Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

Presentasi sedang didownload. Silahkan tunggu

KEBIJAKAN FISKAL FENARO 2011@AYURAI.E.MAK.

Presentasi serupa


Presentasi berjudul: "KEBIJAKAN FISKAL FENARO 2011@AYURAI.E.MAK."— Transcript presentasi:

1 KEBIJAKAN FISKAL FENARO

2 KEBIJAKAN FISKAL Pengeluaran Pemerintah (G) Anggaran Upaya Pendapatan
Dan Belanja Negara Upaya Pemerintah mencapai sasaran ekonomi Melalui Pajak (Tx) Pertumbuhan Ekonomi Pemberdayaan Penuh Stabilitas Harga Keseimbangan Eksternal FENARO

3 MEKANISME KEBIJAKAN FISKAL
Permintaan Barang dan Jasa naik Pengeluaran Pemerintah dinaikkan Ekonomi Lesu Pendapatan Riel naik Pajak Dikurangi Produksi Barang dan Jasa naik Kegiatan Ekonomi Meningkat FENARO

4 FUNGSI KEBIJAKAN FISKAL
Fungsi Alokasi Fungsi Stabilisasi Fungsi Distribusi FENARO

5 Berimbang  Penerimaan = pengeluaran
Prinsip APBN: Berimbang  Penerimaan = pengeluaran Surplus  Penerimaan > pengeluaran Defisit  Penerimaan < pengeluaran Menutup defisit :  Cetak uang  Menerbitkan obligasi  Hutang DN / LN FENARO

6 FENARO

7 FENARO

8 Pajak pertambahan nilai Pajak bumi dan bangunan Cukai Bea masuk
Pengeluaran Negara: Konsumsi Pemerintah Investasi Pemerintah Pemberian subsidi Pemberian transfer Pajak: Pajak penghasilan Pajak pertambahan nilai Pajak bumi dan bangunan Cukai Bea masuk Pajak ekspor FENARO

9 KEBIJAKAN MONETER DAN PERBANKAN
FENARO

10 MANAJEMENEKONOMI MAKRO
Pertumbuhan Ekonomi Full Employment Stabilitas Harga External Equilibrium TUJUAN PEMBANGUNAN Masyarakat yang adil dan makmur Fiskal Moneter Harga International Trade MANAJEMENEKONOMI MAKRO FENARO

11 KEBIJAKAN MONETER Suku Bunga Upaya Pemerintah mencapai Investasi
sasaran ekonomi Melalui Investasi Jumlah Uang Beredar Kegiatan Produksi Pertumbuhan Ekonomi Pemberdayaan Penuh Stabilitas Harga Keseimbangan Eksternal FENARO

12 KEBIJAKAN MONETER Kebijakan Ekspansi  Kebijakan yang ditujukan untuk
memperluas kegiatan ekonomi. Easy Money Policy  Menambah jumlah uang beredar Kebijakan Kontraksi  Kebijakan yang ditujukan untuk mempersempit kegiatan ekonomi. Tight Money Policy  Mengurangi jumlah uang beredar FENARO

13 KEBIJAKAN MONETER Uang  Segala sesuatu yang secara umum diterima sebagai alat tukar Sebagai alat pembayaran/alat tukar Fungsi uang Sebagai alat penyimpan kekayaan Sebagai alat penilai Jenis uang Commodity money Fiat money FENARO

14 KEBIJAKAN MONETER Untuk Transaksi Pendapatan Permintaan Uang Untuk
Berjaga-jaga Pendapatan Untuk Spekulasi Suku Bunga FENARO

15 KEBIJAKAN MONETER M1 Arti Sempit Kartal + Giral Penawaran Uang M2
M1 + Uang Kuasi M3 M2 + Instrument Keuangan FENARO

16 INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN
KEBIJAKAN MONETER INTERAKSI ANTARA PERMINTAAN DAN PENAWARAN UANG Suku Bunga MS Menentukan Suku Bunga i MD Jumlah Uang FENARO

17 TRANSMISI MEKANISME KEBIJAKAN MONETER
Operasi Pasar Terbuka Suku Bunga SBI Suku Bunga Kredit Investasi dan Konsumsi Cadangan Minimum Jumlah Uang Beredar Likuiditas Bank Moral Persuasion Pertumbuhan Ekonomi Pemberdayaan Penuh Stabilitas Harga Keseimbangan Eksternal FENARO

