Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya"— Transcript presentasi:

1 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya
Standar Kompetensi : Memahami permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah Penduduk Kompetensi Dasar : Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya

2 Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya
MATERI POKOK / URAIAN MATERI : Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. Angka kelahiran dan angka kematian serta cara menghitungnya. Faktor penunjang kelahiran dan kematian. Kepadatan penduduk dan cara menghitungnya. Piramida penduduk Indonesia. Cara menghitung sex ratio dan beban ketergantungan. Angka usia harapan hidup. Ledakan penduduk dan upaya mengatasinya. Membuat peta, tabel dan grafik kependudukan Jenis-jenis migrasi dan faktor penyebabnya. Dampak positif dan negatif migrasi dan usaha penanggulangan dampak negatif migrasi

3 Permasalahan penduduk
Peta Konsep Permasalahan penduduk Kualitas Kuantitas Komposisi Angka ketergantungan Migrasi Rasio jenis kelamin Angka harapan hidup Pertumbuhan

4 KUANTITAS PENDUDUK INDONESIA
Pengertian Penduduk Indonesia Pengertian Penduduk Indonesia Penduduk adalah sekelompok manusia yang menempati suatu wilayah dalam waktu tertentu. Penduduk Indonesia adalah mereka yang tinggal di Indonesia pada saat dilakukan sensus dalam kurun waktu minimal 6 bulan

5 Sumber Data Penduduk Untuk mengetahui bagaimanakah keadaan penduduk berkaitan dengan kuantitas penduduk di suatu negara diperlukan data yang lengkap dengan melakukan: a.Sensus penduduk (cacah jiwa), yaitu pencatatan penduduk di suatu daerah/negara pada kurun waktu tertentu. Sensus pen-duduk biasanya dilakukan tiap 10 tahun sekali (setiap dekade). b.Survei penduduk, yaitu pencatatan penduduk di daerah yang terbatas dan mengenai hal tertentu. c.Registrasi penduduk, yaitu pencatatan data penduduk yang dilakukan secara terus-menerus di kelurahan. Misal: pencatatan peristiwa kelahiran, kematian, dan kejadian penting yang mengubah status sipil seseorang sejak lahir sampai mati.

6 Macam-macam sensus Berdasarkan pelaksanaannya, sensus dibedakan menjadi dua macam, sebagai berikut: a.Sensus de yure Sensus de yure adalah pencacahan penduduk yang hanya dikenakan kepada mereka yang benar-benar bertempat tinggal di wilayah atau negara tersebut pada saat sensus di laksanakan. Sensus seperti ini tetap dilakukan pencacahan meskipun orang tersebut sedang tidak ada di tempat. b.Sensus de facto Sensus de facto adalah pencacahan penduduk yang dilakukan kepada setiap orang yang berada di wilayah atau negara pada waktu sensus dilaksanakan. Sensus digunakan berbagai kepentingan antara lain: - mengetahui jumlah penduduk - mengetahui pertumbuhan penduduk - mengetahui kepadatan penduduk - mengetahui komposisi penduduk

7 Pertumbuhan Penduduk Pertumbuhan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam,yaitu pertumbuhan penduduk alami, pertumbuhan penduduk migrasi, pertumbuhan penduduk total.

8 pertumbuhan penduduk alami
Pertumbuhan penduduk alami (Natural Population Increase), adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian. Rumusnya : T = L – M Keterangan T= jumlah pertumbuhan penduduk per tahun L= jumlah kelahiran per tahun M= jumlah kematian per tahun

9 Pertumbuhan penduduk migrasi
Pertumbuhan penduduk migrasi adalah pertumbuhan penduduk yang diperoleh dari selisih jumlah migrasi masuk (imigrasi) dan jumlah migrasi keluar (emigrasi). Hal ini dapat dihitung dengan rumus: T = I – E Keterangan T= jumlah pertumbuhan penduduk per tahun I= jumlah migrasi masuk per tahun E= jumlah migrasi keluar per tahun

