Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM."— Transcript presentasi:

1 Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM.
Mata Kuliah : Manajemen Perubahan MINGGU KE - 5 Kemampuan Akhir Yang Diharapkan : Mampu MENGANALISA tahap-tahap dalam manajemen perubahan. Bahan Kajian: tahap-tahap dalam manajemen perubahan. PENGANTAR Pada pertemuan pertama kita telah belajar beberapa konsep manajemen perubahan. Dilanjutkan dengan pertemuan kedua untuk dapat mengidentifikasi berbagai jenis dan tingkatan dalam manajemen perubahan. Kemudian belajar analisa SWOT, pada sesi ketiga, sebagai alat untuk mengidentifikasi perubahan. Pada sesi keempat, diharapkan kita mampu menganalisa manajemen perubahan tersebut dan hubungannya dengan pemecahan dalam masalah bisnis. Untuk selanjutnya, pada sesi kelima, kita perlu mengetahui dan menganalisa tahap-tahap dalam manajemen perubahan, sehingga dapat membantu organisasi bergerak dengan perubahan yang positif dan dan mengurangi hal-hal yang dapat merugikan perusahaan akibat dari suatu perubahan. TAHAPAN DALAM MANAJEMEN PERUBAHAN Tahapan manajemen perubahan yang sangat baik dipaparkan oleh John P. Kotter dengan delapan langkah manajemen perubahan seperti yang diungkapkan dalam bukunya yang berjudul “Leading Change” pada tahun Berikut sari atau resensinya yang diambil dari © 2010 kotterinternational.com LANGKAH 1: Create a Sense of Urgency (Membuat Rasa Urgensi) Membantu orang lain melihat perlunya perubahan dan pentingnya segera bertindak. Membangun rasa urgensi sangat diperlukan untuk mendapatkan kerja sama yang diperlukan untuk mendorong upaya perubahan yang signifikan. Kebanyakan perusahaan mengabaikan langkah ini - dan hampir 50% dari perusahaan yang gagal untuk membuat perubahan yang diperlukan membuat kesalahan mereka pada bagian awal. Pemimpin mungkin meremehkan betapa sulitnya untuk mendorong orang keluar dari zona kenyamanan mereka, atau melebih-lebihkan bagaimana mereka telah berhasil melakukannya, atau hanya kurang kesabaran yang diperlukan untuk mengembangkan urgensi yang sesuai. ‘12 Manajemen Perubahan Ali Hanafiah, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana 1

2 kepemimpinannya guna dapat mendorong proses perubahan.
Dalam menyusun Koalisi Pemandu, sebuah tim ini secara keseluruhan harus mencerminkan:  Posisi Kekuatan: disediakan pemain kunci yang cukup sehingga mereka-mereka yang keluar keluar tidak dapat menghambat kemajuan/perubahan. Keahlian: Semua sudut pandang yang relevan harus diperhatikan sehingga keputusan cermat dapat dibuat. Kredibilitas: Kelompok harus dilihat dan dihormati oleh orang-orang dalam perusahaan sehingga pernyataan kelompok akan disikapi serius oleh karyawan lainnya. Kepemimpinan: Kelompok harus memiliki cukup pemimpin yang sudah terbukti kepemimpinannya guna dapat mendorong proses perubahan. Poin terakhir ini sangat penting. Koalisi Pemandu harus terdiri dari manajer dan pemimpin yang bekerja sama sebagai sebuah tim. Para manajer menjaga agar proses dalam kontrol sedangkan para pemimpin mendorong perubahan. Sebuah Koalisi Pemandu dengan manajer yang baik tetapi pemimpin yang buruk, kemungkinan akan menghasilkan rencana tanpa visi. Ini terkomunikasikan jauh terhadap perubahan yang dibutuhkan dan akan bersifat mengendalikan daripada memberdayakan orang. Sementara sebuah Koalisi Pemandu yang terdiri seluruhnya dari para pimpinan namun tanpa adanya manajer tidak mungkin menciptakan kemenangan jangka pendek yang diperlukan untuk mempertahankan inisiasi perubahan. Sangat penting bahwa tim mengembangkan tingkat kepercayaan satu sama lain. Ini adalah perekat yang membuat tim berfungsi dengan baik. Dalam dunia sekarang ini, membangun tim harus terjadi dengan cepat. Biasanya, ini terjadi di sebuah kesempatan lain dengan aktivitas yang difasilitasi dan diberikan perhatian sehingga memungkinkan bagi anggota tim untuk membuat hubungan antara hati dan pikiran. Membangun tim yang tepat dan kemudian menggabungkan tingkat kepercayaan dengan tujuan bersama di mana tim yakin dapat menghasilkan koalisi pemandu yang memiliki kapasitas untuk melakukan perubahan yang diperlukan. LANGKAH 3: Developing a Change Vision (Mengembangkan Visi Perubahan) Memperjelas bagaimana masa depan akan berbeda dari masa lalu Visi yang jelas mempunyai tiga tujuan penting. Pertama, menyederhanakan ratusan atau ribuan keputusan yang lebih rinci. Kedua, memotivasi orang untuk mengambil tindakan ke arah yang benar bahkan jika langkah pertama adalah hal yang menyakitkan. Ketiga, hal ini membantu untuk mengkoordinasikan tindakan orang yang berbeda-beda dengan cara yang sangat cepat dan efisien. Sebuah visi yang jelas dan kuat akan melakukan hal yang lebih jauh daripada harapan penyelesaian dari suatu keputusan otoriter / manajemen mikro. ‘12 Manajemen Perubahan Ali Hanafiah, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana 3