18 PERANAN PERBANKAN NASIONAL DALAM PEREKONOMIAN
Pertumbuhan, Inflasi Kebijakan Moneter Konsumsi, Inventasi, Ekspor Suku Bunga Uang Beredar FENARO

19 PERANAN PERBANKAN Perantara Keuangan PERBANKAN Mencari Kredit
Mencari Tempat Aman Pemilik uang Membutuhkan uang PERBANKAN Bunga Pinjaman Bunga Simpanan FENARO

20 PERBANKAN DI INDONESIA
SENTRAL BANK INDONESIA *) BRI, BNI, MANDIRI, BTN, BEI 5 2,027 BANK KOMERSIAL 132 BANK PEMERINTAH BANK KOMERSIAL BANK PEMBANGUNAN DAERAH 26 1,003 BANK BANK PERKREDITAN RAKYAT(BPR) 76 4,529 BANK SWASTA NASIONAL 7,479 BANK ASING DAN JOINT VENTURE *) TIDAK TERMASUK BRI Unis =4,049 31 126 FENARO

21 BANK INDONESIA (BANK SENTRAL)
MISI Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter dan pengembangan stabilitas sistem keuangan untuk pembangunan nasional jangka panjang yang berkesinambungan. SASARAN UTAMA Memelihara Kestabilan Moneter FENARO

22 MASALAH UTAMA YANG DIHADAPI
Inflasi yang meninggi Depresiasi nilai Rupiah terhadap US Dollar Melambatnya Pertumbuhan Ekonomi FENARO

23 BEBERAPA KEBIJAKAN YANG DIAMBIL
Memberlakukan kebijakan moneter ketat Menaikkan tingkat suku bunga Menaikkan Giro Wajib Minimum 5%+++ FENARO

24 Perkembangan Kredit Perbankan (Rp. Miliar)
FENARO

25 ARSITEKTUR PERBANKAN NASIONAL
FENARO

26 FENARO

27 ARSITEKTUR PERBANKAN INDONESIA
Strategi membangun Industri Perbankan yang kuat Kerangka Dasar Arsitektur Perbankan Indonesia: Pilar 1  Struktur Perbankan yang sehat Pilar 2  Sistem Pengaturan yang efektif Pilar 3  Sistem Pengawasan yang independen dan efektif Pilar 4  Industri Perbankan yang kuat Pilar 5  Instruktur Pendukung yang mencukupi Pilar 6  Perlindungan Konsumen FENARO

28 Program Penguatan Struktur Perbankan Nasional:
- Memperkuat permodalan Bank  modal minimum bank umum Rp 100 miliar  modal pendirian bank baru Rp 3 triliun - Memperkuat daya saing BPR - Meningkatkan akses kredit Program Peningkatan Kualitas Pengaturan Perbankan - Memformalkan proses sindikasi dalam membuat kebijakan perbankan  melibatkan pihak III/panel ahli/riset di daerah/pusat - Implementasi secara bertahap 25 Basel Core Principle for Effective Banking Supervision FENARO

29 Program Peningkatan Fungsi Pengawasan
- Koordinasi antar lembaga pengawasan - Konsolidasi sektor perbankan Bank Indonesia - Meningkatkan kompetensi pemeriksa Bank - Mengembangkan sistem pengawasan berbasis risiko - Meningkatkan efektivitas penegakan peraturan Program Peningkatan Kualitas Manajemen dan Operasional - Meningkatkan Good Corporate Governance - Meningkatkan kualitas manajemen risiko perbankan - Meningkatkan kemampuan operasional bank FENARO

30 Program Pengembangan Infrastruktur Perbankan
- Mengembangkan lembaga pengelolaan kredit - Mengoptimalkan penggunaan lembaga pemeringkat kredit (credit bureau) Program Peningkatan Perlindungan Nasabah - Menyusun standar mekanisme pengaduan nasabah - Pendirian lembaga mediasi perbankan yang independen - Menyusun transparansi informasi produk - Mendorong bank melakukan edukasi kepada konsumen FENARO

