Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

PATOFISIOLOGI HIV-AIDS

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "PATOFISIOLOGI HIV-AIDS"— Transcript presentasi:

1 PATOFISIOLOGI HIV-AIDS
PRODI KEPERAWATAN PAREPARE BAHRUDIN, S.Kep, MM.Kes

2 SINDROM IMUNODEFISIENSI DIDAPAT
Sindrom imunodefisiensi didapat (acquired immunodeficiency syndrome, AIDS) adalah suatu penyakit virus yang menyebabkan kolapsnya sistem imun dan bagi kebanyakan penderita, kematian dalam 5 tahun setelah diagnosis. AIDS disebabkan oleh infeksi virus imunodefisiensi manusia (human immunodeficiency virus, HIV). Diketahui terdapat dua jenis virus HIV, HIV-1 dan HIV-2. HIV-1 sering ditemukan di Amerika Serikat, sedangkan HIV-2 ditemukan terutama di Afrika Barat. HIV-1 pertama kali diidentifikasi pada awal 1980an. Virus ini adalah suatu retrovirus, yang berarti bahwa ia terdiri dari untai tunggal RNA virus yang masuk ke dalam inti sel pejamu dan ditranskripsikan ke dalam DNA pejamu. Transkripsi virus ke dalam DNA pejamu, berlangsung melalui kerja suatu enzim spesifik yang disebut reverse transcriptase yang dibawa oleh virus ke dalam sel. Setelah menjadi bagian dari DNA pejamu, virus bereplikasi dan bermutasi selama beberapa tahun dan secara perlahan tetapi tetap menghancurkan sistem imun.

3 INFEKSI DAN KEMATIAN SEL
Sel-sel yang terinfeksi HIV adalah: Sel T penolong (T4) dan makrofag. Sel-sel imun di dalam darah, kulit, dan membran mukosa, yang disebut sel dendritik atau sel Langerhans, juga terinfeksi oleh virus ini. Sebagian besar sel T4 dan sel-sel lain yang terinfeksi terkonsentrasi di kelenjar limfe, limpa, dan sumsum tulang, dan menularkan virus ke sel-sel lain yang melintasi tempat-tempat tersebut. HIV menginfeksi sel melalui pengikatan dengan protein permukaan yang disebut protein CD4. Bagian virus yang bersesuaian dengan protein CD4 dikenal sebagai antigen grup 120. Sewaktu sel T4 yang telah terinfeksi mengalami pengaktivan untuk berpartisipasi dalam suatu respons imun, maka HIV mulai bereproduksi.

4 INFEKSI DAN KEMATIAN SEL (2)
Seiring dengan reproduksinya, virus menghancurkan membran sel pejamu, mungkin dengan mengganggu kemampuan sel untuk melindungi diri dari radikal bebas atau dengan menghasilkan superantigen yang menghancurkan sel. Secara umum, HIV hanya mematikan sel-sel T4. Dengan reproduksi HIV dan kematian sel T4, semakin banyak virus baru yang masuk ke dalam sirkulasi. HIV ini kemudian menginfeksi sel lain. Yang ikut berperan menyebabkan kematian sel T4 adalah respons imun yang dilakukan oleh sel-sel killer pejamu, dalam usaha untuk mengeliminasi virus dan semua sel yang terinfeksi. Seiring dengan penurunan jumlah sel T4, sistem imun selular menjadi semakin lemah secara progresif. Fungsi sel B dan makrofag juga berkurang seiring dengan melemahnya fungsi sel T penolong.

5 PERJALANAN INFEKSI HIV
Seseorang yang terinfeksi HIV dapat tetap tidak memperlihatkan gejala (asimtomatik) selama bertahun-tahun. Selama waktu ini, jumlah sel T4 dapat berkurang dari sekitar 1000 sel per ml darah sebelum infeksi menjadi sekitar 200 sampai 300 per ml darah 2-10 tahun setelah infeksi. Sewaktu sel T4 mencapai kadar ini, gejala-gejala infeksi, misalnya infeksi jamur oportunistik atau timbulnya herpes zoster (cacar ular), muncul. Jumlah T4 kemudian menurun karena timbulnya penyakit baru akan menyebabkan virus berproliferasi. Akhirnya terjadi infeksi yang parah. Seseorang didiagnosis mengidap AIDS apabila hitung sel T4 jatuh di bawah 200 sel per ml, atau apabila terjadi infeksi oportunistik, kanker, atau demensia AIDS. Harus ditekankan bahwa infeksi HIV bukanlah AIDS, dan sebagian individu yang terinfeksi virus bertahan hidup lebih dari 12 tahun tanpa tanda-tanda timbulnya AIDS. Namun, infeksi virus berarti bahwa individu yang bersangkutan menular bagi orang lain, tanpa memandang ada tidaknya gejala-gejala AIDS.

