Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Menyimak lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baku dan yang tidak

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "Menyimak lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baku dan yang tidak"— Transcript presentasi:

1 Menyimak lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baku dan yang tidak
Mahbub Warkim

2 A. Lafal Unsur terkecil bahasa berupa lambang bunyi ujaran disebut fonem. Ilmu yang mempelajari fonem disebut fonologi /fonemik. Fonem dihasilkan oleh alat ucap manusia yang dikenal dengan artikulasi (huruf) dan terbagi dua, yaitu vokal dan konsonan. Lafal adalah cara seseorang atau sekelompok penutur bahasa dalam mengucapkan lambang-lambang bunyi yang dihasilkan oleh alat ucapnya. Fonem vokal di dalam bahasa Indonesia secara umum dilafalkan menjadi delapan bunyi ujaran walaupun penulisannya hanya lima ( a, i , u, e, o ). Misalnya, fonem / a / dilafalkan [ a ] fonem / i / dilafalkan [ i ] fonem / u / dilafalkan [u ] fonem / e / dilafalkan tiga bunyi yaitu: [ e ] , [ ə ] atau e lemah, dan [ε] atau e lebar.

3 Contoh pemakaian katanya; lafal [ e ] pada kata < sate > lafal [ə ] pada kata < pəsan > lafal [ε ] pada kata < n ε n ε k > fonem / o / terdiri atas lafal [ o ] biasa dan lafal [ ] atau o bundar. Contoh pemakaian katanya: lafal [ o ] pada kata [ orang ] lafal [o ] pada kata [pohon], saat mengucapkannya bibir lebih maju dan bundar. Variasi lafal fonem / e / dan / o / ini memang tak begitu dirasakan Selain itu pelafalan kata juga dipengaruhi oleh bahasa sehari-hari yang tidak baku. Perhatikan contoh di bawah ini. telur telor rabu rebo kursi korsi kamis kemis lubang lobang kerbau ---- kebo, dan lain sebagainya kantung kantong

4 Dalam bahasa Indonesia ada gabungan vokal yang diikuti oleh bunyi konsonan w atau y yang disebut dengan diftong. Contoh: 1. Gabungan vokal /ai/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [ay] pada kata: - sungai menjadi sungay - gulai menjadi gulay - pantai menjadi pantay 2. Gabungan vokal /au/ menimbulkan bunyi konsonan luncuran [aw] pada kata: - harimau menjadi harimaw - limau menjadi limaw - kalau menjadi kalaw 3. Gabungan vokal / oi / menimbulkan bunyi konsonan luncuran [oy] pada kata: - koboi menjadi koboy - amboi menjadi amboy

5 Tetapi, ada kata-kata yang menggunakan unsur gabungan tersebut di atas tetap dibaca sesuai lafal kedua vokalnya. Contoh: - dinamai tetap dibaca [dinamai] - bermain tetap dibaca [bermain] - mau tetap dibaca [mau] - daun tetap dibaca [daun] - koin tetap dibaca [koin] - heroin tetap dibaca [heroin] Ada juga dalam tata bahasa Indonesia, gabungan konsonan yang dilafalkan dengan satu bunyi, seperti fonem /kh/, / sy/, ny/, /ng/ dan /nk/. Meskipun ditulis dengan dua huruf, tetapi dilafalkan satu bunyi, contoh: khusus , syarat, nyanyi, hangus, bank.

6 B. Tekanan Tekanan adalah bentuk tinggi rendahnya, panjang pendeknya, atau keras lembutnya suara atau pengucapan. Contoh penggunaan pola tekanan: 1. Adi membeli novel di toko buku. (yang membeli novel Adi, bukan orang lain) 2. Adi membeli novel di toko buku. (Adi membeli novel, bukan membaca) 3. Adi membeli novel di toko buku. (yang dibeli Adi novel bukan alat tulis) 4. Adi membeli novel di toko buku. (Adi membeli novel di toko buku bukan di pasar)

7 Tekanan dalam pengucapan dapat dibagi menjadi beberapa jenis sebagai berikut. 1) Tekanan dinamik Tekanan dinamik, yaitu tekanan keras untuk memberikan sebuah tekanan terhadap sepatah kata karena dapat memberi pengertian khusus. Fungsi tekanan dinamik adalah sebagai berikut. a) Mengemukakan suatu pertentangan Contoh: Dia bukan sahabatku, melainkan teman adikku. b) Mengalihkan pembicaraan Contoh: Anak-anak sudah siap. Omong-omong, bagaimana kabar temanmu kemarin? c) Menyebutkan beberapa jenis benda atau hal yang berturut-turut. Contoh: Kakek, nenek, ayah, ibu, dan adik-adik turut hadir dalam resepsi perkawinan itu. d) Mementingkan tekanan pada kata yang dipentingkan Contoh: (1) Bapak memarahi adik. (2) Bapak memarahi adik.

8 Pada kalimat (1), yang ditekankan adalah kata Bapak bukan orang lain yang memarahi adik. Sementara itu, pada kalimat (2), yang ditekankan adalah memarahi bukan menasihati atau menertawai. 2) Tekanan nada Tekanan nada, yaitu ucapan tinggi rendah suara dalam suatu tutur yang berfungsi untuk menyatakan suasana perasaan pembicara. 3) Tekanan tempo Tekanan tempo, yaitu tekanan yang diucapkan secara lambat pada kata yang dianggap penting. Contoh: Satu..., dua..., ti....!

9 C. Intonasi Intonasi ialah tinggi rendahnya nada dalam pelafalan kalimat. Intonasi lazim dinyatakan dengan tanda : - Intonasi naik : Intonasi turun : Intonasi cepat : Intonasi lambat : Berhenti sebentar : / Berheti agaklama : // Kalimat yang diucapkan dengan intonasi akhir menurun biasanya bersifat pernyataan, sedangkan yang diakhiri dengan intonasi menaik umumnya berupa kalimat tanya.

10 D. Jeda Jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran
D. Jeda Jeda adalah hentian sebentar dalam ujaran. Jeda biasanya ditandai dengan tanda koma (,), titik koma (;), titik dua (:), titik (.), tanda tanya (?), dan tanda seru (!). Contoh: (a) Nutrisi apa yang kita peroleh dari makanan tersebut? Apa fungsinya makanan tersebut untuk tubuh kita? (b) Selamat pagi! Saudara-saudara yang saya cintai. (c) Makanan pokok biasanya berasal dari tanaman, baik dari serealia, seperti beras, gandum, jagung maupun umbi-umbian, seperti kentang, ubi jalar, talas, dan singkong.

11 Terima kasih Siapkan ulangan Tugas individu Buka lks hal 6 dan 7 Hal 7 pisahkan antara kata yang lazim/baku dengan yang tidak lazim/tidak baku ke dala kolom masing2 Kerjakan di rumah !


Download ppt "Menyimak lafal, tekanan, intonasi, dan jeda yang baku dan yang tidak"

Presentasi serupa


Iklan oleh Google