31 VISI PERBANKAN KEDEPAN
PERMODALAN (Rp Triliun) BANK INTERNASIONAL 2 sampai 3 bank 50 BANK NASIONAL 3 sampai 5 bank 10 BANK DENGAN FOKUS: 30 sampai 50 bank DAERAH KORPO- RASI RITEL LAINNYA 0,1 BANK DENGAN KEGIATAN USAHA TERBATAS BPR FENARO

32 SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN
* Subsidi BBM FENARO

33 SUBSIDI DALAM KEGIATAN EKONOMI
Sebuah kegiatan yang dibantu subsidi secara terus menerus sangat tidak baik, karena membuat kegiatan tersebut tidak mandiri. Jika pemberi subsidi mampu belum ada masalah, namun jika pemberi subsidi sudah tidak kuat lagi, akan muncul masalah besar pada pihak penerima dan pemberi subsidi. Ekonomi tanpa subsidi adalah ekonomi yang sehat. Jika subsidi dihilangkan, secara bertahap, akan tercipta ekonomi yang sehat dan mandiri. Cukup sulit merubah kebiasaan dari tergantung subsidi menjadi mandiri. Namun kemandirian adalah lebih baik daripada ketergantungan. FENARO

34 satu tahun berjumlah Rp 33.404.800.000.000.
Jika harga BBM Rp per liter harga BBM luar negeri Rp per liter, berarti ada Subsidi Rp per liter Kebutuhan BBM di Indonesia juta liter per hari. produksi dalam negeri hanya 178 juta liter per hari. kekurangannya diimpor juta liter per hari Maka uang yang harus dipakai mensubsidi 64 juta liter tersebut berjumlah Rp per hari dan dalam satu tahun berjumlah Rp Subsidi selama ini dianggap kurang mencapai sasaran karena sebagian besar hanya dinikmati langsung oleh mereka yang memiliki kendaraan bermotor saja, dan para pengusaha angkutan atau pemilik industri. Sekitar 84% dari bensin yang beredar di masyarakat habis digunakan oleh orang yang mampu dan hanya 16%nya yang dinikmati oleh mereka yang miskin. FENARO

35 DAMPAK SUBSIDI DALAM PEREKONOMIAN
Kerugian Produsen= PdEBPw Surplus Konsumen = PdEAPw A B Pw SUBSIDI Pd E DEAD WEIGHT LOSS AEB D Q FENARO

36 KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
Jenis BBM Harga Lama Maret Oktober Premium Rp 1.810 Rp Rp 4.500 Minyak Tanah Rp Rp. 700 Rp 2.000 Solar Rp 1.650 Rp 2.100 Rp 4.300 FENARO

37 DANA PROGRAM KOMPENSASI PENGURANGAN SUBSIDI BBM
FENARO

38 Sejak tahun 2000 pemerintah menghentikan subsidi BBM secara bertahap
Sejak tahun 2000 pemerintah menghentikan subsidi BBM secara bertahap. Dana subsidi BBM dialokasikan untuk program kompensasi yang diperuntukan bagi masyarakat miskin dengan perincian sebagai berikut: Tahun 2000: Dana Kompensasi Sosial (DKS) yang terdiri dari program Pembangunan Prasarana, Dana Tunai dan Dana Bergulir, dengan alokasi dana sebesar Rp. 807 milyar. FENARO

39 Tahun 2001: Program Beras Murah, Kesehatan, Pendidikan dan Prasarana Air Bersih, Dana Bergulir, Bantuan Transportasi, dan Bantuan Kesejahteraan Sosial, dengan alokasi dana sebesar Rp. 2,2 trilyun; tahun 2002 sebesar Rp. 2,85 trilyun, dan tahun 2003 sebesar; Rp. 4,4 trilyun. FENARO

40 Pada dasarnya Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM mengambil dua bentuk, yaitu: 1. bentuk pemberian bantuan langsung seperti beras murah, Bantuan makanan, dan bantuan tunai; 2. bentuk pemberdayaan masyarakat seperti Dana Bergulir dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir. FENARO

