BOOK TAX GAP/ DFFERENCE – Tax Planning atau Tax Avoidance Pajak Tangguhan: Aset / Liabilitas Beban/Pendapatan

6 Trade off Akuntansi dan Pajak
Pajak  Penghasilan Kena Pajak besar akan menyebabkan pajak yang harus dibayarkan besar  beban perusahaan besar. Akuntansi : Laba sebelum pajak besar akan menyebabkan laba yang dilaporkan besar  nilai perusahaan menjadi tinggi Trade off : jika laba besar, perusahaan harus menanggung beban pajak yang semakin besar Trade off ini akan semakin kecil untuk perusahaan terbuka, karena kepentingan pemegang saham menginginkan laba yang tinggi  sehingga pajak tidak dapat dikecilkan.

7 Tujuan PSAK 46 Mengatur perlakuan akuntansi untuk pajak penghasilan
Bagaimana mmenghitung konsekuensi pajak : pemulihan (penyelesaian) jumlah tercatat aset (liabilitas) di masa depan yang diakui pada laporan posisi keuangan entitas. transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian lain pada periode kini yang diakui pada laporan keuangan entitas. Mengatur pengakuan aset pajak tangguhan yang berasal dari sisa rugi yang dapat dikompensasi ke tahun berikut. Pengakuan aset atau liabilitas  entitas akan memulihkan atau menyelesaikan jumlah tercatat tersebut ddengan pembayaran pajak di masa depan lebih besar / lebih kecil . Pernyataan ini tidak wajib diterapkan untuk unsur-unsur yang tidak material.

8 Ruang Lingkup PSAK 46 Diterapkan untuk akuntansi pajak penghasilan.
Pajak penghasilan termasuk semua pajak dalam negeri maupun luar negeri yang didasarkan pada laba kena pajak. Pajak penghasilan termasuk : pemotongan pajak entitas anak, entitas asosiasi atau ventura bersama atas distribusi kepada entitas pelapor. Tidak berlaku pada : Hibah pemerintah (PSAK 61: Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah) atau kredit pajak investasi. Namun, Tapi berlaku atas perbedaan temporer yang dapat ditimbulkan dari hibah tersebut atau kredit pajak investasi.

9 Definisi Aset pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan yang dapat dipulihkan pada periode masa depan sebagai akibat adanya: perbedaan temporer yang boleh dikurangkan; akumulasi rugi pajak belum dikompensasi; dan akumulasi kredit pajak belum dimanfaatkan, dalam hal peraturan perpajakan mengizinkan. Liabilitas pajak tangguhan adalah jumlah pajak penghasilan terutang pada periode masa depan sebagai akibat adanya perbedaan temporer kena pajak. Laba Pajak > Laba Akuntansi Ner Aset fiskal > Net Aset Akuntansi Laba Pajak < Laba Akuntansi Ner Aset fiskal < Net Aset Akuntansi

10 Definisi Beban pajak (Penghasilan pajak) adalah jumlah agregat pajak kini dan pajak tangguhan yang diperhitungkan dalam menentukan laba atau rugi pada satu periode  dipadankan dengan dengan laba akuntansi Dasar pengenaan pajak atas aset atau liabilitas adalah jumlah teratribusi atas aset atau liabilitas untuk tujuan pajak dengan aset atau liabilitas untuk tujuan pajak Laba akuntansi adalah laba atau rugi selama satu periode sebelum dikurangi beban pajak. Laba kena pajak atau laba fiskal (rugi pajak atau rugi fiskal) adalah laba (rugi) selama satu periode yang dihitung berdasarkan peraturan yang ditetapkan oleh Otoritas Pajak atas pajak penghasilan yang terutang (dilunasi). Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas.

11 Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI
Definisi Pajak kini adalah jumlah pajak penghasilan yang terutang (dilunasi) atas laba kena pajak (rugi pajak) untuk satu periode. Untuk entitas konsolidasi termasuk laba atas anak perusahaan Perbedaan temporer adalah perbedaan antara jumlah tercatat aset atau liabilitas pada posisi keuangan dengan dasar pengenaan pajaknya. Perbedaan temporer dapat berupa: Perbedaan temporer kena pajak – liabilitas – menimbulkan jumlah kena pajak dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan. Perbedaan temporer dapat dikurangkan – aset - menimbulkan jumlah yang dapat dikurangkan dalam penentuan laba (rugi) kena pajak pada periode masa depan jika jumlah tercatat aset atau liabiltias diselesaikan. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI

12 Dasar Pengenaan Pajak Dasar pengenaan pajak aset adalah jumlah yang dapat dikurangkan, untuk tujuan pajak, Biaya perolehan mesin 400. Untuk tujuan pajak, penyusutan mesin dikurangkan sebesar 80. Dasar pengenaan pajak mesin adalah 320. Piutang bunga memiliki jumlah tercatat 100. Penerimaan bunga dikenakan pajak dengan dasar kas. Dasar pengenaan pajak pendapatan bunga adalah nihil. Piutang usaha memiliki jumlah tercatat 300. Pendapatan usaha terkait sudah termasuk dalam laba kena pajak. Dasar pengenaan pajak piutang usaha adalah 300. Jumlah tercatat piutang dividen dari entitas anak 200. Dividen bukan obyek pajak. Secara substansi jumlah tercatat ast dikuangkan terhadap manfaat ekonomi. Dasar pengenaan pajak piutang dividen adalah 200. Piutang pinjaman 200jutaPembayaran kembali tidak mempunyai konsekuensi pajak. Dasar pengenaan pajak piutang pinjaman adalah 200 juta.