10 Pertumbuhan penduduk total
Pertumbuhan penduduk total (Total Population Growth) adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih jumlah kelahiran dengan jumlah kematian ditambah dengan selisih jumlah imigrasi dengan jumlah emigrasi. Hal ini dapat dihitung dengan rumus: T = (L – M) + ( I – E) Keterangan: T=Pertumbuhan penduduk per tahun L=Jumlah kelahiran per tahun M=Jumlah kematian per tahun I=Jumlah imigran (penduduk yang masuk ke suatu negara/wilayah untuk menetap) per tahun E=Jumlah emigran (penduduk yang meninggalkan/ pindah ke wilayah/negara lain) per tahun

11 Migrasi atau Perpindahan Penduduk
Migrasi atau mobilitas penduduk adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke tempat lain

12 Faktor-faktor penyebab terjadinya migrasi :
1. Faktor ekonomi penyebab terjadinya migrasi paling mencolok adalah keinginan seseorang memperbaiki status ekonominya, seperti: sempitnya lapangan kerja di daerah asal; besarnya peluang mendapatkan kerja di daerah lain (banyaknya industri di kota); kesempatan berkarier lebih berkembang. 2. Faktor politik penyebab terjadinya migrasi (nasional maupun internasional), misalnya: terjadinya peperangan atau konflik di daerah asal keadaan daerah baru relatif lebih aman.

13 Faktor-faktor penyebab terjadinya migrasi :
3. Faktor sosial, budaya, dan agama, yang mendorong seseorang melakukan migrasi, misalnya: kurang dapat mengembangkan diri di daerah asal; kurang cocok dengan budaya dan kepercayaan; adanya bencana alam di daerah asal; kurangnya kesempatan memperoleh pendidikan di daerah asal; ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yang hanya ada di kotabesar.

14 pola mobilitas penduduk meliputi:
A. Mobilitas penduduk permanen (migrasi), yang meliputi: 1) Migrasi internasional (migrasi antarnegara) yang terdiri dari imigrasi, emigrasi, dan remigrasi. a) Imigrasi adalah masuknya penduduk asing yang menetap ke dalam sebuah negara. b) Emigrasi adalah pindahnya penduduk keluar negeri untuk menetap di sana. c) Remigrasi adalah pemulangan kembali penduduk asing ke negara asalnya.

15 pola mobilitas penduduk meliputi:
2) Migrasi nasional (migrasi lokal), terdiri dari: a) Urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota. b) Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari pulau yang padat penduduknya ke pulau yang masih jarang penduduknya. c) Ruralisasi, yaitu perpindahan penduduk dari kota ke desa untuk menetap di desa. d) Evakuasi, yaitu perpindahan penduduk untuk menghindari bahaya.

16 pola mobilitas penduduk meliputi:
B. Mobilitas penduduk non-permanen (sirkuler), yang meliputi: 1) Mobilitas ulang alik atau mobiltas harian, yakni penduduk yang karena pekerjaannya harus melakukan perjalanan dari tempat tinggalnya ke tempat bekerjanya di lain daerah. 2) Mobilitas bermusim, yakni penduduk yang karena pekerjaan atau keperluannya untuk sementara waktu menetap di suatu daerah dan dalam jangka waktu tertentu kembali ke tempat tinggalnya.

17 Urbanisasi Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan mencari perbaikan hidup. Ada dua faktor penyebab urbanisasi, yaitu: (b) Faktor penarik (terdapat di kota) (1) di kota lebih banyak lapangan kerja (2) adanya sarana dan prasarana di kota yang lebih lengkap (3) kota merupakan pusat berbagai aktivitas (4) upah kerja yang lebih tinggi (a) Faktor pendorong (daerah asal) (1) semakin sempitnya lahan pertanian di desa (2) sulitnya lapangan pekerjaan di desa (3) upah kerja yang rendah (4) kurangnya fasilitas sarana dan prasarana di pedesaan

18 Transmigrasi Transmigrasi sudah dilaksanakan sejak zaman kolonial Belanda pada tahun Istilahnya disebut kolonisasi, tujuannya untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja dengan upah yang murah di perkebunan-perkebunan milik Belanda yang berada di luar Pulau Jawa. Transmigrasi, yaitu perpindahan penduduk dari daerah/pulau yang padat penduduknya ke daerah/pulau lain yang jarang penduduknya.

