Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PENILAIAN KONSUMSI MAKAN SECARA OBSERVASIONAL (VISUAL COMSTOCK)

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PENILAIAN KONSUMSI MAKAN SECARA OBSERVASIONAL (VISUAL COMSTOCK)"— Transcript presentasi:

1 PENILAIAN KONSUMSI MAKAN SECARA OBSERVASIONAL (VISUAL COMSTOCK)
Mata Kuliah : Penilaian Status Gizi PS Gizi Kesehatan FK UGM Susetyowati, DCN.M.Kes

2 pengertian Metode taksiran visual (comstok)  metode penilaian konsumsi makan dengan cara penaksir (estimator) menaksir secara visual banyaknya sisa makanan yang ada untuk setiap golongan makanan atau jenis hidangan. Hasil estimasi tersebut bisa dalam bentuk : Berat makanan yang dinyatakan dalam gram Skor bila menggunakan skala pengukuran.

3 lanjutan Metode taksiran visual dikembangkan oleh Comstock dengan menggunakan skala 6 point (persen sisa makanan), dengan kriteria sebagai berikut: 1. Skala 0  dikonsumsi seluruhnya oleh pasien (100% habis) 2. Skala 1  tersisa ¼ porsi (75% habis) 3. Skala 2  tersisa ½ porsi (50% habis) 4. Skala 3  tersisa ¾ porsi (25% habis) 5. Skala 4  hanya dikonsumsi sedikit ± 1 sdm (5%habis) 6. Skala 5  tidak dikonsumsi sama sekali/ utuh (0% habis)

4 Lanjutan Skala 2 : 50% Habis Skala 0 : 100% Habis Skala 5 : 0% Habis Skala 4 : 5% Habis Skala 3 : 25% Habis Skala 1 : 75% Habis Untuk memperkirakan berat sisa makanan yang sesungguhnya, hasil pengukuran dengan skala Comstock dalam persen (%) akan dikalikan dengan berat awal (Murwani, 2001)

5 lanjutan Kelebihan : Waktu yang singkat
Kekurangan : Diperlukan penaksir (estimator) yang terlatih, teliti, terampil Memerlukan kemampuan dalam menaksir (over estimate) atau kekurangan dalam menaksir (under estimate) Kelebihan : Waktu yang singkat Tidak memerlukan alat yang banyak dan rumit Menghemat biaya dapat mengetahui sisa makanan menurut jenisnya

6 KESALAHAN PENILAIAN KONSUMSI MAKANAN DAN INTERPRETASI
Mata Kuliah : Penilaian Status Gizi PS Gizi Kesehatan FK UGM Susetyowati, DCN.M.Kes

7 KESALAHAN DALAM PENILAIAN 1. Bias secara acak
Terjadi karena kesalahan pengukuran  hasilnya tidak mempengaruhi nilai rata-rata Bias dapat memperbesar sebaran (deviasi) dari nilai pengukuran Dapat dikurangi dengan menambah jumlah pengamatan  tidak dapat dihilangkan Dapat terjadi pada seluruh responden dan seluruh hari

8 2. Bias Sistematik Tidak dapat dikurangi dengan menambah jumlah pengamatan Bias terjadi pada responden tertentu (obes , usila) dan pengumpul data tertentu Kesalahan kuisioner  BM penting tidak ada Kesalahan pewawancara  sengaja dan berulang melewatkan pertanyaan BM ttt Kesalahan alat ukur yang tidak akurat Kesalahan dari DKBM

9 SUMBER BIAS 1. Bias Non-respon
Disebabkan karena kurangnya respon atau kerja sama dari responden Dapat diminimalisasi dengan : Menyederhanakan metode pengukuran konsumsi makan Mengingatkan responden melalui atau telepon Pelatihan pengambil data agar lebih hangat, mengerti, dan membangun kepercayaan dengan responden

10 2. Bias dari responden Tidak memahami pertanyaan interviewer
Terbatasnya daya ingat Makanan yang baik dilaporkan berlebihan Makanan tidak baik tidak dilaporkan Membesarkan konsumsi makanan yang bernilai sosial tinggi Keinginan untuk menyenangkan pewawancara Kesalahan dalam mencatat (food record)

11 3. Bias dari pengumpul data
Pengaruh sikap dalam bertanya  mengarahkan jawaban, mencatat hasil wawancara, sengaja membuat catatan sendiri Kesalahan dalam melakukan konversi makanan masak ke mentah dan URT ke berat (gram)

12 4. Kesalahan estimasi dari ukuran porsi
Merupakan sumber terbesar kesalahan pengukuran bahan makanan Responden tidak dapat dengan akurat mengukur jumlah porsi Asumsi interviewer bahwa jawaban responden adalah seperti rata-rata “serving size”

13 5. The flat Slope Syndrome
Kecenderungan over estimate untuk intake yang rendah Kecenderungan under estimate untuk intake yang tinggi 6. Penggunaan suplemen Tidak dicantumkan penggunaan suplemen zat gizi dalam food recall dan record  hasilnya tidak benar saat menghitung nilai gizi

14 7. Kesalahan dalam koding dan perhitungan
Kesalahan penentuan nama bahan makanan yang digunakan Perbedaan kandungan zat dari makanan yang sama karena tingkat kematangan, tanah dan pupuk yang dipakai tidak sama Tidak adanya informasi mengenai komposisi makanan jadi atau jajanan