13 Dasar Pengenaan Pajak Dasar pengenaan pajak liabilitas adalah jumlah tercatat liabilitas dikurangi dengan jumlah yang dapat dikurangkan untuk tujuan pajak berkenaan dengan liabilitas tersebut pada periode masa depan. Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus dibayar sebesar 100. Beban terkait akan dikurangkan untuk tujuan pajak dengan dasar kas. DPP beban yang masih harus dibayar adalah nihil. Jumlah tercatat liabilitas jangka pendek termasuk beban yang masih harus dibayar sebesar 100. Beban tersebut telah dikurangkan untuk tujuan pajak. Dasar pengenaan pajak atas beban yang masih harus dibayar adalah 100. Jumlah tercatat utang sebesar 100. Pelunasan utang tersebut tidak mempunyai konsekuensi pajak. Dasar pengenaan pajak atas utang adalah 100.

14 DPP - konsolidasi Dalam laporan keuangan konsolidasi, perbedaan temporer ditentukan dengan membandingkan nilai tercatat aset dan liablitas pada laporan keuangan konsolidasi dengan DPP-nya. Jika entitas melaporkan menggunakan SPT konsolidasi, dasar pengenaan merujuk pada SPT konsolidasi. Entitas menentukan dasar pengenaan pajak merujuk pada SPT masing-masing entitas, jika entitas tidak diizinkan oleh peraturan yang berlaku untuk membuat SPT konsolidasi.

15 Pengakuan pajak kini Jumlah pajak kini, yang belum dibayar harus diakui sebagai liabilitas. Apabila jumlah pajak yang telah dibayar melebihi jumlah pajak terutang, maka selisihnya, diakui sebagai aset. Manfaat dari rugi pajak yang dapat ditarik kembali untuk memulihkan pajak kini dari periode sebelumnya diakui sebagai aset. Beban Pajak Kini Pajak dibayar dimuka = pajak kini < jumlah yang dibayarkan (PPh 28) Utang pajak = pajak kini >jumlah yang dibayarkan (PPh 29) Kompensasi kerugian yang dapat digunakan untuk memulihkan pajak = aset

16 Pajak kini Pajak kini = semua pajak terutang atas penghasilan yang diakui perusahaan pada periode tersebut: Pajak yang dibayarkan sesuai dengan SPT  hanya atas laba dari induk perusahaan Pajak atas penghasilan yang dikenakan pajak final Pajak atas anak perusahaan dan pajak atas dividen dari inverstasi yang dicatat dengan metode ekuitas Pajak yang telah dibayarkan namun menurut ketentuan pajak tidak boleh sebagai kredit pajak  pajak LN tidak dapat dikreditkan

17 Pajak Tangguhan Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak > Penghasilan kena pajak (Net aset akuntansi > DPP Pajak)  ada pengakuan pajak menurut akuntansi sehingga diakui beban pajak tangguhan dan kewajiban pajak tangguhan. Pada saat entitas memiliki Laba sebelum pajak < Penghasilan kena pajak (Net aset akuntansi < DPP Pajak)  pajak yang dibayarkan lebih besar daripada laba menurut akuntansi sehingga diakui aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. Perusahaan memiliki kerugian  dapat dikompensasikan di masa mendatang  manfaat tersebut diakui pada saat kerugian tersebut terjadi  Aset pajak tangguhan dan manfaat pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan direview untuk memastikan bahwa manfaat di masa mendatang akan diperoleh entitas

18 Perbedaan Temporer Kena Pajak
Semua perbedaan temporer kena pajak diakui sebagai liabilitas pajak tangguhan, kecuali jika timbul perbedaan temporer kena pajak yang berasal dari: pengakuan awal goodwill; atau pada saat pengakuan awal aset atau liabilitas dari suatu transaksi yang: bukan transaksi kombinasi bisnis; dan pada saat transaksi, tidak mempengaruhi laba akuntansi dan laba kena pajak (rugi pajak). Perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, dan pengaturan bersama, maka liabilitas pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan paragraf 39. Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI

19 Perbedaan Temporer Kena Pajak
Biaya perolehan aset 150, memiliki jumlah tercatat 100. Akumulasi penyusutan untuk tujuan pajak adalah 90 dan tarif pajak 25%. Dasar pengenaan pajak aset adalah 60 ( ). Untuk memulihkan jumlah tercatat 100, maka entitas harus memperoleh laba kena pajak sebesar 100, tetapi hanya mampu mengurangi penyusutan pajak sebesar 60. Akibatnya, entitas akan membayar pajak penghasilan sebesar 10 (40 x 25%) apabila dapat memulihkan jumlah tercatat aset. Perbedaan antara jumlah tercatat sebesar 100 dan dasar pengenaan pajak sebesar 60 adalah perbedaan temporer kena pajak sebesar 40. Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 10 (40 x 25%) menggantikan pajak penghasilan yang akan dibayarkan apabila dapat memulihkan jumlah tercatat aset tersebut.

20 Perbedaan Temporer Pendapatan bunga termasuk dalam laba akuntansi dalam dasar proporsi waktu tapi mungkin saja pendapatan bunga dihitung dalam laba kena pajak ketika kas diterima. Penyusutan yang digunakan dalam penghitungan pajak berbeda dengan penyusutan dalam akuntansi. Perbedaan temporernya adalah selisih antara jumlah tercatat aset dan DPP Biaya pengembangan dapat dikapitalisasi dalam akuntansi, tetapi untuk penentuan laba kena pajak, biaya pengembangan dikurangkan dalam menentukan laba kena pajak pada periode saat terjadinya.

21 Kombinasi Bisnis Dengan pengecualian terbatas, aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas diambil-alih dalam kombinasi bisnis diakui dengan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Perbedaan temporer timbul apabila dasar pengenaan pajak aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas diambil-alih tidak terpengaruh oleh kombinasi bisnis atau terpengaruh dengan cara berbeda. Misalnya, apabila jumlah tercatat aset disesuaikan ke nilai wajarnya tetapi dasar pengenaan pajak aset tersebut tetap sebesar harga perolehan sebelumnya, maka timbul perbedaan temporer yang mengakibatkan timbulnya liabilitas pajak tangguhan.