19 Transmigrasi Pada masa kemerdekaan tujuan transmigrasi berkembang lebih luas, antara lain: Peningkatan kesejahteraan rakyat; pembinaan kesatuan bangsa; pertahanan dan keamanan nasional.

20 Jenis transmigrasi Jenis transmigrasi yang telah dilaksanakan di Indonesia, antara lain: 1. Transmigrasi umum, diatur, dilaksanakan, dan dibiayai pemerintah. Calon transmigran mendapat lahan pertanian, bimbingan/penyuluhan, serta bantuan awal berupa pangan, pendidikan, dan kesehatan. 2. Transmigrasi spontan (swakarsa), terjadi karena prakarsa/keinginan para peserta transmigran sendiri. Motivasi peserta bermacam-macam, terutama adanya keinginan untuk memperbaiki taraf hidup. Bantuan pemerintah berupa penyediaan lahan pertanian untuk digarap serta tempat tinggal

21 Jenis transmigrasi 3. Transmigrasi bentuk khusus, dilaksanakan secara khusus dengan aturan dan alasan khusus. Contoh: transmigrasi bedol desa, di mana seluruh penduduk desa beserta aparatnya dipindahkan karena suatu hal, seperti seluruh wilayah desa terkena proyek waduk atau terkena bencana alam.

22 Re-urbanisasi (Ruralisasi),
Re-urbanisasi (Ruralisasi), yaitu perpindahan penduduk dari kota kembali ke desa. Contoh: setelah pensiun seseorang kembali ke desa untuk menghabiskan masa tuanya. Orang yang telah lama tinggal di kota melakukan re-urbanisasi, didorong oleh beberapa alasan seperti: ingin mencari ketenangan hidup (telah pensiun atau karena sakit); sarana dan prasarana di desa semakin lengkap (listrik, transportasi, komunikasi); fasilitas di desa semakin lengkap (pendidikan, kesehatan, olahraga, hiburan, dan sebagainya); semakin mahalnya biaya hidup di kota.

23 Evakuasi nasional Evakuasi nasional, yaitu pemindahan penduduk dari daerah berbahaya dalam wilayah negara. Misalnya penduduk di sekitar letusan gunung diungsikan ke desa-desa/kota-kota sekitarnya.

24 Kepadatan Penduduk Kepadatan penduduk adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas lahan. Macam-macam kepadatan penduduk antara lain: a.Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas tanah yang dapat diolah. b.Kepadatan penduduk ekonomi adalah perbandingan antara jumlah penduduk dengan luas wilayah tetapi menurut kapasitas produksinya. c.Kepadatan penduduk aritmatik adalah perbandingan jumlah penduduk dengan luas seluruh wilayah dalam setiap km2 d.Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara penduduk yang mempunyai aktivitas di sektor pertanian dengan luas tanah (daerah) yang dapat diolah untuk pertanian.

25 Rumus menghitung kepadatan penduduk
1. Kepadatan Penduduk Aritmatika: Jumlah penduduk (jiwa) Luas seluruh wilayah (km²) 2. Kepadatan Penduduk Agraris: Jumlahpendudukyang bertani(jiwa) Luas seluruh lahan pertanian (km²)

26 Gambar kepadatan penduduk

27 Tabel kepadatan penduduk

28 Persebaran Penduduk Indonesia
Negara kita memiliki lebih dari pulau, namun demikian, hanya sekitar 930 pulau yang dihuni. Persebaran penduduk untuk masing-masing pulau juga tidak sama, ada pulau yang padat penduduknya dan ada pulau yang kekurangan penduduk. Pulau Jawa yang luasnya kurang lebih hanya 7 persen dari seluruh wilayah Indonesia ( km2 ) tetapi dihuni oleh 60 % dari seluruh penduduk Indonesia. Sebaliknya Papua yang luasnya km2 jumlah penduduknya hanya 0,85 persen dari seluruh penduduk Indonesia

29

30 KOMPOSISI (SUSUNAN) PENDUDUK
1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat dibentuk piramida penduduk, yaitu grafik balok yang dibuat secara horizontal untuk membandingkan penduduk laki-laki dan perempuan.