41 Program Kompensasi Pengurangan Subsidi BBM tahun 2005 meliputi empat bidang yaitu:
Bidang Pendidikan dialokasikan dana sebesar Rp. 6,27 trilyun untuk pemberian Biaya Oprasional Sekolah (BOS) dan beasiswa reguler untuk tingkat SMA/SMK/MA serta menjamin siswa miskin tetap sekolah. Bidang Kesehatan dialokasikan dana sebeasr Rp. 3,87 trilyun untuk pemberian pelayanan kesehatan gratis di Puskesmas dan jaringannya, serta pelayanan kesehatan di rumah sakit pemerintah dan swasta (yang ditunjuk) di kelas III dan di Puskesmas FENARO

42 Bidang Infrasturktur Perdesaan dialokasikan dana sebesar Rp
Bidang Infrasturktur Perdesaan dialokasikan dana sebesar Rp. 3,34 trilyun yang difokuskan kepada desa tertinggal yang membutuhkan penyedian, peningkatan dan perbaikan di bidang perasarana jalan dan jembatan perdesaan, prasarana irigasi perdesaan dan prasarana air bersih di perdesaan. Bidang Bantuan Langsung Tunai dialokasikan dana sebesar Rp. 4,65 trilyun untuk pemberian uang tunai sebesar Rp /Rumah Tangga/bulan kepada 15,5 juta Rumah Tangga Miskin. FENARO

43 BANTUAN LANGSUNG TUNAI KEPADA RUMAH TANGGA MISKIN
PENERIMA - Keluarga miskin hasil survei BPS. - Menjaga persepsi bahwa garis kemiskinan yang digunakan adalah garis kemiskinan yang selama ini dikenal.  Makanan setara kilo kalori + non makanan. - Garis kemiskinan terukur. FENARO

44 KRITERIA KELUARGA PENERIMA BLT
Badan Pusat Statistik (BPS) melakukan pen-cacahan orang miskin dengan melibatkan berbagai pihak/sumber, antara lain dari: Pemerintah Daerah. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Daftar Keluarga Miskin yang menerima pembebasan biaya sekolah dan perawatan kesehatan. Ketua RT/satuan lingkungan sosial ter-kecil. FENARO

45 - Luas dan jenis lantai bangunan. - Jenis dinding bangunan.
KRITERIA KEMISKINAN: - Luas dan jenis lantai bangunan. - Jenis dinding bangunan. - Fasilitas jamban/kakus. - Sumber air minum. - Sumber penerangan utama. - Jenis bahan bakar untuk masak. - Kemampuan membeli daging/ ayam/ susu dalam seminggu. - Frekuensi makan dalam sehari. - Kemampuan membeli pakaian baru dalam setahun. - Kemampuan berobat ke puskemas/poliklinik. - Lapangan pekerjaan utama kepala rumah tangga. - Pendidikan kepala rumah tangga. - Kepemilikan asset liquid (minimum Rp.500 ribu). - Anak usia sekolah yang putus sekolah. FENARO

46 PERKIRAAN JUMLAH PENDUDUK/KELUARGA MISKIN
( 2005 ) Garis Kemiskinan (Setiap Orang/Bulan) Jumlah Rp ,- 16 juta jiwa 4 juta KK Rp ,- (garis kemiskinan yang biasa digunakan) 40 juta jiwa 10 juta KK Rp ,- (near poor) 62 juta jiwa 15,5 juta KK Sumber: BPS Bantuan Langsung Tunai (BLT) adalah sebesar Rp ,-/rumah tangga/bulan. Bila ingin mencakup near poor untuk bulan Oktober, November, dan Desember 2005 dibutuhkan Rp.4,65 triliun (15,5 juta KK x Rp ,-). FENARO

47 - Dibayarkan per 3 bulan  Rp.300.000,-
BESARNYA BANTUAN - Rp ,-/bulan/rumah tangga. - Dibayarkan per 3 bulan  Rp ,- - Garis kemiskinan ± Rp ,-/bulan/orang ≈ Rp ,-/bulan/rumah tangga. - Tujuannya adalah mempertahankan tingkat konsumsi/kesejahteraan rumah tangga miskin ketika terjadi kenaikkan harga BBM. FENARO