22 Aset tercatat pada Nilai Wajar
PSAK mengizinkan atau menetapkan aset tertentu dicatat pada nilai wajar atau dinilai kembali. Dalam hal revaluasi atau penyajian kembali mempengaruhi laba kena pajak (rugi pajak) untuk periode kini DPP aset disesuaikan sehingga tidak ada perbedaan temporer. Apabila revaluasi atau penyajian kembali aset tidak mempengaruhi laba kena pajak, DPP aset tidak disesuaikan sehingga terdapat perbedaan temporer. Pemulihan jumlah tercatat di masa depan akan menghasilkan aliran manfaat ekonomi kena pajak. Perbedaan antara jumlah tercatat aset yang telah dinilai kembali dan dasar pengenaan pajak merupakan perbedaan temporer sehingga menimbulkan liabilitas pajak tangguhan atau aset pajak tangguhan, walaupun : Entitas tidak bermaksud melepaskan aset, terpulihkan melalui penggunaan atau pajak atas capital gain ditangguhkan jika hasil pelepasan diinvestasikan pada ast serupa

23 Goodwill Apabila jumlah tercatat goodwill yang timbul pada transaksi kombinasi bisnis lebih rendah daripada dasar pengenaan pajaknya, maka perbedaan tersebut menimbulkan aset pajak tangguhan. Aset pajak tangguhan yang ditimbulkan dari pengakuan awal goodwill diakui sebagai bagian akuntansi atas kombinasi bisnis sepanjang kemungkinan besar laba kena pajak tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan.

24 Goodwill Kombinasi bisnis suatu entitas mengakui goodwill sebesar Rp yang memiliki dasar pengenaan pajak nihil. Entitas tidak boleh mengakui liabilitas pajak tangguhan yang dihasilkan (15a). Jika entitas selanjutnya mengakui kerugian penurunan Rp2.000 atas goodwill tersebut, maka jumlah perbedaan temporer kena pajak berkaitan pada goodwill berkurang dari Rp menjadi Rp8.000, dengan menimbulkan penurunan pada nilai liabilitas pajak tangguhan yang tidak diakui. Penurunan pada nilai tersebut dianggap berkaitan dengan pengakuan awal goodwill sehingga tidak dapat diakui

25 Pengakuan Awal –Aset dan Liabilitas
Perbedaan temporer mungkin timbul pada saat pengakuan awal suatu aset atau liabilitas. Sebagian atau seluruh biaya perolehan suatu aset tidak dapat dikurangkan untuk tujuan pajak. Metode akuntansi untuk perbedaan temporer tersebut, bergantung dari sifat transaksi yang menyebabkan dilakukannya pengakuan awal aset atau liabilitas. Dalam kombinasi bisnis  liabilitas dan aset terkait dengan goodwill atau keuntungan pembelian diskon. Aset yang menurut tujuan pajak depresiasinya tidak dapat dilakukan. Capital gain dan loss juga tidak diakui menurut pajak  tidak ada pengakuan pajak tangguhan.

26 Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer dapat dikurangkan, sepanjang kemungkinan besar bahwa laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang cukup memadai sehingga perbedaan temporer dapat dikurangkan tersebut dapat dimanfaatkan, kecuali jika aset pajak tangguhan timbul dari pengakuan awal aset atau pengakuan awal liabilitas dalam transaksi yang: bukan dari transaksi kombinasi bisnis; dan pada saat transaksi, tidak mempengaruhi baik laba akuntansi maupun laba kena pajak (rugi pajak) Akan tetapi, untuk perbedaan temporer dapat dikurangkan dihubungkan dengan investasi entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta ventura bersama, maka aset pajak tangguhan harus diakui sesuai dengan cara khusus. (par 44)

27 Contoh Perbedaan Temporer Dapat Dikurangkan
Entitas mengakui liabilitas 100 untuk biaya garansi produk yang masih harus dibayar. Untuk tujuan pajak, maka biaya garansi produk tidak akan dikurangkan hingga entitas membayar klaim. Tarif pajak 25%. DPP liabilitas adalah nihil Dalam pelunasan liabilitas atas jumlah tercatat, maka entitas akan mengurangi laba kena pajak masa depan dengan jumlah 100 dan akibatnya mengurangi pembayaran pajak masa depan sebesar 25 (100 x 25%). Selisih antara jumlah tercatat 100 dan dasar pengenaan pajak nihil merupakan perbedaan temporer yang dikurangkan sebesar 100. Oleh karena itu, entitas mengakui aset pajak tangguhan sebesar 25 (100 x 25%), kemungkinan bahwa entitas menghasilkan laba kena pajak yang mencukupi pada periode masa depan untuk memanfaatkan dari pengurangan pembayaran pajak.

28 Perbedaan Temporer dapat dikurangkan
biaya manfaat pensiun dapat dikurangkan dalam menentukan laba akuntansi sebagai jasa yang diberikan oleh pegawai, tetapi biaya tersebut baru dapat dikurangkan dalam perhitungan laba kena pajak pada saat iuran atau manfaat pensiun tersebut dibayar oleh entitas. biaya riset diakui sebagai beban dalam menentukan laba akuntansi pada periode saat terjadinya tapi tidak diperkenankan sebagai pengurangan dalam menentukan laba kena pajak (rugi pajak) hingga periode selanjutnya. dengan beberapa pengecualian, maka entitas mengakui aset teridentifikasi yang diperoleh dan liabilitas yang diambil-alih dalam kombinasi bisnis pada nilai wajar saat tanggal perolehan. Liabilitas diakui tetapi biaya baru dapat dikurangkan di masa depan untuk tujuan pajak. aset tertentu dapat dicatat pada nilai wajar, atau dapat dinilai kembali tanpa penyesuaian ekuivalen yang dibuat untuk tujuan pajak