31 piramida penduduk Macam-macam bentuk piramida penduduk: a.Piramida penduduk muda (Expansive) Bentuk piramida penduduk muda bagian atasnya besar, makin ke puncak makin sempit, sehingga berbentuk limas. Hal itu menggambarkan bahwa penduduk dalam keadaan tumbuh, jumlah kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. b.Piramida penduduk tetap (Stationer) Bentuk piramida ini di bagian atas dan bawahnya hampir sama, sehingga berbentuk seperti granat. Hal itu menggambarkan bahwa angka kelahiran seimbang dengan angka kematian. Jumlah Penduduk usia muda hampir sama dengan usia dewasa. c.Piramida penduduk tua (Constrictive) Bentuk piramida ini di bagian bawah kecil dan di bagian atas besar, sehingga berbentuk seperti batu nisan. Hal itu menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat dari angka kematian,sehingga jumlah penduduk usia muda lebih sedikit dibandingkan dengan usia dewasa. Jumlah penduduk mengalami penurunan.

32 piramida penduduk Dengan piramida penduduk akan dapat diketahui gambaran mengenai: 1)Perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan. 2)Penduduk kelompok anak-anak, dewasa dan orang tua. 3)Jumlah angkatan kerja. 4)Jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan. 5)Angka ketergantungan. 6)Rasio laki-laki perempuan. 7)Kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan. 8)Perkiraan jumlah kelahiran yang akan datang.

33

34 Komposisi Penduduk jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif,
Kondisi penduduk Indonesia dapat dilihat dari susunan penduduknya , antara lain atas: umur, jenis kelamin, mata pencaharian, penyebaran penduduk, pendidikan, dan agama. Susunan penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin. Contohnya seperti berikut. Susunan penduduk menurut umur dan jenis kelamin dijadikan dalam satu tabel, dengan kelompok umur pada jenjang lima tahunan. dapat menunjukkan beberapa gambaran seperti: jumlah tenaga kerja produktif dan non produktif, pertambahan penduduk, angka ketergantungan, rasio laki-laki dan perempuan, dan usia sekolah.

35 Angka beban ketergantungan (dependency ratio)
Angka beban ketergantungan (dependency ratio) Angka beban ketergantungan adalah angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya orang yang termasuk usia tidak produktif dengan banyaknya orang yang termasuk usia produktif. Orang yang termasuk golongan usia tidak produktif adalah: 1)antara usia 0 sampai 14 tahun, 2)usia 65 tahun ke atas. Adapun yang termasuk usia produktif adalah usia antara 15 sampai 64 tahun. Rumus untuk menghitung angka beban ketergantungan adalah: Jumlah penduduk usia nonproduktif X 100 Jumlah penduduk usia produktif

36

37 Angka usia harapan hidup ( life expectancy)
Angka usia harapan hidup (life expectancy) Angka usia harapan hidup adalah rata-rata usia penduduk yang diperhitungkan sejak kelahiran.Usia harapan hidup berkaitan erat dengan angka kematian bayi. Makin tinggi angka kematian bayi, makin rendah usia harapan hidup, dan sebaliknya. Angka usia harapan hidup sangat terkait dengan tingkat kesehatan masyarakat

38 Rasio jenis kelamin (sex ratio)
Rasio jenis kelamin (sex ratio) adalah perbandingan banyaknya penduduk laki-laki dan banyaknya penduduk perempuan pada suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Rumus menghitung rasio jenis kelamin adalah Jumlah penduduk laki-laki Rasio : X 100 Jumlah penduduk perempuan

39 Komposisi (Susunan) Penduduk Berdasarkan Pendidikan
Komposisi (susunan) penduduk berdasarkan pendidikan adalah susunan penduduk (pengelompokkan penduduk) didasarkan pada jenjang pendidikan yang ditempuhnya. Jenjang pendidikan menurut Undang-Undang (UU) No. 20 Tahun 2003 sistem pendidikan nasional terdiri atas : pendidikan dasar (SD/MI, SMP/MTs), pendidikan menengah (SMA/MA), pendidikan tinggi (sekolah tinggi, universitas)

40

41 Susunan penduduk atas dasar mata pencaharian
Susunan ini mendasarkan atas mata pencahariannya. Penduduk dikelompokkan menjadi kelompok petani, pedagang, pegawai negeri, TNI/POLRI, karyawan swasta, penjual jasa dan lain-lain Susunan penduduk atas dasar mata pencaharian menginformasikan mayoritas pekerjaan di suatu daerah. Hal itu berguna bagi pemerintah untuk mengambil keputusan, apakah perlu pelatihan dan penyuluhan dalam bidang pertanian, perikanan, atau pertukangan, dan lain sebagainya.