3 komunikasi dan inkonsistensi merupakan hal yang banyak terjadi.
Keduanya ini menciptakan terhentinya transformasi. Sebagian besar perusahaan kurang mengkomunikasikan visi mereka. Melalui sebuah memo tertulis yang mengumumkan transformasi atau bahkan serangkaian pidato oleh CEO dan tim eksekutif tidak pernah cukup. Agar efektif, visi tersebut harus dikomunikasikan berulang-ulang dalam kegiatan sehari-hari. Visi ini akan disebut atau dijadikan acuan dalam , dalam rapat, dalam presentasi. Dengan kata lain, Visi akan dikomunikasikan di mana saja dan di mana-mana. Eksekutif akan menggunakan setiap saluran komunikasi efektif yang ada, guna mengkomunikasin visi. Mereka mengubah lembar pengumuman yang membosankan yang terkadang tidak dibaca oleh karyawan menjadi visi yang hidup. Pertemuan rutin diubah menjadi diskusi menarik tentang transformasi. Program pelatihan yang standar dibuang dan dirubah menjadi kursus yang berfokus pada masalah-masalah bisnis dan visi baru. Dalam mengkomunikasikan visi untuk transformasi, ada beberapa hal yang perlu diingat. Visi harus:  Simple/sederhana: Tidak ada ‘celotehan’ berlebihan atau hanya sekedar jargon-jargon saja.  Vivid/Jelas: Sebuah gambaran yang jelas menjadi senilai ribuan kata – gunakan, analogi dan contoh sebagai alat bantu.  Repeatable/pengulangan: Ide harus dapat disebarkan oleh siapa saja untuk siapa pun. Invitational/mengundang: komunikasi dua arah selalu lebih kuat daripada komunikasi satu arah. Dalam mengejar faktor simple, kata-kata lebih sedikit lebih baik. Pertimbangkan hal berikut: Versi 1: Tujuan kami adalah untuk mengurangi parameter waktu rata-rata dalam perbaikan sesuatu, jadi persepsinya adalah lebih rendah dari pesaing utama dalam indutri tersebut. Hal senada, kami telah menargetkan waktu untuk siklus pengembangan produk baru, waktu untuk proses pemesanan, dan proses untuk pelanggan lainnya yang bertujuan untuk perubahan. Versi 2: Kita akan menjadi lebih cepat daripada siapa pun di industri kami dalam memuaskan kebutuhan pelanggan. Bahkan lebih penting daripada apa yang dikatakan adalah apa yang dilakukan, dengan kata lain tindakan berbicara lebih banyak dari pada kata-kata. Pemimpin yang mengubah organisasi mereka menjadi "jalankan apa yang dibicarakan." Mereka berusaha untuk menjadi contoh hidup dari budaya perusahaan baru yang bercita-cita untuk visi. Tidak ada hal perusak program komunikasi yang lebih cepat daripada tindakan yang tidak ‘12 Manajemen Perubahan Ali Hanafiah, SE. MM. Pusat Bahan Ajar dan Elearning Universitas Mercu Buana 5


Download ppt "Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google