29 Pertimbangan laba kena pajak memadai ??
Rugi Pajak Belum Dikompensasi dan Kredit Pajak Belum Dimanfaatkan (Unused Tax Credits) Aset pajak tangguhan diakui untuk akumulasi rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan apabila besar kemungkinan laba kena pajak masa depan akan memadai untuk dimanfaatkan dengan rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan. Pertimbangan laba kena pajak memadai ?? Otoritas pajak yang sama Entitas akan mendapat laba kena pajak sebelum daluwarsa Rugi karena kasus tidak berulang Perencanaan pajak sehingga kompensasi dapat dimanfaatkan

30 Penilaian Kembali Aset Pajak Tangguhan Tidak Diakui
Pada setiap akhir periode pelaporan, entitas menilai kembali aset pajak tangguhan. Entitas mengakui aset pajak tangguhan tidak diakui sebelumnya apabila kemungkinan besar laba kena pajak masa depan akan tersedia untuk dipulihkan. Sebagai contoh, perbaikan kondisi perekonomian meningkatkan kemampuan entitas untuk menghasilkan laba kena pajak dalam jumlah yang memadai pada periode masa depan sehingga aset pajak tangguhan yang sebelumnya tidak diakui menjadi memenuhi kriteria pengakuan

31 Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama
Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer kena pajak terkait dengan investasi pada entitas anak, cabang, dan asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura bersama, kecuali sepanjang kedua kondisi berikut telah terpenuhi: entitas induk, investor atau venturer mampu mengendalikan waktu pemulihan perbedaan temporer; dan kemungkinkan besar perbedaan temporer akan terpulihkan di masa depan yang dapat diperkirakan.

32 Anak, Cabang, Asosiasi, Pengaturan Bersama
Entitas harus mengakui aset pajak tangguhan untuk semua perbedaan temporer dapat dikurangkan yang ditimbulkan dari entitas anak, cabang dan entitas asosiasi, serta bagian partisipasi dalam ventura bersama sepanjang dan hanya sepanjang kemungkinan besar terjadi: perbedaan temporer akan terpulihkan pada masa depan yang dapat diperkirakan; dan laba kena pajak akan tersedia dalam jumlah yang memadai sehingga perbedaan temporer dapat dimanfaatkan.

33 Pengukuran Liabilitas (aset) pajak kini untuk periode kini dan periode sebelumnya diukur sebesar jumlah yang diharapkan untuk dibayar (direstitusi) kepada otoritas perpajakan, yang dihitung menggunakan tarif pajak (peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan. Aset dan liabilitas pajak tangguhan harus diukur dengan menggunakan tarif pajak yang akan berlaku pada saat aset dipulihkan atau liabilitas diselesaikan, yaitu dengan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang telah berlaku atau yang telah secara substantif berlaku pada periode pelaporan. Perubahan Tarif

34 Pengukuran - contoh Jumlah tercatat aset adalah 100 dan dasar pengenaan pajak sebesar 60. Tarif pajak 20% akan diterapkan jika aset terjual dan tarif pajak 30% akan diterapkan pada penghasilan lain. Entitas mengakui liabilitas pajak tangguhan sebesar 8 (40 x 20%) jika diharapkan untuk menjual aset tanpa penggunaan lebih lanjut dan liabilitas pajak tangguhan sebesar 12 (40 x 30%) apabila entitas masih tetap memakai aset dan memulihkan jumlah tercatatnya melalui pemakaian

35 Pengukuran - contoh Biaya perolehan aset 100 dan jumlah tercatat sebesar 80 serta dinilai kembali menjadi 150. Tidak ada penyesuaian ekuivalen dibuat untuk tujuan pajak. Akumulasi penyusutan untuk tujuan pajak adalah 30 dan tarif pajak 30%. DPP aset adalah 70 dan terdapat perbedaan temporer kena pajak 80. Jika entitas berharap untuk memulihkan jumlah tercatat dengan menggunakan aset, terdapat liabilitas pajak tangguhan sebesar 24 (80 x 30%). Jika entitas berharap memulihkan jumlah tercatat dengan menjual aset secara cepat untuk pendapatan sebesar 150, maka liabilitas pajak tangguhan diperhitungkan sebagai berikut: Perbedaan Tarif Pajak Liabilitas Penyusutan pajak kumulatif % 9 Pendapatan melebihi biaya 50 nol - Total

36 Pos diakui dalam Laporan Laba Rugi
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai penghasilan atau beban pada laporan laba rugi, kecuali apabila pajak penghasilan yang berasal dari: suatu transaksi atau kejadian yang diakui, pada periode yang sama atau berbeda, di luar laporan laba rugi baik dalam pendapatan komprehensif lain maupun secara langsung dalam ekuitas. Atau kombinasi bisnis

37 Pos diakui di Luar Laporan Laba Rugi
Pajak kini dan pajak tangguhan diakui di luar laporan laba rugi apabila pajak terkait pada pos-pos tersebut pada periode yang sama atau berbeda, diakui di luar laporan laba rugi. Oleh karena itu, pada periode yang sama atau berbeda, pajak kini dan pajak tangguhan terkait dengan pos-pos yang diakui: dalam pendapatan komprehensif lain, harus diakui pada pendapatan komprehensif lain. langsung ke ekuitas, harus diakui langsung pada ekuitas.

38 Penyajian Saling hapus
Entitas melakuan saling hapus atas aset pajak kini dan liabilitas pajak kini jika dan hanya jika, entitas: Memiliki hak secara hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang diakui; dan Berniat untuk menyelesaikan dengan dasar neto, atau merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara bersamaan. Entitas melakukan saling hapus aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan jika dan hanya jika: entitas memiliki hak secara hukum untuk saling hapus aset pajak kini terhadap liabilitas pajak kini; dan aset pajak tangguhan dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas pajak atas entitas kena pajak yang sama atau entitas kena pajak berbeda yang akan merelaisasikan secara bersama

39 Beban Pajak – Laba Rugi Aktivitas Normal
Beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktifitas normal disajikan tersendiri pada laporan laba rugi komprehensif. Jika entitas menyajikan komponen laba rugi pada laporan laporan laba rugi secara terpisah, maka beban (penghasilan) pajak terkait dengan laba rugi dari aktivitas normal pada laporan keuangan disajikan terpisah.