42

43 PERMASALAHAN KEPENDUDUKAN DAN CARA PENANGGULANGANNYA
1.Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Kuantitas dan Kualitas Penduduk a.Kemiskinan b.Kesehatan c.Pengangguran 2.Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Mobilitas Penduduk a.Migrasi internasional b.Migrasi nasional

44 1. Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Kuantitas dan Kualitas Penduduk
a.Kemiskinan Kemiskinan merupakan ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan materiil dasar berdasarkan standar tertentu. Adapun standar ini lebih dikenal dengan garis kemiskinan, yaitu tingkat pengeluaran atas kebutuhan pokok yang meliputi sandang, pangan, papan secara layak. Untuk menanggulangi kemiskinan tersebut, pemerintah Indonesia mencanangkan Inpres Desa Tertinggal. Program ini dilakukan dengan melalui dua tahap: Pertama pemerintah menentukan desa-desa yang memiliki pemusatan penduduk miskin yang tinggi, yang disebut desa tertinggal. Jumlah desa tertinggal mencapai sepertiga dari jumlah seluruh desa di Indonesia. Kedua, pemerintah menghimpun penduduk-penduduk di desa tertinggal ke dalam suatu wadah di bawah naungan lembaga kesejahteraan desa, misalnya KUD, kelompok tani, dan sebagainya

45 a. Kemiskinan Upaya yang berbeda juga dapat diterapkan untuk menanggulangi kemiskinan, di antaranya: Meningkatkan sumber daya ekonomi yang dimiliki penduduk miskin Memberikan program penyuluhan dan pembekalan keterampilan Menyediakan pasar-pasar bagi penjualan produksi penduduk

46 b. Kesehatan Untuk menanggulangi masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan: Peningkatan gizi masyarakat Pelaksanaan imunisasi Penambahan fasilitas kesehatan Penyediaan pelayanan kesehatan gratis Pengadaan obat generik Penambahan jumlah tenaga medis Melakukan penyuluhan tentang arti pentingnya kebersihan dan pola hidup sehat

47 c. Pengangguran Untuk menanggulangi masalah pengangguran diperlukan dua usaha penanggulangan, yakni usaha perbaikan kualitas SDM dan penciptaan lapangan kerja. Adapun usaha-usaha tersebut, antara lain: Peningkatan keterampilan kerja masyarakat Pembentukan Tenaga Kerja Muda Mandiri Profesional (TKMMP) Pelaksanaan padat karya Penciptaan iklim usaha dan investasi yang kondusif

48 2. Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Mobilitas Penduduk
a.Migrasi internasional 1) Dampak negatif adanya imigrasi dan cara penanggulangannya Masuknya budaya-budaya asing yang tidak sesuai Masuknya orang-orang asing yang bermasalah 2) Dampak negatif adanya emigrasi dan cara penanggulangannya Keengganan orang-orang Indonesia di luar negeri untuk kembali ke Indonesia Rusaknya citra Indonesia di mata negara lain

49 2. Permasalahan Kependudukan Berkaitan dengan Mobilitas Penduduk
b.Migrasi nasional 1) Dampak negatif adanya transmigrasi dan cara penanggulangannya Memerlukan banyak biaya Sering timbulnya konflik antarmasyarakat 2) Dampak urbanisasi dan upaya penanggulangannya a) Dampak negatif urbanisasi bagi kota Meningkatnya jumlah pengangguran Meningkatnya angka kriminalitas Munculnya slum area (daerah kumuh)