6 PENULARAN HIV Kerentanan terhadap infeksi HIV dipengaruhi status imunitas, gizi, dan kesehatan umum individu yang bersangkutan serta jumlah virus yang masuk. HIV ditularkan dari orang ke orang melalui pertukaran cairan tubuh, darah semen cairan vagina air susu Urin dan isi saluran cerna tidak dianggap sebagai sumber penularan kecuali apabila jelas tampak mengandung darah Air mata, air liur, dan keringat mungkin mengandung virus, tetapi jumlahnya diperkirakan terlalu rendah untuk menimbulkan infeksi.

7 ORANG YANG BERISIKO TERJANGKIT HIV
Mereka yang bertukar darah dengan orang yang terinfeksi. Pajanan jarum suntik yang tercemar dapat terjadi secara tidak sengaja di fasilitas pelayanan kesehatan Melalui tukar menukar jarum selama pemakaian obat intravena (IV). Risiko terinfeksi dari transfusi darah tercemar sangat tinggi (hampir 100%), Keadaan yang memungkinkan darah yang mengandung HIV lolos dari seleksi transfusi darah: Fase infeksi awal di mana antibodi belum terbentuk Fase akhir AIDS sewaktu sistem imun sedemikian tertekan sehingga hampir tidak dijumpai lagi antibodi dalam darah.

8 ORANG YANG BERISIKO TERJANGKIT HIV
Mereka yang terpajan ke semen atau cairan vagina sewaktu berhubungan kelamin dengan orang yang terinfeksi. Di Amerika Serikat, insidens infeksi pada pria homoseks lebih tinggi dibandingkan heteroseks (perlukaan pada anal-rektal lebih mudah terjadi dibanding hubungan kelamin vaginal) Penularan virus melalui hubungan heteroseks juga terjadi. Adanya penyakit kelamin pada salah satu pasangan akan meningkatkan risiko penularan seksual dengan meningkatkan jumlah sel darah putih di daerah tersebut dan dengan menyebabkan adanya luka kulit terbuka atau iritasi kulit.

9 PENYEBARAN KE WANITA DAN ANAK-ANAK
Biasanya terjadi setelah hubungan seks dengan pria biseksual atau pemakai obat HIV. Wanita lebih rentan terjangkit infeksi daripada pria selama hubungan heteroseks karena: Perlukaan dan perdarahan mikroskopik di vagina Semen yang tercemar juga berada dalam vagina wanita lebih lama daripada lama penis terpajan ke sekret vagina. Wanita yang terjangkit HIV dapat menularkan infeksinya kepada janin melalui plasenta, biasanya selama trimester ketiga, atau setelah bayi terpajan ke darah atau cairan amnion yang tercemar sewaktu proses persalinan. Bayi yang lahir dari ibu pengidap HIV memiliki sekitar 25 % kemungkinan terinfeksi oleh virus tersebut. Penggunaan obat-obat anti-HIV selama kehamilan oleh wanita yang diketahui terinfeksi virus dapat secara bermakna menurunkan tingkat infeksi janin. Wanita juga dapat terjangkit virus setelah melahirkan dan menularkannya kepada bayinya melalui air susu.

10 GAMBARAN KLINIS Gejala mirip-flu, termasuk demam ringan, nyeri badan, menggigil, dapat muncul beberapa minggu sampai bulan setelah infeksi. Gejala-gejala ini bersesuaian dengan pembentukan awal antibodi terhadap virus. Gejala menghilang setelah respons imun awal menurunkan jumlah partikel virus, walaupun virus tetap dapat bertahan pada sel-sel lain yang terinfeksi Selama periode laten, orang yang terinfeksi HIV mungkin tidak memperlihatkan gejala, atau pada sebagian kasus mengalami limfadenopati (pembengkakkan kelenjar getah bening) persisten Antara 2 sampai 10 tahun setelah infeksi HIV, sebagian besar pasien mulai mengalami berbagai infeksi oportunistik. Penyakit-penyakit ini mengisyaratkan munculnya AIDS dan berupa infeksi ragi pada vagina atau mulut, dan berbagai infeksi virus misalnya varisela zoster (cacar air dan cacar ular), sitomegalovirus, atau herpes simpleks persisten. Wanita dapat menderita infeksi ragi kronik atau penyakit radang panggul

11 GAMBARAN KLINIS (SETELAH TERJADI AIDS)
Infeksi saluran napas Sering terjadi infeksi saluran napas, oleh organisms oportunistik Pneumocytis carinii. Dapat timbul tuberkulosis yang resisten terhadap bermacam-macam obat karena pasien AIDS tidak mampu melakukan respons imun yang efektif untuk melawan bakteri, walaupun dibantu antibiotik. Pasien AIDS yang mengidap tuberkulosis biasanya mengalami perjalanan penyakit yang cepat memburuk yang menyebabkan kematian dalam beberapa bulan. Penyakit tuberkulosis biasanya cepat menyebar ke luar paru termasuk otak dan tulang Gejala susunan saraf pusat: Defek motorik, kejang, perubahan kepribadian, dan demensia. Pasien dapat menjadi buta dan akhirnya koma. Banyak dari gejala tersebut timbul karena infeksi bakteri dan virus oportunistik pada SSP, yang menyebabkan peradangan otak. HIV juga dapat secara langsung merusak sel-sel otak.