40 Selisih Kurs PSAK 10 (revisi 2010): Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing mensyaratkan selisih kurs (exchange difference) tertentu diakui sebagai pendapatan atau beban, namun Pernyataan tersebut tidak mengatur spesifik apakah selisih kurs harus disajikan pada laporan laba rugi komprehensif. Selisih kurs dari penjabaran aset atau liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari penjabaran laporan keuangan entitas asing boleh dikelompokkan ke beban (penghasilan) pajak tangguhan, jika penyajian seperti itu dianggap paling bermanfaat untuk pengguna laporan keuangan.

41 Pengungkapan Komponen utama beban (penghasilan) pajak diungkapkan secara terpisah : beban (penghasilan) pajak kini; Penyesuaian atas pajak kini yang berasal dari periode sebelumnya; jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan baik yang berasal dari timbulnya perbedaan temporer maupun dari realisasinya; jumlah beban (penghasilan) pajak tangguhan terkait dengan perubahan tarif pajak atau penerapan peraturan perpajakan yang baru; jumlah manfaat yang ditimbulkan dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak kini; jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan; Dll.

42 Pengungkapan Hal-hal yang juga diungkapkan secara terpisah:
Agregat pajak kini dan pajak tangguhan berkaitan dengan transaksi-transaksi yang langsung dibebankan atau dikreditkan langsung ke ekuitas; jumlah pajak penghasilan berkaitan dengan setiap komponen pendapatan komprehensif lain penjelasan hubungan antara beban (penghasilan) pajak dengan laba rekonsiliasi angka antara beban (penghasilan) pajak dengan hasil perkalian laba akuntansi dan tarif pajak yang berlaku rekonsiliasi angka antara tarif pajak efektif rata-rata dan tarif pajak yang berlaku, penjelasan mengenai perubahan tarif pajak yang berlaku dan perbandingan dengan tarif pajak yang berlaku pada periode akuntansi sebelumnya; jumlah (dan batas waktu penggunaan, jika ada) perbedaan temporer yang boleh dikurangkan, rugi pajak belum dikompensasi dan kredit pajak belum dimanfaatkan yang tidak diakui sebagai aset pajak tangguhan pada laporan keuangan; jumlah agregat perbedaan temporer yang dihubungkan dengan investasi pada entitas anak, cabang dan perusahaan asosiasi dan bagian partisipasi dalam ventura bersama atas liabilitas pajak tangguhan yang belum diakui (lihat paragraf 40); dll

43 Dasar Kesimpulan Pajak Penghasilan Final dihapuskan
PSAK 46 menghilangkan pengakuran tentang pajak final dan pengaturan hal khusus untuk menyelaraskan dengan IAS 12 Income Taxes. Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas laba kena pajak entitas. Pajak final dikenakan atas nilai brutonya dan akan dikenakan atas transaksi walaupun entitas mengalami kerugian. Pajak final sesuai dengan ketentuan perpajakan di Indonesia tidak termasuk dalam lingkup PSAK 46 X Apabila nilai tercatat aset atau liabilitas yang berhubungan dengan pajak penghasilan final berbeda dari dasar pengenaan pajaknya maka perbedaan tersebut tidak diakui sebagai aset atau liabilitas pajak tangguhan. Atas penghasilan yang telah dikenakan PPh final, beban pajak diakui proporsional dengan jumlah pendapatan menurut akuntansi yang diakui pada periode berjalan. Selisih antara jumlah PPh final yang terutang dengan jumlah yang dibebankan sebagai pajak kini pada perhitungan laba rugi diakui sebagai Pajak Dibayar Dimuka dan Pajak yang Masih Harus Dibayar. Akun Pajak penghasilan final dibayar dimuka harus disajikan terpisah dari pajak penghasilan final yang masih harus dibayar.

44 Perlakuan Pajak Penghasilan Final
Pajak final yang dikenakan atas penghasilan (bukan pendapatan) merupakan skope PSAK 46 karena PSAK 46 hanya mengatur pajak atas penghasilan bukan atas pendapatan. Pajak final yang dikenakan atas penghasilan neto masuk ruang lingkup PSAK 46 Pajak final yang dikenakan atas penghasilan bruto / pendapatan tidak masuk ruang lingkup PSAK 46, sehingga diakui sebagai beban operasi bukan beban pajak penghasilan  basic conclusion IASB Konsekuensinya perusahaan yang pengenaan pajaknya final atas pendapatan memasukkan pajak yang dibayarkan bukan sebagai beban pajak penghasilan tetapi sebagai komponen beban. Pendapat tersebut mungkin menimbulkan interpretasi keliru karena terkesan perusahaan tidak membayar pajak padahal beban pajak merupakan minimum line item. Seharusnya pajak final yang dikenakan atas pendapatan dipandang sebagai pajak yang dihitung dengan cara berbeda. – (opini)