50 Dampak negatif bagi desa
b) Dampak negatif bagi desa Urbanisasi ternyata membawa pengaruh yang besar bagi masyarakat di desa. Pembangunan dan dinamisasi desa menjadi menurun. Hal tersebut disebabkan karena: Tenaga terampil di desa berkurang karena berpindah ke kota. Penduduk desa yang bersekolah di kota umumnya enggan kembali ke desa. Tenaga yang tertinggal di desa, umumnya orang-orang tua yang sudah tidak terampil dan produktif lagi. Upaya tersebut dapat dilakukan dengan: Pemerataan pembangunan industri sampai ke desa-desa. Pembangunan infrastruktur jalan ke desa-desa, sehingga memperlancar hubungan desa dengan kota. Mengoptimalkan usaha pertanian, sehingga tingkat pendapatan masyarakat desa. Pembangunan fasilitas umum di desa, seperti listrik, puskesmas, sekolah, pasar, dan lain-lain.

51 Untuk mengantisipasi dampak-dampak negatif dari berbagai jenis migrasi tersebut, pemerintah mengambil langkah-langkah, berikut ini. 1.Merealisasikan pemerataan pembangunan antardaerah, sehingga kesenjangan pembangunan dapat dikurangi. 2.Melaksanakan program-program pembangunan desa, seperti pelaksanaan IDT (Inpres Desa Tertinggal) dan program Bangga Suka Desa, sehingga dapat lebih mengoptimalkan pembangunan desa. 3.Meningkatkan hasil-hasil pertanian melalui intensifikasi pertanian ataupun ekstensifikasi pertanian. 4.Merangsang kegiatan industri di pinggiran kota atau dekat dengan kawasan pedesaan, sehingga dapat menyerap lebih banyak tenaga kerja. 5.Melakukan kebijakan “kota tertutup”, yaitu larangan bagi penduduk (khususnya penduduk pendatang) yang tidak memiliki KTP atau pekerjaan tetap untuk tinggal di kota yang dituju. 6.Melaksanakan pembangunan terpadu antardaerah dalam satu kawasan, misalnya antara Jakarta dengan Tangerang, Bekasi,Depok dan Bogor sehingga pusat pertumbuhan tidak hanya memusat di Jakarta.

52 DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN
Dampak permasalahan kependudukan dapat diidentifikasi sebagi berikut; a. Di daerah perkotaan terjadi penyempitan lahan akibat pembangunan industri dan perumahan. b. Terjadi kemerosotan lingkungan di beberapa wilayah akibat terjadinya pencemaran lingkungan dengan adanya pembangunan industri. c. Berubahnya fungsi lahan dari pertanian mejadi industri/perumahan. Hal ini meyebabkan pemilikan lahan semakin sempit, akibat adanya polarisasi pemilikan lahan pertanian dan pertambahan penduduk di perdesaan yang menyebabkan terjadinya pengangguran tidak kentara. d. Industrialisasi diperkotaan memacu adanya arus urbanisasi yang berpengaruh terhadap penghasilan di desa karena di desa kekurangan tenaga kerja. e. Krisis ekonomi dewasa ini memberikan dampak negatif terhadap kualitas penduduk. Jumlah penduduk miskin dewasa ini (Jawa Post, Desember 2007) mencapai 39 juta, dan pengangguran berjumlah 36 juta jiwa.

53 DAMPAK KEPENDUDUKAN TERHADAP PEMBANGUNAN
Lanjutan f. Terjadinya perubahan struktur ekonomi di masyarakat dari kegiatan pertanian primer ke industri sekunder dan sektor jasa g. Ketimpangan persebaran penduduk, pada daerah-daerah yang sulit dijangkau menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan h. Persebaran penduduk yang tidak merata ini menyebabkan pada daerah yang jarang penduduknya, kekayaan sumber daya alam yang terkandung di dalamnya menjadi kurang termanfaatkan karena kekurangan sumber daya manusia untuk mengelolanya. i. Sebaliknya, pada daerah yang padat penduduknya, terjadi kelebihan sumberdaya manusia sehingga terjadi pengangguran, pemukiman kumuh, dan kemiskinan. Hal ini disebabkan, sumber daya alam di daerahnya sudah tidak dapat mendukung kehidupan penduduknya yang sudah melebihi kapasitas daya dukungnya.

54

55

56

57


Download ppt "Mengidentifikasi permasalahan kependudukan dan upaya penanggulangannya"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google