15 UPAYA MENGURANGI BIAS Pemilihan tenaga pelaksana  mempunyai pengalaman dan latar belakang dalam penyelenggaraan makanan Pelatihan petugas pengumpul data (penjelasan tujuan survei, teknik wawancara) Standarisasi kuisioner Uji coba kuisioner Menggunakan bantuan visual (food model, foto BM) Menggunakan bantuan audio (tape, telepon) Pelatihan responden (URT dan besar porsi) Menempatkan responden & interviewer dg acak

16 VALIDASI DATA HASIL PENGUKURAN KONSUMSI MAKANAN
Sulit dilakukan  Gold standar yang dapat mengukur konsumsi sebenarnya responden Menguji validitas  membandingkan satu metode dg metode yg lebih baik (food recall dg penimbangan BM)

17 Cara Menguji validitas metode survei diit (Willet, 1990)
Observasi langsung terhadap makanan yang dikonsumsi Menimbang semua BM Melakukan pemeriksaan biokmia thd variabel yang berhubungan secara fisiologis dg zat gizi, misalnya konsumsi protein dg kadar nitrogen urin 24 jam

18 PENGOLAHAN, ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA KONSUMSI MAKANAN

19

20 1. Faktor Konversi a. Bagian yang dapat dimakan
Refuse : bagian yg tidak dapat dimakan (biji, kulit)  refuse diperhitungkan saat konversi dari bentuk BM ke dalam zat gizi Waste : sisa makanan yang sebenarnya dapat dimakan tapi tidak dimakan. Banyaknya waste diperhitungkan dalam menentukan banyaknya konsumsi makanan responden

21 b. Konversi berat mentah masak
Makanan dalam olahan (masak) dan tidak ada dalam daftar komposisi makanan jajanan  dapat digunakan konversi mentah masak (puslitbang gizi Bogor, 1974) BMj = Fj x BOj Fj = faktor konversi (tabel DMM) BMj = Berat BM j dalam bentuk mentah BOj = Berat BM j dalam bentuk masak

22 2. Ukuran rumah tangga 3. Analisis zat gizi
Daftar URT digunakan dalam menaksir jumlah BM Koreksi untuk URT (ptg, iris, batang, ikat) 3. Analisis zat gizi Analisa dg menggunakan DKBM, daftar kandungan zat gizi makanan jajanan, pedoman komposisi ASI

23 Dietary Reference Intakes (DRIs)?
Nilai “Reference Values” zat-zat gizi  yang digunakan oleh tenaga profesional kesehatan dan gizi Basis for : Penilaian dan perencanaan diet orang sehat Program gizi pemerintah

24 TUJUAN DRIs? Mempertahankan kecukupan gizi Promosi kesehatan
Menurunkan risiko penyakit kronik Mengukur  mengevaluasi ketidakcukupan / kelebihan zat gizi Menilai intake  individu / populasi Merencanakan diet

25

26 EAR Estimated Average Requirement
Requirement  level asupan dengan kriteria kecukupan spesifik dan mencegah risiko kekurangan / kelebihan zat gizi Intake zat gizi untuk memenuhi setengah dari populasi sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin MEDIAN dari requirement distribution  EAR Dasar penetapan RDA

27 RDA Recommended Dietary Allowance
Intake zat gizi untuk memenuhi hampir seluruh (97-98%) populasi sehat pada kelompok umur dan jenis kelamin Didapat dari EAR EAR + 2 standard deviations

28

29 AI (Adequate Intake) Intake zat gizi dari orang sehat yang diasumsikan cukup Digunakan bila RDA tidak ada Data tidak cukup untuk menentukan EAR Based on observed intakes, experimental data, etc.

30 UL? Tolerable Upper Intake Level
Highest daily nutrient intake likely to pose no risk of adverse health effects to almost all the general population Berlaku untuk penggunaan sehari-hari Not a recommended level No established benefits of higher level Increased risks at higher intakes

31

32

33 INTERPRETASI HASIL Klasifikasi RT atau individu  belum ada pedoman yang pasti Baik = > 80 % AKG Cukup = 70 – 79 % AKG Sedang = 60 – 69 % AKG Buruk = < 60 % AKG

34 INTERPRETASI DARI INFORMASI MAKANAN
Rencana kelompok makanan Jumlah porsi dari setiap jenis makanan dari kelompok makanan dibandingkan dengan pedoman makanan harian. misalnya : 1. kelompok daging,ikan, kacang2an (protein) : 2-4 sajian 2. Kelompok roti, sereal, beras : 6-11 sajian

35 KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN
Keuntungan : masukan protein, zat besi, vitamin C, vitamin A, dan kalsium mudah dideteksi. Metode ini mudah dan cepat dikerjakan Kerugian. makanan kombinasi sulit dikatagorikan

36 HEALTHY EATING INDEX (HEI) Kennedy, et al (1995); Bowman et al (1998)
HEI Scores > 80 : good diet 51-80 : diet needs improvement < 51 : Poor diet

37 Component of the healthy Eating index
Criteria for score 10 Criteria for score of 0 Grain Vegetables Fruits Milk Meat 6-11 servings 3-5 servings 2-4 servings 2-3 servings 0 servings Total fat Saturated fat Cholesterol Sodium Variety over 3 d period 30% or less < 10% energy < 300 mg < 2400 mg 16 different food item 40% 15% > 450 mg > 4800 mg 6 or fewer different food item

38


Download ppt "PENILAIAN KONSUMSI MAKAN SECARA OBSERVASIONAL (VISUAL COMSTOCK)"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google