45 CONTOH & ILUSTRASI

46 Pajak kini Perusahaan memperoleh PKP sebesar 4 milyar. Termasuk dalam penghasilan tersebut penghasilan dari LN sebesar 500 juta yang telah dikenakan pajak sebesar 40%. Jumlah pajak yang telah dipotong oleh pihak lain adalah: PPh 21 atas gaji dan honor sebesar 500juta dan PPh 26 sebesar 100 juta atas gaji expat yang bekerja di perusahaan. PPh final sebesar 60 juta, PPh 23 tidak final sebesar 120 juta PPh 24 sebesar 200 juta PPh 25 sebesar 500 juta PPh 22 sebesar 100 juta Pajak kini anak perusahaan 300 juta Perusahaan mencatat pembayaran pajak dibayar dimuka baik final maupun tidak final sebagai pajak dibayar dimuka. PKP 4 milyar pajaknya = 1000 juta Kredit PPh jt Kredit PPh jt Kredit PPh jt Pph jt PPh 29 sebesar 155 jt Beban pajak jt Pajak dibayar dimuka PPh Pajak dibayar dimuka PPh Pajak dibayar dimuka PPh Pajak dibayar dimuka PPh Utang PPh Beban pajak jt Pajak dibayar dimuka PPh final 60 Pajak dibayar dimuka PPh Beban pajak kini parent : 1.135 = ( ) Beban Pajak kini konsolidasian = = juta

47 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Ilustrasi: PT. Mitra melaporkan penghasilan sebesar dan beban sebesar untuk tiga tahun periode usahanya. Untuk tujuan pajak, penghasilan yang diterima sebesar , dan Bagaimana hal ini dilaporkan dalam laporan keuangan?

48 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Laporan Keuangan 2011 2012 2013 Total Pendapatan Beban Laba sebelum pajak Pajak Penghasilan (25%) 35.000 35.000 35.000 Laporan Pajak 2011 2012 2013 Total Penghasilan Beban yang boleh dikurangkan Penghasilan kena pajak 80.000 Pajak terutang (25%) 20.000 45.000 40.000

49 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Perbandingan 2011 2012 2013 Total Laporan Keuangan (PSAK) 35.000 35.000 35.000 Pajak Terutang (Fiskal) 20.000 45.000 40.000 Difference 15.000 (10.000) (5.000) Perbedaan tersebut akan dilaporkan dalam laporan keuangan Tahun Laporan yang diperlkan 2011 Liabilitas pajak tangguhan, bertambah Beban pajak kini ; beban pajak tangguhan 2012 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang Beban pajak kini ; manfaat pajak tangguhan 2013 Liabilitas pajak tangguhan, berkurang 5.000 Beban pajak kini ; manfaat pajak tangguhan 5.000

50 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Liabilitas 1
Laporan Posisi Keuangan Income Statement 2011 2011 Aset: Pendapatan: Beban: Liabilitas: Pajak tangguhan Utang pajak Equity: Beban pajak Laba bersih Pelaporan dalam laporan keuangan

51 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1
Ilustrasi : PT. Mawar memiliki saldo aset pajak tangguhan sebesar pada akhir 2012, yang muncul karena perbedaan temporer sebesar (tarif pajak 25%). Pada akhir tahun 2013 laba sebelum pajak dan terdapat koreksi positif sehingga penghasilan kena pajak sebesar Berdasarkan hasil review aset pajak tangguhan sebesar tidak dapat dipulihkan di masa mendatang (belum termasuk ).

52 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 sebelum review
Akhir 2012 Tahun 2013 Akhir 2013 Laba sebelum pajak (PSAK) Perbedaan temporer Penghasilan kena pajak 25% Pajak terutang Tahun 2013 Laba sebelum pajak (PSAK) Pajak kini Beban (manfaat) pajak tangguhan ( ) Beban pajak penghasilan Laba bersih Beban pajak penghasilan Aset pajak tangguhan Utang pajak

53 Ilustrasi Perbedaan Temporer – Aset 1 setelah review
Tahun 2013 Laba sebelum pajak (PSAK) Pajak kini Beban (manfaat) pajak tangguhan ( ) Beban pajak penghasilan Laba bersih Pajak kini Pajak tangguhan ( ) Penilaian kembali Total Beban pajak penghasilan Utang pajak Aset pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Penurunan nilai aset pajak tangguhan Beban pajak penghasilan Aset pajak tangguhan

54 Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
Ilustrasi: PT. Merbabu melaporakan laba sebelum pajak sebesar pada tahun Terdapat perbedaan antara akuntansi dan pajak yang disebabkan oleh beberapa hal berikut: Depresiasi menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi sebesar Pendapatan sewa mesin menurut pajak lebih besar dibandingkan menurut akuntansi. Beban sumbangan sebesar tidak diperkenankan menurut pajak. Tarif pajak yang berlaku sebesar 25%, perbedaan tersebut akan dapat dipulihkan di masa mendatang. Entitas belum memiliki saldo aset/liabilitas pajak tangguhan.

55 Ilustrasi Perbedaan Permanen dan Temporer
2013 Aset Pajak Tangguhan Liabilitas Pajak Tangguhan Laba sebelum pajak (PSAK) Perbedaan depresiasi ( ) Perbedaan pendapatan sewa Perbedaan sumbangan Total penghasilan kena pajak Pajak terutang (fiskal) Pajak tangguhan Jurnal Beban Pajak penghasilan kini Aset pajak tangguhan Manfaat pajak tangguhan 50.000 Utang pajak penghasilan Liabilitas pajak tangguhan

56 ILUSTRASI Entitas A membeli mesin senilai /1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, tanpa nilai sisa. Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun. Misalkan penghasilan entitas sebesar beban operasi selain depresiasi Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.