48 KAJIAN MIKRO ATAS BANTUAN TUNAI LANGSUNG
FENARO

49 PERUBAHAN HARGA: Income & Substitution Effects
Pengaruh perubahan konsumsi pada suatu barang terkait dengan perubahan pada harga (relative price) yaitu slope dari budget line. Income Effect Pengaruh pembelian suatu barang karena terjadi perubahan pendapatan (real income) yaitu posisi dari the budget line FENARO 2

50 Harga barang X turun Substitution effect: E1  E2 Income effect:
Barang lain (Y) Substitution effect: E1  E2 Income effect: E2  E3 E1 E3 E2 U2 U1 X1 X2 X3 Barang X FENARO 3

51 Mengukur Perubahan Kemakmuran Akibat Perubahan Harga
Ketika harga turun (naik) akan membuat individu semakin membaik (memburuk) tingkat kemakmurannya. Menghitung perubahan kemakmuran menggunakan Compensation Variation (CV) FENARO 5

52 Compensating Variation (CV)
minimum (maximum) jumlah uang yang harus diberikan (diambil) dari seorang individu agar dia berada dalam tingkat kemakmuran sebelum terjadi kenaikan (penurunan) harga. FENARO 6

53 Kenaikan Harga BBM (barang yang terkait dengan BBM)
Barang lain (Y) M1 COMPENSATION VARIATION Kenaikan harga BBM (barang yang Terkait BBM) membawa kemakmuran Turun Dari U1 ke U 2. Untuk memper- Tahankan tingkat kemakmuran di U 1 Diperlukan dana kompensasi (Compensation Variation). M1 E2 E3 E1 U1 U2 M0 – M1 X3 X2 X1 Barang X FENARO 3

54 BANTUAN TUNAI LANGSUNG
Agar Bantuan Tunai Langsung Tidak mengurangi tingkat kemakmuran (kemiskinan) maka besarnya dana Bantuan Tunai Langsung minimal adalah sebesar garis M0 – M1. Apakah Rp sudah memadai dengan M0 – M1? M0 – M1 tidak dimaksudkan untuk menjadikan orang miskin menjadi tidak miskin, namun sekedar menjadikan orang miskin tidak menjadi lebih miskin dari sebelumnya. FENARO

55 PROSPEK BANTUAN TUNAI LANGSUNG
APAKAH yang terpikir di dalam hati kita ketika menyaksikan kejadian ketika ada niat pemerintah membantu mereka yang paling miskin dengan bantuan 100 ribu rupiah per kepala? Kita menyaksikan Waginem (80), Wadiman (70), dan Kasipah (80) menghembuskan napas terakhir secara mengenaskan saat antre untuk mendapatkan dana bantuan langsung tunai? Atau ketika seorang Ketua RT ditikam mati oleh massa yang tidak puas dengan cara pembayaran bantuan langsung tunai? Andreas A Yewangoe., Ketika Bantuan Langsung Tunai Jadi Petaka., Suara Pembaruan FENARO

56 Contagion effect (multiuplier effect) dari kenaikan harga BBM
mengatrol harga-harga barang lain ikut naik khususnya transportasi membawa inflasi kepada double digit (17,89 persen Oktober 2005 year to year). Ditakutkan akan marak terjadi pemutusan hubungan kerja, yang selanjutnya menambah jumlah penduduk miskin, yang pada gilirannya akana menambah jumlah bantuan tunai langsung mengurangi kemampuan stimulus fiscal. Penurunan investasi ditakutkan akan terjadi karena mahalnya biaya investasi (tingginya suku bunga) menghambat pertumbuhan ekonomi. FENARO

57 Distribusi Subsidi BBM
DISTRIBUSI PENGELUARAN UNTUK BBM MENURUT KELOMPOK PENGELUARAN Kelompok Pendapatan Distribusi Subsidi BBM Dalam Trilliun Rupiah 20% teratas 43% 48,9 20% kedua teratas 23% 26,2 20% di tengah 16% 18,2 20% kedua terbawah 11% 12,5 20% terbawah 7% 7,9 Jumlah 100% 113 Sumber: Diolah dari Data BPS 2002 FENARO

58 FENARO


Download ppt "KEBIJAKAN FISKAL FENARO 2011@AYURAI.E.MAK."

Presentasi serupa


Iklan oleh Google