12 GAMBARAN KLINIS (SETELAH TERJADI AIDS)
Pencernaan: Diare terjadi akibat infeksi virus dan protozoa. Infeksi jamur (thrush) di mulut dan esofagus menyebabkan nyeri hebat sewaktu menelan dan mengunyah Diare dan tidak adekuatnya asupan nutrisi berperan menyebabkan berkurangnya lemak dan gangguan pertumbuhan Keganasan: Berbagai kanker muncul pada pasien AIDS akibat tidak adanya respons imun selular terhadap sel-sel neoplastik. Yang sering terjadi pada pasien AIDS adalah kanker yang sebenarnya jarang dijumpai, sarkoma Kaposi (kanker sistem vaskular yang ditandai oleh lesi-lesi kulit berwarna merah)

13 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Segera setelah infeksi, jumlah sel T4 dapat menurun, tetapi hal ini segera pulih ke normal karena respons imun awal dapat menahan infeksi Antibodi terhadap HIV biasanya muncul antara 4 dan 6 minggu setelah infeksi, tetapi pada beberapa kasus memerlukan waktu lebih dari satu tahun. Apabila sampel serum teridentifikasi sebagai positif HIV (memiliki titer antibodi positif), maka dilakukan uji Western blot untuk memastikan infeksi. Bayi yang tidak terinfeksi yang lahir dari ibu yang terinfeksi dapat memperlihatkan hasil pemeriksaan yang positif-HIV selama lebih dari setahun setelah lahir karena adanya antibodi ibu. Hitung sel T4 menurun secara progresif selama periode laten infeksi. Sewaktu kadar mencapai kurang dari 300 sel T4 per ml darah, timbul infeksi-infeksi oportunistik Hitung sel T4 terus berkurang pada pasien AIDS. Perkembangan penyakit dan keberhasilan berbagai pengobatan dapat diikuti dengan mengukur sel T4 pasien secara berkala

14 PENATALAKSANAAN Belum ada penyembuhan bagi AIDS, sehingga pencegahan infeksi HIV perlu dilakukan. Prinsip pencegahan berarti tidak berkontak dengan cairan tubuh yang tercemar HIV. Karena mustahil diketahui sebelumnya apakah suatu cairan tubuh tercemar oleh HIV, maka seseorang harus mengangggapnya tercemar sampai terbukti sebaliknya.

15 UPAYA-UPAYA PENCEGAHAN
Abstinensi seks atau hubungan kelamin monogami bersama dengan pasangan yang tidak terinfeksi Diperiksa untuk mengetahui ada tidaknya virus paling sedikit 6 bulan setelah hubungan kelamin terakhir yang tidak terlindung Pembentukan antibodi mungkin memerlukan waktu paling sedikit 6 bulan setelah pajanan ke virus Seks oral juga dapat menularkan virus Menggunakan kondom lateks apabila terjadi hubungan kelamin dengan orang yang status HIVnya tidak diketahui. Walaupun dapat secara bermakna mengurangi risiko penularan HIV, kondom lateks tidak dapat menjamin perlindungan 100% terhadap penularan virus. Tidak melakukan tukar menukar jarum dengan siapapun untuk alasan apapun Mencegah infeksi ke janin atau bayi baru lahir. Seorang wanita harus mengetahui status HIVnya, dan pasangannya sebelum hamil. Apabila wanita hamil positif-HIV, maka obat-obat atau antibodi anti HIV dapat diberikan selama kehamilan dan kepada bayinya setelah lahir. Ibu yang terinfeksi jangan menyusui bayinya. Pompa payudara jangan ditukarpakaikan.

16 PENGOBATAN Obat-obat anti-HIV Pendidikan
Misalnya azidotimidin (AZT), menghambat enzim reverse transcriptase dan tampaknya efektif untuk menurunkan jumlah infeksi yang diidap pasien AIDS. Obat-obat ini tidak menyembuhkan AIDS, tetapi dapat memperlama waktu kelangsungan hidup bagi sebagian orang. Efek samping obat-obat antiHIV adalah mual, nyeri kepala, dan penekanan sumsum tulang, sehingga terjadi anemia dan kelelahan Pendidikan Menghindari alkohol dan obat-obat terlarang. Makanan yang sehat dan gaya hidup yang bebas stres sangatlah penting. Stres, gizi yang kurang, alkohol, dan obat-obat lain diketahui mengganggu fungsi imun. Merokok harus dihindari Menghindari infeksi lain, karena infeksi tersebut dapat mengaktifkan sel T dan dapat mempercepat replikasi HIV. Untuk mencegah infeksi, harus diberikan vaksin-vaksin yang ada sepanjang tidak digunakan vaksin virus hidup Terapi untuk kanker dan infeksi spesifik apabila penyakit-penyakit tersebut muncul

17 Terima Kasih


Download ppt "PATOFISIOLOGI HIV-AIDS"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google