57 ILUSTRASI Depresiasi menurut akuntansi 10.000/5=2.000 AKUNTANSI 20X1
Pendapatan 7.000 Bbn Operasi 2.000 Bbn Penyusutan Total Beban 4.000 Laba sblm pajak 3.000 Beban Pajak (akt) 750 Laba setelah pajak 2.250

58 ILUSTRASI Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500 PAJAK 20X1 20X2 20X3
Pendapatan 7.000 Bbn Operasi 2.000 Bbn Penyusutan 2.500 Total Beban 4.500 Penghasilan kena pajak 5.000 Pajak terutang 625 1.250

59 ILUSTRASI 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 AKUNTANSI Laba sblm pajak 3.000
Beban Pajak (akt) 750 PAJAK Penghasilan kena pajak 2.500 5.000 Pajak terutang 625 1.250 Perbedaan Perbedaan laba 500 (2.000) Perbedaan pajak 125 (500) Liabilitas pajak tangguhan 250 375 Beban pajak (L/R) Beban pajak kini Beban pajak tangguhan Total beban pajak

60 ILUSTRASI Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4
Beban pajak tangguhan Liabilitas pajak tangguhan 125 Jurnal yang dibuat pada 20X5 Liabilitas pajak tangguhan 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan 500 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 500. Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan menjadi tidak ada, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 0

61 ILUSTRASI – nilai sisa Entitas A membeli mesin senilai pada 2/1/X1. Mesin menurut akuntansi didepresiasikan selama 5 tahun, dengan nilai sisa 2000. Untuk tujuan pajak mesin termasuk kelompok 1 didepresiasikan selama 4 tahun. Misalkan penghasilan entitas sebesar beban operasi selain depresiasi Mesin tersebut tahun 20X6 masih digunakan dan pada awal 20X7 dijual dengan harga 3000 Ilustrasi perbedaan pajak dan akuntansi serta jurnalnya dapat dilihat dalam slide berikut ini.

62 ILUSTRASI – nilai sisa Depresiasi menurut akuntansi ( )/5=2.000 AKUNTANSI 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 Pendapatan 7.000 Keuntungan mesin 1.000 Bbn Operasi 2.000 Bbn Penyusutan Total Beban 4.000 Laba sblm pajak 3.000 5.000 6.000 Beban Pajak (akt) 750 1.250 1.500 Laba setelah pajak 2.250 3.750 4.500

63 ILUSTRASI – nilai sisa Depresiasi menurut pajak 10.000/4=2.500 PAJAK
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 Pendapatan 7.000 Keuntungan mesin 3.000 Bbn Operasi 2.000 Bbn Penyusutan Total Beban 5.000 Penghasilan kena pajak 8.000 Pajak terutang 500 1.250 Penghasilan stlh pajak 1.500 3.750 6.000

64 ILUSTRASI – nilai sisa 20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 AKUNTANSI
20X1 20X2 20X3 20X4 20X5 20X6 20X7 AKUNTANSI Laba sblm pajak 3.000 5.000 6.000 Beban Pajak (akt) 750 1.250 1.500 PAJAK Penghasilan kena pajak 2.000 8.000 Pajak terutang 500 Perbedaan Perbedaan laba 1.000 -2.000 Perbedaan pajak 250 -500 Kewajiban pajak tangguhan Beban pajak (L/R) Beban pajak kini Beban pajak tangguhan Total beban pajak

65 ILUSTRASI Jurnal yang dibuat pada saat 20X1 – 20X4
Beban pajak tangguhan 250 Liabilitas pajak tangguhan 250 Jurnal yang dibuat pada 20X5 Liabilitas pajak tangguhan 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan 500 Jurnal yang dibuat pada 20X7 Pada awal tahun 2005, liabilitas pajak tangguhan terakumulasi sebesar 1000. Pada akhir tahun 2005, setelah depresiasi dicatat, perbedaan direaliasasi 500, sehingga liabilitas pajak tangguhan nilainya 500 Perbedaan ini akan hilang pada saat aset tersebut terjual di tahun Pajak mengakui keuntungan akuntansi 1.000

66 ILUSTRASI – kerugian fiskal
Entitas A pada tahun 20x1 mengalami kerugian fiskal (diasumsikan kerugian akuntansi nilainya sama). Pada 20x2 entitas laba 2.000, 20x3 laba dan 20x4 laba sebesar Tidak terjadi perbedaan akuntansi dan pajak 20X1 20X2 20X3 20X4 Laba akuntansi (8.000) 2.000 3.000 5.000 Beban pajak kini - 500 Beban (manfaat) pajak tangguhan (2.000) 750 Total beban (manfaat) pajak 1.250 Laba setelah pajak (6.000) 1.500 2.250 3.750

67 ILUSTRASI – kerugian fiskal
Tahun Jurnal 20X1 Aset pajak tangguhan 2.000 Manfaat pajak tangguhan 20X2 Beban pajak tangguhan 500 20X3 750 20X4 Beban pajak kini Utang pajak kini

68 Ilustrasi – Revaluasi Aset – Tax only
Entitas pada 1 Januari 2016 melakukan Revaluasi bangunan. Nilai tercatat fiskal dan akuntansi 0, bangunan direvaluasi menjadi juta. Pajak yang dibayarkan 3%. Beban pajak Kas Pada tahun 2016 nilai buku fiskal dan akuntansi berbeda sehingga perbedaan ini akan diakui sebagai beban pajak tangguhan. Beban pajak Kas Aset pajak tangguhan Manfaat pajak tangguhan Pada akhir tahun, aset didepresiasikan maka akan berdampak nilai aset pajak tangguhan berkurang. Pajak dibayarkan lebih kecil karena ada depresiasi. Beban pajak tangguhan 1.250 Aset pajak tangguhan

69 ISAK 20: PAJAK PENGHASILAN – PERUBAHAN DALAM STATUS PAJAK ENTITAS ATAU PARA PEMEGANG SAHAMNYA

70 PERMASALAHAN Perubahan dalam status pajak entitas atau para pemegang sahamnya dapat mempengaruhi liabilitas atau aset pajak kini dan liabilitas atau aset pajak tangguhan. Perubaan status pajak dapat terjadi karena, misalnya entitas yang go public, atau bila pemegang saham pengendali pindah ke luar negeri. ISAK 20 menjelaskan bagaimana entitas dapat memperhitungkan konsekuensi pajak atas perubahan status pajaknya atau para pemegang sahamnya.

71 INTERPRETASI Konsekuensi pajak kini dan pajak tangguhan atas perubahan status pajak entitas atau para pemegang sahamnya dikreditkan langsung atau dibebankan sesuai dengan posnya. Konsekuensi pajak yang terkait dengan laporan laba rugi dikreditkan langsung ke laporan laba rugi. Konsekuensi pajak yang terkait dengan pendapatan komprehensif lainnya dikreditkan langsung ke pendapatan komprehensif lainnya. Konsekuensi pajak yang terkait dengan ekuitas dikreditkan langsung ke ekuitas.

72 Contoh Di Indonesia, pada tahun 2009 entitas dikenai tarif pajak 28%. Tetapi untuk entitas yang melakukan IPO pada tahun 2009 dikenai tarif pajak 25% (harus memenuhi beberapa syarat tertentu). Atas perubahan tarif pajak dari 28% ke 25% maka konsekuensi pajaknya menjadi sbb:

73 Contoh Tarif pajak lama: 28% Tarif pajak baru: 25% Laporan Laba Rugi
Ex: piutang dagang, mesin Laporan Laba Rugi Ex: piutang dagang, mesin Pendapatan komprehensif lain Ex: Revaluasi aset tetap, perbedaan pertukaran karena translasi laporan keuangan operasional luar negeri Pendapatan komprehensif lain Ex: Revaluasi aset tetap, perbedaan pertukaran karena translasi laporan keuangan operasional luar negeri Ekuitas Ex: penyesuaian saldo awal saldo laba karena perubahan akuntansi secara restrospektif, pengakuan awal kompenen ekuitas atas instrumen keuangan majemuk Ekuitas Ex: penyesuaian saldo awal saldo laba karena perubahan akuntansi secara restrospektif, pengakuan awal kompenen ekuitas atas instrumen keuangan majemuk

74 TANGGAL EFEKTIF Interpretasi ini berlaku efektif untuk periode tahun buku yang dimulai pada atau setelah tanggal 1 Januari 2012 dan dianjurkan untuk melakukan penerapan dini. Namun untuk entitas yang melakukan kombinasi bisnis diharuskan untuk melakukan penerapan dini.

75 martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
Dosen Profesi untuk Mengabdi pada Negeri TERIMA KASIH Dwi Martani atau

76 PERBEDAAN AKUNTANSI DAN PAJAK

77 PSAK 13: Properti Investasi
AKUNTANSI PERPAJAKAN PSAK 13: Properti Investasi Ps. 10, 11 UU PPh PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan PMK Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Revaluasi properti investasi dan aset tetap merupakan pilihan dan dapat dilakukan tanpa ijin regulator Bisa dilakukan setiap tahun Revaluasi bisa per item .Harga perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan Revaluasi memerlukan persetujuan dari dirjen pajak Revaluasi tidak dapat dilakukan kembali sebelum lewat jangka waktu lima tahun terhitung sejak penilaian kembali aset tetap perusahaan terakhir yang dilakukan. Revaluasi dilakukan untuk seluruh Asset

78 Aset Tetap AKUNTANSI PERPAJAKAN PSAK 16: Aktiva Tetap
Ps. 10, 11 UU PPh PP Nomor 48 Tahun 1994 s.t.d.t.d PP Nomor 71 Tahun 2008 tentang Perubahan Ketiga Atas PP Nomor 48 Tahun 1994 Tentang Pembayaran Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Pengalihan Hak Atas Tanah Dan/Atau Bangunan PMK Nomor 79/PMK.03/2008 tentang Penilaian Kembali Aktiva Tetap Perusahaan Untuk Tujuan Perpajakan Nilai Perolehan termasuk Estimasi Awal Biaya Restorasi/Pembongkaran Measurement dengan Historical atau Fair Value (optional) Revaluasi per golongan (tidak perlu semua) Dikenal imparment Penyusutan dimulai saat aset siap untuk digunakan, yaitu saat aset berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen Nilai Perolehan adalah jumlah yang sesungguhnya dikeluarkan atau jumlah yang seharusnya dikeluarkan dalam hal terdapat hubungan istimewa Historical Cost Revaluasi diperbolehkan untuk seluruh aktiva, Tidak diakui adanya impairement Penyusutan dimulai pada bulan dikeluarkan, untuk asset dalam pembangunan sejak selesai pembangunan, diperbolehkan untuk menyusutkan saat harta digunakan dengan ijin dari DJP

79 Dampak Perbedaan dan Langkah Harmonisasi (contd)
Dampak Perbedaan Property Investasi: Adanya perbedaan tetap karena adanya perbedaan dari perubahan nilai wajar dan penyusutan sebagai pengurang laba rugi. Untuk properti investasi yang digunakan untuk rental akan menimbulkan perbedaan tetap, karena atas penghasilan berupa sewa tanah dan/atau bangunan dikenai PPh Final yang dipisahkan dalam pelaporan SPT Tahunan PPh Badan.

80 Dampak Perbedaan dan Langkah Harmonisasi (contd)
Dampak Perbedaan Aktiva Tetap: Penambahan estimasi biaya bisa memberikan perbedaan nilai aset tetap yang diperoleh. Apabila model biaya yang digunakan, akan menimbulkan perbedaan nilai aset sebagai dasar penyusutan. Apabila Wajib Pajak menggunakan model revaluasi, maka akan menimbulkan perbedaan tetap karena disatu sisi (fiskal) menggunakan penyusutan sebagai faktor biaya, sedangkan di sisi lain (komersial) menggunakan penurunan nilai wajar akhir tahun sebagai faktor pengurang laba-rugi yang tidak diakui secara fiskal. Dalam menghitung besarnya biaya penyusutan, kemungkinan besar terjadi perbedaan temporer, bukan hanya karena perbedaan metode penyusutan, tetapi juga karena perbedaan saat dimulainya penyusutan. Akuntansi komersial penyusutan dimulai saat aset digunakan, sendangkan fiskal: penyusutan dimulai pada bulan dilakukan pengeluaran)


Download ppt "PSAK 46 AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN REVISI 2014 DAN ISAK 20"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google